Naruto disclaimer by "kishimoto-sensei"

Sakura-chan life by Sarokun.

Warning : this story can make sick your eye's

Typo's, cerita mungkin kurang menarik,kesalahan pengejaan dan lainnya.

Saya berharap reader-sama menyukainya.

Rate : T - T+ mungkin termasuk M, Genre: romance/drama


Kyoto, 28 mei 2013.

Sinar mentari mencoba mengusikku, membelai hangat wajahku. Ah aku baru ingat, semalam aku diculik oleh mantan tunanganku. Ck, lucu sekali kalau ino tahu, pasti aku ditertawakan, 'sudah besar masih ada yang mau menculikmu?.' Ya, setidaknya itu yang ku pikirkan.

Dia, pria ini, yang ada dihadapanku sekarang, yang sedang memelukku saat ini, yang sedang memejamlan matanya, merengkuh tubuhku dalam dekapan hangatnya, yang membuat diriku menjadi seorang wanita.

Sasuke, tahukah kau aku membencimu, kau menyebalkan, selalu bisa membuatku merasa aman, membuatku serasa diperatikan, dan yang penting membuat jantungku takbisa tenang. Dibalik sikap dingin dan arogannya dirimu, kau pemuda, ah, bukan pemuda karena baru saja semalam kau menjadi seorang pria. Aku mencintaimu, sanga mencinaimu, walaupun membencimu, aku tetap tak bisa menghilangkan rasa cinta ini.

Aku ingin memejamkan mataku lagi . oh, rasanya sangat melelahkan semalam. Kami-sama, apakah tindakanku sudah benar? Menerima kembali dirinya, dirinya yang pernah mengkhianatiku, berselingkuh dengan salah satu teman dekatku, dan dengan bodohnya aku ditipu selama hampir satu bulan. Ck, benar-benar menyebalkan.

Aku mengubah pisisiku yang tadinya menghadap Sasuke, kini mencoba melonggarkan sedikit pelukannya untuk membelakanginya. " Ugh, sakit sekali" ucapku parau. Aku hanya bisa meleguh saat ku gerakan pinggulku. Oh, aku baru ingat 'punya sauke' masih didalam, bagaimana ini sakit sekali. Sedikit demi sedikit ku gerakan lagi pinggulku untuk melepas 'miliknya'. " Ah,yess." Akhirnya terlepas juga.

Posisiku sekarang sudah menghadap dinding kamar sasuke –sebenarnya ini kamar apartemen pribadi miliknya, aku pernah kesini saat masih berstatus sebagai tunangannya-, dapat kurasakan tangannya yang sempat terlepas merengkuhku kembali. Melingkarkan kakinya ke atas kakiku, dan menyembunyikan wajahnya di lekungan leherku.

terkadang kau begitu dingin padaku, tapi kau selalu bisa membuatku nyaman. Sasuke, benarkah kau sudah berubah, benarkah janjimu yang kau ucapkan semalam, jangan buatku kecewa lagi. Aku lelah dengan hubungan ini, sebenarnya aku ingin melupakanmu, bahkan aku sudah hampir mkenemukan penggantimu. Andai saja semalam kau tak datang menculikku, mungkin aku sudah menjadi milik orang lain. Dan dapat dipastikan aku akan menjadi Nyonya Akasuna.

Akasuna? Hei semoga sasori baik-baik saja. Saat aku tinggal seorang diri dikafe itu, bagaimana perasaannya ya? 'maaf sasori-kun, tuan uchiha ini begitu egois, hingga menculikku darimu, dan dibawa kabur ke kota lain. Haha lucu sekali kalau mengingat mimik wajah sasuke semalam, seperti anak kecil yang memohon pada ibunya untuk diajak pergi jala-jalan, mata hitamnya sayu tidak tajam seperti dulu lagi, tangannya gemetar dan langkah kakinya saat menyeretku kedalam mobil, dan-aku sungguh tidak tahu lagi kelanjutannya karena terakhir yang ku ingat dia menyekap hidungku dengan selembar sapu tangan- aku terbangun sudah didalam kamar sasuke. Sedikit keributan kecil, tumpahnya air mataku hingga momen dimana Sasuke bersimpuh dihadapanku hanya untuk kembali di sisiku.

"Emh, kau sudah bangun?" tanya pria angkuh yang sekarang menjadi tunanganku kembali.

"Ya." Jawabku sekedarnya. Memangnya apa yang harus aku jawab? Menggodanya? Mengatakan 'apa kau menikmati yang semalam?' oh, ayolah, aku wanita baik-baik.

"Jangan dingin seperti itu! Aku tak suka!"

Oh no! Apa yang baru saja dia katakan? Dingin? Tidak suka? Oh Tuan Muda, kau harusnya sadar siapa yang dingin dan menyebalkan selama ini? Itu KAU!

"Ck, jangan memerintahku! Kau dasar mesum!"

"Hei! Siapa yang tak mesum jika seorang lelaki dan perempuan sedang berdua di apartemen pribadi."

"Hentikan Uchiha."

Huft, aku sungguh malas berdebat dengan pria ini di pagi hari. Aku masih ingin mendapatkan tidurku kembali, tapi sepertinya dia tak mengijinkanku. Tangannya usil sekali, coba kalian bayangkan bagaimana bisa kalian tidur jika seseorang menarik narik rambutmu dari belakang. "Hentikan Sasuke! Aku masih ingin tidur!"

