Kalian seperti bibit yang bertunas. Kalian akan bertumbuh dan berkembang menjadi pohon yang kokoh. Tapi ingatlah perjuangan untuk menjadi pohon, butuh perjuangan, wahai tunas.
Hei , hei lihat, dia datang!
.
Wah, seperti biasa selalu heboh ya?
.
Keluarga Hyuuga memang hebat.
.
Hah.. ternyata sekolah elit memang berisi orang elit. Apalagi kelasku.
.
Hm? Oh iya, kelasmu ada Hyuuga dan cucu mantan Presiden itu kan?
.
Ssst! Sst! Dia lewat!
.
Pagi yang cerah. Tidak panas, tapi tidak mendung. Walaupun agak sedikit dingin karena sedang musim gugur, tapi tak mengurangi keindahan pagi yang cerah itu. Dedaunan pohon ginko yang menguning mulai berguguran. Berjatuhan di tanah, seakan menunggu ada yang mau berbaring di atasnya.
"Selamat pagi, Hanabi-san!" Kata sekawanan pria yang sudah berkumpul di dekat orang yang mereka sapa.
"Apa kabar, Hanabi-sama?" Kata sekawanan wanita yang juga berkumpul di dekat kawanan laki-laki tadi.
"Hari ini cerah, ya, Hanabi-san?" Kata kawanan adik kelas yang ikut bergerombol mengelilingi orang yang disapa.
Awalnya mereka hanya menyapa. Tapi lama kelamaan menjadi brutal. Mereka berebut ingin memegang tubuh seorang yang bernama Hanabi itu. Bahkan saking brutal, sampai ada yang terlempar dari kerumunan itu. Jika diibaratkan pertandingan sepakbola, mungkin kericuhannya setara dengan penonton yang mengamuk di Kridosono karena tim-nya kalah.
"A-Anno.. Permisi!" Kata si Hanabi yang dikerumuni itu tanpa daya. Ia bisa saja berteriak agar mereka minggir. Tapi itu sangatlah bukan Hyuuga.
Ia merasa gerah dan panas. Padahal hari ini sangat sejuk. Tangannya gatal untuk menampar atau mencubit. Emosi sang Hanabi Hyuuga sepertinya telah berkoar-koar.
"Hei, anak-anak! Cukup!" Seru seorang guru dari kejauhan.
'Guru Kakashi, I LOVE YOU!' Jerit Hanabi,
Dalam hati tentunya,
Gerombolan tadi segera menyingkir saat melihat bahwa guru paling disegani menegur mereka. Membuat Hanabi seakan ingin menjerit sambil menari balet karena ruangan di sekelilingnya sudah kosong.
Tapi ekspresi gembiranya mendadak hilang saat ia melihat seorang laki-laki lewat.
oOo
GROWING SPROUT
Episode: I hate you? Nah, you hate me. I don't hate you.
Warning: OOC, AU Highschool, OC, GAJE, LEBAY
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Pair: Konohamaru x Hanabi
oOo
Laki-laki yang ia maksud sedang meluncur dari gerbang sekolah menggunakan sepedanya. Helai-helai rambut jabriknya yang kecoklatan bergerak lembut mengikuti arah angin. Ia memakai headset dan sedikit bergumam-gumam, bisa ditebak bahwa ia menyanyi. Di sekitar mulutnya ada sedikit remah-remah roti, menandakan bahwa ia sarapan di atas sepeda. Sepeda gunung warna birunya melaju cepat. Tapi walaupun lajunya cepat, kecepatannya cukup untuk membuat para gadis menangkap pemandangan pagi itu dan menjerit,
"KYAA! SARUTOBI-KUUN!"
Dan sekali lagi, untuk kedua kalinya dalam pagi ini, Hanabi ingin menjerit dan menampar seseorang.
Begitulah suasana pagi hari dari sekolah megah dan elit yang bernama Golden Clover Academy. Sekolah untuk anak-anak kaya dan jenius dari seluruh penjuru Konoha.
"Selamat pagi!" Kata Hanabi ramah sambil membuka pintu. Tapi tidak ada yang menjawab panggilannya.
