Letter For My Little Brother
Chapter 1
Disclaimer: KHR punya Amano Akira FOREVER!
WARNING: typo , OOC (mungkin) , de el el yang tidak di ketahui author.
"Tsuna , Tsuna. Jangan nangis ya. Kakak selalu ada di hati kamu Tsuna. Kakak mau pergi dulu sebentar. " kata Giotto yang memakai baju biasanya dengan jubah yang biasa ia pakai sambil mengelus-elus kepala Tsuna.
"Kakak mau pergi kemana?" kata Tsuna sambil menatap Giotto bingung.
Giotto hanya dapat tersenyum lalu pergi meninggalkan Tsuna sendirian. Lalu Tsuna terbangun dari tidurnya dan alam mimpinya. Setelah terbangun ia melihat ada sebuah surat di atas meja sebelah kasurnya. Dengan cepat Tsuna mengambil surat itu dan membacanya.
Italy , 2 April 1***
For my little brother
Sawada Giotto
In Italy
Tsuna, kamu janganlah bersedih lagi ya. Aku akan selalu menjagamu. Aku akan selalu ada di hatimu. Dan ingat aku selalu melihatmu dari langit yang berwarna biru seperti warna bola mataku ini. Tsuna, maaf ya. Jika kau merindukanku tataplah langit. Jangan menangis lagi dan kembangkanlah vongola. Aku serahkan kepadamu masa depan vongola. Selamat tinggal Tsuna.
Kakakmu
Giotto
Satu tetes air mata keluar dari pelupuk mata Tsuna yang telah selesai membaca isi surat dari kakaknya tersayang. Lalu saat aku akan menaruh kembali surat tersebut ke dalam amplop , aku seperti melihat ada barang yang jatuh. Ternyata itu adalah cincin vongola punya kakak.
"Kakak, ini bohongkan? Katanya kau berjanji akan selalu ada di sampingku. Selalu menemaniku yang lemah ini. Selalu menjagaku yang tidak dapat berbuat apa-apa." kata Tsuna sambil mengusap air mata yang keluar dari matanya.
~TOK TOK TOK~
"Permisi." kata seseorang berambut warna merah dan memiliki tato di dekat mata kanannya. Ia sekarang memakai kemeja dengan jas hitam , dasi hitam , dan celana panjang hitam , dan sepatu hitam.
"Ah, G. Ada apa?" tanya Tsuna menyembunyika amplop , cincin milik Giotto , dan menyembunyikan perasaan sedihnya.
"Kita harus segera siap-siap Tsuna-sama." Kata G kepada Tsuna yang masih berbaring di kasur.
"Untuk?" tanya Tsuna singkat.
"Untuk... ... ... Lebih baik kita cepat. " kata G yang langsung berjalan keluar dan menundukan kepalanya. "Pakailah kemeja , jas , dasi , celana , dan sepatu hitam. " kata G yang langsung keluar dari kamar Tsuna.
Lalu Tsuna mengambil vongola sky ring milik Giotto dan memakainya. Lalu ia bergegas memakai semua yang diberitahu G.
'Kenapa semuanya serba hitam? Tadi pagi setelah aku bangun amplop dari kakak , dan sekarang aku harus memakai kemeja , dasi , celana panjang , dan sepatu hitam? Akh, lebih baik aku cepat. Sepertinya amplop itu hanya tipuan.' pikir Tsuna sambil merapikan pakaian yang dipakainya.
Setelah selesai memakai dan merapikan baju yang dipakai , akhirnya Tsuna turun dan menemui G yang sudah menunggu bersama Ugetsu dan juga Alaude yang memakai pakaian yang sama seperti G.
"Ayo, kita harus cepat." kata G yang sudah langsung naik ke mobil sedan hitam , diikuti Alaude dan Ugetsu yang menundukan kepalanya.
'Ada apa ini?' tanya Tsuna dalam hatinya sambil memasuki mobil yang akan dibawakan oleh G.
Suasana didalam mobil sangat hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan , hanya ada suara deruman mobil. Tsuna hanya menatap keluar dan melihat ke langit. Ia seperti masih memikirkan mimpi yang ia alami dan saat ia mendapatkan surat dari Giotto dan cincinnya. Ugetsu yang duduk di depan hanya tertunduk dengan muka yang sangat pahit , bagaikan sudah terjadi sesuatu yang sangat tidak diinginkan , begitu juga dengan Alaude. Semuanya sama , lalu Tsuna mencoba bertanya apa yang terjadi sebenarnya.
"Eto, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Tsuna pada Alaude , Ugetsu , dan G.
G yang mendengar itu kaget dan hampir saja mengenai pohon yang ada di depannya.
"I-itu ka-karena... Kau akan tahu jika kita telah sampai tempat tujuan kita." Kata G yang sekarang menyetir dengan lebih tenang.
~ SETELAH SAMPAI DI TEMPAT TUJUAN~
"Di-Dimana ini?" tanya Tsuna yang kaget melihat sekelilingnya hutan yang dapat dibilang indah.
"Tolong ikuti saya." kata Ugetsu yang memimpin perjalan.
Alaude semejak tadi diam saja. Tidak bergeming sama sekali. Hanya saja mukanya sangat muram.
Lalu Tsuna dapat melihat didepan matanya ada peti seseorang. "Si-Siapa yang di dalam peti itu?" tanya Tsuna.
Alaude , Ugetsu , dan G hanya dapat tertunduk dan diam tidak dapat menjawab.
Lalu saat akan mendekat , "Ukh." rintih Tsuna sambil memegang kepalanya. 'A-Apa ini? Kepalaku pusing. Sakit, sesak, tidak dapat bernapas. A-Ada apa i-ini?'
~GUBRAK~
TO BE CONTINUED…
Author note : maaf pendek... Idenya kepotong... Jika ada typo atau kesalahan paragraf beritahu saya , tapi please no flame... Review please...
