Terinspirasi dari dramkor 'God of Study' tp kisah cinta Jiyeon ma Seungho nya aja,jd mian klo sdkit mirip^^
Title : Don't Say Good Bye
Writer : Nickey Jung Rae Suk
Rating : K+
Cast : YunJae, YooSu, Changmin, Kwon Boa, Jung Umma
Genre : YAOI, Frendship, Romance, Hurt, School Life.
Disclaimer : YunHo MILIK JaeJoong, JaeJoong MILIK YunHo, Cerita ini ASLI MILIK saya.
Lenght : 1 of 2
Warning : YAOI, BOY x BOY, Boys Love,
Typo(s), Ide pasaran, No Majas, EYD kacau, Judul ga sesuai dg cerita, alur lambat-kadang cepet(?), TIDAK SUKA JANGAN BACA, NO BASH.
.
.
.
"Yunnie...!" Teriakan seorang namja cantik membuat beberapa siswa/i ShinKi Senior High School menoleh ke arahnya.
'Ck, Kim Jaejoong, lagi-lagi dia'
Mungkin itulah yang ada dibenak mereka.
"Yunnie...hahh..hahh.. kenapa kau meninggalkan ku?" Namja cantik bernama Kim Jaejoong itu mengerucutkan bibirnya imut, sedangkan namja yang dipanggil 'Yunnie' atau lebih tepatnya Jung Yunho itu menghentikan langkahnya.
Lelah?Sudah pasti,ani- mungkin lebih tepatnya bosan. Setiap hari, bahkan setiap menit Kim Jaejoong selalu mengikutinya, mungkin hanya saat mandi atau buang air saja Jaejoong berhenti menempel. Terkesan berlebih memang, tapi itulah kenyataannya. Mereka bak kancing dan baju, tak terpisahkan.
"Bisakah kau tidak mengikutiku sehari saja?" Yunho menatap tajam Jaejong. Sedangkan yang ditatap malah cengengesan.
"Tentu saja tidak bisa, kau dan aku itu satu paket. Jadi dimana ada Jung Yunho, disitu pasti ada Kim Jaejoong." Ujar Jaejoong tersenyum innocent. Yunho yang mendengarnya hanya memutar bola matanya jengah. Kemudian ia bergegas pergi mengacuhkan Jaejoong yang terus memanggilnya.
"Dimarahi Yunho hyung lagi?" Changmin menghampiri Jaejoong dan duduk di sebelahnya, mulutnya masih asik mengunyah keripik kentang pedas kesukaannya. Jaejoong yang sedari tadi menelungkupkan wajahnya dimeja hanya bergumam.
"Sepertinya kau harus menyerah Hyung.."
"Andwe..!" Jaejoong menegakkan tubuhnya. "Aku tak akan menyerah, aku tahu Yunnie itu sebenarnya juga menyukaiku, hanya saja dia tidak bisa mengekspresikannya." Ujar Jaejoong percaya diri.
"Ck.." Decak Changmin menggeleng-gelengkan kepalanya. Percuma saja ia memberi saran pada Jaejoong, karena selain narsis dan keras kepala, namja cantik yang baru dikenalnya enam bulan itu juga mempunyai rasa percaya yang tinggi.
Kim Jaejoong adalah siswa pindahan di sekolah itu. Tidak banyak yang tahu darimana Jaejoong berasal. Namja cantik itu memang terkesan misterius.
Di sekolahnyapun Jaejoong hanya berteman dengan beberapa orang saja.
Jaejoong dekat dengan Changmin, si tiang listrik yang doyan makan, walaupun usianya 2 tahun di bawah Jaejoong, tapi ia satu angkatan dengan Jaejoong, karena Changmin merupakan siswa akselerasi. Mungkin hobby makannya membuat ia mempunyai otak yang cerdas.
