Boomerang

I don't Own One Piece

Sakazuki/Luffy

M

Peringatan!

Berisi hubungan homosexual, berisi tulisan seks normal (ini sungguhan), pemerkosaan, pria hamil, penyiksaan, kesalahan cetak yang menggunung, alur yang sangat cepat, karakter yang keluar dari sifat masing-masing, karakter tambahan, pernikahan sesama jenis, kematian karakter dan semua peringatan lainnya.

Catatan: dimohon untuk membunuh saya dalam mimpi kalian masing-masing. Karena saya tidak tahu akhir fic ini adalah sad ending atau happy ending.

Ringkasan: Luffy gagal menjadi Raja Bajak Laut. Dirinya kehilangan nakama, seluruh aliansi juga orang yang ia cintai. Mereka semua mati. Lalu, sebelum dirinya ikut meregang nyawa dalam akhir pertempuran ini, seorang pria yang jelas sangat ia benci perlahan datang menyelamatkannya. Bukan tanpa alasan. SakaLu. MPreg!

.

Happy Reading.

.


Luffy tidak tahu dirinya sudah berapa lama ada di genangan darahnya sendiri.

Hujan deras yang melanda Raftel tak lama setelahnya seakan tengah meledek dirinya yang kalah dan kehilangan segalanya.

Tubuh Luffy terasa berat! Tidak dapat digerakkan barang se-inci saja. Jangankan untuk itu, berkedip pun rasanya Luffy tidak sanggup. Menengok ke arah kiri, dirinya langsung di suguhi mayat beberapa aliansinya yang terpotong beberapa bagian. Darah mereka membanjiri seluruh tanah yang memang sudah hancur dan retak di semua permukaan dengan organ yang tercerai-berai juga air mata yang terlihat samar. Tak hanya itu. Namun, banyak sekali tubuh-tubuh yang hangus terbakar seakan api yang begitu besar pernah memanggang tubuh-tubuh tersebut hingga gosong berbau arang. Luffy sangat sedih. Ia berusaha menengokkan wajahnya ke arah lain.

Lalu, melihat ke arah kanan, Luffy langsung disuguhi pemandangan yang mengundang setitik air matanya tentang seorang pria yang menjadi first mate-nya. Di mana pria pengguna seni tiga pedang tesebut sudah terkapar dengan kedua kaki yang sekarang sungguh hilang. Salah satu pedangnya sendiri telah menusuk jantungnya, sedangkan dua lainnya terlihat sudah patah dan rusak dengan berhiaskan darah yang masih menempel. Hal itu membuat Luffy perlahan terisak dengan air mata yang kembali mengalir. Ditambah lagi dengan penampakan beberapa orang nakama-nya yang juga sudah menutup mata dengan kekalahan yang mungkin tidak sanggup mereka pikul jika masih membuka mata.

Kematian, menjadi jalan terbaik.

.

Mochi—

Mochi-kun?

Kiranya, di mana pria itu?

Pria yang dengan rela melepas pangkat dan kesetiaannya pada keluarga yang ia miliki demi mengikuti dirinya yang bertekad menjadi Raja Bajak Laut.

Pria tinggi besar dan berotot dengan gigi yang terlihat begitu keren dengan sikap lembut yang hanya ditunjukan untuk Luffy seorang.

Salah satu pria terkuat di krunya yang juga sangat menghormati dirinya bahkan tak berani macam-macam bahkan di tempat yang sangat sepi.

Pria yang diam-diam ia sukai dan juga sebaliknya.

Pria yang—

DEG!

Ohh.. Rupanya pria tersebut sudah ikut meregang nyawa. Luka menganga di perut dan dadanya telah menjadi bukti kekalahan mutlak.

Hal itu membuat Luffy makin terisak. Menggapai pria tersebut terlihat percuma. Tubuhnya tak mau diperintahkan barang sedikit saja.

.

Dinginnya air hujan... Masih terasa di seluruh bagian tubuh dan kulit Luffy. Padahal 'kan harusnya ia merasakan perih dan sakit yang teramat sangat. Di mana haki-nya sudah terkuras habis dan kekuatan Gomu Gomu no Mi nya sudah tak berguna lagi menopang kepadatan tubuhnya.

Luffy telah kalah dan dengan mati, Luffy berharap dapat bertemu kembali bersama semua teman-temannya.

Ya.. Teman-temannya. Nakamanya.. Orang terdekatnya, orang yang ia cintai. Lalu, saudaranya.

Apa itu artinya Luffy bisa bertemu dengan Ace kembali?

Perlahan, sebuah senyuman mulai terbentuk dengan pandangan mata yang kian mengabur.

Lalu, hal terakhir yang Luffy ingat adalah rasa gerah ketika tanah yang ia pakai untuk merebahkan tubuhnya bergetar dengan temperatur yang perlahan naik. Tak lama kemudian, panas makin mejadi dan magma merah yang begitu panas keluar dari bawah tanah. Disusul dengan datangnya seorang pria kurang ajar yang seakan mentertawaka kekalahan Luffy dari tempat ia berdiri.

Panas!

Dan karena hal tersebut, Luffy pun kian tak sadarkan diri karenanya.

.


.

Sudah berapa lama Luffy memejamkan kedua matanya?

Apa ada beberapa jam?

Tunggu!

Di mana topi jerami miliknya?

Di mana pula dirinnya ini?

Lalu, tempat apa ini?

Kenapa dirinya ada di tempat seperti ruangan kamar namun dengan alat-alat kedokteran yang menempel di seluruh tubuhnya.

Luffy mulai menarik napas dengan susah payah. Seluruh tubuhnya yang sekarang kurus tanpa daging masih terasa sangat sakit dan lemah.

Membangunkan dirinya sendiri terlihat percuma. Luffy akan kembali menghantam ranjang di bawahnya dengan rasa sakit yang tak tertahankan.

Untuk satu alasan, Luffy kini punya pertanyaan.

Kenapa masih ada orang yang mau-maunya menyelamatkan orang gagal sepertinya? Harusnya 'kan Luffy dibiarkan mati membusuk agar digerogoti belatung yang kelaparan. Harusnya tubuh Luffy hanya tinggal tulang-belulang saja. Ia, harusnya ditelantarkan saja di tempat ia ditemukan pertama kali.

Dirinya juga lebih memilih mati!

Karena kehidupan akan lebih menyiksa jika hanya dirinya seorang lah yang menjalani.

Hening untuk sesaat sampai kedua telinganya mendengar suara pintu yang terbuka disusul dengan suara dari seorang wanita yang terlihat girang luar biasa.

"Lulu? Kau sudah bangun? Oh Tuhan.. Ini keajaiban!"

Lulu? Siapa Lulu? Luffy hanya bisa bertanya dalam hati ketika seorang wanita cantik dengan pakaian ala perawat mulai mendekat dan memeriksa dirinya.

Luffy hanya bisa menatap bingung di mana wanita cantik tersebut masih terlihat tersenyum seraya menyingkirkan helai rambut Luffy yang telah memanjang dari bagian keningnya.

Tak lama kemudian, wanita tersebut mulai menggunakan sebuah baby den den mushi di mana dirinya meminta dibawakan makanan berupa bubur nasi, air putih dan buah buahan segar.

Makanan ya.

Oh.. Luffy jadi kelaparan karenanya.


Beberapa hari kemudian, kesehatan Luffy sudah mulai kembali pulih dengan dirinya yang perlahan bisa membangkitkan tubuhnya kembali. Para perawat-perawat cantik tersebut mulai bertepuk tangan seakan memberinya semangat untuk tetap hidup di hari-hari berikutnya.

Hidup?

Benar... Semua nakama-nya tidak diberi kesempatan seperti dirinya.

Apa harusnya Luffy bersyukur saja?

Tentu saja, Luffy harus bersyukur karenanya. Terlebih pada tiga orang perawat cantik yang masih ada di depannya. Tiga wanita baik hati yang sudah sepenuh hati merawat dan menyembuhkannya. Tiga wanita berjasa dan Luffy harus berterimakasih pada mereka semua.

Perlahan, sebuah senyuman tulus mulai terukir di bibir Luffy diikuti dengan tetesan air mata yang perlahan mulai berjatuhan di atas selimut yang masih ia pakai. Para perawat yang ada di kamar tersebut terlihat sangat kaget. Mereka berusaha menenangkan Luffy yang pada kenyataannya kembali teringat pada seluruh nakamanya dan seorang pria pecinta makanan manis.

Mereka semua tidak akan pernah kembali. Mereka.. Zoro, Nami, Usopp, Chopper.. Lalu, Sanji, Robin, Franky, Borok, Jinbe, Torao, semuanya dan— Mochi-kun.

Luffy kini sendiri.

Karena hanya dirinya seorang yang hidup di dunia ini.

Tes!

Tes!

Tes!

Air mata makin deras mengalir. Rengekan sakit kini mulai terdengar. Diikuti dengan tubuh yang bergetar hebat dan rasa gelisah dari para perawat yang gagal menenangkan pasien di depan mereka.

Untuk satu alasan mereka mulai takut. Atau sangat takut! Karena pasien yang sedang mereka rawat ini adalah milik orang yang terkenal brutal dan kejam di kediaman yang sedang mereka datangi.

Luffy masih terus membuang-buang air matanya. Rasa panik makin menjadi. Rasa takut makin tumbuh dan ketiga perawat tersebut makin terlihat was-was karenanya, sampai—

BRAK!

Pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan cukup kasar. Hal itu membuat ke-tiga perawat tersebut terjatuh dan mulai beringsut takut dengan tubuh yang gemetaran. Berbeda dengan Luffy yang tadinya ia sibuk menangis dan sekarang malah terdiam sebelum akhirnya ia menggeram marah.

"Aka-inu." Hanya nama itu yang keluar. Di mana si pemilik nama mulai mendekat dan Luffy tak bisa berbuat banyak. Tubuhnya masih lemah dan dirinya tak kuasa jika harus bertarung dengan pria pembunuh tersebut.

Asap dari sebuah cerutu perlahan mulai dihembuskan dan dengan melihat ke arah gadis-gadis di sebelahnya, sang anjing merah pun akhirnya mulai membuka suara.

"Aku minta laporan hari ini."

"H-ha'i!" Seorang perawat mulai bangkit. Ia dengan takut mulai memberi sang anjing merah beberapa lembar kertas yang langsung dibaca oleh yang bersangkutan. Sisa dari perawat tersebut perlahan ikut bangkit. Mungkin, mereka akan pamit pulang hari ini.

"Akainu-sama. Kami rasa—

Cairan magma yang menetes.

Clak!

Masing-masing mata yang terbelalak.

DEG!

Rasa takut yang teramat sangat.

"!"

Kaki yang mundur satu langkah. Lalu—

BURSTS!

CRASH!

Semburan magma yag tersembur secara tiba-tiba di mana lelehan lumpur yang berpijar langsung menghantam kepala para perawat tersebut dan membuat mereka semua terjatuh menghantam lantai dengan kepala yang sudah tak berbentuk lagi.

Luffy mulai menggelengkan kepalanya tak terima. Kedua matanya perlahan kembali terbelalak dengan kedua tangan yang mulai terkepal dengan erat.

Luffy marah! Sangat sangat marah! Teganya pria sialan itu membunuh orang-orang yang telah merawatnya selama ini. Mereka bertiga mengenalkan Luffy tentang arti kehidupan kembali. Mereka semua dengan penuh kasih sayang meyemangatinya, melindunginya dan membuatnya tersenyum kembali.

Lalu sekarang apa?

Mereka mati!?

Tepatnya mati di tangan pria yang juga menjadi pelaku pembunuhan dari kakak-nya sendiri— Portgas D. Ace!

"BERANINYA KAU— akhh!" Cekikan yang diterima dan Luffy yang mulai meronta dengan tubuhnya yang terasa masih sangat lemah.

Sakazuki terlihat sangat kesal. Ia mulai membuka suaranya kembali dengan nada yang begitu dingin.

"Tidak ada yang membentak ke arahku, Mugiwara! Kau ada di tempatku sekarang dan kau— tidak memiliki kehendak apa-apa yang kau miliki saat ini! Kau akan menjadi budakku mulai hari ini! Di mana kau tidak akan bisa berlayar lagi tanpa ijin dari ku! KAU PAHAM!?"

"..."

Cuih!

Sakazuki terdiam. Ia mulai mengelap ludah yang barusan di keluarkan bajak laut tak sopan di depannya dan membakar ludah tersebut di antara jarinya yang kini di aliri dengan lava panas.

Tak hanya itu, Sakazuki pun terlihat mulai membuang cerutu yang terselip diantara bibirnya. Sakazuki juga terlihat menggeram dengan tangan kanan yang mulai terkepal erat.

Lalu, kejadian selanjutnya—

DUAGH!

Sakazuki dengan tega meninju pipi Luffy dan membuat pria kecil berusia dua puluh satu tahun tersebut menghantam pinggiran ranjang di sebelahnya.

Rasanya sangat sakit! Dan Luffy sampai tak kuasa memerintahkan tubuhnya untuk bangkit kembali.

Tak hanya itu, Sakazuki dengan kasar mulai meraih baju tidur yang dikenakan oleh Luffy. Hal tersebut membuat si raven merengek apalagi saat dirinya kembali di jatuhkan ke arah lantai yang dingin.

BRUK!

Suara lantai dan tubuh yang saling berbenturan. Bahkan Luffy sampai tidak sadar dengan Sakazuki yang perlahan mulai mendekat dan langsung menjambak surai hitam malam miliknya.

Tak bisa menjalin kata-kata, Luffy hanya bisa meringgis sakit ketika pria kejam tersebut mulai melangkahkan kakinya seraya menarik Luffy untuk ikut keluar dari kamar tersebut secara paksa.


BRUK!

Luffy kembali dijatuhkan di atas ranjang baru di mana kedua tangan dan kakinya langsung di belenggu rantai kairoseki yang jumlahnya ada empat dan tersebar di tiap pinggiran ranjang.

Tubuh Luffy yang semula lemah kini kian melemah dan hal itu membuat sang anjing merah menyeringai karenanya.

"Tahu menu utama yang ku suka? Selain melihat semua kru dan aliansimu mati karena keserakahan kalian? Atau.. Melihatmu gagal menjadi Raja Bajak Laut dan sekarang terikat bagaikan hewan kecil yang tak berdaya?"

"..." Tidak ada jawaban. Selain rasa benci dan marah yang terpancar dari kedua mata obsidian si pria raven.

Sakazuki juga ikut terdiam perlahan tangan kanannya mulai terangkat dan yang terakhir—

SROEKKKK!

Ia gunakan untuk menghancurkan kain sialan yang menutupi tubuh sang Raja Bajak laut gagal!

Luffy hanya bisa melotot kaget. Luka besar berbentuk X di tengah dadanya kini kembali terlihat tepatnya oleh si pelaku pembuatan.

Luffy tak bisa berbuat banyak. Ia, terlihat mulai mendongak ke arah Sakazuki.

"Ingat pertemuan kita saat itu?"

"..."

"Ingat saat kau mengacaukan penjara terkuat di dunia dan membebaskan seluruh tahanannya?"

"..."

"Dan yang terakhir... apa kau ingat saat Portgas D. Ace— mati?"

"... apa yang kau inginkan, Akainu?"

Sakazuki hanya bisa menyeringai. Ia mulai menjauh dengan sebuah mantel Angkatan Laut yang langsung ia tarik dari sebuah lemari. Luffy sampai menautkan kedua alisnya apalagi saat Sakazuki mendekat dan memperlihatkan apa yang sedang ia bawa.

"Jadilah seorang Marinir dan kau akan ku ijinkan berlayar kembali."

