Waktu yang menggoda

Waktu sang penghasut

Waktu yang membunuh

Waktu yang ternodai oleh darah keputusasaan

Waktu yang dibanjiri oleh tangis penyesalan

Semua ini ...

Harus dihentikan.

Wahai sang 'perantara' waktu

Aku telah memilihmu untuk menjadi 'pelindung'

Kau akan belajar dari sang 'pengurus'

Jangan pernah menyerah pada sang 'penguasa'

Melawanlah pada takdir

Tumbuhkan dimensi baru

.

" Jam Genistche bereaksi "

Time Game

Choosha :

Malconette Tara. Ivory

Disclaimer:

Sampai kapanpun, Inazuma Eleven GO teteub milik Level 5 dan Yabuno Tenya seorang

Genre :

Adventure

Rated:

K+

Warning:

Typooo(s) berserakan, pendeskripsian kurang, humor maksa

Terus ...

Biyung mau bikin apaaaaa !

" Remedial "

" Hah? "

" Remedial. "

Kirino mengerjap – ngerjapkan matanya. Kidou menatapnya intens.

" Yang bener ? "

" Yak. Ngulang lagi. "

" Masa' sih ? "

" Mau saya tunjukkan lagi hasil uji – "

" Ga mungkin ah. "

" Yang jelas. " Kidou membetulkan posisi duduknya. " Besok, kamu datang ke ruang guru. Lalu ujian remedial. "

" Baiik. "

" Aaah, baru salah sedikit saja sudah langsung remedial ! "

" Yah, apa boleh buat. " Kariya nyeletuk. " Mungkin, Kamu belum ber- "

" AKU SUDAH BELAJAR SEMALAMAN GARA – GARA SEBIJIK PERTIDAKSAMAAN KUADRAT ! APA – APAAN ITU ! SI HAKURYUU YANG GEBLEKNYA MINTA AMPUN AJA GAK REMEDI! "

Kariya speechless. Kirino suka kumat kalo lagi dalam keadaan :

PMS + Ujian MM + remedial pulak = Kirino meledak, menghancurkan jagad raya beserta isinya. Kariya sendiri, sebenarnya terkena stroke sementara ketika tahu Kirino remedial. Kirino pasti dan selalu mendapat nilai sempurna kalo pelajaran ngitung – ngitung ( duit ). Rekornya dipatahkan seketika oleh manusia berkacamata ijo, Sensei Kidou Yuuto. Yang tiba – tiba ngasih ujian mendadak dengan timing yang tidak tepat.

Flesbek

Tadi pagi, gempa melanda ( masih gempa )

Tadi pagi, semuanya nyuruk ke bawah kolong meja ( masih gempa )

Tadi pagi, pas asik nyuruk – nyurukan, Amagi minta ijin buang hajat ( masih gempa )

Tadi pagi, Kidou tereak " Kita ujian ! " ( masih nyuruk dan masih gempa )

Tadi pagi, semua murid menjerit ( masih gempa )

Tadi pagi, kertas dibagikan dari bawah kolong meja ( makin gempa )

Tadi pagi, Kidou tereak sekali lagi, " Batas waktunya sampai gempa berhenti ! "

Tadi pagi, gempa berhenti 5 menit kemudian

Tadi pagi, satu kelas remedial ( except Hakuryuu and Shuu )

Gempa bergempa selesai

Sebenarnya, hal ini sudah sangat terlalu biasa terjadi. Kariya tahu (ujian dadakan ) ala Kidou tidak mengenal tempat, waktu, ato suasana #kayak ciri intrinsik cerpen. Kalau, dia lagi mood Undak, ya, Undak. Satu – satunya jalan menghentikan kebiasaan Undaknya adalah dengan mencuri kacamata ijo yang entah sampai kapan lepas di kepalanya.

Belum ada yang berani nyoba. Tak ada seorang pun yang mau dipatuk penguin kesayangan Kidou, dimutilasi, kemudian disate. Masih sayang nyawa dan uke #elhoh?kok ga nyambung gini

" Aku harus belanja. Mata ashita, Kiri – chan. "

" Mata ashita. " Sepertinya, Kariya tahu bahwa capcipcupcepcop Kirino tidak akan ada hepi endingnya.

