"Hinata, malam ini tampilah dengan penampilan terbaikmu" Ujar Hiashi, pemegang perusahaan Hyuga, sekaligus Ayah dari Hinata
"Memangnya ada apa, Tou-san?" Tanya Neji, Sang Kakak
"Malam inu kita kedatangan calon suamimu"
"APAA?!!" Pekik Neji dan Hinata berbarengan
Takdir
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Fujimaki Tadatoshi
Rate: T
Pairing : Akashi x Hinata x Sasuke
This is my first crossover fic
Happy Reading~
Hyuga Hinata. 20 Tahun. Ikut mengajar di sebuah Taman Kanak-kanak. Sedang menatap balkon kamarnya dengan pandangan sedih.
"Hinata?" Terdengar suara Sang Kakak yang sudah tak asing ditelinganya
Hinata mengabaikannya. Neji menghela nafas dan mendekati adik tersayangnya.
"Hinata?" Panggil Neji sekali lagi yang tetap diabaikan sang pemilik nama "Kau harus segera bersiap siap, 'dia' sebentar lagi tiba"
Hinata menoleh pada Neji secepat kilat
"Nii-san, aku tak mau dijidohkan. Aku bahkan tak mengenalnya!" Ucap Hinata dengan mata berkaca kaca
"Kaupikir Nii-san akan menyerahkanmu pada orang yang bahkan tak Nii-san tahu wajahnya? Sifatnya? Kelakuannya?" Balas Neji dengan nada menenangkan "Tidak akan Hinata"
Hinata menyernyitkan alisnya, ucapan Neji berikutnya membuat Hinata membola
"Larilah"
"Ma-maksud Nii-san?"
"Nii-san sudah menghubungi teman Nii-san, namanya Gaara, ia menunggu di persimpangan depan ikutlah dengannya, biar Nii-san yang bertemu dengan orang yang akan dijodohkan padamu, baik atau tidaknya dia, nanti Nii-san kabari"
"Ta-tapi Tou-san.."
"Percayalah. Tou-san akan jauh lebih mengkhawatirkanmu yang kabur dibandinh marah karna perjodohannya batal"
"Nii-san" Hinata tak menyangka Neji begitu menyayanginya sampai memikirkan hal seperti ini
Hinata tak tau saja julukan yang sedari dulu melekat pada Neji.
Sister Complex.
"Segeralah pergi, Tou-san sedang diruang kerjanya"
Hinata mengangguk
"Ingat Hinata! Namanya Gaara. Warna rambutnya merah. Mobilnya di perempatan berwarna merah kehitaman. Katakan saja kau Hinata, adikku. Paham?"
Hinata mengangguk lagi. Rambut merah. Tak akan sulit menemukannya.
Selepas Hinata pergi Neji mengabari Gaara, kalau adiknya menuju perempatan.
Tiba tiba Neji teringat, ia lupa memberikan satu ciri ciri penting tentang Gaara. Tato 'ai' didahinya.
"Rambut merah sepertinya cukup. Lelaki berambut merah di kota ini hanya ada beberapa"
*
Hinata berhasil keluar dari kediaman Hyuga, dan segera berlari menuju persimpangan, matanya segera mencari mobil merah kehitaman.
Dapat!
Mobil di persimpangan kiri.
Begitu akan menyebrang Hinata melihat mobil merah kehitaman lain. Di persimpangan kanan. Hinata menggigit bibirnya.
Mobil Gaara yang mana?
Di tengah kebimbangan itu, matanya menangkap sosok berambut merah yang hendak memasuki mobil di persimpangan kanan
"Itu Gaara!" Pekik Hinata pelan dan segera menyusul lelaki itu, lalu tanpa pikir panjang segera memasuki kursi samping kemudi
"Akhirnya aku menemukanmu Gaara-san, aku Hinata adik Neji. Ayo kita pergi sebelum Tou-san sadar aku hilang" Ujar Hinata sambil memakai sabuk pengaman, dan melirik cemas kearah jalan
Lelaki itu memandangi Hinata intens, dengan alis yang bertaut
"Gaara-san, aku mohon, selamatkan aku!" Hinata menoleh pada lelaki itu dengan pandangan memelas, tatapan yang membuat orang orang luluh pada keinginannya
Lelaki merah itu menginjak rem dan segera pergi, gadis ini benar benar menghipnotisnya
Hinata menghembuskan nafas lega begitu mobil menjauh.