"Aku tidak sudi menjadi seorang Marinir! Aku tidak mau diperintah oleh siapapun!" Tolakan mutlak yang di terima. Sakazuki sampai menggeram. Ia langsung membakar mantel di tangannya dengan cairan magma panasnya.

"Aku tidak akan memberikan kesempatan kedua, Mugiwara. Kau sendiri yang minta. Asal kau tahu." Ucap Sakazuki yang kembali mendekat. "Orang-orang sudah tidak mengenali seorang Mugiwara no Luffy. Apa kau sudah tidak sadar dengan hilangnya topi jelek dan bekas luka di bawah mata kirimu itu, eh?"

Luffy kembali terbelalak. Ia memang sempat sadar dengan topinya yang hilang. Namun, untuk bekas luka di bawah mata kirinya.. Bagaimana bisa luka itu hilang?

Sakazuki perlahan mengibas surai Luffy yang kini mencapai bahunya. Hal itu membuat Sakazuki terkekeh karena melihat bajak laut yang selalu ingin ia tangkap kini terlihat seperti seorang gadis yang begitu rentan di matanya.

"Kau bagus seperti itu, Mugiwara. Atau harus ku panggil— Lulu."

Sekali lagi, Luffy kembali membolakan kedua matanya dengan ingatan beberapa hari yang lalu ketika seorang perawat memanggilnya dengan nama Lulu dan bukannya Lu seperti kedua saudaranya. Jadi, memang dirinya yang bernama Lulu.

"Kukira kau tidak akan bangun lagi. Kau sudah koma selama empat bulan lamanya."

Yang benar saja?!

"Tapi tidak masalah. Ayo mulai kehidupanmu dari awal. Kau masuk Angkatan Laut dan bekerja disana."

"Kalau aku menolak?"

"..."

"..."

"... Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri. Kau akan berbalik melawan para bajak laut. Di mana kau akan di anggap pahlawan sama seperti kakekmu itu."

Luffy makin menggeram namun geraman itu hilang ketika Sakazuki melepas mantel dan pakaian yang melekat di tubuhnya.

Perlahan, kedua bola mata Luffy kembali membola apalagi ketika Sakazuki mulai merayap di atas ranjang dengan bagian celana yang resletingnya sudah diturunkan sedari tadi.

Luffy hanya bisa beringsut kebelakang, dirinya mulai merasa terancam!

Pakaian terakhir Sakazki sudah terlepas. Benda tersebut adalah sebuah kemeja merah kecoklatan dengan motif bunga yang ia lempar keluar ranjang. Luffy hanya bisa meneguk ludah takut. Tatto dengan gambar bunga di bagian tubuh Sakazuki tidak sedikitpun membuatnya tenang. Luffy malah semakin ketakutan dibuatnya apalagi ketika dirinya dapat melihat semua bekas luka di seluruh tubuh Sakazuki yang ia ketahui berasal dari pengguna Hie Hie no Mi beberapa tahun yang lalu. Luffy kembali meneguk ludah takut apalagi saat Sakazuki melepas topi yang ia kenakan dan memakaikannya di kepala Luffy sendiri.

"Bukankah topi itu terlihat cocok kau kenakan, Lulu?"

Perlahan, tubuh Luffy mulai gemetar ditambah dengan tangan dan kakinya yang masih dibelenggu telah membuat tubuhnya makin tak bisa di gerakkan.

Luffy ingin pergi! Dirinya akan memilih mati ketimbang di perbudak oleh pria sialan di depannya.

"Ayo mulai permainan kita, sayang. Aku berjanji, aku tidak akan menggunakan kekuatanku karena kau tidak akan bisa menggunakan kekuatanmu mulai hari ini. Aku akan sangat senang ketika melihat ekspresi merintih dan sakit ketika aku meregangkan pembukaanmu yang kini sama dengan manusia biasa." Luffy makin menggelengkan kepalanya. Ia tahu apa yang akan dilakukan Sakazuki. Luffy bukanlah pria lugu dan bodoh yang tak tahu apa-apa seperti dulu. Nami dan Robin sering menceritakan pengalaman seks mereka bersama Torao dan Franky sementara Sanji dan Zoro menceritakan bagaimana nikmatnya ketika penis diremas dalam lubang yang sempit dan hangat. Sedangkan Mochi-kun nya menceritakan jika melihat rintihan sakit dan jeritan tidaklah menyenangkan ketika patner seks-mu tidak mendapatkan nikmat seperti yang kau rasakan. Itu menjadi sebab Mochi-kun nya menolak Luffy ketika diajak berhubungan badan bahkan jika dirinya terbuat dari karet dan dapat menelan seluruh kejantanan pria tinggi dan besar tersebut. Hal itu juga menjadi alasan Mochi-kun nya mulai menjauh karena berusaha untuk tidak menyerang sang kapten bajak laut Mugiwara bahkan jika itu di tempat yang sangat sepi sekalipun.

Lalu sekarang apa?

Luffy akan menyerahkan ke-virgin-annya pada pria yang telah membunuh salah satu saudara-nya?

Pria yang menjadi mimpi buruk baginya setiap hari.

Pria yang kini meledek kekalahannya dan siap menjadikannya tunduk pada orang lain?

Di mana dirinya siap di perintah dan menuruti semua perintah tersebut?

Luffy makin menggelengkan kepalanya tak terima. Dirinya tidak mau seperti ini!

Sampai—

"AKAINU!" Luffy meneriakan nama tersebut ketika tanpa aba-aba sang Laksamana Armada Angkatan Laut menarik pinggang si pria muda hingga membuatnya tersungkur ke belakang. Topi milik Sakazuki yang tadinya di pakai Luffy sampai terlepas karenanya. Sementara kedua kaki Luffy terketuk tepat di depan selangkangan Sakazuki yang masih tertutup celana dan pakaian dalamnya.

"Kenapa kau terlihat gemetar, Lulu? Kemana semangatmu dan selogan; Aku akan menjadi Raja Bajak Laut?"

"..."

"Oh .. Mungkin selogan barumu adalah; Aku akan menjadi pelacur untuk Sakazuki! Karena sekarang kau tidak memiliki topi jerami sialan itu!"

"TIDAK! LEPASKAN AKU!" Luffy mulai berontak namun dengan pengaruh kairoseki, Luffy pun kembali lemas dan akhirnya lebih memilih menangis menyalahkan ketidak berdayaannya.

"Menyedihkan sekali." Sakazuki mulai meledek dengan nada puas. "Aku senang menjadi biang keladi di mana aku menggagalkan perjalananmu menemukan One Piece di Raftel."

Deg!

"Aku suka melihat semua nakama mu mati bahkan semua aliansi yang kau buat hancur dan tak bisa terbentuk lagi."

"..."

"Aku senang mengadu domba mereka. Dan aku senang melihat mereka membunuh satu sama lain demi wujud One Piece yang sebenarnya ingin mereka dapatkan sendiri."

"..."

"Aku puas melihatnya. Dan aku puas melihat tangisan gila kakekmu karena tahu jika cucunya mati dalam perang terakhirnya. Dia selalu menjerit frustasi sampai akhirnya ia meregang nyawa karena tak kuasa menahan kesedihannya sendiri. Dia bunuh diri! Tepatnya satu minggu setelah kekalahanmu!"

"..."

Tes!

"Tak hanya kakekmu yang bunuh diri namun, seorang mantan Shichibukai dari Amazon Lily juga ikut meregang nyawa! Di tambah lagi seorang mantan tenryuubito yang pernah kau kalahkan juga ikut mati tepat di hari itu."

"..."

"Dragon yang menjadi ayahmu tidaklah peduli dan terus menjalankan aksinya untuk menggulingkan pemerintahan dunia. Walau pada akhirnya dia kalah dan membuat beberapa temannya mati sia-sia! Ayahmu adalah seorang pengecut! Dia kalah dan dia kabur setelah ia mengetahui kekalahanmu saat itu! Sedangkan saudaramu yang satu lagi perlahan berubah menjadi gila. Hal itu yang membuatnya mudah untuk di tangkap oleh pasukan Marinir saat mereka menemukannya!"

"..."

"Dan sekarang saudaramu itu telah mati!"

Tes!

"Tepatnya empat bulan yang lalu saat dia menjerit meraung-raung meneriakkan nama adiknya yang sekarang ada di tanganku!"

Gemerisik rantai kairoseki mulai terdengar di mana Luffy yang hendak memukul Sakazuki perlahan menghentikan tangannya di udara dengan air mata yang makin deras mengalir.

Sakazuki makin menyeringai, melihat pria muda di depannya terus membuang air matanya malah membuat Sakazuki makin bersemangat melakukan lebih. Tak menunggu waktu lama. Sakazuki langsung menggunakan tangan kanannya untuk mencekik leher Luffy dengan tangan yang satunya ia gunakan untuk melorotkan celana tipis yang dikenakan pria muda tersebut.

Luffy kembali menjerit. Ia tidak mau diperkosa oleh pria sialan yang kini menindihnya dengan kejantanan yang mulai mengeras dan terasa di antara pahanya.

Luffy juga berusaha memberontak walau hasilnya pasti terlihat sia-sia.

Tes!

Air mata masih terus mengalir sampai Sakazuki kembali membuka suaranya.

"Tunduk saja, Lulu! Tidak akan ada yang bisa menolongmu! Semua nakamamu yang ada di alam sana hanya bisa berdoa semoga kau bisa bertahan sampai aku menggunakanmu esok harinya."

Tes!

Tes!

Tes!

Air mata Luffy makin deras mengalir. Sedangkan dirinya hanya bisa meronta dengan tubuh gemetar ketika melihat penis besar yang kini terarah padanya. Benda sialan itu bahkan lebih besar dari milik Zoro, Sanji Bahkan Torao sekali pun. Dan tebalnya membuat Luffy makin ketakutan. Apa benda itu akan muat di lubangnya yang kini tak bisa meregang?

"Sial! Aku lupa jika kau adalah seorang pria. Kau tidak akan bisa melumasi lubangmu sendiri dan memudahkan penisku ketika melakukan penetrasi."

"..."

"Namun, justru itu yang ku suka."

Luffy makin terbelalak kaget. Ia kembali menjerit dan meronta ketika Sakazuki sudah mengarahkan penisnya yang lebih dari enam belas inci di depan lubang mengkerutnya.

"T-tidak.. Jangan!" Suara Luffy makin terdengar samar. Ia terlalu memaksakan suaranya keluar untuk menghalangi Sakazuki yang ingin menggunakannya sebagai pemuas seks.

"Ku mohon.."

Permohonan Luffy hanya di dengar sementara karena dengan sebuah seringai yang kembali terbentuk, Sakazuki langsung membenamkan seluruh penisnya di anus Luffy hingga benda panjang dan besar tersebut terbenam tanpa sisa.

"GAH!" Sakazuki mulai mendesah nikmat. Sempit yang ia suka, kini kembali mencengkram penisnya hari ini.

Sementara, Luffy?

Pria muda dengan tubuh yang bercucuran keringat dingin tersebut hanya bisa mengejangkan tubuhnya. Sementara kedua tangannya ia gunakan untuk mencengkeram bahu Sakazuki hingga semua buku-buku jarinya memutih.

Luffy tidak bisa menahan rasa sakit yang ia terima. Ini terlalu menyakitkan! Luffy hanya berharap Sakazuki mau memberinya belas kasihan dan akan segera mengeluarkan penis besarnya dari lubang analnya yang sebenarnya belum pernah terjamah oleh orang lain.

Tes!

"K-kumohon.. Keluarkan.. Rasanya.. Sa-sakit.. Sakit sekali.. Hiks.." Rintihan sakit yang sia-sia karena dengan tanpa persetujuan sang mantan kapten Mugiwara, Sakazuki mulai bergerak brutal membobol lubang sempit yang kini mudah ia gunakan keluar-masuk karena dilapisi cairan berbau amis berwarna merah.

Gerakan Sakazuki makin cepat dan tubuh Luffy mulai terdorong naik-turun karena hantaman dari bawah tubuhnya.

"AKA— Ahhh!"

Keringat dingin makin deras mengalir. Kedua tangan Luffy yang semulanya mencengkeram bahu Sakazuki kini terlihat memerah dikarenakan darah yang keluar akibat kuku-kuku jari Luffy yang kini menggali ke dalam kulit Sakazuki hingga berdarah.

Suara basah dan lengket yang terdengar jijik. Di lanjut dengan suara kulit yang menampar dan ucapan cabul yang kini memenuhi gendang telinga sang Raja Bajak Laut gagal. Luffy makin keras merintih. Air mata seakan tak mau mereda barang sedetik saja. Bahkan Luffy meyakini satu hal jika bagian anusnya kini robek akibat perlakuan kasar sang Laksamana Armada Angkatan Laut padanya.

"Ahhh! Henti-kan! Cukup! Hosh! Ahhh! Sudah! Aka—Ahh! Ku mo-hon!"

"Apa yang kau— sshhh! Coba kau katakan, eh?.. aahh! Lubangmu terasa begitu sempit dan nikmat seperti seorang perawan muda dibawah umur! Ohh! Aahh! K-kau akan berterimakasih padaku setelah— in-ini, Lu— Karena aku.. dengan Ahh! Senang hati mau melakukan seks denganmu yang adalah seorang Raja Bajak Laut gagal!"

Gigi yang menggertak dan Luffy yang makin menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kesakitan yang sudah tak tertahankan. Hal itu malah membuat Sakazuki menyeringai dan makin bergerak cepat di mana tak lama kemudian Sakazuki mulai meringgis sakit dan kembali menjambak surai hitam milik pria muda yang sedang ia perkosa di atas ranjang tersebut dan mulai meneriakinya setengah membentak.

"A-Akainu!"

"BERANINYA KAU MENYEMPITKAN LUBANGMU SECARA TIBA-TIBA, SIALAN! KAU MAU MEMATAHKAN PENISKU HINGGA TERBELAH DUA, EH?" Sakazuki terlihat murka. Jelas saja. Memangnya siapa yang tidak kesal jika penis besar yang tengah kau gunakan untuk membobol lubang yang sempit di depanmu tiba-tiba berubah semakin sempit sampai menyakiti penis sendiri. Hal tersebut tidak dapat dimaafkan dengan mudah! Sakazuki harus menghukum bajak laut kurang ajar yang kini berada di bawah kakinya.

"Hiks.." Luffy hanya bisa terisak sampai akhirnya Sakazuki mendorong Luffy kembali menghantam ranjang seraya membalikan tubuhnya dengan pantat yang Sakazuki angkat menuju penisnya yang bercampur dengan darah dan precum.

Luffy hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan kedua mata terbelalak dan perasaan takut yang makin menggerogoti. Apalagi saat Sakazuki kembali membenamkan penisnya dan membuat Luffy menjerit menghabiskan suaranya terakhirnya.

"AAAAKKHHH!"

Pada akhirnya tak ada rasa nikmat yang Luffy rasakan. Hanya ada rasa sakit dan kata-kata Mochi-kun nya tentang penderitaan di atas ranjang jika dilakukan secara paksa.

Tes!

Luffy hanya bisa menangis. Kedua tangan kini beralih mencengkeram bantal yang ia gigit sampai beberapa puluh menit kemudian.

"AHHH!"

.

Semburan sperma pertama mulai terasa didalam parut Luffy. Hangatnya cairan hina terebut malah membuat Luffy jijik pada tubuhnya sendiri.

"Berhen-ti!" Dan rintihan Luffy tetap tidak didengar barang sedikit pun.

.

Semburan sperma kedua masih terasa di bagian ususnya. Di mana cairan hina tersebut perlahan mengalir dan akhirnya keluar dari lubang analnya sendiri.