Masih terus ngedumel, Kirino melanjutkan petualangannya menuju rumah tercintah. Tanpa sadar, dia terus melangkah dan ...

" Eh ? ini bukan jalan yang biasa kulalui. " Sebuah jalan setapak yang sepi. Oke, ralat. Ada 2 ekor kucing kok.

" Oh iya. Ini kan jalan di belakang menara itu ya. Kampret, kok jadi tersesat gini. "

Majukan 1 menit ...

" A – apa ? si – siapa yang bicara ? " Gadis bertwintail itu menengok kanan kiri, agak takut. Pasalnya, tidak ada seorang pun yang berada di jalanan itu. Ini hampir senja, kalo ketemu Kuchisake Onna [1], alamak, panjang urusannya.

Majukan 1 menit ...

" A – apa maksudnya ? majukan 1 menit ? apanya ? "

Seakan pertanyaan Kirino terjawab, suara jernih itu terdengar kembali.

Jam tanganmu ...

" Maksudnya jam tanganku dimajukan 1 menit ? " Kirino melakukan perintah 'entah – suara – apa – itu '. Kirino memutar bulatan kecil pada jamnya dengan teliti.

Sepertinya ...

' Jangan – jangan ini legenda kota tentang menara jam itu. '

Kirino sering bergosip dengan Beta. Pindahan El Dorado itu sangat menyukai legenda kota, dan setiap musim panas, dialah biang dari Hyakumonogatari [2]. Dia akan bercerita tentang hantu, dan tidak akan puas sampai temannya menjerit, lari terbirit. Dia bahkan pernah membuat Amagi pipis di celana. Tadi pagi pun, Beta, sebagai murid kelewat gahol, menceritakan satu legenda yang sangat ia sukai.

" Kir, katanya, kalau kamu berdiri tepat di bawah bayangan belakang menara jam Inazuma kemudian berhadapan dengan patung neko, lalu memajukan 1 menit pada jam tanganmu dan memundurkannya lagi 1 menit, kamu akan bertemu dengan sebuah toko yang bisa meminjam waktu. "

" Waktu ? memangnya waktu bisa diputar kembali ? "

" Mana kutahu. Ini kan hanya desas – desus. Tapi, seru kan ? kita bisa meminjam waktu, memutarbalikkannya kembali dan memakai waktu sepuas hati. "

" Enak sekali kau bicara. Ngomong – ngomong, si Gamma kenapa lagi ? kok ga dateng hari ini ? kehabisan wax rambut ? "

" Ndak lah. "

" Terus ? "

" Barusan muntahin kucing. Kucing kecil gw, si Alpha yang gw pungut di Kali Ciliwung."

" Hah ? "

" Lo gak percaya kan ? tapi, gw percaya. Gw ngeliat bangkainya. Gw ngerasa kucingnya tersiksa banget di perut Gamma. Si rambut jabrik itu cemburu sama Alpha. Soalnya, gw sayang terus. Eh, ketelen ama dia pas si Alpha tidur di atas muka ( gile ) dia. "

" ... Freak lo semua "

Itu hanyalah gosip, is that right ?Kita kembali kepada sang gadis twintail.

" Yak, mundurkan 1 menit lagi. Aku juga sudah berdiri tepat di bayangan. Tinggal berdiri di depan patung kucingnya. " Kirino membawa langkahnya ke arah patung kucing. Tep

TENG TENG TENG TENG TENG TENG TENG

Jam menara berbunyi, menandakan tepat pukul 6 sore. Soyokaze bertiup dan membuat rok Kirino melambai.

Selamat datang di Toko Jam Gschicht

Cahaya terang muncul dari patung neko, dan refleks membuat Kirino memejamkan mata.

" Uwaaa, perasaan apa ini ... agak nyaman ... " gumam Kirino. Alih - alih sinar memudar, Kirino membuka matanya sedikit.