Selain Changmin, Jaejoong juga dekat dengan Yoochun dan Junsu, pasangan yang paling unik menurut Jaejoong. Karena Jaejoong tak habis pikir, seorang cassanova seperti Park Yoochun lebih memilih berpacaran dengan namja polos seperti Kim Junsu. Tapi mungkin itulah yang dinamakan cinta. Tak peduli pada siapa dia berlabuh, jika hati sudah menetapkannya, ia tak akan mampu menolak.
Begitu juga dengan Jaejoong, walaupun ia sudah beberapa kali menerima penolakan dan sikap dingin Yunho, tapi tak membuat dirinya menyerah untuk bisa mendapatkan cinta Yunho.
Selain itu, Jaejoong juga dekat dengan Boa, yeoja satu-satunya di antara adalah teman kecil Yunho.
Setahu Jaejoong Yunho, Boa, Changmin, Yoochun dan Junsu sudah bersahabat dari sejak elementary school, dan mereka selalu bersekolah di tempat yang sama, seperti saat ini. Kedatangan Jaejoong ke sekolah mereka membawa suasana baru bagi kelimanya, apalagi Changmin, setiap ia meminta dibelikan makanan apapun, Jaejoong pasti memberikannya. Tapi walaupun begitu, tak ada yang tahu siapa sebenarnya Jaejoong, yang mereka tahu, Jaejoong hanyalah seorang siswa pindahan yang berasal dari keluarga kaya. Mereka bisa menebak dari barang-barang yg dipakai Jaejoong, semuanya high class.
~*YunJae*~
"Aku pulang..." Jaejoong memasuki rumah kecil Yunho dengan tak bersemangat.
Yeah... Jaejoong memang tinggal di rumah Yunho. Rasa cintanya yang terlalu besar pada Yunho membuat dirinya rela tinggal di rumah Yunho yang kecil, bahkan luas rumah Yunho bisa dikatakan sama dengan luas kamar mandi di rumahnya.
Yunho memang bisa dikatakan miskin, rumah yang ditempatinya sekarang juga adalah hasil menyewa.
Ia hanya tinggal berdua dengan ibunya yang bekerja di tempat laundry.
Ayahnya meninggal ketika ia berusia 10 tahun. Ia sendiri setelah pulang sekolah bekerja sebagai pengantar makanan di sebuah restoran tak jauh dari tempat tinggalnya. Tapi walaupun kehidupannya seperti itu, tak membuat Yunho patah semangat. Ia sangat menikmati kehidupannya, tapi sebelum kedatangan Jaejoong.(menurutnya)
"Kau sudah pulang?" Nyonya Jung menghampiri Jaejoong dengan sebuah mangkuk berisi ramen di tangannya. Ia duduk dan menyimpan mangkuk itu di meja lipat, kemudian yeoja paruh baya itu memakan mie nya. Ekor matanya melirik Jaejoong yang tengah menggerutu di sampingnya.
"Wae?" tanyanya masih tetap mengunyah. "Yunho memarahimu lagi?" Nyonya Jung memang tahu jika Jaejoong menyukai Anaknya, dan ia juga tahu jika Yunho selalu menolaknya. Tapi Nyonya Jung tak mau mencampuri urusan mereka, ia juga terkadang sering membentak atau mengacuhkan Jaejoong walaupun pada dasarnya yeoja paruh baya itu menyanyangi Jaejoong.
Bukan karena Jaejoong adalah 'Hero' bagi dirinya. Nyonya Jung sadar, mungkin jika Jaejoong tak hadir dikehidupannya, ia dan Yunho sudah menjadi gelandangan sekarang. Tak bisa dipungkiri jika Namja cantik itu sangat membantu keuangannya.
Tapi begitulah sifatnya, cuek. Dan Jaejoongpun tak pernah tersinggung malah Nyonya Jung lebih dekat dengan Jaejoong dibandingkan dengan anaknya.
"Kenapa Yunho tak pernah melihatku?..." Rajuk Jaejoong. "Umma Jung, apa aku jelek? Kenapa Yunho selalu mengacuhkanku?" Jaejoong bertanya lagi. Nyonya Jung melihat seksama wajah Jaejoong.
