Hello mina (:
Test.. test .. *ngiik* oke aku mau cuap cuap dulu :v disini aku langsung publish dua cerita, IC2FYW, sama yang ini, LIA :3
Selamat membacaa (^-^)/
Summary : Naruto adalah bocah cilik yang ceria dan baik. Dia senang sekali bermain bersama teman-temannya. Tapi bagaimana kalau suatu hari ada anak pindahan yang sangat menyebalkan ? bad summary ): sasufemnaru straight ! anda fujoshi ? maaf ini bukan fanfict yang tepat ..
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rate : T
Pairing : Sasuke x Female Naruto
Genre : Romance/family/friendship.
Warning : miss typo(s) , OOC Sasuke, alur gaje dan kemana-mana, word yang singkat, etc.
Ingat untuk membaca warning ! ^^
Love In Academy
Chapter 1, Murid Baru yang Menyebalkan.
By Lolly-chan Nmaikaze
..
CIP .. CIP ..
Naruto menguap lebar sambil menggaruk kepala belakangnya
yang tiak gatal. Matanya masih terasa berat –sangat-, bahkan penglihatannya juga masih kabur. Tapi yang membuatnya terus bertahan untuk tidak kembali tidur ada 1 ..
Hari ini sekolah.
Pelajaran Anko sensei pula.
Akhirnya Naruto merentangkan tangannya untuk peregangan dan berlari-lari ditempat sebagai olahraga pagi. Lalu mencuri pandang terhadap jendela kamarnya yang menghantarkan sinar mentari yang hangat.
Tak ingin berlama-lama, akhirnya Naruto beranjak untuk gosok gigi kekamar mandi.
"Ng, Niisan ?" panggil Naruto ketika melihat pintu kamar mandi yang tertutup. Tetapi mendengar guyuran air dari dalam, sudah menandakan bahwa ada seseorang didalam sana.
"Em ?" sahut Kyuubi sambil keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar diperutnya. "Sudah selesai mandinya ?" Tanya Naruto. Kyuubi mengangguk dengan pelan. Aroma maskulin segarnya menusuk penciuman Naruto.
"Cih, Niisan harum sekali, sih !" gerutu Naruto, walau diakui dia sangat suka wangi tersebut. Tetapi kalau habis mandi dengan sabun yang nggak ketulungan harumnya, baunya sangat menyengat dan membuat pusing.
"Hehe, cepat mandi sana." Kekeh Kyuubi sambil mendorong punggung kecil Naruto masuk kekamar mandi. Laki-laki berusia empat belas tahun itu sangat menyayangi adiknya yang masih berusia tujuh tahun.
Naruto mengambil sabun mandinya sendiri yang berbau buah-buahan , terutama jeruk. Wangi nya sangat lembut , khas bau anak-anak, serta lembut di kulit. Ah, jangan lupakan juga khas dinginnya mandi pagi.
Brr..
Bibir Naruto bertetar karena menahan dingin yang membuatnya menggigil, rasa dingin itu seolah menembus kulit hingga ke tulang sana. Tetapi wajahnya sudah jauh lebih segar daripada dia bangun tidur tadi.
"Kaachan, katanya ada murid baru lho !" seru Naruto sambil menyantap ramennya dengan semangat. Kushina dan Minato hanya tersenyum tipis melihat semangat anaknya itu. Sementara Kyuubi bersikap biasa saja sambil mengunyah roti panggang miliknya.
"Oh ya ?" Tanya Kushina acuh. Dan Naruto sudah terbiasa akan hal itu. Kedua orangtuanya memang sangat sibuk. Bahkan Kaachannya juga bekerja. Mereka hanya dapat berkumpul bersama jika sarapan pagi dan menjelang tidur malam.
"Sudah selesai ? Naru, ayo." Ajak Kyuubi sambil menenteng tas hitam miliknya. Naruto menandaskan susu putih kesukaannya lalu mengelap bagian kumisnya yang berwarna putih, sisa-sisa dari susu. "Sudah, jaa Kaachan Touchan !" pamitnya sambil berlari keruang tamu mendahului sang kakak.
"Kyuu-nii, bagaimana kalau murid baru itu sangat cantik ?" Tanya Naruto. Kyuubi memandang adiknya itu. "Hum.. bagaimana ya ? kurasa akan baik-baik saja." Jawab Kyuubi sekenanya. Sedangkan bibir Naruto membentuk huruf o kecil.
"Tapi bagaimana kalau dia perempuan cantik yang suka pamer dan menyebalkan !?" seru Naruto lagi. Kyuubi memandang langit-langit dan menjawabnya dengan santai, "Gunakan saja jurus jebakan milikmu." Jawabnya datar, mengingat ia pernah terkena jebakan mematikan milik adiknya itu.