" A – apa ?! " Kirino menemukan sebuah bangunan era 80-an gaya Barat. Di bagian atas ujung bangunan terdapat jam besar dengan penunjuk waktu yang diukir rumit.

" Aku belum pernah melihat yang beginian. " Tanpa rasa takut, Kirino memasuki perkarangan hijau, dimana terdapat banyak sekali tanaman petunia, dan hydrangea. Gadis berambut pink itu membuka pintu. Dan tampaklah jam – jam dinding yang biasa maupun antik tergantung. Semuanya menunjukkan waktu yang berbeda – beda.

" Waah, sugoiii ... " Pandangannya tertuju pada sebuah jam kecil dengan model ' genggam – di – tangan ' yang terletak begitu saja di atas meja pajang.

" Indah sekali. " gumamnya. Dia meraba permukaan kaca jam yang mengkilat. Pinggiran jam dihiasi dengan permata putih kecil dan kelihatannya asli. Jarum penunjuk menit dan penunjuk jam mirip dengan lekukan pedang Kusanagi. Latar bergambar matahari dan bulan, seolah menyiratkan pesan bahwa waktu akan terus berputar. Rantainya berwarna emas. Benar – benar cantik.

" Ehem, nona manis ... "

Kirino membalikkan badan dan mendapati seorang pemuda berpakaian butler yang sebaya dirinya membungkuk hormat.

" Si – siapa ? "

" Maaf membuatmu takut. Aku ' pengurus ' Toko Jam Gschicht ini. Namaku Shindou Takuto. "

" A – aku Kirino Ranmaru. Tadi kau bilang apa ? Toko Jam Gschict ? "

" Ini adalah toko tempat kau meminjam waktu. "

" Aku tidak mengerti. "

" Aku paham, Nona Kirino. Kau pelanggan baru. "

Shindou berjalan ke arah Kirino sembari memegang sebuah jam tangan.

" Ini Repeater. Kau bisa mengulang kejadian yang telah berlalu. " Dia memakaikannya pada pergelangan tangan Kirino. " Kamu memasuki toko ini 5 menit yang lalu. Kita mundurkan jam ini 5 menit. " Shindou memutar bulatan kecil dan menekan tombol pada pinggiran jam tangan.

" Repeater, mulai ! "

SYUUUT ! Kirino seperti terbawa dalam arus waktu yang sangat cepat dan membawanya kembali pada jalanan setapak yang ia pijaki tadi.

" Ah ... Hah ? aku kembali ? " Kirino memperhatikan sekelilingnya. Semuanya sama. 2 ekor kucing yang berjalan. Burung gagak yang berkoak. Seperti deja vu. Terulang kembali.

" Tokonya ! " Kirino berlari melewati perkarangan hijau dan memasuki toko dengan terengah – engah. Menemukan Shindou berdiri sambil tersenyum

" Bagaimana ? "

" Baiklah. Ini sedikit aneh. "

Mata Shindou tertuju pada tas yang dipakai Kirino.

" ! jam itu ! "

" Jam ? Jam apa ? Kyaaa ! jangan direbut paksa ! "

Jam yang dilihat Kirino. Jam antik dengan pinggiran permata itu. Kini bergantung di tas Kirino.

Aneh. Jam ini tadinya tidak bergerak. Padahal, sudah kucoba untuk memperbaikinya. Sekarang, jarum – jarum itu bergerak.

" A – apaan sih ? "

" Hm. "

Shindou menatap Kirino. Dan sekarang, Kirino bisa melihat wajah Shindou dengan jelas yang ternyata ...

Ehem ... Keren ...

" Kau tidak tahu ini jam apa ? " Kirino menggeleng. Ganteng – ganteng, kok geblek gini. Aku kan baru pertama kali kesini !

" Jam Genistche. Jam ' sang perantara waktu '. Kau sudah terpilih untuk menjadi seorang perantara. "

" Perantara ? " Kirino menggaruk pipinya.