"Sebenarnya kau itu lumayan, hajiman... Kau terlalu bodoh."
"Mwo? Umma, aku memang tak sepintar Yunho, tapi aku tidak bodoh..!" Sanggah Jaejoong tak terima ucapan yeoja yang sudah ia anggap ibu itu.
"Maksudku kau terlalu bodoh dalam urusan cinta... Sudahlah, bukankah Yunho sudah menolakmu eoh? menyerah sajalah..." Nyonya Jung kembali memakan ramennya. Jaejoong sendiri hanya terdiam.
"Umma Jung... Apa Yunho dan Boa berpacaran? Mengapa mereka selalu terlihat dekat? Bahkan Yunho selalu tertawa dengannya, sedangkan padaku?"
"Tanyakan saja sendiri pada Yunho... Kalau memang mereka pacaran, aku setuju, Boa itu cantik, dia juga pandai memasak, dan dia ju-"
"Ummaa~~" teriak Jaejoong.
"Yak! Kau ingin membuatku tuli eoh? Aish..." Nyonya Jung menggosok telinganya yg berdengung akibat teriakan Jaejoong.
"Bukannya Umma mendukungku? Kenapa kau malah memuji Boai? Aish.." Jaejoong kembali mengerucutkan bibir cherry-nya.
"Makanya, ubahlah strategimu, jika terus seperti ini, Yunho tak akan pernah melihatmu." Nyonya Jung selesai makan, ia berdiri hendak menyimpan mangkuk bekas makannya itu ke dapur. Sekilas ia melirik Jaejoong yang terlihat sedang berpikir, mungkin namja manja itu sedang memikirkan kata-katanya barusan. Pikirnya.
~*YunJae*~
"Yunnie..hari ini temani aku ke toko buku ne?" Jaejoong menarik-narik ujung tangan baju Yunho. Yunho yang saat itu sedang membaca menutup buku yang dibacanya dengan kasar. Ia menatap tajam Jaejoong, sedangkan Jaejoong hanya mengerjapkan matanya imut.
"Tidak bisa, siang nanti aku bekerja." Jawab Yunho datar, kemudian ia melanjutkan kembali membacanya.
"Tapi hari ini buku itu diluncurkan, aku tak mau jika sampai nanti tidak kebagian. Padahal aku sudah menantinya lama..."
"Kalau begitu pergi saja sendiri."
"Shirro... Aku ingin kau mengantarku."
"Bagaimana jika aku yang mengantarkanmu? Kebetulan aku juga ingin membeli sebuah novel." Sahut Boa seraya tersenyum. Jaejoong memicingkan matanya.
"Kalau kalian mau, aku juga bisa mengantar.." Changmin yang tengah sibuk ngemil itu mengajukan diri untuk mengantar Jaejoong. Tak lupa Changmin menyungingkan sebuah senyuman evilnya.
"Kau pasti mempunyai maksud lainkan?" Sinis Jaejoong.
"Hehee... Hyung tahu saja.." Changmin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ternyata Jaejoong bisa mencium maksud terselubung Changmin, apalagi kalau bukan minta ditraktir makan. Ck..
"Aku hanya mau pergi dengan Yunnie..." Tolak Jaejoong seraya menyandarkan kepalanya di bahu Yunho. Yoochun dan Junsu tertawa melihatnya, sedangkan Changmin mencebilkan bibirnya karena misinya gagal. Boa sendiri tersenyum melihat tingkah manja Jaejoong, sedangkan Yunho? Namja tampan itu tak peduli, ia masih tetap serius membaca buku.
.
.
Karena Jaejoong terus merengek meminta Yunho menemaninya ke toko buku, akhirnya namja tampan itu terpaksa menurutinya. Karena memang hari ini tidak ada jadwal kerja. Tadi ia mengatakan akan bekerja pada Jaejoong karena ia malas mengantar namja cantik itu. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain.