Ternyata di kelas itu hanya ada satu orang yang sepertinya tidak sadar kalau ia datang. Siapa lagi kalau bukan Konohamaru. Ia sedang mendengarkan musik sambil termangu menatap langit yang cerah. Seragamnya ia biarkan keluar-masuk tak beraturan. Tapi yang membuat Hanabi sebal adalah,
'Kenapa orang malas dan urakan ini bisa menjadi sainganku?' Jerit Hanabi dalam hati.
Yep. Bukan rahasia lagi bahwa Konohamaru Sarutobi selalu menjadi saingan Hanabi Hyuuga. Entah dalam penampilan, pelajaran, tampang, bahkan fans terbanyak. Atau mungkin lebih tepatnya, Hanabi yang selalu mengibarkan bendera peperangan diantara mereka berdua. Padahal Konohamaru tidak pernah menanggapi tantangan Hanabi. Tapi, segala sesuatu yang dilakukan Konohamaru sepertinya selalu salah untuk Hanabi.
Saking terlelap dalam lamunannya, Hanabi tidak sadar bahwa kelas telah cukup ramai dan sudah mulai dimasuki oleh 'penghuni' kelas lain.
Siapa lagi kalau bukan,
"Konohamaru~!" Seru seorang gadis sambil menghampiri Konohamaru dan merebut headset dari telingannya.
"A-a-a.. duh.. apa-apaan sih kau, Moegi?" Kata Konohamaru saat headsetnya ditarik paksa dari telinganya.
"Habis, kalau tidak ditarik, kaupasti tidak akan mendengarnya!" Kata Moegi sambil cengengesan. Gadis periang berkucir dua ini sepertinya sedang penuh semangat.
"Hei, Hei, Moegi, sepertinya tidak sopan kalau anak-anak Silver Class seperti kita masuk ke kelas Platina." Kata seorang laki-laki dengan model rambut menyerupai ember dan matanya dihiasi kacamata bundar.
"Ahh, sudahlah Udon! Memangnya ada tulisan, Silver Class dilarang masuk, eh?" Kata Konohamaru sambil tersenyum tipis. Senyuman maut itu bisa saja menumbangkan beberapa gadis sekaligus. Sayangnya, Konohamaru tidak pernah sadar.
"Iya, sih.. Tapi 'kan aneh saja. Golongan biasa seperti kami masuk ke kelas untuk anak-anak 'khusus'" Kata Udon sambil mendesah pelan.
"Hei! Udon! Memangnya kenapa kalau kita tidak sekaya dan sehebat anak Platina Class? Yang penting kita tidak punya sifat sombong seperti penghuni kelas ini!" Kata Moegi dengan sedikit berteriak.
""EHEEM!"" Sindir beberapa orang yang sudah ada di dalam kelas. Mereka merasa tersindir karena memang ada di antara mereka yang sombong, tapi TIDAK semuanya.
"Jangan main pukul rata!" Seru seseorang gadis dengan rambut cokelat yang menjuntai indah. Ia bisa dengan jelas mendengar perkataan Moegi, karena posisi duduknya hanya di seberang kanan meja Konohamaru. Ia sama sekali tidak melirik Moegi. Ia menatap marah ke depan. Tapi kata-kata itu pasti sangat menusuk Moegi.
Walaupun perkataan itu menusuk Moegi, tapi perkataan itu menjadi obat hati para penghuni Platina Class yang menjadi korban 'main pukul rata' Moegi. Dalam hati, para korban tersebut berseru, 'BRAVOO HANABI-HIMEE! TAK SIA-SIA AKU SEKELAS DENGANMU!"
"E-Eh? Ta—Tapi memang begitu kan? Mentang-mentang kaya kalian—"
"Memangnya kalau kami kaya kenapa? Kalau kami 'jenius' seperti kata-katamu tadi kenapa? Tidak semua dari kami sombong! Kami selalu berusaha dengan potensi yang kami miliki agar menjadi yang terbaik!
JLEB
"..bukan hakmu untuk menilai kami seperti itu! Kecuali kau adalah orang yang selalu tertidur dan asal menilai.."
JLEB
JLEB
"..walaupun kami satu kelas, jangan sama-ratakan kami!"