"Lihat pantatmu yang makin terangsang dan kelaparan itu, sayang. Aku akan mengisinya sampai penuh."

Krek!

"Di-am! N-namaku— Lu— AHHH!" Dan perkataan Luffy pun terpotong hanya karena hantaman aneh yang membuatnya kembali mendesah.

.

Lalu, semburan sperma ke tiga Luffy rasakan di mulutnya yang terasa sangat sakit ketika dipergunakan dengan cara yang salah. Bahkan Luffy dapat mencium aroma jantan nan menjijikkan juga aroma busuk dari sperma yang ia benci. Luffy hanya bisa kembali menangis sampai Sakazuki menariknya kembali untuk ia perkosa oral ataupun anal.

Tak lupa, Sakazuki pun ikut bermain dengan tubuh tak berdaya pria muda di bawahnya. Di mana jilatan dan gigitan telah Sakazuki berikan di punggung sang Raja Bajak Laut gagal. Di lanjut dengan suara rintihan yang makin menjadi lalu, Luffy yang menembakkan beban pertamanya di atas sprei yang kini terkoyak karena kegiatan yang mereka berdua lakukan.

"Aka— AHH!" Cairan sperma keluar dengan sangat deras dan Sakazuki kembali menyeringai dibuatnya. Ia kembali menggerakkan pinggulnya secara brutal hingga membuat pasangan seks-nya makin menderita karena gesekan menyakitkan yang ia terima.

Luffy terus merintih kesakitan sampai Sakazuki menyudahi pemerkosaan yang tengah ia lakukan dua jam kemudian dengan semburan sperma terakhir tepat di wajah Luffy.

BRUK!

Luffy kembali dijatuhkan. Tubuhnya terlihat lemas dengan hiasan cairan lengket sperma dan juga darah. Berbeda dengan Sakazuki yang terlihat puas dengan tubuh yang sudah ia tutup kembali dengan pakaian lengkap.

Keringat di tubuh dan wajahnya terlihat masih mengalir namun Sakazuki tidaklah peduli dan mulai berjalan ke arah pintu keluar.

"Nikmati makan malam mu, Lulu. Dan sampai besok."

SLAM!

Pintu terbanting dengan cukup kasar. Hal tersebut membuat Luffy perlahan kembali terisak dan akhirnya meraung-raung di atas genangan sperma dan darahnya sendiri. Sedangkan sperma Sakazuki terlihat memenuhi perut Luffy layaknya mengandung janin berusia tiga bulan.

Jika Luffy di ijinkan untuk mengucapkan satu permintaan maka, permintaan itu adalah kematian instan yang akan membuatnya terbebas dari pria sialan yang telah memperkosanya.

Perlahan, isakan mulai mereda dan Luffy— mulai tertidur tak lama setelahnya.


Badai besar telah tiba.

Ditengah malam yang dingin ini, Luffy tampak gelisah dengan tangan yang menggapai apapun yang bisa ia pegang.

Tubuh telanjangnya seakan menggigil padahal keringat nampak membasahi seluruh tubuhnya yang bernoda sperma, memar dan juga darah.

Kepala mulai menggeleng, kala cuaca menyeramkan di luar sana juga terjadi di dalam alam mimpinya.

"T-tidak!"

.

Malam yang gelap.

Angin besar yang begitu dahsyat.

Suara tawa dan lolongan kesakitan.

Petir yang besar, juga— benda-benda tajam yang setia terlempar kesana-kemari.

.

"Tidak! T-tidak, Nami!"

.

"One Piece akan menjadi milikku! Dan seluruh kekayaan di dunia ini akan ku dapatkan dengan segera! Hahahahaha! Sekarang serang mereka, Zeus!

Dan petir yang dahsyat pun menyambar.

.

Luffy makin gelisah. Seprei yang semula kusut kini berubah semakin kusut kala Luffy kembali mencengkeram kain kotor yang tengah ia baringi hingga nyaris robek. Satu nama kembali terucap dan keringat dingin makin deras mengalir.

"Sanji!"

.

"Dengan One Piece.. aku akan lebih cepat menemukan All Blue. Tidak hanya itu namun gadis-gadis cantik di seluruh pelosok dunia akan semakin bertekuk lutut padaku! Hahahahaha!" Sanji mulai berputar dan selanjutnya angin puting belitung berlapis api mulai terbentuk dan melalap habis beberapa orang dengan mudahnya.

Banyak orang yang tewas terbunuh. Mereka terbakar habis dan sisanya mulai berlari karena ketakutan.

.

"Z-Zoro!"

Bahkan nama dari pria bersurai lumut tersebut perlahan mulai terucap. Di mana pria pengguna seni tiga pedang tersebut dengan mudah membunuh orang-orang di depannya dengan tak berbekas kasihan.

.

"One Piece! Hanya akan menjadi milikku! Tak akan ku biarkan orang lain mendahuluiku!"

.

Luffy makin gelisah!

.

Bahkan dalam mimpinya seorang pria muda berhidung panjang tampak menaiki tanamkan hidup raksasa yang dengan rakus memakan orang-orang di sekelilingnya. Bahkan terlihat pula beberapa bagian tubuh manusia yang terjatuh dan tercerai-berai. Darah pun terlihat terciprat di seluruh tanah yang memang sudah memerah karena darah.

.

"Usopp!"

.

"Dengan One Piece! Aku akan punya pengikut yang kuat dan tak terkalahkan! Hahahaha! Dan aku akan menjadi orang yang memimpin mereka semua!"

.

Sroeekkk!

Kain seprei robek dan mimpi buruk tersebut terus berlanjut tiada henti.

"Franky! Ro-robin! Tidak! Hosh! Hosh! Hosh! Tidak!"

.

"One Piece akan menjadi milik kami! Dan kalian tidak akan berhak memilikinya! Ini akan SUPPPEEERRERR menyenangkan! Benar kan, sayang?"

"Fufufu.. tentu robot kerenku." Lalu bunga-bunga yang begitu banyak dengan cepat mulai bermunculan dan bunga-bunga tersebut perlahan menjelma menjadi sesosok monster raksasa yang dengan mudah menyapu habis lawan di depan mereka. Bahkan setelah monster raksasa tersebut mengacau tiba-tiba muncul sesosok monster mekanik yang mulai menembakkan sebuah laser di mana tanah perlahan terbelah dan menelan mayat-mayat yang sudah terkapar di sembarang tempat.

.

"Brook!"

.

"Akan ku dapatkan One Piece! Dan tak akan ku biarkan orang lain memilikinya!"

Perlahan, pedang mulai di cabut dari sarungnya dan dengan cepat Brook bergerak dan menghabisi orang-orang yang menghalangi jalannya.

"Yohohoho! Ini terlalu mudah!"

.

Tes!

Luffy menangis sampai sesenggukan.

.

Dan dalam mimpinya Chopper terlihat merengek karena dirinya tak bisa berbuat banyak. Semua pasiennya sudah tak terselamatkan di mana seorang ahli bedah kematian yang ia kenal menjadi biang keladi dari kematian semua orang yang harusnya ia selamatkan. Chopper sangat murka. Ia, mulai berlari menyerang pria berjubah hitam tersebut dengan tubuh yang membesar layaknya monster yang haus darah.

"BERANINYA KAU!"

"Room!"

.

"Tidak chppper! Torao! Jangan! Hiks! Jangan bertarung!"

.

Splash!

Dan darah pun kembali terciprat.

.

"Jinbe!"

.

"HENTIKAN! APA YANG TERJADI DENGAN KALIAN!?" Jinbe tampak bertanya kesal. Serangan bertubi-tubi terus ia lancarkan terutama pada orang-orang yang dengan penuh amarah terus saja menyerangnya.

Tak lama kemudian, Jinbe mendapat sebuah serangan fatal di mana tangan kanannya terpotong karena ulah dari seorang pria bersurai lumut.

"Zoro!" Dan karena semakin kesal akhirnya Zoro dan Jinbe pun bertarung di mana Nami dan Usopp yang juga bertemu perlahan mulai mengadu kekuatan pengikut mereka.

Clang!

Dan seluruh senjata pun kembali beradu.

.

Angin dingin yang terus berhembus.

"Hiks!"

Keringat dingin yang makin deras bercucuran.

"Tidak!"

Kepala yang terus menggeleng tak karuan.

"Jangan!"

.

Lalu, mimpi yang begitu menyeramkan di mana senyuman seorang pria tinggi dan besar tampak begitu dipaksakan karena rasa sakit yang sudah tak tertahankan di bagain perut dan jantung nya. Luffy hanya bisa terdiam di tempat. Luffy dalam mimpinya hanya bisa menangis dengan tangan yang memeluk kepala pria yang ia cintai.

"KATAKURI!"

.

Deg!

"..." Dan Luffy pun terbangun.

Perlahan, tubuh mulai gemetar. Air mata makin deras mengalir dan Luffy hanya bisa meringkuk dengan ingatan mimpi yang sebenarnya adalah kenyataan yang pernah ia alami.

Luffy terus saja terisak. Apalagi saat dirinya teringat pada senyuman pria tercintanya yang tak akan bisa ia lihat lagi untuk selamanya.

Luffy hanya bisa menangis lirih dengan kedua tangan yang mulai memeluk tubuh telanjangnya yang kini sudah dikotori oleh pria lain.

Luffy sangat sedih. Ia pun terlihat sangat menyesal. Itu karena ia tak sempat memberikan tubuhnya pada pria tinggi dan besar tersebut dan malah memberikannya pada pria yang jelas sangat ia benci.

Semuanya tidak dengan kemauan Luffy sendiri, melainkan dengan— paksaan.

"Maaf— Hiks.. Mochi."

Dan untuk yang kedua kalinya Luffy kembali tertidur dengan air mata yang terus saja mengalir tiada henti.


Seperti yang dikatakan Sakazuki malam itu. Ternyata pria sialan tersebut memang datang esok harinya dengan membawa dua orang wanita yang ia suruh untuk memandikan budak seks-nya.

Luffy tak kuasa melawan. Ia terlihat sangat lesu karena mimpi buruk yang semalaman terus saja menghantuinya. Ditambah lagi Luffy belum di beri makanan berupa apapun pagi ini. Hal itu membuat Luffy semakin lemas karena makanan terakhirnya hanya berupa bubur nasi yang ia dapat dari mending perawat-perawat baik yang pernah merawatnya kemarin sore. Dan sialnya sisa makanan berupa bubur nasi halus tersebut harus keluar begitu saja ketika dirinya muntah di toilet karena merasakan asin dan pahitnya sperma Sakazuki yang masih terasa di lidahnya.

Lalu, seperti yang diucapkan Sakazuki kemarin juga. Karena hari ini Luffy kembali di perkosa dengan berbagai macam posisi yang membuat pria muda tersebut semakin menderita. Di mana pukulan dan tamparan ketika melawan kembali ia dapatkan. Hasilnya, kulit mulus dan bening yang dulu Luffy miliki kini berhiaskan noda merah dan lebam biru di segala penjuru.

Tubuhnya pun selalu tersentak ditiap dorongan dan pemandangan cabul dari belakang dapat leluasa Sakazuki lihat. Di mana penisnya yang besar dan tebal dapat ia lihat bagaimana tenggelamnya dalam lubang anal budak seks-nya yang terlihat memerah dan berdarah karena disalah gunakan.

"Henti-kan!"

Ya. Dan seperti biasa pula, ucapan Luffy— tidaklah didengar barang sekali saja. Apalagi dengan kedua tangan dan kakinya yang masih diikat rantai kairoseki dan membuat tubuhnya makin lemas luar biasa.

Yang Luffy rasakan hanya rasa sakit di sekeliling otot sfringter-nya lalu, rasa nikmat ketika benda besar sialan itu menabrak sesuatu di bagian dalam tubuhnya.

Ya, rasanya.. enak sekali!


Hari demi hari terlewati dengan rasa sakit yang tiba-tiba terasa aneh. Kadang Luffy mengharapkan Sakazuki segera datang ke kamarnya dan kembali membenamkan penis besar tersebut di lubang analnya. Luffy juga berharap jika dirinya diperlakukan dengan kasar lagi. Karena rasa sakit dan perih ketika di pukul sudah menjadi makanan sehari-harinya.

Mungkin Luffy sudah gila. Namun, inilah dirinya; seorang pria atau lebih tepatnya seorang Raja Bajak Laut gagal yang kini tunduk pada pria yang juga pernah membunuh kedua saudara sendiri.

Tak hanya itu, namun secara perlahan otak Luffy mulai melupakan sosok Mochi-kun tercintanya. Karena kini otaknya mulai mengingat sosok si anjing merah sebagai orang yang selalu ia pikirkan setiap detiknya.

Lalu, disini lah Luffy sekarang. Di atas ranjangnya sendiri, menunggu seseorang tanpa sedikitpun diikat rantai kairoseki yang biasanya membelenggu tangan dan kakinya. Hal tesebut tak akan berguna bagi Luffy. Karena pria pengguna Gomu Gomu no mi tersebut masih belum pulih dari rasa sakit yang ia terima setiap harinya.

Dirinya, sudah di anggap makhluk paling lemah!

Dirinya— tak bisa berbuat apa-apa.

Tik! Tok! Tik! Tok!

Waktu terus saja berjalan dan Luffy hanya bisa menatap pintu yang tertutup dengan harapan pintu tersebut segera terbuka dan dirinya akan pura-pura menyembunyikan euforia nya yang sudah tak tertahankan lagi.

Namun, saat pintu terbuka bukannya Sakazuki yang datang melainkan seorang pria muda bersurai pink yang diikuti seorang gadis cantik bersurai abu gelap.

Luffy sampai terbelalak kaget, walau tak dapat dipungkiri jika dirinya terlihat begitu senang ketika melihat pria muda tersebut. Berbeda dengan si pria pinky yang terlihat mulai menangis ketika dirinya melihat keadaan pria yang sangat ia kenal. Apalagi saat dirinya melihat sang Raja Bajak Laut gagal terlihat tak berdaya dengan balutan pakaian tidur tipis dan pendek yang sangat mudah untuk di robek. Pria dengan jubah Angkatan Laut tersebut terlihat makin menangis lirih. Ia mulai berlari mendekati Luffy seraya memeluk tubuh si raven dengan begitu eratnya.

"Luffy-san!"

"Coby?"

"Hiks.. Luffy-san.. Maafkan aku.. Maafkan aku!"

"Kenapa kau meminta maaf Coby?" Luffy jelas tidak mengerti. Kenapa kiranya dengan Kapten Angkatan Laut yang terkenal kuat di depannya ini?

Lalu? Siapa juga gadis di belakang sang Kapten Angkatan Laut tersebut?

"Coby?"

"Hiks.. Ma-maaf Luffy-san.. A-Akainu-s-sama.. Memintaku untuk— melakukan sesuatu padamu.. Dan jika aku tidak menurut.. hiks! Seluruh anak buahku terancam akan di bunuh olehnya. Sama seperti tiga orang wanita yang bekerja di bawah pengawasanku." Luffy kaget. Namun ia tetap tidak mengerti. Lalu.. siapa juga tiga wanita yang Coby maksud barusan?

"Lalu kenapa kau harus meminta maaf, Coby?"

"Hiks!" Hanya isakan yang terus keluar. Di mana Coby perlahan menghapus air matanya dan mulai mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang diikuti gadis yang tadi mengikutinya. Bedanya gadis tersebut duduk di arah yang berlawanan dengan Coby atau lebih tepatnya, gadis tersebut duduk di sisi kanan ranjang si raven.

"Co-coby.." Suara Luffy juga makin terdengar parau. Dirinya makin tidak mengerti.