"Arigatou Gaara-san, sekarang kita akan kemana?" Tanya Hinata dengan nada riang
"Perusahaanku, lalu pulang" Jawabnya
"Perusahaan?" Tanya Hinata antusias matanya berbinar "Sugoi~"
Tanpa Hinata sadari lelaki itu tersenyum tipis
*
Di kediaman Hyuga
"Hiashi, senang dapat berbesan denganmu" Sapa lelaki bermata hitam akrab
"Senang pula bisa berbesan denganmu, Fugaku. Sasuke sekarang sudah besar, Hinata pasti pangling" Jawab Hiashi
"Ini Itachi? Kau juga sudah semakin dewasa, didahului adikmu kau tak masalah nak?" Tanya Hiashi pada lelaki tampan lain yang berada disana
"Selama otouto bahagia, tak masalah Jii-san" Jawab Itachi yang membuat semua tertawa pelan
"Hinata dimana? Aku ingin segera melihatnya" Ujar Mikoto
Hiashi tersenyum "Neji sedang memanggilnya"
Dan tanpa disadari semuanya, jantung Sasuke berdegup kencang, perasaan bahagia membuncah dihatinya.
'Hime, akhirnya aku bisa menemuimu secara resmi' Ucapnya dalam hati
Namun, perasaan bahagia itu tak bertahan lama.
"TOU-SAN! HINATA HILANG!" Teriak Neji dari lantai atas panik
"Hilang apa maksudmu, Neji?" Balas Hiashi ikut panik
"Hinata tak ada di sudut manapun dirumah ini!"
"Hubungi ponselnya!" Perintah Hiashi
"Dia tak membawa ponselnya!" Balas Neji
Dan tanpa perintah, Sasuke segera pergi meninggalkan kediaman Hyuga.
"Sasuke kau mau kemana?" Tahan Itachi membuat semua mata memandangnya
"Kemana lagi? Tentu saja menxaru calon istriku!" Ucap Sasuke tegas, lantas keluar dari kediaman Hyuga
"Tou-san akupun akan mencari Hinata" Pamit Neji dan segera melesat pergi
"Maaf Fugaku, sepertinya perjodohan ini dibatalkan saja, aku harus mencari anakku" Ujar Hiashi dan segera berbalik pergi
"Tunggu Hiashi" Tahan Fugaku, membuat Hiashi kembali menatapnya
"Perjodohan ini ditunda saja sampai Hinata ditemukan. Kami juga akan bantu mencarinya"
"Kalian tak keberatan perjodohan ini ditunda?"
"Tidak. Sebab perjodohan dengan Hinata ini, murni keinginan Sasuke, tanpa paksaan"
*
Begitu keluar dari kediaman Hyuga, Neji segera menghubungi Gaara
"Gaara, kau dan Hinata dimana sekarang?"
"Hinata? Aku masih menunggunya di persimpangan, dia belum muncuk sejak tadi, ini sudah 2,5 jam"
Jawaban Gaara di ujung telepon, membuat Neji menginjak remnya tiba tiba, wajahnya pucat.
Dari kediaman Hyuga menuju persimpangan hanya butuh 15 menit dengan berjalan kaki, dan Neji yakin tadi Hinata berlari. Mustahil ia belum sampai.
"Kau... belum bertemu Hinata?" Tanya Neji tercekat
"Sudah 2,5 jam aku disini, adikmu tak muncul muncul"
Neji benar benar pucat , seolah ia kehilangan darah di seluruh wajahnya.
Adiknya benar benar hilang.
*
Sementara itu mobil kehitaman yang membawa Hinata berhenti di depan sebuah perusahaan besar dengan tulisan 'AKASHI'
"Wah ini perusahaan Gaara-san? Besar sekali. Boleh aku ikut masuk?" Tanya Hinata antusias, berinteraksi dengan murid murid TK membuat gadis itu memiliki kepribadian riang.
Lelaki merah itu terkekeh. Hatinya menghangat. Biasanya orang orang akan sangat takut padanya. Yaah, ia memang malas berinteraksi dengan orang lain sehingga membuat ia terbiasa sendirian.
Tapi entahlah, gadis ini tanpa rasa malu atau takut langsung saja mendekatinya, berceloteh mengenai apa saja, dan anehnya, ia yang suka ketenangan tak mempermasalahkan hal itu.
Ia suka suara gadis bernama Hinata ini.
Riang, namun lembut. Tidak merusak pendengaran.
