My Cinderella Story Scene
Warning: OOC, OC, AU.
"Give me an L!"
"Give me an I!"
"Give me an O!"
"Give me an N!"
"Go go Konoha Lion!!"
Sakura melompat dengan anggun dari tubuh dua pemandu sorak lain yang tadi mengangkatnya. Setelahnya ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke lapangan rumput hijau yang lembut. Hal yang sama juga dilakukan oleh dua pemandu sorak lainnya, Tenten dan satu lagi juniornya yang baru ia tunjuk untuk bergabung dengan tim inti pemandu sorak sekolah.
Sakura memandang matahari yang bersinar terik secara langsung. Anehnya itu tidak membuat matanya silau sedikitpun. Napasnya masih tersengal-sengal dan tubuhnya basah bermandikan peluh. Keadaan yang cukup mengenaskan setelah latihan kali ini. Bagaimana tidak, mereka latihan penuh hari ini di bawah terik matahari yang membakar kulit. Itu sudah cukup untuk menjadi alasan membuat mereka semua tampak mengenaskan.
"Sakura-senpai, apa nanti sore kita harus latihan lagi?" tanya si junior baru sambil mengangkat botol air mineral yang telah kosong dengan tangan kanannya. Wajahnya tampak sangat kelelahan. Itu cukup untuk membuat Sakura kasihan, termasuk mengasihani dirinya sendiri.
"Apa tidak ada istirahat satu hari saja?" tanya Tenten, gadis berambut coklat itu berdiri dan ikut bergabung dengan pemandu sorak yang lain. Duduk-duduk di dekat pagar pembantas. "Ayolah, kami semua memohon padamu leader!"
Sakura melihat teman-temannya satu persatu termasuk junior barunya tadi. Mereka semua tampak lebih mengenaskan lagi dari pada dirinya. Sakura bangkit untuk duduk sambil menenggelamkan wajahnya diantara kedua kakinya. Ia masih dapat mendengar suara-suara teman-temannya memohon padanya. Dengan nada yang sengaja dibuat semakin serak dari pada aslinya.
"Ya, ya terserah kalian." Sakura menutup telinga dengan kedua tangannya. Suara-suara memohon itu membuatnya tidak tahan. Satu kalimat yang keluar dari mulut sang leader sudah cukup membuat mereka semua bersorak gembira. "Tapi ingat hanya kali ini saja!"
Sakura mengangkat kepalanya dan mengabaikan sorakan gembira teman-temannya dan melihat kearah lapangan sebelah. Yah, lapangan mana lagi kalau bukan lapangan basket. Sepertinya mereka juga sedang beristirahat. Sakura melihat sang leader tim Konoha Lion menenggak habis satu botol air mineral lalu melemparnya kedalam tempat sampah. Dan satu anggota lain yang tampaknya marah-marah kepadanya.
Itu cukup untuk membuat Sakura tertawa penuh kemenangan. Mereka juga tampak sangat kelelahan. Semua itu karena ide sang leader tim basket bodoh yang memutuskan untuk berlatih di luar gedung gymnasium karena cuaca sedang cerah. Tapi apa kenyataannya? Matahari bersinar terik membakar kulit.
Sakura menghentikan tawanya setelah sang leader tim basket meliriknya tajam. Namun tawa itu terganti dengan senyum angkuh dari gadis berambut merah muda yang merupakan leader dari tim pemandu sorak itu. Sakura mengacungkan telunjuknya kearah sang leader lalu membalikan ibu jarinya.
"You Loser!" teriaknya lantang dengan sengaja. Membuat semua anggota tim pemandu sorak melihat kearahnya lalu tertawa menertawakan leader tim basket. Sang leader hanya bisa menggeram marah sambil membuang muka.
"Sepertinya aku harus pergi, ada yang harus aku lakukan." ujar Sakura sambil melihat jam tangan merah mudanya. Setelahnya ia langsung berlari memasuki gedung gym untuk menuju ruang ganti. Samar-samar ia masih bisa mendengar suara tawa teman-temannya yang menertawai anggota tim basket.
Sakura tidak ambil pusing untuk berlama-lama di ruang ganti. Ia memakai seragam sekolahnya dengan asal-asalan, menyumpalkan pakaian pemandu soraknya ke dalam tas tanpa melipatnya dan tidak ada waktu untuk bercermin. Ia yakin sekali dirinya tampak berantakkan. Namun itu tidak menjadi masalah baginya, ia bisa merapikan pakaiannya nanti. Yang sangat penting baginya saat ini adalah tidak melewatkan pertunjukkannya.
Sakura mendorong pintu ruang ganti lalu berlari lagi melewati arena basket kosong menuju pintu utama gedung gymnasium. Sialnya para anggota tim basket berdiri di sana sambil mengobrol. Sepertinya mereka menunggu Sakura untuk balas dendam.
Salah satu dari mereka, yang berambut kuning spike melihat kearah Sakura. Membuat yang lain ikut melihat kearahnya dengan tatapan dan senyuman yang aneh. Senyuman itu tampak seperti senyum… mesum?
Sakura mengepalkan kedua tangannya sambil menggigit bibir bawahnya. Ia kembali berjalan berpura-pura tidak memperdulikan mereka semua. Tapi sayangnya salah satu dari mereka, sang leader tepatnya menghalangi langkah gadis itu dengan tubuhnya.