"Maaf, Luffy-san.. Kau boleh membenciku walau aku tetap mengharapkan pengampunan darimu. Tapi— demi seluruh anak buahku.. Aku terpaksa melakukannya."

"Coby... apa yang kau katakan? Aku tidak menger—

"Aku pengguna buah Iblis sekarang."

"..."

"Dan buah iblis yang telah ku makan adalah milik salah satu aliansi-mu."

Deg!

"Jadi.. Mulai hari ini aku akan membedahmu dan memasang rahim padamu dengan kemampuanku yang masih terbatas soal kedokteran. Sekali lagi maafkan aku Luffy-san.. Maafkan aku!"

"Coby—

"Maaf, Luffy-san!"

Luffy tak sempat melanjutkan kata-katanya. Ketika ruangan biru transparan perlahan terbentuk dengan Coby yang terlihat berkonsentrasi.

Luffy hanya bisa menggelengkan kepalanya terlebih pada gadis muda yang kini menangis di sebelahnya. Ia terus memegangi bagian perutnya karena apa yang ada di dalam perutnya harus ia berikan secara paksa pada pria di sebelahnya. Di mana dirinya tak akan bisa mengandung anak bagi kekasih yang ia cintai di masa depan.

"Sekali lagi.. Maafkan aku Luffy-san!"

Dan Luffy pun hanya bisa menggelengkan kepalanya tak terima.

.

.

Tak butuh waktu lama gadis yang barusan menyerahkan rahimnya ke pada Luffy kini terlihat berlari dari kamar tersebut. Ia hanya bisa merasakan rasa sakit hati dengan air mata yang terlihat deras mengalir. Lalu, ketika si gadis akan membuka pintu—

BURSTS!

Semburan magma tiba-tiba terarah padanya dan membuat gadis muda tersebut terjatuh dengan tubuh yang sudah tak berbentuk lagi. Luffy sampai terbelalak shock begitu pula dengan Coby yang lansung berdiri dari acara duduknya barusan.

"AKAIN— Akh!"

"COBY!"

Coby tak sempat melanjutkan kata-katanya ketika dengan kasar sang anjing merah mencengkram leher dari sang Kapten Angkatan Laut dengan begitu eratnya. Coby juga terlihat mulai meronta namun tak dipedulikan oleh sang Laksamana Armada Angkatan Laut karena tak punya nya ia pada rasa belas kasihan.

"Pergilah, sialan! Aku tidak mau salah satu anak buah Garp ada di ruangan ini!"

"Ta-tapi.. akh! Luf-Luffy-san adalah—

Cekikan yang makin di pererat dan Coby yang makin kehilangan oksigen di paru-parunya.

Hal itu membuat Luffy makin khawatir namun kembali terdiam ketika dirinya melihat Coby memberi isyarat untuk sang Raja Bajak Laut agar dirinya tidak ikut mendekat.

"Pria yang ada di belakangmu adalah milikku dan dia bernama Lulu. Bukan Luffy, bukan seorang bajak laut berjulukan Mugiwara apalagi cucu dari pria sialan itu!"

"Akainu.. Lepaskan Coby!" Luffy hanya bisa meminta lirih di mana Coby perlahan dijatuhkan lalu terbatuk setelahnya. Tak lama kemudian, Luffy kembali terbelalak kaget ketika melihat tangan kanan Sakazuki yang perlahan mengeluarkan magma panasnya. Coby hanya bisa terdiam shock. Buah Iblis yang ia miliki masih sangat terbatas ia kuasai. Berbeda dengan Trafalgar Law yang pasti akan menggunakan buah Iblisnya untuk melakukan teleportasi untuk kabur dari tempat tersebut.

Lalu, bukannya Luffy tidak mau menggunakan kekuatan Gomu Gomu no Mi miliknya jika saja Luffy sanggup berjalan atau sekedar membangkitkan tubuhnya yang masih terasa linu dan lemah dari ranjang. Luffy hanya bisa terdiam di tempat. Merangkak akan terlihat memalukan jika ia memang harus melakukannya. Apalagi jika dirinya harus memohon seraya memeluk kaki pria sialan di depannya!

"AKAINU!" Luffy hanya bisa meneriakkan nama sang anjing merah. Ia juga mulai menggeram dengan kedua tangan terkepal erat. Luffy hanya tidak mau jika salah satu temannya yang masih hidup terluka apalagi mati di tangan orang yang sama. Persetan dengan rasa rindu dan membutuhkan yang tadi ia rasakan untuk pria tesebut karena kini tatapan benci dan kesal telah melilit hati Luffy untuk kembali membenci pria pengguna Magu Magu no Mi di hadapannya.

"Ayo kita buat kesepakatan, keparat!" Tawar Sakazuki dengan nada yang masih terdengar dingin ke arah Luffy yang masih saja menatap Sakazuki dengan pandangan benci. "Aku akan membebaskan temanmu ini lalu.. Menikahlah denganku."

"DALAM MIMPIMU, SIALAN!" Balasan yang telak dan Sakazuki yang perlahan kembali menyeringai.

"Jadi kau lebih suka ku perkosa setiap hari sampai hamil dan kau juga lebih suka ku suruh untuk menggugurkan janin yang berkembang dalam perutmu itu, begitu?"

Luffy dan Coby sama-sama kaget. Bahkan Coby mulai melihat ke arah Luffy yang perlahan kembali membatu dengan kedua kaki yang langsung ia rapatkan.

Luffy sangat malu! Sangat sangat malu! Apalagi saat sang Kapten Angkatan Laut mengetahui dirinya yang sering di perkosa setiap hari oleh sang anjing merah. Kepala Luffy perlahan terpuruk. Kedua tangannya mulai meraba perutnya yang kini terasa sakit. Luffy tidak tahu kenapa? Mungkin ini masih pengaruh dari operasi yang dilakukan Coby barusan.

Lalu.. Bukankah menggugurkan janin sama saja dengan membunuh manusia?

Luffy akan sama kejamnya dengan pria di depannya. Pria yang akan sering memperkosanya dan menyuruhnya untuk membunuh anak mereka sendiri.

"Bukankah dengan kita menikah apa yang akan ku lakukan tidak lagi disebut memperkosa? Kau akan ku ijinkan bebas, Lulu. Dengan syarat kau menjadi seorang Marinir dan merawat anak kita sampai dia bisa berjasa bagi dunia ini."

"..." Yang benar saja?

"Atau kau lebih suka melihat teman terakhirmu mati di tanganku dan kau tetap menjadi budak seks-ku yang harus selalu menggugurkan kandungannya? Apa hal itu yang kau pilih?"

"Luffy-san.." Coby mulai memanggil pelan. Tetesan magma pun telah merusak lantai di sebelah pijakan pria sangar tersebut.

"Pilihan ada di tanganmu, Lulu."

"Hiks!" Luffy makin terisak dan dengan setetes darah yang perlahan mengalir dari lubang keduanya yang menandakan jika operasi yang dilakukan Coby berhasil dengan sukses, Luffy pun perlahan menganggukan kepalanya dengan begitu pelan.

Ia akan setuju untuk menikah dengan pria di depannya. Asalkan darah dagingnya tetap hidup dan dapat merasakan kebebasan di dunia ini. Darah dagingnya tidak boleh menderita seperti dirinya. Biarlah dirinya yang menanggung semua rasa sakit ini.

Luffy.. hanya harus bisa bertahan!

Dengan itu Sakazuki mendapat kemenangan dan dirinya akan bisa membuat seorang Monkey D. Luffy tunduk padanya dan mengikuti semua perintahnya.


Lalu, tepatnya dua minggu kemudian, markas Angkatan Laut dibuat geger dengan datangnya seorang pria muda yang begitu tak asing dimata mereka. Namun, dengan gaya rambut berbeda yang ia miliki ditambah dengan tatapan sendu yang selalu ia perlihatkan telah memuat semua Marinir berpikir jika pria muda tersebut adalah orang yang berbeda. Ditambah lagi dengan tidak punyanya pria muda tersebut sebuah topi jerami yang sering dipakai seorang Bajak Laut terkenal yang katanya gugur beberapa bulan yang lalu setelah dirinya menjadi Raja Bajak Laut. Tragis! Kenapa setiap Raja Bajak Laut harus mati setelah menjadi Raja dan Luffy baru menyadari semua itu. Jika dirinya sudah di anggap Raja Bajak Laut menggantikan Gol D. Roger. Walau pada kenyataannya Luffy gagal dan tidaklah membawa pulang harta karun bernama One Piece tesebut.

Hal itu sukes membuat Bajak Laut makin bertebaran bahkan meresahkan semua markas Angkatan Laut dan parahnya mereka membuat kekacauan di seluruh dunia demi mendapatkan One Piece yang pernah didapatkan seorang Mugiwara no Luffy yang kini kembali di sembunyikan di pulau bernama Raftel.

Lalu hal yang membuat seluruh markas Angkatan Laut lebih kaget lagi adalah kata menikah yang diperuntukan bagi pria muda tersebut.

Walaupun di tentang dan di ejek namun Sakazuki tidaklah peduli. Di mana dirinya langsung mengancam orang-orang yang menentangnya dan mengatakan jika pria muda bernama Lulu di sebelahnya adalah seorang pria yang bisa menanam air mani di perutnya.

Dengan itu Luffy hanya bisa menangis dengan alasan.. Dirinya senang karena ada yang mau menikahi.

Sangat menyedihkan dan Coby hanya bisa terpuruk dari tempat ia berdiri.

Ia— terlihat sama sedihnya dengan Luffy. Di mana pria muda dengan surai raven yang menyentuh bahunya tersebut perlahan teringat pada seorang pria tinggi besar pecinta makanan manis.


Seminggu kemudian. Sebuah pesta pernikahan mulai diselenggarakan dengan cukup tertutup. Hanya ada orang-orang orang dari markas Angkatan Laut utama yang diundang. Tidak semua namun, hanya sebagian orang-orang yang dikenal oleh Sakazuki saja. Sisanya hanya seorang penghulu lalu seorang penyusup misterius yang tak lain adalah Morgan. Dirinya tidaklah datang tanpa alasan yang jelas. Ia hanya merasa penasaran pada mempelai sang Laksamana Armada Angkatan Laut yang katanya sangat mirip dengan Monkey D. Luffy. Namun, tak hanya itu yang ingin Morgan ketahui, tapi juga nama tengah D yang rumornya di miliki oleh pria cantik tersebut.

Hasilnya.. Beberapa Negara yang pernah Luffy singgahi dulunya mulai terbelalak kaget. Mereka seakan tidak percaya dengan orang yang menikah dengan sang Anjing Merah. Karena wajah dari pria muda bernama Lulu tersebut sangat mirip dengan Monkey D. Luffy.

Bahkan Marguerite yang kini menggantikan posisi Boa Hancock hanya bisa menutup mulut untuk meredam keterkagetannya di mana sang raja kegelapan yang sedang berkunjung perlahan terbelalak seraya menjatuhkan cangkir minumannya yang baru ia teguk sekali.

Bukan hanya beberapa negara, pulau ataupun kerajaan yang geger. Namun, beberapa Kaisar lautan yang masih berkuasa tampak terdiam membisu ketika mereka membaca berita tersebut khususnya untuk Shanks dan Big Mom. Tak hanya mereka namun, beberapa sekutu dan orang-orang yang mengenal Mugiwara no Luffy dan tidak ikut ke Raftel hanya bisa terbelalak shock seakan meyakini jika reinkarnasi benar-benar ada. Hal itu tak beda jauh dengan Smoker dan Tashigi yang saling bertukar pandang seakan tak mempercayai rumor yang barusan mereka dengar. Berbeda dengan Helmeppo yang mengetahui kenyataan siapa si raven sebenarnya dari sahabat baiknya sendiri.

Di sisi lain, Dragon sama kagetnya. Koran yang ia pegang sudah terjatuh dari kedua tangannya beberapa saat lalu. Berita yang ia baca pasti tidak benar!

Anak tunggalnya sudah meninggal dan tak mungkin hidup lagi!

Dan pria muda dalam balutan gaun pernikahan putih yang begitu indah itu tidak mungkin adalah anak kandungnya sendiri.

Dragon berusaha menyangkalnya namun— dengan hatinya yang tidak merasakan sakit hati atas meninggalnya sang putra telah membuat Dragon meyakini satu hal. Jika anaknya tersebut masih hidup dan pria muda bernama Lulu dalam surat kabar yang ia baca sebenarnya adalah Monkey D. Luffy. Ini hanya masalah waktu sampai Dragon mengetahui kebenaran di balik semuanya.

Ya.. Dan Dragon akan melakukan rencananya sendiri.

Dan dirinya, akan mengetahui siapa sebenarnya pria muda yang dinikahi sang Anjing merah!

Lalu, Dragon akan dapat membuktikan pada arwah Sabo jika ia tak perlu menangis bahkan meregang nyawa dalam tempat eksekusi untuk adik kecil kesayangannya.


Hari pernikahan yang melelahkan telah selesai di selenggarakan dan Luffy hanya bisa terdiam di ranjang barunya yang kini penuh dengan taburan bunga yang begitu cantik dan wangi.

Pakaian pernihakannya yang berupa gaun putih yang begitu berat dan susah di atur sudah ia lepas sedari tadi dan kini tubuhnya dibalut pakaian tidur yang begitu minim dan terasa tak nyaman ia kenakan.

Terlalu terbuka! Luffy merasa malu sendiri ketika memakainya. Luffy bahkan terlihat bersyukur jika Coby tidak ikut memasang payudara padanya. Alhasil bagian dadanya tetap rata dan tetap dihiasi luka berbentuk X yang begitu besar.

Perlahan, Luffy mulai menyentuh bagian dadanya sendiri. Di mana jari-jarinya mulai berkeliaran dan akhirnya mengelus pelan bagian putingnya sendiri.

"Ahhh!" Desahan yang begitu pelan, seakan sang mantan Raja Bajak Laut gagal takut jika suaranya terdengar oleh orang lain.

Ya, sama seperti dulu. Ketika dirinya sering menyentuh diri sendiri karena ingin disentuh oleh Mochi-kun yang ia cintai.

Blush!

Semu pink perlahan mulai terlihat. Bibir bawah perlahan ia gigit dengan elusan yang perlahan berubah jadi pilinan. Luffy hanya bisa terpuruk malu. Ia kembali menurunkan tangannya dan menutupi dada terbukanya dengan selimut yang masih terlipat.

Akibat yang Luffy lakukan di bagian dadanya telah membuat putingnya mengeras dan bagian penisnya hampir terbangun. Parahnya ia merasakan rasa basah dan hangat yang tak mengenakkan yang sukses membuatnya bertambah malu seraya memeluk tubuhnya sendiri tepatnya di bagian dada di mana putingnya yang berwarna merah imut terlihat menyembul dari balik kain tipis yang ia kenakan.

Padahal.. dulu ia sering sekali mengekpos bagian tersebut sesuka hati. Tapi sekarang—

"Apa kau siap?"

Sontak, wajah Luffy makin menyebarkan warna merah yang begitu matang ketika ia mendengar pertanyaan Sakazuki barusan. Kedua tanganya juga terlihat mulai melilit seluruh tubuhnya yang memang terlihat setengah telanjang.

Luffy hanya merasa malu. Malu karena ia jadi sama posisinya dengan seorang wanita yang lemah.

Perlahan, Sakazuki mulai mendekati Luffy di mana tangannya yang besar dengan lembut mengangkat dagu pengantinnya untuk ia cium dengan lembut.

Luffy sampai terbelalak kaget. Kiranya ada apa dengan dirinya?