Setelah selesai pidato singkat dari Hanabi, banyak penghuni kelas yang bertepuk tangan. Tapi yang tersindir, hanya diam saja. Termasuk satu orang yang tidak berusaha dengan potensinya, selalu ketiduran, dan sering asal menilai ; Konohamaru.
Kalau kita melihatnya baik-baik, banyak pisau-pisau dan panah kata-kata yang menghujamnya. Tubuhnya 'bersimbah darah' dan mematung di tempatnya.
Sementara di sebelahnya, seorang gadis telah berubah menjadi batu dan bertampang 'cengo'.
"Ta-Tapi.."
"Sudahlah Moegi. Benar apa yang dikatakan Hanabi. Kau harus contoh dia, Gadis lemah lembut.."
JLEB
"..tidak pernah berteriak.."
JLEB
"..tidak pernah memukul orang.."
JLEB
"..rajin dan berbakti pada kakak serta sepupunya. Terutama pada teman masa kecilnya."
JLEB
JLEB
JLEB
Skak! Sekarang giliran Hanabi yang ditusuk-tusuk ribuan pisau dan 'bersimbah darah' di tempatnya. Sedangkan melihat reaksi Hanabi yang seperti itu, Konohamaru hanya tertawa puas.
"Gomenasai.." Kata Moegi lirih.
'YEAAAH! BRAVO!' Jerit beberapa orang d dengan penuh kepuasandalam hati saat Moegi mengatakan itu.
Greeek..
Terdengar pintu digeser dan keluar sesosok gadis yang jika dilihat dari atas kebawah, sangatlah, 'WAH'
""EHEM!"" Semua orang berdeham lagi. Sepertinya yang baru dibicarakan sudah muncul.
"Hei.. Kenapa semua orang melihatku seperti itu?" Seru gadis itu dengan penasaran. Jelas saja, begitu masuk ia langsung menjadi bahan sindiran seakan ia mengenakan sebuah baju safari berwarna pink dan hijau nge'jreng'.
Tidak heran kenapa semua orang meliriknya demikian. Ia adalah 'Queen Bee' di Platina Class. Ayumi Chikage. Ibunya adalah pemilik butik terkenal yatu butik Chikage. Walaupun parasnya cantik, tapi sifatnya yang suka pamer itu benar-benar membuat jengah beberapa orang.
oOo
"Jadi jika kita gunakan persamaan ini. Kita akan bisa menemukan jawabannya, yaitu akar x."
Srek
Srek
Suasana kelas hening. Hanya terdengar suara gesekan pena atau pensil yang menyentuh kertas dengan kasar. Gesekan yang ditimbulkan benda tersebut membekaskan tinta di kertas dalam buku para siswa. Buku-buka mereka yang tadinya kosong, kini telah berisi rumus-rumus matematika.
Tapi berbeda dengan dua orang yang sepertinya telah terbawa ke dunianya sendiri.
—Hyuuga Hanabi—
'SIAL, SIAL, SIAL.. Apa-apaan si Konohamaruk itu? Memangnya kenapa kalau aku tomboy? Ahh.. tidak aku tidak tomboy! Err.. Aku hanya –kurang elegan! Ya, kurang elegan! Memangnya kenapa? AAARGH..'
PLETAAK!
'MATI, penggarisku..' ..patah. Yep, penggaris Hanabi yang menjadi obyek pelampiasan emosinya patah dan membuat si guru angker langsung membalikkan badannya.
"SUARA APA ITU?"
'MATI, Tuhan selamatkan hambamu dari hukuman maut yang menanti..'
—Sarutobi Konohamaru—
'Wake up everyone.. how could you sleep at time like this..'
Terdengar lagu Jason Mraz – Make it mine dari headset milik Konohamaru. Jangan salah.. walaupun lagunya ceria dan jelas-jelas lirik pertamanya 'wake up everyone –semua orang, bangunlah', tetapi tidak mempengaruhi Konohamaru yang dengan pulas tertidur di mejanya seakan sedang ada di rumah sendiri.
Kejadian itu berlangsung beberapa menit sampai gendang telinganya didobrak dengan keras oleh suara yang menembus headset miliknya.