"Kau boleh ikut, tapi dengan satu syarat" Ujar Akashi
"Apa itu?"Mata Hinata mengerjab lucu, membuat lelaki itu hampir hilang kendali untuk mencubit pipi tembem yang berona kemerahan itu.
"Paggil aku Sei, nanti kujelaskan semua dirumahku. Sepertinya ada salah paham disini, Hinata"
Perutnya bahkan merasa gejolak bahagia saat mengucap nama gadis itu.
"Baik Sei!" Jawab Hinata "Jadi namamu Sei Gaara?" Tanyanya
"Bukan. Namaku Akashi Seijuuro"
Akashi Seijuuro. Itulah nama lelaki yang saat ini sedang bersama Hinata.
"Akashi Seijuuro?" Ulang Hinata
Akashi mengangguk
"Lalu kenapa Neji-nii memanggilmu Gaara?" Tanyanya heran
Akashi tertawa pelan, sepertinya gadis ini masih belum mengerti maksudnya.
"Nanti kujelaskan dirumahku, mengerti?"
"Baik, Sei"
Refleks sudut bibir Akashi terangkat, ia suka sensasi saat Hinata memanggil namanya.
Merekapun turun dari mobil, dan semua anggota perusahaan Akashi terlihat shock melihat kedatangan bos mereka dengan seorang gadis.
"A-ano Sei, aku merasa takut. Kenapa semua teman kantormu menatap kita kaget seperti itu?" Tanya Hinata pelan, ia mulai risih ditatap seperti sesuatu asing yang aneh.
"Mereka bawahanku, Hinata. Kemari pegang tanganku" Titah Akashi dengan nada yang tak terbantah sambil mengulurkan tangan
Hinata tersenyum, menularkan senyum di wajah Akashi dan menyambutnya
Seluruh pegawai kantor menatap mereka sambil menahan nafas.
"Kenapa menatapnya seperti itu?" Tanya Akashi dingin menatap semua pegawainya
Mereka menelan ludah "Ma-maaf Akashi-sama" Mereka kembali bekerja, tapu tetap mencuru pandang pasangan itu.
"Kau akan bekerka dulu, Sei?" Tanya Hinata cukup terdengar oleh pegawai Akashi, semua sontak berhenti diposisinya
Gadis tadi memanggil bos mereka apa?
Sei?
Sei?!
"Tidak Hinata, aku mau membawa peralatanku saja" Jawan Akashi dengan halus, membuat semua pegawai menyangsikan, apakah benar ini Akashi Seijuuro, bos mereka?
Hinata mengangguk dan ikut berjalan disamping langkah tegap Akashi.
Semua orang disana sekarang dapat menyimpulkan.
Hinata adalah calon Nyonya Akashi.
*
"Lho, Sei, kenapa kita kesini?" Tanya Hinata begitu Akashi menghentikan mobilnya di sebuah restoran
"Aku lapar" Jawab Akashi dan turun dari mobil diikuti Hinata
"Kau tak mau makan?" Tanya Akashi begitu melihat Hinata terdiam
"Ano, bagaimana kalau kita memasak di rumahmu saja?" Tanya Hinata 'Aku tak membawa dompet' Batinnya
"Tak apa kalau kau tak membawa dompetmu, Tenang saja, aku yang bayar"
Hinata menatsp Akashi heran 'Apa ia bisa baca pikiran?'
"Aku tak bisa membaca pikiran, Hinata" Jawab Akashi dan menarik Hinata untuk masuk
Selain restoran mewah, Akashi juga memesan tempat khusus untuk mereka
"Sei, aku merasa salah kostum makan disini" Hinata hanya memakai pakaian rumahan biasa, berbanding terbalik dengan Akashi yang masih memgenakan jasnya.
"Tenang saja, tak ada yang berani mengusirmu. Kalaupun ada, Kupecat"
"Hah?" Respon Hinata shock "Kau... pemilik tempat ini?"
"Ini salah satu restoran milik Akashi di wilayah ini"
Dan benar saja, tanpa memilih menu, para pelayan sudah menyuguhkan menu terbaik.
"Ini enak sekali" Ujar Hinata sambil terus memakan makanannya
Dari cara makan Hinata, Akashi tau, gadus itu juga dari kalangan atas.
"Katakan langsung pujianmu pada kokinya"
Dan tak lama kemuadian sebuah suara bernada malas menyapa
"Akashi-chin?"
Hinata terdiam begitu melihat koki berambut ungu setinggi 2 meter itu.