Apa rasa rindu dan membutuhkan yang sudah ia buang jauh-jauh kembali ada dan melilit hatinya?

Dan yang makin membuat Luffy terbelalak kaget adalah lidahnya yang perlahan mulai bermain dengan kejantanan yang perlahan mulai bangkit sepenuhnya.

Tidak mungkin! Tidak mungkin jika dirinya sampai terangsang oleh pria biadab tersebut. Tapi.. bukannya Luffy pernah menunggu dengan sabar kedatangan pria pembunuh tersebut untuk datang dan mencumbui tubuh kelaparannya?

Pria sialan ini.. harusnya Luffy membencinya dan tidak menikah dengan pria tersebut.

Tapi..

"Aka—

Kenapa tubuh dan otaknya berkata lain?

Kenapa tubuhnya sangat mengharapkan dapat disentuh lagi oleh pria pembunuh tersebut?

Kenapa dengan dirinya yang seakan membutuhkan kehadiran sang anjing merah? Kenapa dengan dirinya yang merasa nyaman dengan pria sialan didepannya? dan.. Kenapa dirinya makin terangsang berat?

"Mmmaahhh!" Luffy hanya bisa mendesah nikmat dengan rasa lengket dan basah yang tiba-tiba terasa mengalir dan membasahi celana berenda yang ia kenakan. Bibir lubang keduanya juga terasa bergetar dengan rasa hangat yang membuatnya menutup kedua kaki dengan rapat.

Luffy terlihat semakin malu, apalagi saat Sakazuki mengatakan sesuatu yang begitu cabul terdengar di kedua telinganya.

"Kau sudah sangat basah, Mu— maksudku Lulu.. Lubang barumu ini pasti butuh perlakuan khusus ketika penisku memasuki lubang vaginamu itu. Aku akan pelan-pelan kali ini."

Sungguh?

Entah kenapa hati sang Raja Bajak Laut gagal merasa senang karenanya.

Bahkan tanpa pikir panjang, Luffy langsung membaringkan tubuhnya dengan kedua kaki yang mulai ia sebar. Bahkan dengan jelas Luffy dapat melihat ketika jari-jari Sakazuki mulai mengelus penisnya yang masih tertutup celana dalam berenda lalu melepas tali-tali mengganggu tersebut hingga membuat penisnya bebas dan dapat bernapas kembali. Oh.. Cairan precum nampak menghiasi kepala penisnya yang terlihat sudah sangat tegang.

Tak hanya itu.. Cairan di lubang keduanya makin banyak mengalir dan Sakazuki pun ikut mengarahkan jari-jarinya di lubang tersebut. Bahkan pria berpangkat Laksamana Armada Angkatan Laut tersebut langsung membenamkan jari telunjuknya dan membuat Luffy merintih dengan nada nikmat. Di mana punggungnya yang setengah telanjang kembali melengkung dengan indah diikuti tubuh yang menginginkan lebih dari sekedar jari.

"Pemperawanimu butuh usaha, Lulu. Hanya dengan jariku saja tidak akan cukup untuk merusak selaput daramu." Wajah Luffy kembali memerah apalagi saat dirinya mendengar ucapan Sakazuki barusan. Apa tadi dia bilang? Lubang keduanya memiliki selaput dara?

Tentu saja, bukankah pemilik organ reproduksi yang kini menjadi miliknya sekarang adalah seorang wanita perawan yang belum pernah terjamah oleh seorang pria.

Jangankan untuk itu, bermasturbasi saja sepertinya gadis tersebut belum pernah. Semua itu terbukti dengan senangnya sang anjing merah yang terus saja bermain-main si sekitar lubang vagina-nya.

Lalu, apa sekarang dirinya sudah sama posisinya dengan seorang wanita?

Mungkin memang begitu.

Mereka kini sudah menikah. Dan sekarang mereka hendak bercinta. Lalu dirinya akan hamil selama beberapa bulan dan yang terakhir Luffy akan melahirkan anak mereka berdua sampai dirinya tidak bisa hamil lagi.

"..."

Belum sempat Luffy mengucapkan sesuatu tiba-tiba Sakazuki langsung melepaskan bagian celananya yang sudah menggembung besar di mana penis nya yang besar dan panjang siap ia gunakan untuk membobol lubang baru didepannya.

"Santai saja. Aku akan bersikap lembut. Akan ku perawani kau dengan baik."

Luffy dengan patuh mengangguk. Bahkan tanpa sadar kedua tangannya sudah mengalung di leher Sakazuki ketika pria tersebut sudah memposisikan penisnya di tempat yang seharusnya.

Lalu, dengan anggukan serempak. Sakazuki pun meluncur dengan sedikit hambatan dan kegagalan yang mencapai enam kali banyaknya. Dan ketika penis Sakazuki berhasil masuk sepenuhnya, Luffy akhirnya berteriak kesakitan dengan rasa terpenuhi dan robeknya membran di dalam dirinya. Luffy sampai terdiam untuk sesaat. Rasanya juga aneh dan Luffy menginginkan Sakazuki untuk mulai menggerakan keperkasaannya di dalam vagina yang ia miliki.

"A-Akainu.."

"Apa, eh?"

Dan sekarang apa? Pria yang kini sah menjadi suaminya mulai berlaga bodoh? Pura-pura tidak mengerti apa yang dirinya inginkan? Padahal pria berpangkat Laksamana Armada Angkatan Laut itu juga menginginkannya!

"Ber-gerak!" Nada yang terdengar meminta, rona merah juga terlihat menjalar dari leher ke wajah pria muda tersebut. Sakazuki makin terkekeh, ia mulai menyukai ide untuk menggoda suami atau mungkin istri barunya ini.

"Akainu.."

"Memohonlah padaku ku, Lulu .. Memohon padaku.. Agar aku memenuhi vagina laparmu dan mengisi rahimmu dengan benih-benihku."

Blush!

Rona merah makin berubah semakin matang dan dengan rasa gugup berlebihan, Luffy pun mengucapkan kalimat cabul tersebut dengan nada yang terdengar sangat serak.

"Ak-Akainu.."

"Panggil aku Sakazuki."

Alhasil Luffy pun mulai memejamkan kedua matanya dengan rapat karena merasa semakin malu.

"Sa-Saka-zuki.. Aku mohon padamu untuk— Gluk! untuk.. Bergerak di antara.. V-vaginaku dan.. Memenuhi.. Rahim yang aku miliki.. De-dengan benih-benih yang kau punya."

"..." Tidak ada jawaban. Dan Luffy merasa makin malu karenanya.

"Saka—

"Cium aku dan aku akan memenuhi semua permintaanmu."

Senyuman yang merekah. Dan Luffy yang langsung mencium Sakazuki tepat di bagian bibirnya. Tak menunggu waktu lama, Sakazuki ikut membalas kuluman tersebut dengan pinggul yang perlahan bergerak dan membuat pengantin barunya merintih dengan nada nikmat.

"Ahh! AHHH!"

Desahan!

"Mmaaahhh!"

Erangan!

"Apakah kau merasakan nikmat ketika aku menggesekkan penisku diantara vaginamu, eh?"

Lalu kata-kata cabul yang mulai terlontar dengan anggukan kecil sebagai balasan.

Sakazuki dengan perlahan mulai menarik kedua tangan Luffy hingga membuat pria muda tersebut terbangun dengan perlahan menuju pelukannya. Lalu dari sana Sakazuki tinggal bergerak leluasa untuk membobol lubang pengantinnya dengan brutal.

"Sakazuki! Lebih cepat! Ahhh! Lagi! Enak! Enak sekali! Ahhh! T-terus, Sakazuki! Ahhhmm! LAGI!"

Tak perlu diperintah, Sakazuki dengan sendirinya langsung berbaring dan membuat Luffy berada di atasnya. Ini harusnya posisi cowgirl. Tapi karena pengantinnya adalah seorang pria dan Sakazuki yang akan membobol lubang tersebut dari bawah, Sakazuki sampai berpikir jika posisi yang akan ia lakukan tidaklah pantas di sebut cowgirl style ataupun cowboy style, mengingat pengantinnya yang tengah bernafsu berat inilah yang harusnya bergerak untuk mengangkat dan menurunkan pantat indahnya secara berulang-ulang.

"Ahh!" Desahan terus terdengar. Poros yang begitu panjang ditarik sampai akhirnya dihantamkan sedalam-dalamnya. Untuk satu hal Sakazuki sangat senang akan apa yang sedang ia lakukan. Karena penisnya dengan mudah dapat tertelan karena kemampuan karet pasangannya.

Ya.

Hal seperti ini pasti menjadi incaran setiap pria yang memang ingin bercinta dengan pasangannya yang memiliki tubuh kecil termasuk Sakazuki sendiri.

Di mana dirinya tiba-tiba penasaran pada sosok cucu dari sang pahlawan Angkatan Laut yang katanya akan menjadi seorang Marinir dan malah berakhir menjadi seorang bajak laut. Yang kata pria tua tersebut sang cucu memiliki wajah yang begitu manis dan imut namun akan berubah seiring dengan berjalannya waktu menjadi seorang pria yang kuat, tampan dan juga hebat. Ya... walau pada kenyataannya bocah tersebut tidak tumbuh sesuai dengan harapan kakeknya sendiri. Dan disaat mereka bertatap muka secara sepihak tiba-tiba hati Sakazuki menginginkan bocah pengacau tersebut untuk tunduk pada dirinya. Ya, kini Sakazuki mendapatkannya. Ia, kini mendapatkan bocah yang ia inginkan di ranjangnya sendiri.

"Saka— shh!" Desahan sang istri kembali terdengar di telinga Sakazuki. Membuat pria berwajah sangar tersebut menyeringai setelah ia kembali dari ingatan masa lalunya.

Hantaman dan erangan yang terus keluar. Ranjang bergetar begitu hebat akibat berusaha menopang berat dari dua badan yang terus-terusan bergerak secara brutal.

Keringat dan air mata.

Tunggu!

Air mata?

Oh.. Rupanya Luffy sedang menangis di tengah kenikmatannya sendiri. Mungkin dirinya kembali sadar jika orang yang tengah bercinta dengannya adalah seorang pria kejam yang pernah membunuh kakaknya sendiri. Terlebih menyembunyikan dirinya dari dunia dan menjadi biang keladi atas meninggalnya seluruh aliansi dan juga semua nakamanya. Dan lagi, pria yang kini menjadi suaminya tersebut adalah pelaku utama yang membuat Mochi-kun nya ikut meregang nyawa.

Chuu!

Kecupan singkat lalu gigitan cinta yang disebar di seluruh tubuh. Di mana kini kulit serupa karamel putih tersebut penuh sekali dengan banyaknya tanda ciuman dan gigitan cinta di segala penjuru.

Luffy makin mendesah nikmat apalagi ketika ia berteriak dengan kedatangan yang sudah tak tertahankan.

Sakazuki berusaha mengulur waktu karena ia pun hampir datang menyusul pelacur sahnya. Lalu tak lama kemudian sperma Luffy tersembur ke perut Sakazuki sementara sperma pria paruh baya tersebut tersembur dan memenuhi rahim pria muda tersebut dengan campuran darah yang terlihat samar.

Mereka terlihat berhenti untuk sesaat. Udara panas telah mengundang peluh dihiasi kulit yang memerah dikala cakaran dan cengkraman dilakukan oleh masing-masing di antara pereka. Udara makin terasa sangat panas. Oksigen seakan berat masuk ke paru-paru.

Untuk sementara, Sakazuki dan Luffy kembali saling bertatapan sampai bibir mereka kembali di dekatkan untuk merasakan kecupan yang begitu lembut. Mereka kembali bertatapan satu sama lain di mana Luffy mulai mengelus pipi Sakazuki dengan wajah yang masih memerah dan napas sedikit tersendat.

"Aku.. Hosh! mau lagi!" Sungguh gila permintaan Luffy. Belum puas dirinya di perawani sekarang ia meminta jatah kedua dari suaminya. Tidak sadar juga jika sperma sang suami kembali mengalir dan mengotori sprai putih bersih di bawah tubuhnya.

Sakazuki hanya bisa terkekeh. Ia mulai mengocok penisnya untuk mengembalikan ukurannya ketika ereksi.

"Ya. Kau mendapatkannya. Akan ku penuhi kedua lubangmu dengan benih-benih milikku. Kau akan mengandung anak-anakku dan kau akan mengurus mereka sampai dewasa."

"Tanpa disuruh. Aku akan melakukannya.. Hosh! Jadi tolong.. Ayo lakukan lagi! Ayo gesekan penis besarmu di kedua lubangku!" Seringai yang kembali terbentuk dan Sakazuki yag langsung mendorong sang istri baru untuk kembali ke ranjangnya.

"Tentu. Dengan senang hati, Istriku."

Luffy kembali tersenyum walau air mata kembali mengalir dengan bibirnya yang kembali bergetar. Si pria muda kembali terisak dan yang terakhir ia langsung memeluk Sakazuki dengan begitu eratnya.

"Lalu— Hiks! Buat aku melupakan semua nakama-ku. Buat aku melupakan semua aliansiku. Buat aku melupakan kakek tua itu. Lalu... Buat aku melupakan Ace dan Sabo!" Pelukan yang makin di pererat dan Luffy yang seakan tak kuasa mengucapkan kalimat terakhirnya.

'Buat aku melupakan Mochi-kun.' Dan kata-kata barusan hanya bisa Luffy ucapkan dalam hati.

"Buat aku tak mengingat-nya lagi agar aku bisa mencintaimu, Sakazuki."

Dan dengan itu Sakazuki pun terdiam di tempatnya.

Isak tangis masih terus terdengar sampai Sakazuki kembali mencumbui istri barunya tanpa peduli pada air mata yang terus mengalir tanpa henti.


Dua bulan kemudian, Luffy diketahui hamil anak Sakazuki dan membuat beberapa orang Marinir memberi selamat pada mereka berdua. Tak terkecuali untuk Coby yang mengatakan jika dirinya akan menjadi dokter yang merawat kandungan pria muda tersebut dengan baik.

Kadang, Luffy akan terlihat cukup malu. Ia akan bersembunyi di beberapa waktu seraya mengelus perut setengah berisi miliknya dengan perlahan. Untuk sesaat Luffy akan tersenyum bahagia walaupun ia sadar jika janin yang tengah ia kandung adalah hasil hubungan terlarangnya dengan seorang pembunuh!

Coby, di arah lain hanya bisa terdiam. Ia ingin sekali membebaskan pria muda tersebut dari belenggu sang anjing merah. Yang Coby baca setiap hari dari tingkah si raven yang sering menyembunyikan diri adalah; Luffy sebenarnya sangat malu dalam artian Luffy merasa jijik pada dirinya sendiri karena mengandung anak dari seorang pembunuh!

Ya.. itu memang ada benarnya.

Pernah, suatu hari Coby mencoba menawarkan kesepakatan untuk bersama menghabisi sang anjing merah. Namun, pria muda tersebut hanya membalas dengan lembut jika dirinya sudah terikat karena bayi dalam kandungannya. Hal itu sukses membuat Coby makin menyesal karena tak sanggup membantah perintah dari sang anjing merah untuk memasang rahim di tubuh pria muda yang selalu ia kagumi. Dengan itu Coby akan terus berusaha menyadarkan Luffy jika sang anjing merah haruslah segera lenyap bagaimana pun caranya!


