CONFESSION
-Hyera's Present-
Main Cast :: Kim Yesung – Kim Ryeowook.
It's YEWOOK time!
Genre :: Comedy-Romance!
Rate :: Teen
Disclaimer :: Hye hanya punya hak atas cerita.
Warning :: Oneshoot! SHONEN-AI! AU! DLDR! Have fun!
.
_Happy Reading
.
"Menurut hyung, Aku seperti apa?" Sebuah pertanyaan polos mengawali pagi hari yang tenang.
"Kenapa emang?" Sahutnya, sedikit tidak mengerti.
"Sudah, jawab saja!"
"Menurutku… kau adalah dongsaeng termanis yang sangat kusayangi."
Ryeowook menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang hampir ingin menangis.Bukankah jawaban singkat itu sudah membuktikan bagaimana Yesung menyayanginya? Ia langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan namja yang kini hanya bisa terbengong tidak mengerti.
Ħ
_RYEOWOOK POV
Hah~ sulit ya, mencintai seorang namja yang merupakan partner kerjamu. Dan lagi, kau seorang namja. Itu sesuatu yang tidak mungkin. Aku mengakui persepsi itu, tapi aku sendiri terjebak dalam persepsi itu.
Aku Kim Ryeowook entah sejak kapan menatap seorang Kim Jongwoon dengan pandangan lain. Bersikap cukup aneh ketika hanya berdua yang bisa dibilang cukup sering karena kami teman sekamar.
Jujur saja, awalnya hanya sebatas kagum dengan suaranya. Dan ketika kami semakin dekat, aku mulai merasa wajahnya tampan. Tidak sepertiku yang menurut beberapa orang lebih terlihat manis dibandingkan tampan. –Aku sedikit kesal sebenarnya…tapi tak apalah.
Dan cukup sering aku menceritakan keluhanku padanya sampai aku merasa ia orang yang baik, cukup bijak dan perhatian. Walaupun terkadang terlihat konyol dan tidak jelas. Aku mengagumi suaranya, menyukai sikapnya, dan mencintainya entah sejak kapan.
Tapi pertanyaanku beberapa hari yang lalu, telah membuktikan kalau aku hanya seorang dongsaeng untuknya. Aku sadar, aku tidak boleh berharap lebih. Karena belum tentu Jongwoon hyung sepertiku, menyukai seorang namja. Apa kau berharap aku melupakan perasaan ini? Akupun ingin seperti itu, tapi sayangnya… perasaan itu sudah terlalu lama kusimpan.
Sehingga sulit bagiku untuk membuangnya.
Memperjuangkannya? Aku ingin, tapi aku tidak begitu yakin. Ini begitu membingungkan. Dan aku malas memikirkan hal-hal yang membingungkan.
"Ryeowookie!"
Ah, dia memanggilku. Aku harus bersikap bagaimana? Semenjak hari tiu, aku selalu menghindarinya. Entah pura-pura menjawab telepon, pergi ke kamar mandi, pergi karena ada urusan, dan lain-lainnya. Yang anehnya, hari ini aku tidak bisa membuat alasan apapun untuk menghindarinya.
Bisa saja ia menanyakan tentang sikap anehku beberapa hari lalu 'kan? Dan tidak mungkin aku menjawab 'Kenapa hyung menganggapku adik padahal aku sudah lama mencintai hyung?'
Jika seperti itu, aku bukan hanya menjawab sebuah pertanyaan tapi melontarkan sebuah pernyataan untuknya. Aku benar-benar bingung!
"Kau kenapa sih? Belakangan ini kau mengacuhkanku, dan saat kupanggil kau hanya diam." Ucapnya dengan penuh keheranan. Ia melangkah semakin dekat lalu menyentuh pundakku, "Kau baik-baik saja 'kan?"
"Kau ingin aku bagaimana, hyung? Aku baik-baik saja." Balasku acuh.
Aku tidak bisa langsung melupakan perasaanku padanya. Aku tidak tahu apakah mempertahankan perasaan merupakan pilihan terbaik atau melupakan perasaan justru yang terbaik. Aku belum terlalu siap dengan resiko yang akan kuterima jika salah satu opsion itu benar.
Jika aku mempertahankan, apa karirku dan Jongwoon hyung bersama Super Junior akan baik-baik saja? Dan jika aku melupakannya, apa aku bisa bersikap lebih normal saat bersamanya? Apa aku akan merasa lebih baik?
Aku tidak tahu! karena itulah aku memilih bersikap acuh, untuk meminimalisir perasaanku padanya. Mungkin pilihan ini berada diantara kedua opsion tadi, aku akan mencoba hanya terlihat kagum.
Ya, perasaan kagum terhadap rekan kerja. Tidak aneh, 'kan?
"Apa ucapanku salah?"
"Ucapan mana yang hyung maksud?"
"Ketika aku mengatakan kalau kau adalah dongsaeng yang manis. Apa kau tidak suka jika aku mengatakan kau manis?"
