Naruto belongs to Masashi Kishimoto
.
A Naruto Fanfiction Story
By Coalacolacola
Jan 2019
.
"SPRING DESIRE"
.
.
Prolog
.
.
.
Bagaimana rasanya mendengar tangisan ibumu setiap hari? Melihat ayahmu membanting semua barang yang dapat dijangkaunya hingga adikmu bingung dan ketakutan, bagaimana rasanya?
Sakura rasa, dia lebih baik mati saja dari pada harus melihat semua ini. Rasanya seperti jantungmu di belah-belah hingga hancur lalu seseorang menabur garam di atasnya. Sakit, sakit sekali sehingga hanya kematian yang saat itu difikirkannya.
Ibunya tidak pernah berhenti menangis pada malam-malam itu. Dia akan mengadu pada Sakura betapa keji ayahnya kini. Kalimat-kalimat yang tidak ingin Sakura dengar. Dirinya muak harus menjadi saksi kedua orang tuanya saling membenci. Dia muak harus menjadi penengah keduanya. Dia terlalu takut dan sedih, tapi tidak ada tempat untuknya bersandar karena adik dan ibunya membutuhkan bahunya untuk bersandar. Bahu Sakura yang begitu ringkih dan kecil.
Tidak pernah ada bintang pada malamnya, atau dongeng sebelum tidur untuk adiknya. Sakura hanya dapat memejamkan mata dan berharap alam mimpi membawanya selamanya. Berharap dirinya tidak pernah kembali. Tapi ketika melihat tubuh kecil adiknya meringkuk ketakutan, harapan itu hanya tinggalah harapan. Ketakutannya harus dipupuk menjadi keberanian dan air matanya harus mengalirkan kebahagiaan. Pada siapa lagi tubuh kecil itu akan bersandar jika bukan pada dirinya?
Sudah bertahun-tahun berlalu, luka itu memang sudah mengering, namun bekasnya sangat tampak jelas dan selalu membayangi langkah Sakura. Membuatnya gamang dan ketakutan.
"Percayalah padaku."
Sakura menatap mata pria itu. Onix hitam yang sepekat malam seolah menelannya. Sakura takut tidak akan lagi bisa melihat mentari jika sudah terjatuh di dalamnya.
"Kita berdua bisa memulainya."
Sakura tidak tahu apakah dia masih memiliki keberanian itu. Sejak adik dan ayahnya pergi, keberaniannya juga ikut pergi karena sudah tak ada lagi raga untuk dilindungi. Sakura takut dia akan hancur lagi kali ini.
Tbc.
.
.
AN
Jadi, prolognya diubah. Hm.. ini akan jadi cerita yang sangat menguras tenaga dan emosi gue. Nulis cerita ini sebenernya berat, entah kenapa gue mengambil tema ini.
Makasih buat yang udah baca, semoga kalian terhidur ya. Sorry kalua masih banyak salah. Mohon kritik, saran, dan tanggapannya.
See you
24 Jan 2019