Lalu tujuh bulan kemudian Luffy siap melahirkan seorang bayi dibantu Coby yang kini makin ahli menggunakan kemampuan buah iblisnya. Walaupun hanya bisa membantu proses persalinan di bagian akhir. Coby hanya bisa berharap jika sosok pria muda yang selalu ia kagumi itu mampu bertahan karena siksaan yang dilakukan sang Laksamana Armada Angkatan Laut hari ini. Bahkan dalam waktu singkat telah lahir seorang bayi laki-laki yang begitu mirip dengan Sakazuki ketika masih muda. Bayi tersebut dilahirkan dengan jalan caesar atas keinginan Sakazuki sendiri di mana sang anjing merah juga menyuruh sang dokter bersurai merah muda tersebut untuk menghilangkan bekas luka berbentuk X di dada istrinya dan tidak menghilangkan bekas luka sayatan di perut pria muda tersebut sebagai bukti jika Lulu-nya memang bisa mendatangkan nyawa baru ke dunia ini. Bahkan bayi mungil tersebut mendapatkan nama Akai yang diberikan oleh Sakazuki secara langsung. Akai.. yang berarti merah karena darah!

Tangisan si jabang bayi merah yang begitu keras telah membuat beberapa orang terharu namun diwaktu bersamaan membuat sebagiannya lagi cemas karena merasa takut akan sikap seperti apa yang dimiliki bayi itu kelak. Apa kejam dan brutal seperti Ayahnya atau baik dan lembut seperti pria yang telah melahirkannya.


Empat tahun berlalu dan semua orang sudah melihat bagaimana sikap dari putra sang Laksamana Armada Angkatan Laut tersebut. Terlebih sikap bocah kecil tersebut tidak diturunkan dari kedua orang tuanya. Di mana bocah hiperaktif tersebut begitu egois dan bercita-cita ingin menjadi Raja Bajak laut. Untuk itu Sakazuki terus memarahi anaknya dan membuat beberapa orang Marinir teringat pada sosok seseorang.

Padahal kan sudah susah-susah Sakazuki menyingkirkan semua perompak yang sangat menyusahkan tersebut terutama orang-orang yang menginginkan gelar sang penguasa. Dan sialnya anak kandungnya malah ingin menjadi salah satu dari mereka persis seperti pria raven yang sering ia tiduri belasan kali dalam sehari.

.

Pernah dalam jangka waktu satu minggu beberapa Marinir ingin membalas dendam pada Sakazuki lewat putranya yang kelewat ceria.

Bocah kecil tersebut dihajar dan diancam untuk tidak mengadu. Bahkan mereka tidak sadar jika saat itu orang yang menajadi Ibu bagi bocah tersebut ada dan langsung menggeram marah pada mereka.

Lalu dengan mengeluarkan Haoshoku haki miliknya, Luffy pun berhasil menumbangkan para pengecut tersebut dan menyelamatkan putranya.

Tak hanya itu namun untuk beberapa orang yang mengetahui keluarnya Haoshoku haki yang terlalu berlebihan telah membuat beberapa Kapten Angkatan Laut menoleh dengan keringat dingin yang perlahan mulai mengalir. Mereka— terlihat hampir kehilangan kesadaran karenanya.


Dua tahun kembali berlalu dan berita mengejutkan kembali terdengar di markas Angkatan laut. Tepatnya tentang anak dari Sakazuki dan Lulu yang diculik oleh beberapa bajak laut yang ingin kapten mereka dibebaskan.

Luffy mulai merengek ke arah Sakazuki namun pria pengguna Magu Magu no Mi itu seakan tak peduli karena tidak sukanya ia pada anaknya yang ingin menjadi seorang Bajak laut.

Luffy tak terima. Ia terus membujuk suaminya untuk mencari anak mereka dengan ancaman Luffy sendiri yang akan pergi dengan perut yang sebenarnya sudah berisi janin kembar tiga.

Sakazuki tak punya pilihan lain. Ia langsung menggunakan kuasanya dan mengancam semua pasukan untuk mengikuti semua perintahnya.

.

Dua jam kemudian, Bocah kecil tersebut kembali. Ia terlihat berteriak senang ketika melihat Luffy yang nampak membuka pelukan ke arahnya namun, masih terhalang oleh seorang bajak laut yang masih menahan bocah tersebut dengan sebuah pedang di lehernya.

Lalu hal ini yang akan di jadikan kesempatan oleh seorang entitas tak dikenal di mana dalam waktu kurang dari sedetik seorang pria berjubah tiba-tiba datang dan langsung menangkap bocah tersebut setelah membuatnya tak sadarkan diri. Hal barusan sukses membuat Luffy terdiam shock dengan kedua mata terbelakak.

Sakazuki tak terlalu mengambil pusing. Ia bersyukur dengan anaknya yang diculik oleh orang lain sehingga dirinya tidak perlu mengurusi bocah bandel tersebut. Berbeda dengan kumpulan Marinir lainnya yang ikut terbelalak kaget dengan kaki yang terlihat gemetaran. Selanjutnya, Luffy mulai terjatuh di tanah. Di sebelahnya beberapa orang Marinir terlihat hendak membantu Luffy yang tubuhnya mulai gemetar dengan gigi yang menggertak kesal. Sakazuki perlahan mulai menurunkan topi putihnya. Hal itu membuat kedua mata yang ia miliki tertutup dari cahaya menyilaukan mata hari yang seakan membakar kulit.

Hening dan para Marinir yang terlihat melapor bertubi-tubi pada Sakazuki.

Tak lama kemudian bercak hitam di tangan Luffy perlahan menyebar tanda dirinya mulai menggunakan Busoshoku Haki.

Sakazuki sampai kembali mendongak. Ia terlihat mulai khawatir dan takut apabila sesuatu terjadi pada istrinya. Biarlah janin dalam kandungan Luffy yang gugur yang penting pria tersebut tetap selamat dan tidak melakukan hal yang aneh-aneh.

"GGRRR!"

Geraman dari beberapa bajak laut yang marah mulai terdengar. Bahkan beberapa di antara mereka juga terlihat menyerang namun, dengan mudah Luffy menghindari serangan tersebut menggunakan Kenbunshoku Haki miliknya dan sisanya ketika mereka hendak mendekat tiba-tiba mereka semua tumbang setelah terkena serangan Haoshoku Haki milik Luffy.

Para Marinir makin kebingungan di buatnya dan dengan sebuah serangan Luffy pun meninju pria sialan tersebut yang dengan cepat langsung menghindar dengan membawa tubuh Akai bersamanya. Luffy kembali terbelalak kaget. Ia siap mengejar pria misterius tersebut di mana semua Marinir makin melapor bertubi-tubi pada Sakazuki yang perlahan mulai menggeram.

BUM!

Serangan kembali dilancarkan. Hal itu membuat si pria misterius terdiam dengan hati yang teramat sakit. Apalagi ketika dirinya dapat melihat dengan jelas bagaimana cara pria tersebut bertarung, bentuk wajah dari pria tersebut. Bulat dan besarnya mata yang ia miliki dan caranya pria yang menjadi istri sang anjing merah menatap ketika marah. Apa benar Lulu adalah anak kandungnya sendiri? Lalu.. bocah yang ada dalam dekapannya— apa mungkin adalah cucunya sendiri? Tapi— bagaimana mungkin? Putranya adalah seorang pria dan pria tidak mungkin hamil!

"KEMBALIKAN AKAI, SIALAN!" Luffy makin mengamuk! Sementara serangan bertubi-tubi berlapis Haki kembali ia luncurkan.

"A-Akainu-sama." Rasa takut dan seorang Marinir muda yang mulai melihat pria sangar disebelahnya di mana tatapan benci tampak terlihat dari ke dua bola Sakazuki.

"Gomu-Gomu no Gatling!"

Tanah perlahan makin hancur, keringat dingin makin deras bercucuran diiringi rasa sakit yang teramat sangat. Kedua kaki Luffy seakan gemetar dan pandanganya terlihat begitu kabur.

"Hosh!" Luffy kelelahan dan rasa sakit di bagian perutnya malah semakin menjalar tak tertahankan.

Tap!

Si pria misterius perlahan bertumpu di sebuah batu besar. Luffy tak mau tinggal diam, dirinya kembali menyerang dengan sekuat tenaga.

DUAR!

Namun, dengan cepat pula si pria misterius tersebut menghindar dengan lompatan yang begitu mulus. Sampai tak lama kemudian—

Tap!

Terbelalak!

Si pria misterius tiba-tiba membolakan kedua matanya dengan pandangan yang begitu kaget. Ia tidak sadar jika pegangannya pada bocah berusia enam tahun tersebut telah lepas dan membuat tubuh kecil bocah tersebut melayang di udara.

Luffy sama kagetnya. Ia berusaha mengejar tubuh putranya yang hampir menghantam tanah keras dibawahnya.

"AKAI!"

Luffy terus berlari dan yang terakhir Luffy pun mulai memanjangkan kedua tangannya untuk menangkap putranya dalam sebuah pelukan yang terasa begitu menyakitkan ketika menghantam tanah.

BRUK!

BURSTS!

Tak lama kemudian semburan magma mulai meluncur dan membuat lumpur-lumpur panas tersebut hanya mengenai tempat yang sudah kosong tanpa adanya si pria misterius tersebut. Sakazuki terlihat berdecak kesal. Ia, mulai menengokkan kepalanya ke arah lain.

"LULU-SA—" Para Marinir berhenti. Mereka mulai berbelalak kaget ketika melihat darah telah membanjiri kedua kaki pria tersebut. Mereka terlihat begitu takut terkucuali untuk Sakazuki yang langsung menarik tangan Luffy untuk ia paksa segera berdiri. Bahkan bocah yang tadinya Luffy peluk dengan begitu lembut kini kembali menghantam tanah dingin dengan suara gedebuk yang cukup keras. Dan semua itu sukses membuat membuat dua orang Marinir wanita meringgis karena dapat merasakan seperti apa rasa sakit tersebut.

"Ayo pulang!" Perintah yang mutlak namun, Luffy membalas dengan menggelengkan kepalanya cepat.

"TIDAK! Hiks! Aku mau merawat Akai!" Sakazuki terdiam. Ia dengan paksa mulai menggendong Luffy ala bridal style dan membuat yang bersangkutan meronta dalam rasa sakitnya. Beberapa Marinir yang melihat hanya bisa menatap prihatin apalagi saat mereka melihat darah tersebut makin banyak mengalir dan menetes di tiap langkah Sakazuki. Di tambah lagi dengan sosok seorang bocah yang ditinggal begitu saja oleh kedua orang tuanya. Namun, sebelum Sakazuki melangkah lebih jauh lagi, perlahan ia berhenti dan mulai mengucapkan sesuatu dengan nada yang begitu dingin.

"Bawa bocah sialan itu ke rumah sakit! Jika mati saat di perjalanan buang saja mayatnya ke laut!" Ucapan yang sangat kejam. Luffy sampai menjerit histeris karenanya. Bahkan Luffy sudah tidak peduli jika rasa sakit yang ia rasakan dapat membuatnya makin sakit hati karena beberapa jam kemudian ketika malam datang dan bulan tak menampakan diri, Coby mulai menggelengkan kepalanya dan membuat Luffy terbelalak kaget.

Ketiga janin kembarnya— sudah tak terselamatkan lagi!

Luffy.. tengah mengalami ketidakberuntungan.

.

.


Minggu-minggu berlalu dengan air mata. Dan di minggu-minggu itu pula, Akai belum membuka kedua matanya hingga saat ini.

Berita tentang Lulu yang bisa menggunakan tiga jenis haki sekaligus tidak ada yang berani mengadu. Bahkan tentang kekuatan Gomu Gomu no Mi miliknya, tidak ada yang berani bertanya. Semuanya masih aman apalagi saat Sakazuki mengancam seluruh markas Angkatan Laut untuk tidak sediktpun menyinggung masalah istrinya.

Mereka semua makin bungkam dibuatnya.

Lalu, di sinilah Sakazuki sekarang.

Di sebuah rumah sederhana namun terlihat sangat besar. Di mana dirinya akan pergi menuju sebuah kamar yang terlihat suram dengan pemandangan seorang pria bersurai raven sebahu yang terlihat melipat banyak pakaian bayi di dekat tiga box ranjang bayi.

Sakazuki bukannya tidak bersedih. Walau ia memang tidak pernah bersedih bahkan jika itu menyangkut kematian salah satu anggota keluarganya sendiri. Sakazuki masih tetap terlihat tenang dan santai walau sang istri terlihat murung luar biasa.

"Kau kenapa, eh?" Sebuah pertanyaan yang bodoh. Luffy membalasnya hanya dengan gelengan kepala pelan.

"Kau menginginkan bayi-bayi itu tetap hidup?"

"..." Tak ada jawaban namun, air mata nampak kembali mengalir sedikit demi sedikit.

Luffy juga terlihat mulai terpuruk. Ia mulai memeluk baju-baju bayi di pengakuannya yang belum selesai ia lipat.

Perlahan, Sakazuki mulai mendudukkan dirinya di sebuah kursi. Topi putih yang biasanya ia pakai sudah di lepas dan tersimpan di sebuah meja nakas.

Tes!

Tes!

Tes!

Air mata terus saja berjatuhan tiada henti. Hal tersebut membuat Sakazuki sampai harus menoleh, ia bahkan kembali membuka suaranya.

"Oh.. Jadi kau juga berharap bocah sialan itu ikut meregang nyawa?"

"YANG BENAR SAJA!?" Luffy mulai membentak frustasi. Dirinya terlihat mulai berdiri dengan tatapan benci yang ia arahkan pada suaminya tersebut.

"Akai adalah anak kita satu-satunya!"

"YA! DIA MENJADI ANAK KITA SATU-SATUNYA KARENA KAU MENGORBANKAN TIGA NYAWA DEMI MENYELAMATKAN NYAWA BOCAH SIALAN ITU!"

DEG!

Luffy tersentak kaget. Perlahan ia mulai menjatuhkan tubuhnya dengan jeritan yang makin menyayat hati. Sakazuki tak terlalu mengambil pusing. Ia hanya terus berada di tempatnya seraya memejamkan kedua matanya yang terasa lelah, sampai—

Tap!

Luffy mendudukan dirinya tepat di pangkuan Sakazuki di mana pria bersurai raven sebahu tersebut nampak terus bersedih dan masih saja mencucurkan air matanya tanpa rasa bosan sedikitpun.

Awalnya, Sakazuki tak berminat untuk mengangkat tangannya namun, jika hal itu bisa membuat pria di pengakuannya merasa lebih baik maka, Sakazuki akan melakukannya.

Perlahan, Luffy mulai berhenti menangis ketika ia merasakan elusan lembut yang ia dapat di bagian punggungnya. Mereka berdua masih terdiam di tempat sampai Luffy membuka suara untuk memecah keheningan yang ada.

"Apa Akai akan bangun?"

"... Jika kau menginginkannya... maka, aku pun juga demikian."

Perlahan, senyuman mulai terbentuk di bibir Luffy. Ia juga mulai melingkarkan kedua tangannya di tubuh sang suami dengan kedua mata yang perlahan mulai terpejam.

Tak hanya itu namun, Sakazuki dengan pelan mulai membangunkan dirinya dari sandaran kursi dan membuat Luffy juga ikut terbangun karena gerakan mendadak dari suaminya. Mereka mulai saling bertatapan dan yang terakhir mereka mulai berciuman dengan surasi yang begitu lama.

Ya, pada akhirnya hawa nafsu kembali datang. Di mulai dengan Sakazuki yang membuka kancing kemejanya dan Luffy yang melorotkan pakaian tipis yang ia kenakan.