"Hahaha.." Naruto tertawa halus. "Kau benar. Tetapi bagaimana kalau dia laki-laki yang pintar, nerd, dan mengasyikan ?" tanya Naruto lagi. Kyuubi menghela nafas. Adiknya ini selalu banyak tanya dan menginginkan sesuatu yang harus dijawab.
"Bertemanlah, kurasa itu cukup baik. Ah, Niisan sudah sampai, hati-hati kekelas, ya." kata Kyuubi lagi sambil mengecup jidat Naruto , menghasilkan teriakan tidak rela dari kerumunan fangirls miliknya. Bagaimana mungkin Kyuubi yang stoic , sangat lembut terhadap adiknya ?
Naruto mengangguk, "Jaa Niisan !" katanya sambil berlari dan bersiul kecil menuju kelasnya, II B. KA atau Konoha Academy memang memuat taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah akhir. Jadi banyak anak-anak TK yang masuk disitu akan tetap bersekolah hingga kelulusan SMA.
"Hei Naru-chan ! apa kabar ?" panggil Sakura dari depan pintu kelas. "Baik." jawab Naruto dengan senyum manis sambil meletakan tas nya dikursi paling depan. "Ah, bagaimana kalau kita pergi ke bawah pohon apel ?" usul Sakura. Naruto mengangguk. "Hai, sudah lama kita tidak kesana!" serunya menggebu-gebut.
"Aduh, aku masih ngantuk.." keluh Sakura setelah merasa nyaman karena angin sepoi-sepoi yang terus berhembus. Ia menguap lebar sambil menyandarkan diri dengan pohon apel rindang tersebut. "Dasar, bilang aja kalau mau tidur." gerutu Naruto sambil memandang murid-murid yang mulai berdatangan.
Terlena karena hal yang sama , -angin sepoi-sepoi-, Naruto merasakan hal yang sama dengan Sakura. Matanya terus berkedip berusaha mempertahankan kesadarannya. Tapi sayang, setelah menguap lagi, pandangannya langsung tertutup dengan sempurna, menyusul Sakura ke dunia mimpi.
Setelah semua murid masuk karena suara bell sudah berbunyi dengan keras, datanglah seorang anak yang berkulit pucat dengan pandangan datar. Pakaian seragam dengan lambang angka 2 pada bagian lambangnya sudah menunjukan bahwa anak ini masih duduk dibangku sekolah dasar.
"AAH CEPAT KEMBALI KEKELAS !" dari kejauhan terdengar teriakan dua anak perempuan yang nampak berari dengan sekuat tenaga, mencolok. Tentu saja karena lapangan sekolah yang sudah sepi, apalagi rambut mereka. Pink dan pirang.
Si anak tetap berwajah datar menuju jalan yang sama dengan kedua anak tadi, sampai pada akhirnya mereka bertemu didepan pintu kelas yang menjulang tinggi, dan tertutup. Kedua anak perempuan tadi sama-sama pucat, selain lelah berlari sekuat tenaga, eh .. ternyata tetap saja terlambat.
Tok tok !
Tanpa memperdulikan kedua anak yang menatapnya dengan tercengang, si anak itu tetap saja mengetuk pintu kelas dengan sedikit keras sampai seorang perempuan muda membukakan pintu kelas, dan tersenyum melihat ada beberapa mangsanya yang terkurung diluar,
"Terlambat, hm ?" katanya dengan senyum yang sulit diartikan. Naruto dan Sakura sudah berkeringat dingin melihat senyum sensei nya yang dipaksakan itu, menyeramkan. "Tidak, tas kami sudah didalam dan kami hanya terlambat kembali kekelas." kilah Sakura dengan jujur.
"Tetap saja kalian terlambat." kata Anko sambil menjulurkan lidahnya yang panjang. "A-ah gomennesai sensei." Naruto membungkuk bungkuk dengan takut. Anko mengacuhkannya dan kembali ke anak yang mengetuk pintu, masih degan wajah datarnya.
"Siapa kau ? tidak salah kelas ?" tanya Anko dengan kernyitan alisnya. "II-V." kata sang anak seperlunya. "Oh jadi kau murid baru itu , ya ? masuk." perintah Anko dan sang anak langsung ngeloyor kedalam kelas. "Dan kalian, muridku yang cantikk~" kata Anko dengan suara lembut yang membuat Naruto dan Sakura sama-sama merinding.
PAAK !
"Ittai !"
"Kyaa !"
Naruto cemberut dengan bibir yang dimonyongkan, semua orang yang melihatnya pasti akan bergumam, "Kawaii" tetapi mood hatinya sama sekali tidak ada kawai kawai-nya. Pantatnya masih terasa sakit karena tepukan sayang dari guru IPA tercinta, Anko Mitarashi.