"Ti-tinggi sekali" Gumam Hinata refleks
"Atsushi, ada yang ingin menyampaikan pujian untukmu. Hinata ini Murasakibara Atsushi, koki terbaik disini" Tunjuk Akashi pada Hinata yang kikuk
"Mu-murasakibara-san, makanannya sangat enak" Puji Hinata sambil menunduk
"Akashi-chin, ini siapa? kecil sekali" Tanya Murasakibara sambil mendekati Hinata yang segera mundur beberapa langkah
"Kau menakutinya Atsushi" Ucap Akashi sambil menarik Hinata kearahnya "Namanya Hinata"
"Hinata-chin kau kecil sekali. Eh kenapa kau bisa datang bersama Akashi-chin?"
"Ceritanya cukup panjang, Atsushi. Lebih baik dibahas lain waktu, benarkan Hinata?"
"Sei benar, Murasakibara-san"
Murasakibara melotot, membuat Hinata mengenggam lengan Akashi cukup keras
"Eh, Hinata-chin memanggilnya Sei?" Tanya Murasakibara dengan nada keras
"Kau beruntung Atsushi. Aku tak membawa guntingku"
Murasakibara mengerjabkan matanya lucu, hingga Hinata merasa ia seperti anak kecil yang terjebak dalam tubuh raksasa.
"Kami selesai makan Atsushi" Akashi merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebungkus maibou "Ini untukmu. Kami pergi"
Akashi berbalik sambil menarik tangan Hinata yang menyempatkan diri tersenyum pada Murasakibara.
Selepas mereka pergi, Murasakibara mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan untuk 4 orang sekaligus.
"Tadi Akashi-chin datang kesinu bersama kekasihnya yang kecil, kalian harus bertemu dengannya dan mengucapkan selamat pada akashi-chin"
*
Sasuke mendatangi kantor polisi pusat dengan terburu buru
"Aku ingin bertemu pimpinan kalian" Ucap Sasuke tegas dan mengeluarkan deathglare andalannya
"Maaf tuan, tapi disi.."
"Aku Uchiha Sasuke. Pertemukan aku dengan pimpinan kalian atau kalian akan berurusan dengan Uchiha" Ucap Sasuke tajam
Para polisi tadi menahan nafas dan segera memanggil pimpinan mereka.
Siapa pula yang mau berurusan dengan pihak sekaliber Uchiha?
"Ada apa? Kenapa kau mengacau dikantorku?" Datang seorang lelaki berkulit gelap dengan ekspresi terganggu
"Kau pimpinan mereka?"
"Ya. Aku Aomine Daiki, Kepala kepolisian. Dan aku tak peduli siapa kau, kantor polisi ini adakah wilayahku"
"Ya. Ya. Dan aku bisa menelpon Atasanmu untuk mencabut jabatanmu kalau kau berani menantangku" Jawab Sasuke dingin, kalau saja ia tidak terdesak, polisi dihadapannya akan ia cabut jabatannya saat ini juga.
Mau tak mau, Sang Kepala Kepolisian menurut.
"Baiklah, ada apa?"
Sasuke menyerahkan foto Hinata dan Kartu Namanya.
"Dia Hyuga Hinata, Calon Istriku. Dia hilang. Kau harus menemukannya dalam 24 jam dan menghubungiku!"
"Prosedur.."
"Persetan dengan prosedur! Temukan dia atau jabatanmu akan dicabut!" Ancam Sasuke dengan nada mematikan membuat kepolisian seketika hening.
Sasuke pergi meninggalkan kantor polisi begitu saja.
"Ck. Kalian segera sebar tim pencari terbaik!" Titah Aomine "Padahal aku yakin Intel Uchiha juga sudah disebar. Aku akan mencari pribadi, kebetulan besok aku harus pergi ke kediaman Akashi"
Memiliki urusan dengan Uchiha dan Akashi? Dengan 2 perusahaan penguasa Jepang? Bos mereka benar benar bermental baja.
-TBC-
Yosh! Chapter satu selesai.
Cerita ini cuma TwoShoot kok. Chapter depan udah end.
Alurnya sudah jadi sampai akhir. Chap berikutnya diupload lusa yaa~
Semoga terhibur dengan ceritanya!
Makasih yang udah nyempetin review atau fav di cerita cerita author yang sebelumnya. Semoga bisa juga memberi review dicerita yang ini yaa, hhe hhe.