Selanjutnya hanya ada suara desahan, rintihan nikmat juga kulit yang beradu di mana berhubungan seks kembali mereka lakukan untuk melupakan rasa sedih yang ada. Dan bagusnya sekitar beberapa menit kemudian seorang bocah kecil perlahan terbangun dan mulai berteriak memanggil nama Luffy. Hal tersebut sontak membuat si pria raven terlihat sangat senang dan mulai melihat ke arah sang suami . Walau pun merasa enggan karena baru setengah jalan namun, Sakazuki dengan pengertian mulai mengangguk dan membuat sang istri makin tersenyum karenanya. Luffy dengan pelan mulai mengangkat tubuhnya. Hal itu membuat penis Sakazuki kedinginan karena berjauhan dengan sarang hangatnya. Selanjutnya Luffy kembali memakai pakaian tipisnya dan mulai berlari ke sebuah kamar tepat di mana seorang bocah kecil terlihat duduk di sebuah ranjang dengan beberapa alat kedokteran yang menempel di beberapa bagian tubuhnya.

Sakazuki, akhirnya harus bermain sendiri.


Satu minggu kemudian. Kesehatan Akai sudah kembali pulih dengan Luffy yang kembali berkeliaran di markas Angkatan Laut ditemani oleh Coby seraya menegenalkan dirinya sekali lagi pada beberapa orang Marinir yang tidak sengaja mereka temui di hari itu.

Luffy terlihat sangat gugup dan dengan menghela napasnya Luffy pun akhirnya memberanikan diri untuk membuka suaranya.

"Rei D. Lulu. Aku berasal dari East Blue dan aku memang menguasai tiga jenis haki."

"L-lalu kekuatan buah iblis anda—

"Gomu Gomu no Mi. Aku memakannya sekitar tujuh tahun yang lalu saat aku ada dalam pelayaranku untuk menangkap ikan bersama mendiang Ayahku. Buah itu mengambang di atas sepotong kayu begitu saja."

"..."

"Dan.. maaf! jika selama ini aku bungkam dan tidak memberi tahu kalian jika aku adalah salah satu dari musuh pemerintah dunia."

"Anda jangan bilang begitu, Rei-san."

"Benar. Asal anda tahu. Tujuh tahun yang lalu ada seorang penyandang nama D yang memuktikan jika dirinya bisa menjadi pahlawan Angkata Laut, Dia adalah Money D. Garp. Pria tua menyebalkan tapi sangat kami hormati."

Gigi yang menggertak dan Luffy yang terlihat menyunggingkan sebuah senyuman getir. Di sebelahnya terlihatlah Coby yang mulai menoleh. Walau pada akhirnya ia terpuruk dengan kedua tangan terkepal erat.

"Lalu.. Di mana beliau sekarang?"

Luffy mulai bertanya pelan. Sontak saja para Marinir yang ada di depannya terlihat saling bertatapan dengan gelegat yang terlihat sangat gugup.

"Beliau.. Sudah meninggal."

'Tepatnya, bunuh diri.' Dan kalimat terakhir hanya mereka ucapkan dalam hati.

Angin perlahan mulai berhembus dan Luffy mulai terkekeh karenanya.

"Begitu rupanya. Tapi tolong ya. Jangan samakan aku dengan Garp-sama. Karena aku.. tidak punya hubungan apa-apa dengannya.

"..." Tidak ada balasan selain Coby yang perlahan mulai tersenyum untuk mencairkan suasana yang ada.

"Lulu, ini sudah hampir siang. Kita harus segera pergi mencari Akai. Aku yakin dia ada di bagian kantin untuk mencari makanan kesukaannya."

Luffy hanya mengagguk kan kepalanya pelan. Walau terlihat tidak tega mengganggu lamunan si raven. Pada akhirnya Coby hanya bisa memberanikan diri untuk menarik Luffy sebelum pria cantik tersebut menangis lagi karena teringat pada mendiang sang kakek.

Hening untuk sementara. Sampai salah satu di antara mereka perlahan membuka suara setelah sang Kapten Angkatan Laut yang merangkap sebagai Dokter itu pun pergi bersama Lulu ke arah barat.

"Apa kau percaya itu?" Tanya seorang Marinir muda pada rekan di sebelahnya.

"Mungkin saja. Bukankah rumornya Kapten Coby juga telah memakan buah iblis milik seorang mantan Shicibukai. Bisa saja Lulu-sama juga telah memakan buah Iblis milik Raja Bajak Laut yang sudah gugur. Lagi pula Lulu-sama tidak punya topi jerami dan bekas luka di bawah mata kirinya. Kulitnya terlihat mulus dan—

"Bening! Jangan lupakan fakta jika kulit Raja Bajak—

PLAK!

Tiba-tiba pukulan yang sangat keras mulai mendarat di kepala Marinir muda tersebut. Sontak saja, sang korban hanya bisa mengelus kepalanya yang benjol seraya meringgis dengan nada sakit.

"Ini bukan saatnya membicarakan keindahan dan kecantikan, tolol!"

"Tapi kan warna kulit mereka sama. Mereka terlihat sama-sama bening dan indah. Mereka berdua punya banyak kesamaan. Wajahnya juga. Bahkan nama tengah D yang ia miliki. Aku yakin dia masih punya hubungan dekat dengan Raja Bajak Laut ke dua. Bukankah Lulu-sama mengatakan dia berasal dari East blue juga. DAN JANGAN PUKUL AKU SEENAKMU! ini sakit tahu?!"

"ARGH! Diamlah kalian berdua! Hosh! Andai Garp-sama masih hidup, kita pasti dapat bertanya padanya!"

"Benar juga ya."

"..."

"..."

"..."

"..."

"Lupakan saja. Kita jangan terlalu menyinggung orang yang sudah meninggal."

"B-baiklah."

"Ayo bubar!"

"I-iya."

Tak lama kemudian para Marinir mulai membubarkan diri mereka masing-masing dan menyisakan seorang pria bersurai platinum dengan dua rokok yang ia hisap secara bersamaan.

Ia, terlihat mencurigai pria bernama Lulu tersebut.


Beberapa hari kemudian Sakazuki menawarkan sebuah pekerjaan pada Luffy di mana dirinya akan menjadi Kapten Angkatan Laut untuk memimpin pasukan yang telah kehilangan kapten mereka karena dibunuh beberapa bajak laut yang haus darah.

Awalnya Luffy berniat menolak namun, jika hal ini bisa membuat Sakazuki menyayangi anak mereka maka, Luffy pun mulai mengaggukan kepalanya tanda setuju.

Luffy hanya harus membuat putra mereka mau menjadi bagian dari Angkatan Laut dan melupakan cita-cita bocah tersebut untuk menjadi Raja Bajak Laut ke tiga.

Sekalian.. Luffy ingin menghirup angin laut yang sudah lama tidak ia cium wanginya.

Dengan itu Luffy setuju dan membuat sang suami menyeringai seraya meminum ocha panas buatan pria bersurai pink yang selalu ia minum setiap paginya.

.

Tolakan hebat!

Akai sampai mengamuk. Ia bahkan langsung kabur dari Luffy ketika pria yang telah melahirkannya itu mengajak bocah tersebut untuk menaiki kapal Angkatan Laut di depan mereka.

Ya, walau pada akhirnya Akai menyerah setelah Lulu-nya memohon dengan nada yang hampir putus asa.

.

Misi pertama dimulai. Di mana Luffy terlihat santai terduduk di sebuah dek dengan kedua mata terpejam.

Ia sangat merindukan aroma laut dan semilir angin yang begitu sejuk.

Pernah juga di beberapa kesempatan dua atau tiga orang Marinir muda terlihat kebingungan dan kaget ketika melihat tingkah sang Kapten Angkatan laut yang terlihat seperti bocah yang diberi banyak permen.

Pria raven dengan pakaian tipis nan minim dan juga mengenakan mantel Angkatan Laut yang tersampai di bahunya tersebut terlihat berlarian, melompati banyak tihang, berputar-putar sebelum akhirnya menjatuhkan dirinya di atas lantai kayu dengan mata menerawang langit biru di atasnya.

Luffy merasa sangat bebas. Ia juga terlihat mulai memejamkan kedua matanya karena senang.

Bahkan sekilas banyangan dirinya yang berada di Thousand-Sunny kembali datang dalam benaknya.

Dirinya berbaring dan Nami mengomeli dirinya.

Chopper menawarkan bantuan jikalau sang Kapten Mugiwara merasa kurang sehat. Lalu Usopp dan Zoro akan datang untuk menanyakan apakah dirinya baik-baik saja yang dibalas oleh Franky, Jinbe dan Robin dengan kata SUPPEEERRR dan kekehan singkat. Bahkan suara biola milik Brook dapat terdengar di mana perutnya ikut mengeluarkan nada dan membuat Luffy berteriak—

"SANJI! Aku lap—

DEG!

Luffy terdiam. Tiba-tiba bibir Luffy mulai bergetar dengan hidung dan matanya yang perlahan berubah merah. Selanjutnya air mata mulai mengalir dan hal itu membuat beberapa orang Marinir baru mendekat dengan gelegat yang begitu khawatir.

Luffy tidak sepenuhnya menjawab. Ia— hanya bisa berbohong.

.

.

Dalam waktu singkat puluhan Bajak laut tertangkap dengan mudah oleh Luffy. Membuat sisa dari bajak laut di pulau tersebut gemetar ketakutan karena tidak mau bertemu dengan Kapten Angkatan laut yang katanya tinggi, besar, jelek, brewokan ataupun menjijikan. Namun, ketika mereka melihat sosok Lulu yang begitu indah dan mempesona dengan tanpa sadar para perompak kelas teri tersebut rela ditangkap dengan liur menetes di dari bibir mereka masing-masing. Bagaimana tidak, jika Luffy yang menjadi Kapten Angkatan Laut ternyata sudah terbiasa atau mungkin sangat menyukai pakaian tipis yang begitu terbuka seperti pakaian tidur sexy atau lingerie. Dan membuat beberapa orang yang pertama kali melihatnya akan langsung bernafsu untuk menidurinya di tempat terbuka tanpa peduli gender apa yang dimiliki sang Kapten Angkatan Laut tersebut.

Untuk itu, Sakazuki berhak disalahkan karena sang istri dengan acuh telah mengobral bagian tubuhnya pada siapa saja.

Whusshh!

Dengan itu pena ke empat belas di tangan Sakazuki harus rela terbakar karena sang pengguna Magu Magu no Mi tersebut merasakan firasat buruk tentang pelacur sahnya di ranjang.

Hal tersebut membuat Coby menggelengkan kepalanya pelan dengan segelas ocha panas yang mulai ia simpan di atas meja Sakazuki. Tak lupa ia pun mulai menyiapkan sekotak pena baru untuk berjaga-jaga jikalau sang Laksamana Armada Angkatan Laut kehabisan pena bulunya lagi.


Tahun-tahun kembali berlalu dengan banyak kejadian. Bahkan untuk waktu-waktu tertentu Akai berniat kabur untuk mencari kru bajak lautnya sendiri.

Luffy dengan tegas melarang dan sialnya Sakazuki malah ikut melarang dengan ancaman berupa dimandikan di lahar gunung berapi.

Hasilnya, Akai mengurung diri dan seharian tidak mau menyentuh makanan kesukaannya.

Lalu, besoknya Akai rela ikut bersama Luffy. Walau bocah tersebut terus-terus saja memanyunkan bibirnya tanpa peduli pada beberapa Marinir wanita yang mengajak bocah berusia delapan tahun tersebut untuk bermain bersama. Lalu, ketika Luffy dan pasukannya bersinggah di sebuah pulau untuk menangkap bajak laut tiba-tiba, Akai bersembuyi dan akhirnya kabur. Ia mulai menjelajah tempat sampai akhirnya ia bertabrakan dengan sosok entitas bertatto merah diwajahnya.

Untuk sesaat Akai mulai terbelalak kaget karena pria tersebut pernah meninju perutnya dua tahun lalu sampai ia tak sadarkan diri selama hampir sebulan. Akai harus segera pergi. Ia siap mengambil ancang-ancang jika saja pria tesebut tidak membuka suaranya.

"Boleh kita bicara?"

"T-tentu." Dan Akai pun akhirnya mengangguk dan mulai mengikuti sosok misterius tersebut kesebuah kedai makanan.

.

.

"Jadi.. Nama orang tuamu adalah Sakazuki dan Lulu?"

"IYA! Mereka sangat hebat dan kuat! Tapi sialnya mereka adalah orang-orang dari Angakatan Laut! Aku benci mereka! Aku ingin bebas seperti bajak laut. Mereka tidak diperintah oleh orang lain dan dapat berlayar kemanapun mereka suka. Apalagi Raja Bajak Laut, mereka sudah mencantumkan diri mereka sebagai orang terbebas dilautan."

Pria tersebut hanya bisa terkekeh. Bocah ini memang punya keinginan sama seperti putranya.

Dilihatnya kembali Akai yang kembali menyendok bubur nasi didepannya. Hal itu membuat dirinya mengernyit karena sukanya bocah tersebut pada makanan lembek khusus untuk orang sakit. Bahkan dirinya baru ingat jika ia tidak tahu apapun yang menjadi makanan kesukaan putranya sendiri.

Dan setelah beberapa saat terdiam akhirnya pria tersebut kembali membuka suara.

"Boleh ku tanya lagi.. Tapi, kuharap kau tidak tersinggung karenanya."

"Boleh saja. Tapi aku mau tambah lima mangkuk bubur nasi lagi. Oh.. tambah dagingnya juga ya."

"Daging? Baiklah. Kau mendapatkannya, Nak."

"Yeah!" Akai terlihat senang namun, si pria terlihat mulai serius di buatnya.

"Apa Lulu.. Yang telah melahirkanmu?"

Hening untuk sesaat sampai Akai selesai menghabiskan dua mangkuk bubur sekaligus dengan tatapan bingung yang ia tunjukan pada pria di sebelahnya.

"Tentu saja. Lulu yang melahirkanku memangnya siapa lagi. Dia 'kan Tou-chan ku."

"Aku bertanya serius, bocah."

"Aku juga menjawab serius. Coby jelek adalah orang yang membuat Lulu bisa punya anak. Dengan kekuatan si Coby jelek anggota tubuh yang sehat sempurna bisa dia bedah dengan mudah. Pokoknya Coby jelek adalah Dokter sekaligus Kapten Angkatan Laut yang kuterima sebagai teman."

"Apakah itu dengan bantuan buah iblis?"

"Emmm.. Iya.. Ope Ope no mi." Dan si pria misterius pun terdiam di tempatnya. Ternyata.. Bocah disebelahnya memang masih punya hubungan darah dengannya. Bocah bernama Akai tersebut ternyata adalah cucu kandungnya sendiri. Mendengar kenyataan itu, si pria tak tahu harus berbuat apa. Apa dirinya diharuskan untuk mengakui sesuatu?

"Kau bilang namamu adalah Akai 'kan?"

"Yap!"

"Dan usiamu delapan tahun?"

"Benar sekali."

"... Kalau begitu.. aku adalah Kakekmu. Dan— namaku adalah Dragon."

"Salam kenal Dragon.. Tunggu.. Kakek? Apa itu kakek? Apa itu sejenis bubur gandum?"

Dragon hanya bisa terkekeh. Ia mulai menggelengkan kepalanya dengan tangan kiri yang mulai ia angkat untuk menepuk pelan kepala bocah di sebelahnya. Namun, sebelum hal itu terjadi beberapa orang Marinir tiba-tiba datang dan mulai mengacungkan senjata mereka ke arah si pria bertatto. Berbeda dengan Akai, bocah tersebut malah menjerit senang karena sosok Luffy kini terlihat mulai berjalan ke arah mereka.

"Lulu! Aku mendapatkan bubur nasi dan daging secara gratis! Pria ini baik sekali. Tadi dia bilang dia adalah bubur gandum—

Stretch!