"SUARA APA ITU?"
Dengan spontan Konohamaru bangun dari tidurnya. Pikiran pertamanya adalah, 'MATI, masa suara dari I-Podku kedengeran sampe depan? Apa nih headset rusak?'
—Back to the Class—
"SUARA APA ITU?" Seru si Guru yang dianggap angker alias sangat tegas, guru Shino. Dibalik sikapnya yang pendiam dan suka mengalah —sebenarnya bukan suka mengalah, tetapi saking pendiamnya, ia sering dilupakan orang-orang dan akhirnya ia secara tidak langsung dianggap mengalah— ia sangat tidak bisa membiarkan ada yang melakukan interupsi dadakan saat pelajarannya.
'Siapa lagi yang buat masalah?' desis semua murid kelas Platina berbarengan. Setelah kejadian Aoi Rokusho yang diusir dari kelas karena terlambat, —itupun karena di jalan ia berpapasan dengan guru Lee, dan membuat ia harus diceramahi, dengan penuh semangat masa muda, selama satu jam— para murid tidak mau kelas Platina mendapatkan image buruk lagi.
Hyuuga Hanabi, sang tersangka, telah merasa bahwa jantungnya telah senam-salto-dan jungkir balik di dalam rongga dada sebelah kiri miliknya. Di telinganya terngiang suara music 'Indonesia bersatu' yang menandakan bahwa jantungnya kini telah melalui tahap pemanasan dan memasuki tahap inti. Peluh menetes dari pori-porinya. Darah Hyuuga yang mengalir dalam tubuhnya berdesir dan mensugestinya untuk mengaku bahwa ia salah. Yeah, it is SOOO HYUUGA.
Sarutobi Konohamaru, yang merasa dirinya adalah sang tersangka,dengan segera melepas headsetnya dan menyembunyikannya di lacinya. Tidak lupa ia mematikan dan menutupinya dengan buku ensiklopedia IPA lengkap. Hampir mirip dengan Hanabi, darah Sarutobi miliknya mengalir cepat, seakan ia ada di podium dan menyatakan bahwa Konoha tidak akan berperang melawan Suna seperti kakeknya. Jiwa kebajikan yang telah menurun dari leluhurnya, mendesaknya untuk mengaku salah.
""Sa-Saya, Pak.."" aku Hanabi dan Konohamaru berbarengan.
Tunggu, si Konohamaru juga ikut mengangkat tangan?
WAAA, WAAA
Seisi kelas menjadi gempar. Dua bintang kelas membuat ulah? Dan di pelajarannya Guru Shino pula.
"Ooh, kalian. Karena kalian baru pertama kali membuat ulah, saya maafkan. Tapi, bagaimanapun saya tidak menyukai suara-suara tadi. Sebagai hukumannya kalian kerjakan dua soal ini."
WHAT THE … ?
Jerit Ayumi Chikage dalam hati. Ia yang duduk di tengah kelas merasa telah terjadi deskriminasi disini. Bagaimana tidak? Ia pernah menjatuhkan kamus Bahasa lengkap saat Guru Shino mengajar dan menimbulkan bunyi 'bedebum' pelan. Tetapi ia disuruh keluar kelas! Sedangkan mereka? Hanya menggarap soal! Bandingkan saudara-saudara!
Tapi tunggu, Ayumi segera mempermak pikirannya saat melihat soal apa yang diberikan. Itu'kan soal ujian setingkat Konoha University? Ralat—lebih baik disuruh keluar kelas daripada menjadi manekin di depan papan tulis karena tidak bisa mengerjakan soal.
Greek
Terdengar suara kursi besi yang berkesekan dengan lantai marmer. Menandakan bahwa Konohamaru dan Hanabi telah memundurkan kursinya
BZZT CTAR
Terdengar suara petir yang timbul akibat pandangan mata Hanabi yang menatap Konohamaru dengan penuh nafsu. Tentu saja nafsu membunuh, tidak, jangan berpikiran macam-macam.
Tapi tentu saja, permusuhan berat sebelah yang dipanasi oleh Hanabi tidak menimbulkan raut wajah yang berbeda di wajah Konohamaru ; wajah tenang yang membuat para gadis menggelepar bak ikan.