" Seorang perantara bertugas untuk melindungi waktu. Mengawasi 'peminjam' agar menggunakan waktu dengan benar. "

" Maafkan aku. Tapi, ... " Kirino mengibas – ngibas tangannya. " Kau menjelaskannya sampai mulutmu berbuih pun aku tak akan mengerti. "

" Maukah kau bekerja sambilan di sini ? "

" Eh ? "

Shindou seolah – olah tidak mempedulikan miringan kepala Kirino yang kebingungan.

" Bekerja ? "

" Iya. Melakukan tugas seperti membersihkan lantai, mengatur jam. "

" Whoa, whoa. Aku belum mengenalmu dengan baik. Dan Jam Genistche ? perantara waktu ? kenapa aku yang ditakdirkan menjadi seorang 'perantara' ? Aku menemukan toko ini secara kebetulan ! "

" Berarti ada sesuatu istimewa yang terdapat dalam dirimu. "

Garis tipis berwarna pink muncul di pipinya. Shindou ingin sekali tertawa.

" Tenang, kau akan dibayar kok. "

Kirino berpikir sebentar. Seandainya dia bekerja sambilan di sini, mungkin akan terjadi berbagai hal seru dan menarik. Bukankah ini menyenangkan ? daripada tidak ada kerjaan di rumah. Nambah duit jajan lagi.

" Baik. Aku mau ! tapi, tolong jelaskan tata cara peminjaman waktu ! mulai sekarang, aku kan bekerja sambilan di toko ini. Aku harus tahu tentang jam – jam yang ada di sini. Onegai shimasu, Takuto – kun ! " kata Ranmaru sembari menunduk.

Gadis yang menarik

" Wah, langsung memanggil nama rupanya. "

" Eh, anone ... Etto ... "

" Jika kujelaskan sekarang, kujamin kau tetap tidak akan mengerti, jadi pelan – pelan saja. "

" YA ! "

Bersemangat sekali, pikir Shindou.

Kirino melangkah keluar dengan riang, tanpa berpikir resiko yang akan dihadapinya nanti.

" Oi, oi apakah tidak apa – apa jika menyerahkannya pada anak itu ? "
" Ah, daijobu na. " Shindou mengedipkan matanya. " Kalau Jam Genistche yang memilihnya, kita tak bisa memaksa. "

" Kau selalu santai ya. "

" Dasar kucing pesimis. "

Hah ?

Kucing ? apa tadi dia ?

" Nyaw, aku tidak tahu kenapa kau mau mengumpulkan ' kenangan '. "

" Fufufu, itu rahasia. "

Kirino Ranamaru, penerus 'perantara' waktu ke – 165

Bimbinglah semua 'peminjam' waktu

Agar mereka tidak terjebak dalam permainannya

TSUZUKETA

NYAAAAH ! Saya balik ! hiatus berapa minggu ya ? Malco harus berjowang untuk ujian semester. GAAAAAAAH ! menyebalkan !

Saya datang membawa fic baru. Padalan, jatah fic Malco masih berjibun. Dasar anak plin plan

Tadinya, chara yang dipakai bukan TakuRan, melainkan SaruFei. Tapi, seseorang telah memprotes Malco ( hei, kamu yang merasa, harusnya kau berterima kasih padaku ( ‛ A ' ) chara ini gak matching untuk fic Time Game. Karena Shindou rada – rada elegan, maka dia berhasil merebut peran sebagai ' pemilik toko jam yang misterius '.

Dan keliyan semua yang telah mereview Hazure no Naku:

Usagi Yumi, , Nakajima Ayumu, Harukaze Maulida, Cece Lien

TERIMA KASIH BANYAK ! T◊T

Note:

[1] Kuchisake Onna: gadis bermulut robek yang biasanya muncul senja hari. Dia berkeliaran dengan menggunakan masker untuk menutupi mulutnya.

[2] Hyakumonogatari : cerita hantu di musim panas. Peserta memegang lilin dan menceritakan cerita hantu. Setelah selesai, lilin ditiup. Konon, roh halus muncul ketika peserta terakhir meniup lilin.

R

E

V

I

E

W