BRAK!

"KYAAA!"

Akai kini ada dipelukan Luffy. Hal itu membuat bocah berusia delapan tahun tersebut terlihat kebingungan ketika melihat kedai yang ia singgahi sudah hancur karena ulah Tou-chan nya.

Terlebih wanita tua pemilik kedai tersebut sudah kabur dan pria baik hati yang memberinya bubur nasi dan daging sudah menghindar dan kini berdiri tak jauh dari mereka.

Akai sangat kesal, ia mulai melihat Luffy dengan kedua alis menaut.

"Lulu! Aku belum selesai makan!"

"Diam Akai! Ini urusanku! Lalu panggil aku Tou-chan! Aku adalah orang tuamu, bocah!"

"TIDAK! Lulu dan Sakazuki bukan Tou-chan ku! Kalian di perintah oleh orang lain! Kalian telah dikendalikan! Aku akan menjadi Raja Bajak laut dan membebaskan kalian dari belenggu pemerintah dunia!"

Luffy mendesah frustasi. Walaupun ia menyayangi Akai namun mulut bocah tersebut kadang membuatnya ikut frustasi. Pantas saja suaminya kesal luar biasa pada anak mereka yang satu ini.

Sudah membangkang sang bocah bahkan tidak sudi memanggil mereka dengan sebutan layaknya seorang anak pada orang tuanya.

"Hosh!"

Perlahan Luffy mulai berbalik di mana seorang Marinir wanita mulai mendekat dan mengambil alih Akai dari gendongan Luffy. Lalu selanjutnya sang kapten Angkatan laut mulai menengokkan kepalanya ke arah kiri untuk membuat semua anak buahnya bubar dan kembali ke kapal dengan Akai yang menjerit minta dilepaskan.

Hening untuk sesaat dan beberapa penduduk desa yang sudah berlarian karena takutnya mereka pada sebuah pertarungan.

"..." Luffy masih saja terdiam. Poninya yang berwarna hitam panjang telah menutupi sebagian matanya.

Lalu, saat Luffy membuka suaranya—

"Bisa kau tidak menggangguku lagi.. Tou-chan?"

Deg!

Dragon, sosok pria misteris tersebut akhirnya terbelalak kaget setelah ia mendengar permintaan dari putranya tersebut. Dragon ingin mendekat. Ingin pula menanyakan apa yang sedang terjadi, namun sebelum Dragon hendak melangkahkan kakinya dan membuka suara—

"Lu—

"Berhenti!" Luffy langsung menyela dan membuat, Dragon dengan refleks langsung menghentikan langkah kakinya. Raut wajahnya tampak sangat kecewa dengan hati yang terasa begitu sakit. Apalagi saat Dragon mendengar ucapan putranya tersebut tak lama setelahnya. "Aku sebenarnya juga tidak sudi memanggilmu dengan sebutan Tou-chan lagi. Aku tidak akan menerimanya! Karena kau.. Tidak bisa melindungi Sabo!"

"..."

"Jangan ganggu aku, Tou-chan." Ucapan yang kembali di sela. Dragon sampai tak kuasa untuk membantah. "Aku sudah punya kehidupan baru. Aku sudah menikah.. Memiliki suami dan harusnya empat orang anak."

DEG!

Sekali lagi, Dragon dibuat terbelalak kaget setelah mendengar kata-kata Luffy barusan. Ia ingin mendekat namun Luffy malah semakin memundurkan langkahnya.

"Iya.. Dan karena ulahmu dua tahun lalu.. Aku kini kehilangan tiga jabang bayiku. Mereka gagal lahir karena kau membuatku harus bertarung saat itu."

"Luffy.. Aku—

"Tapi tidak apa-apa." Luffy kembali memotong ucapan Dragon dengan cepat. Tangan kanan mulai ia pegangkan di bagian perutnya yang selalu tertutup kain cukup tebal untuk menyembunyikan luka sayatan yang pernah dibuat oleh beberapa orang dokter ketika dirinya hendak melahirkan Akai delapan tahun lalu dan membuang ketiga janin matinya dua tahun lalu. Luffy perlahan mulai mendongak. Ia kembali membuka suaranya. "—karena aku sedang mengandung anak dari suamiku lagi."

"..."

"Untuk satu alasan. Aku ingin kau tidak menggangguku lagi, Dragon."

Dragon mulai menggelengkan kepalanya frustasi. Seakan dirinya tak mau terima ketika sang putra hendak mengucapkan kata-katanya barusan.

"Lalu, bagaimana dengan kehidupanmu sebagai bajak laut?" Bahkan Dragon kembali bertanya ke arah sang putra dengan nada suara yang terdengar lirih.

"..." Luffy sampai terdiam. Ia sampai kembali terpuruk.

"Aku sekarang seorang Marinir, bukan lagi seorang bajak laut. Namaku Rei D. Lulu dan bukannya Monkey D. Luffy apalagi anakmu!"

"..."

"Ku mohon... Jangan menggangguku lagi. Karena aku takut kehilangan bayiku untuk yang kedua kalinya!"

Dragon tersentak kaget. Ia.. Hanya bisa terdiam.

Perlahan angin kembali berhembus dan Dragon telah ditinggalkan oleh anak kandungnya sendiri di tempat tersebut.


BYUR!

Air laut menghantam batu karang dengan begitu kerasnya. Dan di dekat batu karang tersebut terlihatlah seorang bocah dengan tubuh dan pakaian yang sangat basah baru saja mendarat di permukaan setelah berjam-jam berenang melawan arus laut yang kuat dan berbahaya. Di tubuhnya terlihat banyak sekali luka sayatan. Mungkin, bocah tersebut telah berusaha melawan beberapa Sea King yang hendak memangsanya. Semua itu terbukti dengan adanya dua ekor makhluk besar yang sudah mengambang dan tak sadarkan diri. Bocah tersebut, yang tak lain dan tak bukan adalah Akai perlahan mulai memacu kedua kakinya. Akai terlihat terus saja menggosok kedua matanya dengan suara isakan yang berusaha ia tahan setelah sebelumnya ia bertengkar hebat dengan Sakazuki mengenai mimpinya yang harus ia kubur dalam-dalam.

Akai dengan tegas menolak!

Ia akhirnya kabur dan membuat Lulu-nya menangis memarahi suaminya tersebut.

.

.

Belari!

Tap! Tap! Tap!

Tanpa peduli kaki mau membawanya sampai kemana.

Tap!

Perlahan, Akai berhenti di sebuah hutan. Napasnya terlihat berat untuk ia tarik. Wajahnya sudah sangat sembab dengan hiasan merah di pipi ketika pria yang menjadi ayah kandungnya sendiri menampar pipinya dengan begitu kasar.

"Hiks!" Perlahan isakan mulai terdengar sebelum akhirnya Akai menggeram dan berteriak pada langit tak berbintang di atasnya.

"AKU BENCI SAKAZUKI! Hiks!" Isakan perlahan berhenti dan Akai mulai terduduk di atas tanah kasar yang dingin. Ia mulai menekuk kedua lututnya dan bersandar di bawah pohon besar di sebelahnya.

Angin malam telah membuat tubuhnya menggigil dan dengan memejamkan kedua matanya, Akai pun berharap dirinya dapat segera tertidur.

Namun, sebelum hal itu terjadi seorang wanita cantik bersurai coklat panjang datang dan langsung menggendong Akai yang terlihat sudah setengah tidak sadar. Kata-katanya yang terdengar begitu lembut malah membuat Akai makin terisak dan menangis karenanya. Untuk sesaat Akai mulai tenang sebelum akhirnya ia memejamkan kedua matanya karena kantuk yang sudah tak terhankan.

Wanita cantik tersebut hanya bisa tersenyum maklum. Tangan kanan masih ia gunakan untuk mengelus bagian punggung Akai. Perlahan, ia mulai berjalan seraya mengucapkan nada yang begitu pelan di telinga bocah berusia delapan tahun tersebut.

"Kami akan merawatmu, Akai. Kau akan tahu kebenaran yang pasti akan membuatmu bahagia."

Wanita cantik tersebut perlahan mulai melangkah dengan Akai yang masih ada dalam gendongannya. Bahkan wanita tersebut tidak sadar dengan munculnya sesosok entitas tak di kenal yang terlihat bersandar di sebuah dahan pohon dengan seringai yang perlahan mulai terbentuk.

Dan saat sang entitas tersebut akan melangkah pergi tiba-tiba muncul entitas lainnya yang langsung membuat sosok entitas pertama terlonjak kaget.

.

.

.

Keesokan harinya dan sekarang.

"LEPAS! AKU BISA MENCARI AKAI SENDIRI!"

Di sebuah ruangan terlihatlah Luffy yang berusaha membuka pintu di depannya. Sedangkan di belakang pria berpakaian tidur tipis tersebut terdapat beberapa orang perawat wanita yang terlihat takut dan khawatir. Mereka terus saja berusaha untuk membujuk Luffy, walaupun orang yang di bujuk terus saja bersikeras untuk membuka pintu di depannya.

"Rei-sama! Kami janji akan membantu anda untuk menemukan putra anda. Tapi anda harus berjanji untuk tidak ikut mencari! Kandungan anda sudah menginjak bulan tua!"

"Itu benar, Lu-chan. Sekarang, ayo kembali ke tempat dudukmu agar kami bisa menyiapkan vitamin untuk kandunganmu."

Luffy terus saja menggeram sebelum akhirnya ia mendesah prustasi dan mendudukkan dirinya kembali di atas kursi. Kedua suster tersebut terlihat masih memegangi kedua tangan Luffy sampai akhirnya Coby datang dan meminta kedua suster tersebut untuk pergi. Coby hanya bisa terkekeh pelan. Ia terlihat mengamati data-data di bukunya ketika pria yang diam-diam masih ia kagumi terlihat menyandarkan kepalanya karena semakin bosan.

"Luffy-san, kita bisa melakukan operasi caesar bulan depan di tanggal dua puluh enam. Itu adalah hari yang cocok untuk bayimu lahir. Em.. Dan bisakah kau kembalikan ukuran perutmu, Luffy-san? Kasihan bayimu. Dia pasti tertekan karena kemampuan buah iblismu."

Luffy makin mendesah bosan. Ia mulai menarik napas dan membuat perutnya kembali ke ukuran semula. Yaitu, perut yang hamil di bulan kedelapan.

"Bagus."

"Kau tahu, Coby?" Tanya Luffy seraya mengelus perut buncitnya. "Dengan perut besarku ini orang-orang malah semakin melarangku melakukan apapun. Coba saat aku tidak memiliki perut yang besar. Aku akan dapat bertarung dan menumbangkan semua musuh-musuhku."

Coby hanya bisa terkekeh. Ia mulai menjongkokan tubuhnya tepat di depan Luffy.

"Hehehe.. Tentu saja, Luffy-san. Tapi untuk kali ini aku mohon untuk kau tidak menggunakan semua kekuatanmu. Aku tidak mau membuatmu mendengar berita buruk seperti dua tahun lalu karena kasus yang serupa."

Untuk sesaat Luffy kembali terdiam di tempat. Sedangkan tangan kanan mulai ia gunakan untuk meraba bekas luka di bagian perutnya. Coby sendiri sampai ikut terdiam. Itu sampai Luffy kembali mendesah bosan sampai memperosotkan tubuhnya di atas kursi.

"Kalau sampai Akai tidak pulang besok pagi aku akan mencari anak itu sendiri!"

Coby yang mendengar ucapan Luffy barusan sampai tersentak kaget. Bahkan raut wajahnya yang awalnya terlihat tenang tiba-tiba berubah tegas seketika.

"Tidak Luffy-san! Aku melarangmu untuk keluar rumah mulai dari sekarang! Dan kau tidak bisa membangkang perintahku! Aku masih menjadi Doktermu, Luffy-san!"

Luffy terlihat mencibir. Ia mulai melihat Coby dengan tatapan sinis.

"Dan aku juga tidak suka dengan caramu membuatku pingsan kemarin malam, Coby! Aku tidak suka dibius!"

Coby hanya bisa terkekeh. Ia, mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan membuat Luffy memanyunkan bibirnya bosan.

"Maaf, Luffy-san. Ini semua demi kebalikanmu sendiri."

"... Hosh! Terserah padamu saja, Coby."

Dan Coby pun hanya bisa tersenyum karenanya.

.

.

Malam hari perlahan datang.

Di sebuah rumah tepatnya disebuah kamar, Luffy mendapatkan surat yang tentu saja ia tahu dari siapa. Luffy hanya bisa terbelalak kaget. Ia mulai menggelengkan kepalanya dengan air mata yang perlahan kembali mengalir.

Akai.. Tidak akan pernah pulang ke rumah mereka lagi.

...

Untuk Lulu.

Aku akan pergi mencari Tou-chanku yang asli. Aku yakin salah satu dari bajak laut hebat adalah orang tuaku. Aku bukannya tidak menganggapmu sebagai Tou-chan ku, Lulu. Tapi— aku merasa kita tidak pernah terikat apapun. Aku akan pergi menjelajahi lautan dan aku akan mendapatkan nilai buronanku sendiri. Aku akan terkenal dan aku akan bisa mencapai mimpiku. Bilang pada Sakazuki bahwa suatu saat aku akan melawannya di sebuah medan perang. Aku juga akan membawamu Lulu dan akan perlihatkan kebebasan sesungguhnya di lautan tanpa di perintah oleh orang lain.

Kalian hanya perlu menunggu saja.

Oh iya.. Maaf untuk adik bayi yang belum lahir. Aku tidak bisa menjadi nii-chan yang baik untuk dirinya.

Peluk cium untuk adik bayi dan untukmu Lulu.

Akai

...

Air mata terus berjatuhan. Isak tangis makin terdengar dan Luffy terjatuh dari acara berdirinya.

Bruk!

Kertas mulai Luffy remas dan di waktu bersamaan seekor burung gagak terlihat terbang melintasi langit malam yang begitu kelam.

Tak lama kemudian, Sakazuki memasuki kamar. Fokus utamanya ada pada tangan Luffy di mana pria ber jas merah tersebut langsung mendekat dan merebut surat tersebut dari tangan sang istri.

Tak perlu lama membaca, tiba-tiba Sakazuki langsung membakar kertas tersebut dengan kekuatan magmanya dan membuat Luffy sangat kaget. Ia lantas memukuli Sakazuki namun, pria sangar tersebut tak peduli dan kembali meninggalkan kamar tersebut dan membuat Luffy sangat kaget. Karena berita selanjutnya sang pria hamil mendapatkan selebaran kertas buronan mengenai putranya yang dicari 'Only Dead'. Dengan alasan bocah tersebut akan tumbuh menjadi ancaman bagi pemerintah dunia karena sudah berani membunuh putra dari sang Laksamana Armada Angkatan Laut dan mencuri rupa dari bocah berusia delapan tahun tersebut.

Sakit sekali!

Dan hati Luffy telah merasakan rasa sakit itu untuk yang kesekian kalinya.

TBC

.

.

.

Ha~ akhirnya saya mempublish fic Boomerang ini. Btw.. saya menulis fic ini sekitar bulan 05 tahun 2018. Dan fic ini cukup panjang untuk saya jadikan satu halaman penuh (rencananya).

Jadi mungkin saya akan membagi ficnya menjadi 3 atau 4 bagian. Asli nya juga fic ini belum selesai di buat. Hanya seperti hitungan 1-2-3-4-5-6-7-...-...-10. Jahahaha. Btw.. apa kalian sadar sesuatu tentang fic kini? Seperti ya... seperti sesuatu *lol*

Chapter depan saya akan memperkenalkan putra kebanggaan Sakazuki.