Suasana hening untuk beberapa saat. Para murid diam dan tegang melihat Konohamaru dan Hanabi menggarap soal di papan tulis kapur.
"Selesai!" Kata Hanabi sambil meletakkan kapurnya. Ia melirik Konohamaru dengan puas karena ia berhasil menyelesaikan soal terlebih dahulu. Tetapi kepuasannya menghilang saat Konohamaru juga meletakkan kapurnya dan membalikkan tubuhnya menghadap Guru Shino.
"Bagus. Hm.. salah satu dari jawaban kalian salah. Silahkan pikirkan dulu!" Kata Guru Shino sambil membenahi posisi kacamatanya yang frameless. Cukup mempesona, andai saja ia tidak terlalu pendiam.
'Gezz.. Pak, sudah bisa menggarap saja sudah untung. Kenapa harus dibenahi lagi sih?' desis sebagian murid yang cukup peduli di kelas Platina.
"Tidak mungkin jawaban saya salah, Pak. Rumusnya sudah be—
"Jawabanmu salah, Hyuuga." Kata Konohamaru sambil menatap Hanabi dengan tenang. Tangannya mulai meraih kapur untuk menjelaskan kesalahan Hanabi.
Deg
WHAT?
Hanabi memutarkan kepalanya 45 derajat ke arah Konohamaru dengan slowmotion. Jawabannya salah dan diketahui oleh musuhnya?
'You just have a bad day..' Lagu yang Hanabi sendiri lupa dinyanyikan oleh siapa, langsung terngiang di telingannya.
'Lai, lai, lai, lai, lai, lai, panggil aku si Jablai..' lagu itu juga terngiang di pikiran Hanabi, tapi langsung ia tepis. Ini bukan saatnya berdangdut ria.
"Lihat. Dalam persamaan ini, kau lupa bahwa akarnya adalah akar kuadrat. Sehingga bukan jawabannya bukan ini, tapi 5. Jadi kalau dibagikan dengan 0,0031 dan kita masukkan dalam persamaan yang kau namai X ini, akan menghasilkan…
Blah, blah, blah..
Semua ucapan Konohamaru seakan hanya menjadi angin lau di telinga Hanabi. Malas sekali ia mendengarnya.
"… Jadi hasilnya adalah 0, sebenarnya enam angka di belakang 0 ada 8, tapi kita bulatkan saja menjadi 0."
Plok, plok, plok
Seisi kelas memberi tepuk tangan pada Konohamaru. Ahahah.. remuk sudah Hanabi-hime.
"Bagus! Seperti biasa, sangat memuaskan, Sarutobi! Dan Hyuuga, tenang saja, jawabanmu tidak sepenuhnya salah." Kata Gru Shino sambil ikut memberikan tepuk tangan.
"Ya Pak. Trimakasih." Kata Hanabi sambil tersenyum manis. Mengingatkan Shino pada salah satu klan Hyuuga lainnya, yang tentu saja BUKAN Neji Hyuuga.
Kedua bintang kelas tersebut kemudian kembali ke kursi mereka masing-masing. Dengan aura kubunuh-kau dan aura maaf-saya-tidak-takut-dibunuh.
oOo
Pip, pip, pip, pip
New Message Received.
From: Hyuuga, Hinata
Hanabi, nanti kakak yang jemput. Kakak mau minta ditemani beli hadiah untuk Ayah. Bisa? Kamu tunggu di kelasmu ya? Kakak bingung kalau kamu tunggu di depan. Nanti ada Kak Naruto juga. Katanya Kak Naruto mau jemput Konohamaru. Kamu sabar ya? Kalo bosan main sama Konohamaru aja, hehe.. :)
Ha?
Oke, Hanabi bisa menerima isi message dari kakaknya. Tapi yang menjadi sumber masalah di sini adalah:
1. Beli hadiah untuk ayah bersama Hinata = bencana. Kenapa? Karena kalau bersama Hinata, semua barang ia bilang bagus. Dan Hanabi yang mempunyai tempramen kurang bagus, langsung stress sendiri.