"Berbaliklah kearah sini, jangan membelakangiku! Aku tak suka!" oh God! Sejak kapan Uchiha begitu rewel seperti ini. "Cakula!" Dengar, bahkan dia memanggil namaku dengan logat anak-anak.

"Kau sudah dua puluh lima tahun Sasuke, berhenti merengek. Aku lelah! Leher dan bahuku pegal karena semalaman tertidur menghadap kiri, menghadap mu."

Tidak ada bantahan maupun sanggahan dari Sasuke, berarti dia mengerti apa yang aku ucapkan. Aku kembali memejamkan mata, sepertinya aku akan terlelap

"Saku."

Suara itu lagi.

"Sakura."

Aku tak menjawab panggilannya. Aku benar-benar malas untuk meladeni semua ocehannya.

"Kau benar-benar sudah tidur ya?"

Masa bodoh!

-000-

-Rumah sakit Tokyo-

"Oke, kita sudah sampai. Aku akan menjemputmu nanti, jadi tunggu aku! Mengerti?"

"Yes."

"Good girl."

Aku melangkah keluar dari mobil Sasuke. Sekarang aku kembali dengan rutinitasku sebelumnya. Menjadi seorang dokter anak. Akan aku jelaskan kenapa aku keluar dari mobil milik Sasuke, ini semua terjadi karena ketakutan yang tak jelas dari Sasuke. Dia bersikeras akan mengantarku karena dia takut aku akan pergi lagi darinya. Lucu sekali, padahal dulu dia tak seprotektif ini padaku. Kata-katanya yang membuatku luluh 'siapa yang menjamin kau akan selalu berada disekitarku selain diriku sendiri! Mengertilah sayang, aku begitu mencintaimu sekarang, besok, dan selama hidupku!' itulah perkataan yang dilontarkannya tadi pagi.

"Bye bye." Ucapnya, kalian tahu? bahkan saat kami tunangan dulu dia jarang sekali mengantarku, sekarang dia mengantarku dan mengucapkan 'bye bye', lucu sekali.

Aku menyunggingkan senyum termanisku sebagai jawabannya. Hah, entah kenapa bau rumahsakit ini begitu menenagkanku. Kulangkahkan kakiku menuju ruangan dokter yang beradi poli anak. Aku

tersenyum saat aku sampai di dalam ruang kerjaku, ruang kerja dokter muda HARUNO SAKURA.

Aku menuju meja tempatr kerjaku, membuka tas dan mengambil benda penting yang harus ku bawa kemanapun, handphone. Eh, ternyata lowbatt dan aku baru menyadarinya. Aku segara menyambungkannya dengan power bank yang kupunya, dan menyalakan benda ini adalah hal terpenting yang harus aku lakukan agar tidak mengkhawatirkan siapapun. Yeah, mengingat aku diculik selama dua hari dan tidak memberitahukan orang rumah serta temanku tentang keadaanku.

"Dua puluh missedcall, Sasori." Ya ampun. Pemuda ini pasti sangat khawatir. Melihat daftar selanjutnya hanya dari Ino, Konohamaru, dan mantan lamaku Naruto.

Eh, Naruto? Untuk apa dia menghubungiku? Entahlah. Mungkin dia ingin memberikan undangan pernikahannya dengan wanita pilihannya yang baru.

Setelah mengecek smartphone ku, aku kembali ke dunia nyata. Dunia ku sebagai seorang dokter anak. Hari ini jadwalku sedikit lengang, aku bersyukur bukan karena ini artinya aku sedikit bekerja namun aku bersyukur karena sudah banyak anak yang sehat sekarang. Sesekali aku memeriksa laporan hasil tes dari salah satu pasienku, hingga seseorang mengetuk pintu ruang kerjaku dan memberi tahukan ada seorang pasien yang ingin ditangani.

Baiklah, semangat untuk hari ini. Yeay.

-o0o-

-jam makan siang- masih di rumah sakit tokyo. ^_^

Huaaah, selesai juga setengah hari ini. Walaupun sebenarnya hari ini aku hanya memeriksa lima orang anak, namun entah kenapa tubuhku mudah terasa lelah sekarang, semenjak Uchiha Sasuke merebut sesuatu yang sudah aku jaga selama dua puluh empat tahun. Mungkin efek dari kekasaran Sasuke malam itu. Tapi, jika aku mengingat kembali bagaimana ekspresi mata Sasuke yang ketakutan dan terlihat putus asa itulah yang membuat tubuhku luluh. Bahkan aku belum bisa melupakan mimik wajahnya saat kami selesai melakukan hubungan intim tersebut. Di wajahnya tersirat kepuasan dan kelegaan, seakan dia yakin kalau yang dilakukannya itu benar.

Aku mulai memukul-mukul pundak dan betisku yang terasa pegal ini. Lalu seseorang masuk dalam ruanganku tanpa permisi dengan wajah kesedihannya. Ya tuhan! Dia Sasori. Apa yang harus aku jelaskan kepadanya? Oh, kami-sama selamatkan aku.

tbc


aku kembali bawa fic abal nan aneh.. gak panjang-panjang ko' ini juga nantinya cuma tripleshoot aja.. berkenan silahkan review yaa...