Tak lupa keempat kawannya pun ikut menemani namja cantik itu.
Setelah menemukan apa yang dicarinya, Jaejoong mengajak teman-temannya itu makan. Tentu saja yang paling bersemangat itu sang maknae.
"Ommo! Dompetku sepertinya ketinggalan di toko buku itu.." Panik Jaejoong. Ia baru ingat jika ia belum sempat memasukan dompetnya itu ke dalam tas.
"Kalian masuk saja dulu, aku mau mengambilnya."
"Biar aku temani Jae.." ucap Boa. Kemudian Jaejoong dan Boa kembali ke toko buku itu. Mereka menyebrang karena toko buku itu tepat berhadapan dengan Restoran tempat mereka makan nanti.
Jaejoong masuk sedangkan Boa menunggunya di luar.
Tak lama kemudian Jaejoong keluar dengan dompet di tangannya. Untung saja karyawan toko itu jujur, jika tidak, melayanglah kantong uang itu. Pasalnya, di sanalah semua aset berharga Jaejoong.
Yunho, Changmin, Yoochun dan Junsu masih berdiri di luar Restoran. Mereka tidak masuk seperti apa yang Jaejoong suruh.
Bukannya mereka takut jika Jaejoong berbohong, tapi mereka takut jika dompet Jaejoong hilang. Dan apabila mereka sudah di dalam, siapa nanti yang akan membayar semua makanan yang mereka pesan?
Mereka melihat Jaejoong dan Boa yang tengah terlihat melambaikan tangan pada Yunho, tapi namja tampan itu tak menghiraukannya.
TINN TINTINN!
"Boa!" Teriak Yunho ketika mobil dengan kecepatan tinggi hampir menabrak Jaejoong, tapi dengan cepat Boa menarik tangan Jaejoong hingga keduanya berguling di trotoar.
"Gwaenchana?" Yunho menghampiri Boa dan membantunya bangun.
"Ne..." Boa berdiri dan menepuk-nepuk rok sekolahnya yang kotor.
"Jae... Gwaenchana?" Panik Yoochun, Junsu dan bertiga berusaha membantu Jaejoong berdiri.
"Gwaenchana.. " lirih Jaejoong sakit.
Bukan. Bukan sakit karena telapak tangannya berdarah, tapi hatinya yang sakit melihat Yunho lebih mengkhawatirkan Boa.
"Yak! Apa kau tidak bisa berhati-hati eoh? Jika saja Boa tak menarikmu mungkin kau sudah tertabrak. Apa kau tak punya mata?" Hardik Yunho pada Jaejoong.
"Sudahlah Yun... Jangan memarahi Jaejoong. Lagipula kita berdua baik-baik saja." Boa mencoba menenangkan kemarahan Yunho.
"Mian..." Lirih Jaejoong menundukan kepalanya, ia takut melihat wajah Yunho yang seakan ingin menarik nafasnya dalam.
"Ayo pulang!" ajaknya pada Boa. Ia memegang pergelangan tangan Boa dan menyeretnya pergi.
"Hyung!" Seru Changmin. Tapi Yunho tak mengindahkannya. Ia terus saja membawa Boa pergi. Boa sendiri terlihat berontak, tapi cengkraman tangan Yunho terlalu kuat. Sehingga ia pun pasrah dibawa pergi oleh namja tampan itu.
"Sudahlah Minnie, ayo kita masuk.." Ajak Jaejoong. Ia tersenyum miris melihat punggung Yunho yang semakin menjauh.
"Sebaiknya kita pulang saja Joongie-ah..." ucap Junsu khawatir.
"Ne, sebaiknya kita pulang. Lukamu harus diobati.."
"Benar Hyung, kkajja.." Changmin menimpali ucapan Yoochun.
"Aniyo.. Aku sudah berjanji mentraktir kalian makan.. Ayo masuk..." Jaejoong tersenyum seolah ia memang baik-baik saja. Ia memang tak mau membuat ketiga temannya itu cemas.