2. Menunggu di kelas + Naruto mau menjemput Konohamaru juga.
Kenapa Hanabi ogah menunggu di kelas? Karena mahkluk yang telah membuatnya mati kutu saat pelajaran Matematika tadi, sedang tertidur pulas di mejanya. Tidak lupa, sepasang headset telah menghiasi telinganya.
'Dasar, tidak takut kanker apa, kalau pakai headset terus?' Pikir Hanabi sambil melirik Konohamaru yang tertidur. Sejak pelajaran terakhir, sepertinya ia ketiduran karena angin sepoi-sepoi menyapanya. Hanabi terdiam sejenak menatap sosok Konohamaru yang tertidur dengan latar belakang cahaya matahari. Angin sepoi-sepoi membelai rambut kecoklatan miliknya.
Tanpa sadar, Hanabi berjalan ke arah Konohamaru dan duduk di kursi depan mejanya.
Tanpa sadar Hanabi membungkuk dan mendekatkan pandangan matanya ke depan Konohamaru.
Tanpa sadar, Hanabi memperhatikan tiap lekuk wajah Konohamaru yang sedang tertidur.
Tanpa sadar, Hanabi menyentuh ujung helai rambut Konohamaru. Terasa lembut dan geli.
Tanpa sadar, Hanabi mengingat kenangannya bersama Konohamaru saat mereka masih kecil. Janji mereka untuk selalu bersama, haha.. ternyata benar-benar terjadi.
Tanpa sadar, Hanabi merasa dadanya sakit saat ia menyesali semua yang telah berubah selama ini.
Tanpa sadar, Hanabi hanya memangkukan wajahnya persis di depan wajah Konohamaru, dan diam di sana tanpa bergeming.
Angin mempersatukan helaian rambut mereka. Dan waktu seakan terhenti selama beberapa menit.
Tanpa sadar Hanabi menyadari sesuatu.
Apa semua yang dilakukannya itu benar-benar diluar kesadarannya?
"Hana—..bi.." Suara lembut seorang wanita tercekat saat menangkap pemandangan yang seharusnya tidak untuk dia lihat.
"Ehem.." Terdengar pula suara berat laki-laki yang telah Hanabi kenal.
"Eh—Ah—Hoaaam.. Huh? Kak Naruto? Kak Hinata? Lho Hanabi, kamu 'kok disini?" kata Konohamaru sambil menguap dan mengerjapkan matanya. Sepertinya ia tidak terlalu mengerti kondisi ramai seperti ini.
"Untuk membangunkanmu, Konohamaruk!" Kata Hanabi sambil mengejek Konohamaru dengan sebutan Konoha'maruk'. Ia menepuk pipi kanan dan kiri Konohamaru sambil mengacak-acak rambut pemilik pipi yang Ia tepuk. Hanabi mengkerutkan wajahnya, tapi jelas sekali bahwa wajahnya telah merona menjadi pink.
"Aah.. hentikan memanggilku seperti itu!" respon Konohamaru sambil ikut mengacak-acak rambut Hanabi.
"Hei, hei sudahlah. Kenapa adegan telenovela romantis tadi berubah menjadi channel kartun anak-anak, eh?" Kata pria berambut kuning jabrik yang model rambutnya mirip dengan Konohamaru. Bisa ditebak bahwa Konohamaru melakukan bentuk hubungan social 'identifikasi' kepada pria tersebut. Tapi tetap saja, pria itu lebih tampan dan lebih iseng dari Konohamaru.
"Hah? Telenovela romantis? Siapa? Dimana?" Si bocah telat tanggap, yang harus diakui sangat mirip Naruto saat seumurannya, kini kembali mengerjapkan matanya yang berbulu lentik. Tampangnya sudah benar-benar bingug seakan ia adalah korban hipnotis.
"Lupakan saja Konohamaru. Hanabi, jadi temani kakak?" Kata Hinata lembut sambil mengulurkan tangannya. Pertanyaan itu segera dijawab dengan anggukan dan senyuman singkat dari Hanabi. Ia segera mengambil tasnya dan berjalan pelan ke arah Hinata.