Apalagi karena masuk terlambat, murid lain seenaknya menggeser tasnya hingga bangku paling belakang. Dia melihat orang yang cukup mengganggu didepannya. Orang tersebut diam, tidak melakukan apapun dan tidak bergerak sedikitpun. Fokus menghadap kedepan.
Jadi apanya yang mengganggu ?
Rambutnya itu loh. Apaan sih ? pake dimiring-miringin segala, pake acara berdiri pula. Sudah badannya besar, nggak ada apa-apanya dengan badan kecil Naruto. Jadi , intinya anak pirang ini tidak bisa melihat kedepan dengan benar.
"Ano.. " kata Naruto. Bergeming. Yang dipanggil samasekali tidak menoleh. Dia mengernyitkan alisnya. Apa tidak dengar ? atau tidak merasa terpanggil ? "Hey kamu murid baru." panggilnya lagi. Kali ini dia yakin anak itu mendengar suaranya. Tetapi tetap saja hasilnya, diam.
"Teme !" seru Naruto dengan kesal sambil melempari kepala murid baru itu dengan gumpalan kertas. Si raven tetap tidak menolehkan kepalanya, tapi matanya melirik Naruto dibelakangnya. "Bisa geser sedikit ? aku tidak bisa melihat kedepan." tanpa menunggu si raven berbicara Naruto langsung ngomong.
"Ngga bisa." jawab si raven sambil kembali menghadap ke arah papan tulis dan mencatat tulisan yang ditulis Anko. Dia tersenyum tipis sekali, sampai tidak ada yang bisa melihatnya.
'manis sekali.'
"Ck, baka Teme !" umpat Naruto kesal.
"Dobe." walau tidak menoleh sedikitpun, Naruto yakin sekali kalau anak baru itu yang mengatainya dobe.
"Temee !" geram Naruto sambil kembali melempari anak baru itu dengan gumpalan kertas yang lebih besar. Dan kebetulan sekali , Anko sensei yang baikhati melihat kejadian itu dan tersenyum lagi kearah Naruto. "Naruto Namikaze, kemari kau !" teriaknya dengan suara lantang.
Dengan melangkah pasrah, Naruto berjalan menuju depan kelas sambil melirik si raven yang tersenyum mengejek kearahnya. Tidak sadar hingga wajahnya memerah, Naruto membatin 'Astaga, tampan sekalii !' teriaknya dalam hati. Tapi Anko menyadarinya.
"Hoo.. jadi kalian main cinta-cintaan ya ?" katanya sambil mengangguk-angguk. Teriakan dan bisik-bisik langsung terdengar karena Anko menatap si murid baru dengan senyuman kecil.
"Mana mungkin aku jatuh cinta dengan baka Teme seperti dia !" raung Naruto tidak terima sambil menunjuk batang hidung Sasuke dengan tidak beretika. "Aku juga." jawab si murid baru dengan suara datar.
"Ckckck..." Anko menggeleng-gelengkan kepalanya. "Mana ada orang berpacaran itu berpanggilan baka teme seperti itu ? harusnya kau memanggilnya sayang, Naru." katanya. Membuat teriakan 'ciee' dari seluruh isi kelas. Tidak terkecuali Sakura yang berteriak dengan semangat.
"Dia bukan pacarku !" sanggah Naruto dengan wajah keras karena malu dan marah sekaligus. "Benarkah ?" Anko tersenyum kecil, senang sekali mengerjai anak-anak seperti ini. "Dia bukan pacarku sensei, tetapi calon pacarku."
Dan jawaban si raven membuat seluruh isi kelas tercengang.
...
"Ciee Naru-chan~" Sakura menyikut Naruto terus terusan sampai Naruto merasa kesal. "Hentikan ! Itu sangat memalukan kau tahu !" katanya dengan wajah merah. "Tapi kau suka, kan ?" goda Sakura lagi yang dijawab delikan tajam dari Naruto.
"Apa sih maksud anak itu ? berbicara yang tidak-tidak." gerutu Naruto. "Dan menghilang seperti ditelan bumi saat aku sedang mencarinya untuk protes !" lanjutnya lagi dengan wajah kesal yang masih saja merah.
...
"Tadaima." kata Naruto sambil melempar tas sekolahnya keatas sofa dan berlari menuju tengah rumah dengan tv menyala, menandakan seseorang sudah tiba dirumah. Kyuubi tentu saja. Siapa lagi ? sangat ajaib kalau salah satu dari orangtuanya sudah pulang pada jam 3 sore seperti ini.