Jaejoong masuk ke dalam restoran itu terlebih dahulu, sedangkan Yoochun, Junsu dan Changmin hanya menatap iba padanya. Mereka tahu apa yang Jaejoong rasakan.
~*YunJae*~
TRAKK
"Uh.. Ige mwoya?" Jaejoong mengambil sebuah kotak beludru berwarna merah yang tak sengaja dijatuhkannya ketika membereskan futon bekas tidur Yunho.
Dengan perlahan ia membuka kotak itu.
"aaa Yepeoda~~" Jaejoong menatap binar sebuah cincin yang terdapat di kotak itu. Ia pun mencoba memakainya di jari manisnya. Ternyata sangat pas.
Cincin itu menjadi sangat indah jika sudah tersemat di jari manis tersenyum senang. 'Apa cincin ini untukku?' Batinnya.
Kemudian namja cantik itu melepas dan menyimpan kembali cincin itu.
.
.
Suasana pagi itu cukup cerah. Tapi tidak dengan suasana hati Jaejoong. Namja cantik itu terlihat murung dari biasanya. Pasalnya sang pujaan hati a.k.a Yunho meninggalkannya pergi sekolah. Padahal berangkat sekolah bersama adalah hal yang paling indah buat Jaejoong, karena setidaknya ia dan Yunho bisa lebih sering berdekatan.
Brakk
Jaejoong menyimpan tasnya di meja dengan kasar.
"Waeyo?" Tanya Junsu dengan wajah polosnya, sedangkan Yoochun dan Changmin sudah tahu, jika seorang Kim Jaejoong merengut berarti Yunho lah penyebabnya.
"Yunho meninggalkanku. Padahal aku sudah membuatkan sarapan untuknya, tapi ternyata dia sudah pergi lebih dulu..huhh.." Jaejoong mengeluarkan kekesalannya.
"Kalau tidak salah, tadi pagi aku melihat Yunho di taman belakang sekolah bersama Boa." Ungkap Yoochun.
"Jinjja? Sedang apa mereka?"
"Molla, aku hanya melihat mereka sekilas.."
"Aishh..." Jaejoong mengacak-acak rambutnya.
"Pagi semua.." Sapa Boa. Kemudian ia menghampiri sahabat-sahabatnya itu diikuti Yunho dibelakangnya.
"Aku dengar hari ini Lee Songsaenim tidak masuk karena beliau akan menghadiri pernikahan adik laki-lakinya, jadi untuk pelajaran pertama kita kosong." ujar Boa lagi.
"YEEEEEE..." Suasana kelas menjadi riuh, seluruh siswa merasa senang, karena itu berarti mereka bisa bebas di jam pertama.
"Memangnya jika Lee Songsaenim tidak hadir dipernikahan adiknya, apakah adiknya itu tidak akan jadi menikah?" Tanya Changmin datar.
Pletakk
"Dasar evil, bukan begitu maksudnya.. Mungkin beliau hanya ingin turut berbahagia dengan adiknya." Yunho menjitak kepala Changmin.
"Aish.. Hyung appoo... "Mereka semua tertawa melihat sang lordvoldamin kesakitan. Kecuali Jaejoong, namja cantik itu terdiam memperhatikan sesuatu yang tersemat di ibu jari Boa. Ia tidak salah lagi Cincin itu adalah cincin yang ia temukan di tempat tidur Yunho.
Jadi ternyata... Cincin itu bukan untuknya? Melainkan untuk Boa?
Jaejoong tersenyum kecut. Kemudian ia keluar kelas begitu saja, menghiraukan tatapan heran kelima temannya.
.
.
.
.
.
TBC
Klo responnya bagus, Chap 2 nya insyaallah saya post nanti malam^^
Minta Reviewnya yah...
YUNJAE IS REAL...!
Always Keep The Faith...^^