"Konohamaru, kau tidak lupa janji kita 'kan?" Kata Naruto sambil mengedipkan mata kepada Konohamaru.
Janji?
Hah, itu hanya mengingatkan Hanabi kepada masa lalu lagi. Apakah Konohamaru ingat akan janji-janji yang pernah mereka buat? Terutama tentang janji 'itu'?
"Tentu saja, Kak! Aku tidak pernah melupakan janjiku!" Kata Konohamaru sambil ikut mengedipkan matanya. Ia membentuk posisi jarinya seperti Guru Lee.
Bernahkah Konohamaru? Kau tidak akan melupakan janjimu? Lalu, bagaimana jika Hanabi mempertanyakan janjimu? Apakah kau masih akan ingat?
—Episode 1: END—
—To Be Continued—
—TBC—
—YEAH! Fict Konohamaru x Hanabi pertama saya! —
Aaaa.. maaf bukannya melajutkan fict yang sudah ada, malah membuat fict baru? Haaaah.. habis saya ingin memperbanyak fict Konohamaru x Hanabi yang saat saya cek Cuma ada 1 atau 2. Padahal mereka itu unik untuk fict. Saya akhirnya jadi gatel sendiri.
Saya mendukung mereka berdua deh..
Dan untuk perkenalan lebih lanjut, saya sebutkan dulu nama-nama yang sudah tersebut dalam fict ini:
*Konohamaru Sarutobi. Umur: 17, anggota keluarga Sarutobi. Ia adalah cucu mantan Presiden yang kaya. Tapi, ia tidak suka untuk menjadi sosok yang kaya. Ia kurang nyaman dan memilih untuk menjadi sosok yang biasa saja, walaupun sadar, atau tidak, ia telah menjadi sosok yang tidak biasa dan populer. Wajahnya saat besar mari kita bayangkan seperti Naruto yang agak berbeda (?). Tapi ganti warna rambutnya dari kuning menjadi cokelat. Nyerempet Kiba lah. Paling Hobi menatap langit dan mendengarkan music di kelas.
*Hyuuga Hanabi. Umur: 16, anggota keluarga Hyuuga. Bayangkan wajahnya seperti Hinata besar yang agak lebih kurus dan berambut cokelat. Selalu berusaha menutupi sikap tomboynya. Di sekolah yang tahu bahwa ia toboy dan punya kepribadian 'lain' hanya Konohamaru. Banyak yang memanggilnya dengan sebutan Hanabi-hime, karena sifatnya yang 'terlihat' seperti putri. Paling tidak mau kalah dalam hal apapun terutama dengan Konohamaru.
*Shino Aburame. Umur: 28. Guru Matematika. Bayangankan bahwa kacamatanya seperti kacamata Kabuto. Sifatnya tetap pendiam.
*Rock Lee. Umur: 28. Guru Olahraga. Semakin mirip dengan Guru Gai.
*Aoi Rokusho. Minor chara yang munculny di Naruto The Movie atau di gamenya. Saya agak lupa. Kalo nggak salah, cowok berambut gondrong yang pegang tongkat petir. Tapi saya buat dia disini menjadi berumur 17 tahun.
*Ayumi Chikage. Nama yang meluncur begitu saja dari otak saya. Karena tidak tega membuat salah satu chara menjadi agak 'gimana' dan karena disini para chara udah pada dewasa, saya buat OC sendiri. Maafkan kelancangan saya!
*Moegi + Udon. Umur 17 tahun. Anggota silver class. Rambut Moegi masih dikucir dua, tapi arahnya tidak ke atas, tetapi ke bawah (karena sudah tambah panjang). Selian itu Udon tidak ada perubahan. Hanya tambah tinggi saja.
*Tokoh-tokoh lain seperti Naruto, Hinata, Sasuke, Tenten, Neji, Sakura juga akan muncul, tapi sedikit. Umur mereka sekitar 25 tahun ke atas lah.
*Itu saja. Tapi mungkin akan ada tambahan-tambahan lain. :)
Terimakasih sudah membaca.. Maaf kalo jelek, GaJe atau ada misstyp. Saya usahakan perbaiki.
Salam hangat,
.: Moy