"Kamu darimana saja, Naru ?" tanya Kyuubi yang muncul dari dapur dengan segelas jus jeruk. "Aku mampir kerumah Kiba sebentar." kilah Naruto. "Benarkah ? mampir atau main bola ?" ejek Kyuubi sambil melihat seragam putih Naruto yang sudah dipenuhi bercak lumpur.
Naruto menyeringai. Kakaknya ini selalu saja tahu.
"Eh tau tidak—" belum selesai dengan kalimatnya, Kyuubi sudah menyela lebih dulu. "Mandi dulu sana, bau." ejek Kyuubi sambil pura-pura kebauan dengan menutup hidung mancungnya dengan jari telunjuk dan jempol.
"Hai." kata Naruto yang sudah biasa diejek kakaknya sambil meyeret handuk orange winnie the pooh itu menuju kamar mandi untuk membersihan diri.
Naruto keluar kamar dengan kaos berwarna putih susu lengan panjang dengan manik-manik berwarna pink yang membentuk gambar kupu-kupu yang kentara untuk dilihat serta celana tidur berwarna hitam dengan corak gambar tengkorak yang menggemaskan.
"Jadi apa yang mau kau ceritakan ?" tanya Kyuubi. Naruto mencomot marshmallow dari kotak yang sedang dipegang kakaknya itu. "Murid baru. Laki-laki, menyebalkan." katanya dengan nada dingin. Betapa menyebalkannya si anak baru tadi. Otak pink miliknya memulai flashback-flashback yang menyebalkan namun tidak dapat disanggah juga jantungnya berdetak kencang.
"Heh ? awas saja kalau aku mendengar keluhanmu nanti kalau kamu jatuh cinta dengannya. Aku sudah tahu wajah murid baru dikelasmu itu seperti apa. Soalnya kakaknya yang sama menyebalkan juga satu kelas denganku, dan membuat fans ku bingung siapa yang akan mereka elukan nanti." kata Kyuubi alay.
"Alay." dengus Naruto. "Biar." jawab Kyuubi cuek sambil mengangkat kedua bahunya tidak perduli. "Memangnya menyebalkan yang bagaimana ?" tanya Kyuubi lagi.
"Dia lebih tinggi dari aku, jadi aku yang dibelakangnya tidak bisa melihat kedepan. Hanya punggungnya saja yang terlihat. Dan ketika aku meminta dia untuk bergeser sedikit, dia menolak. Bukankah itu sangat menyebalkan ?" gerutu Naruto lagi.
"Memangnya kau tidak ingat aku menyuruhmu untuk selalu duduk paling depan ?" tanya Kyuubi dengan mata yang seolah-olah siap memutilasi Naruto kapan saja. "Aku sudah meletakan tas ku di bangku paling depan, dan aku terlambat kembali kedalam kelas, tahu-tahu tas ku sudah dipindah ke kursi yang paling belakang." Naruto menggertakan giginya dengan kesal.
"Bodoh." komentar Kyuubi membuat Naruto mencubitnya dengan kesal. "Kakaknya itu juga menyebalkan." dengus Kyuubi. "Memangnya kenapa ?" tanya Naruto. "Tidak apa-apa, sih." jawab Kyuubi sambil berlalu pergi. Memangnya mau bercerita dengan anak tujuh tahun tentang masalah perempuan ? no way.
...
"Hey kau !" teriak Naruto sambil menunjuk Sasuke yang baru saja turun dari mobil CRV miliknya bersama sang kakak. Sasuke melihat Naruto yang nampak kesal dan ia tahu sebabnya, hanya tersenyum kecil. Dan berjalan meninggalkan Naruto dengan maksud agar gadis itu mengikutinya.
Dan benar saja, Naruto yang merasa sebal mengikuti Sasuke dengan wajah masam. Apa-apaan anak ini ? "Berhenti !" teriak Naruto. Tetapi Sasuke kembali mengacuhkannya hingga mereka tiba dibelakang sekolah, dibawah pohon apel kesukaan Naruto bersama Sakura.
"Ada apa kau mengikutiku ?" tanya Sasuke berbasa-basi. "Cih, apa maksudmu dengan calon pacar ? kau tahu aku jadi dibicarakan teman-teman yang lain!" protes Naruto dengan suara keras.
"Kalau begitu kita pacaran saja, beres kan ?" kata Sasuke dengan wajah yang membuat Naruto mengepalkan tangannya begitu keras dengan wajah memerah malu. Jantungnya berdegup kencang sekali.
"E-enak saja." kata Naruto sambil berbalik meninggalkan Sasuke yang tersenyum misterius.
"Hn, Naruto Namikaze. Aku pasti akan mendapatkanmu !"
TBC XD
Yeee akhirnya selesai dalam waktu satu jam =D ! sore ini numpang wifi jadi musti update cepet-cepet wuakakak :v
Review ? ^^
11
