Disclaimer: ©Kishimoto Masashi.

Sasuke merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang dingin dan sepi. Ia sangat lelah, benar-benar lelah. Bukan tubuhnya yang merasa lelah, tapi hatinyalah yang lelah. Hati yang ia gunakan untuk membenci sepanjang waktu. Hati yang ia gunakan untuk menyimpan dendam seumur hidup pada kakaknya.

Tak sengaja matanya terpaut pada angka sembilan di bulan ke enam yang tertera pada kalender.

9 Juni, salah satu hari yang paling Sasuke benci seumur hidupnya.

9 Juni, hari ulang tahun kakaknya yang kini merupakan orang yang paling dibencinya. Yang telah membunuh semua orang-orang yang dicintai Sasuke. Ayah, ibu, kakek, nenek, semuanya. Ia telah membunuh hati Sasuke secara menyakitkan.

9 Juni, hari yang ia harapkan takkan pernah ada lagi dalam hidupnya setelah hari dimana seluruh klannya dibantai.

9 Juni, hari ini.

Kedua mata itu kemudian terpejam karena tak kuasa menahan rasa kantuk. Tapi ia tak bisa lepas dari bayang-bayang tanggal 9 Juni hingga ke alam bawah sadarnya.

Saat itu juga, ia melihat sesuatu yang terlihat seperti sebuah flash back kenangan masa lalunya.

Mimpi itu telah membawanya ke hari dimana ia sangat menyukai tanggal 9 Juni.

Dulu ia benar-benar menyukai tanggal 9 Juni. Setiap hari itu tiba, ia akan bangun lebih awal dengan bersemangat dan membantu ibunya menyiapkan banyak makanan sebelum semua orang bangun. Terutama sebelum Itachi menyadari bahwa ia sedang menyiapkan kejutan ulang tahun untuknya. Kemudian dia akan mendoakan kakaknya dengan beberapa permintaan yang ia siapkan untuk Tuhan saat acara makan keluarga berlangsung. Tapi tentu saja ia tak meminta agar Itachi menjadi jauh lebih hebat darinya dan akhirnya tak terjangkau olehnya.

Akan tetapi tiba-tiba kenangan manis itu berhenti berputar dan berganti menjadi kenangan yang merubah seluruh hidupnya. Kenangan yang manis itu kini telah tergantikan dengan kenangan paling pahit, yaitu peristiwa pembantaian seluruh klan Uchiha di malam bulan purnama, yang sampai detik ini belum dapat ia hapus dari ingatannya.

Hari itu langit begitu kelam. Bulan purnama yang muncul seperti sedang bersedih. Seperti memberikan pertanda bagi Sasuke bahwa sesuatu akan terjadi.

Dan benar saja. Hari itu juga, ia kehilangan seluruh dunia. Hari itu juga, ia kehilangan semua anggota keluarganya, termasuk kakak yang sangat disayanginya. Karena mulai saat itu juga, Itachi berubah menjadi orang yang paling ingin dia bunuh dengan cara apapun juga. Walau ia tahu itu membutuhkan pengorbanan yang tidak murah.

Kemudian airmata berlomba merembes keluar dari kedua mata Sasuke yang tengah terpejam.

Kali ini di alam bawah sadarnya, suara lubuk hatinya mendominasi. Suara yang telah ia abaikan sejak lama. Suara yang tak pernah didengarkannya karena hatinya sudah tertutup oleh keinginan membalas dendam.Suara itu menyerukan isi hatinya yang asli dengan sangat kuat. Saking kuatnya, suara itu telah mengalahkan ego dan rasa dendam Sasuke.

Kemudian dari bibirnya yang bergetar keluar beberapa kata yang terdengar seperti kata "Aniki.." dan "kangen.."

AN:

Maaph banget kalo nggak bagus. Fic ini emang tanpa persiapan yang matang dan konsep yang jelas. Author bener-bener lupa ultahnya Itachi, makanya bikin fanfic nggak jelas gini soalnya buru-buru ngetik.

Kalo ada yang baca terima kasih buanyak dan author nggak berani berharap adanya review berhubung ini fanfic yang nggak mutu pake banget. Baru pertama kali ngaplod fanfic genre tragedy, jadi nggak pede nih.