"Tidak, itu bukan suatu kesalahan. Itu adalah pendapat hyung untukku, dan aku menghargai itu." Jawabku setenang mungkin.
Ya, itu memang bukan kesalahan. Tapi karena dorongan perasaan yang kumiliki, membuatku tak senang dengan jawaban itu.
Lalu, kami terdiam. Kuputuskan untuk memasak sesuatu. Aku masih diliputi dengan rasa tidak yakin akan keputusanku saat ini. Jadi kurasa, aku akan memasak masakan yang mudah saja. Kubuka lemari es dan melihat bahan-bahan yang ada. Lalu setelahnya, aku mendengus. Kosong! Tidak ada bahan-bahan yang bisa kupakai untuk memasak.
"Ah, aku baru ingat. Jungsoo hyung menyuruhku belanja bulanan hari ini." Gumamku, kututup kembali lemari es itu lalu berjalan memasuki kamar. Mengganti baju lalu kembali ke dapur. Mengambil uang dan daftar belanja yang ditinggalkan Jungsoo hyung pagi ini.
"Kau mau ke supermarket 'kan? Aku boleh mengantarmu?"
"Ya." Balasku singkat.
Ħ
Saat ini, kami berada di sebuah kedai ice cream. Ini bukan kemauanku, tapi aku tidak bisa menolak apapun yang berhubungan dengan ice cream.
"Pesan saja apapun yang kau inginkan. Aku yang traktir." Ucapnya.
Kubalas dengan anggukan semangat. Aku sangat menyukai ice cream. Mereka benda dingin yang manis! Selalu dapat menenangkan diriku! Walau hanya sesaat tapi cukup menyenangkan.
Aku cukup bisa melupakan kesedihanku ketika memakan ice cream.
Tak lama kemudian, pelayan mengantarkan ice cream pesanan kami yang bisa dibilang cukup banyak. Semua ice cream itu milikku. Yesung hyung hanya memesan satu coffee cream favoritnya.
Ketika aku tengah asyik memakan ice creamku, ia bertanya, "Apa ada seseorang yang sedang kau sukai, Ryeowookie?"
"–Uhuuk!?" Aku langsung tersedak saking terkejutnya.
"Hei! Hati-hati memakannya!" Ia menepuk pundakku dengan lembut, disertai tawa ringan.
Apa maksudnya bertanya seperti itu? Untuk apa? Aku tidak langsung menjawab, memilih diam dan sedikit menatapnya tidak mengerti. Seseorang yang kusukai? Kau, hyung! Dan bukan sekedar suka, tapi cinta!
Tidak mungkin aku menjawab itu!
"Memang kenapa, hyung?"
Ia meminum coffe creamnya kemudian bertopang dagu. Menatapku begitu dalam hingga membuatku salah tingkah. Tatapannya yang cukup dekat membuat pipiku merona merah.
"Ke-kenapa menatapku seperti itu, hyung?"
Ia menggerakkan tangannya keatas kepalaku lalu mengacak pelan surai kecoklatanku. Tersenyum tipis padaku, "Aku menyukaimu, Ryeowookie!"
"EHHH?!" Ingatkan aku mengunjungi THT! Telingaku pasti salah dengar!
"Aku benar-benar menyukaimu, Ryeowookie! Aku menyukaimu!"
Lagi-lagi yang kudengar ia berkata menyukaiku. Oke, Ryeowookie! Saatnya bangun dari mimpi menyedihkanmu! Hadapi kenyataan! Tak mungkin Yesung hyung berkata seperti itu! aku salah dengar!
"Aku mencintaimu."
Tubuhku langsung membeku seketika. Pernyataannya yang terakhir, kenapa terasa nyata? Apa ia memang berkata seperti itu?
"Hy-hyung… Aku tidak menyukai candaanmu itu…" Lirihku.
"Aku serius, aku benar-benar mencintaimu. Aku ingin kau menjadi milikku!"
Yesung hyung benar-benar mengucapkannya. Tatapan matanya, aku bisa melihat kesungguhannya. Tatapan tajam namun lembut, apalagi yang kuragukan? Ia sudah menyatakannya, kenapa aku seakan enggan membalas?
"Kau dongsaeng-ku yang manis, partner kerjaku yang menggemaskan. Seseorang yang sangat kucintai. Kau spesial buatku, Ryeowookie!" Ucapnya.
Bisakah aku menerima ini? Aku memang memiliki perasaan kepada Yesung hyung. Dan Yesung hyung membalas perasaanku. Tapi, jika kami memiliki hubungan spesial, bagaimana publik menatap kami?
"Mianhae, hyung. Aku...
.
.
.
.
.
...bingung..."
.
.
.
...FIN ?
Ciao~~
Hye kembali dengan YeWook FF yang iseng dibuat. Jadi, terima aja sama endingnya yaa! ^^
untuk kedepannya, Hye akan mencoba melanjutkan cerita-cerita yewook disini.
.
.
.
_Hye