"Apa?" tanya Sakura sambil menggeram marah. Bibir sang leader tim basket masih mengukir senyum mesum yang sangat menjengkelkan bagi Sakura dan yang lain tertawa-tawa. Entah apa yang mereka tertawakan tetapi yang pasti mereka menertawakan Sakura.
"Mau kemana?"
"Bukan urusanmu!" bentak Sakura kasar lalu mencoba mengambil jalan dari samping tubuhnya. Si leader tim basket bodoh itu masih saja menghadang Sakura. Sakura menggeram mengutuk dirinya sendiri. Kenapa selama ini dia tahan sekali menyemangati mereka dengan kata-kata penyemangat dan geraan-gerakan bodoh itu? "Biarkan aku lewat."
"Tidak akan." Ucapnya sambil melirik Sakura dengan mata nakalnya. Sakura memperhatikan wajahnya yang tak lepas dari salah satu bagian tubuh Sakura. Membuat kening gadis itu berkerut heran. Sakura mengikuti arah tatapan mata lelaki itu dan berhenti di satu titik.
"Argh!!" teriak Sakura sambil menutupi dadanya dengan kedua tangannya. Ternyata tiga kancing seragam yang ia kenakan terbuka. Sehingga membuat bra merah dan sebagian kulit mulus bagian atasnya terlihat jelas oleh mereka semua.
Wajah gadis itu merah padam karena marah bercampur malu. Mereka semua kembali tertawa menertawainya. Sepertinya kedudukannya seimbang sekarang, mereka balas dendam tanpa melakukan apapun. "Minggir kau bodoh!" Sakura mendorong tubuh sang leader lalu berlari keluar dari gedung gymnasium. Samar-samar ia masih bisa mendengar tawa bodoh dari anggota tim basket itu.
Di gedung teater…
Sakura berhenti sebentar di luar gedung itu untuk mengambil napas dan merapikan diri. Ia sungguh tak ingin dia melihatnya dalm keadaan berantakan begini. Sakura menghapus air matanya dan mencoba melupakan kejadian memalukan yang barusan terjadi. Setelah merapikan diri dan memastikan tidak ada satu kancing yang terbuka Sakura memasuki gedung teater sekolahnya.
Gadis berambut merah muda itu mengintip dari balik kursi deretan paling belakang. Sepertinya ia telah melewatkan hampir sebagian dari drama itu. Walaupun ia menyesal namun itu tidak menjadi masalah baginya. Sudah bisa melihat wajahnya saja sudah cukup bagi Sakura.
Dia adalah Sasori murid kelas XII A, Pangeran drama sekaligus ketua osis Konoha High School. Pangeran drama Sakura dan pangeran drama murid-murid perempuan lainnya. Hampir semua murid perempuan mengaguminya. Walaupun ia selalu jadi yang kedua setelah sang leader tim basket. Namun dia yang paling utama bagi Sakura.
"Hei, hei sadarlah!" Sakura mendengar suara mengganggu dari belakangnya. Lagi-lagi suara leader tim basket. Sakura berbalik dan menghentakkan kakinya. Matanya menatap tajam sang leader dengan garang. "Apa maumu?!"
"Hanya ingin menunjukan sesuatu." jawabnya santai sambil bersiul-siul. Sakura kembali mengalihkan perhatiannya ke latihan drama Sasori, pangeran drama sekolahnya. "Aku sedang sibuk."
Leader tim basket tersenyum licik sambil melirik Sakura dari belakang. "Ya sudah kalau kau tidak mau lihat video pertunjukan sang leader pemandu sorak striptease!!" teriakan Sasuke langsung membuat mata Sakura membulat.
"SASUKE!!" teriak Sakura sambil mengejar sang leader tim basket yang telah berlari duluan melewati lapangan basket di depan gedung gymnasium. "Sasuke berikan videonya padaku!"
"Tidak akan pernah!" balasnya sambil berhenti berlari dan memanjat pagar pembatas lapangan basket dan lapangan sepak bola. Tangannya mengangkat sebuah handphone Nokia X6 keluaran terbaru dan melambai-lambaikannya sambil tersenyum licik.
"Sasuke berikan itu padaku, aku mohon!" Sakura berkata dengan nada memelas. Sasuke menggeleng pelan. Sang leader pemando sorak menggeram marah lalu menendang pagar besi bodoh yang menghalanginya menangkap Sasuke sang leader tim basket.
"Ada saratnya." satu sudut bibirnya terangkat menunjukkan senyum liciknya yang menyebalkan ketika ia berbicara. Sepertinya ia telah merencanakan sesuatu. Dan Sakura yakin ia tak suka apapun rencananya itu. "Kencan denganku seharian penuh!"
"Mimpi saja kau!" bentak Sakura, nada suaranya naik satu oktaf. Wajah gadis itu juga kembali memerah karena marah. "Aku lebih suka memanjat pagar bodoh ini dan merampasnya dari tanganmu, Sasuke bodoh!!"
"Coba saja lakukan. Jika kau ingin rokmu sobek." Kalimat yang keluar dari mulut Sasuke membuat Sakura mengurungkan niatnya. Sakura melihat keatas pagar besi setinggi lebih dari tiga meter itu, di atasnya terdapat kawat runcing. "Sasuke aku mohon!"
"Kau akan melihat video ini beredar besok jika kau tolak persyaratannya. Aku tunggu keputusanmu setelah jam makan siang. Sampai jumpa!"
"Sasuke tunggu!!" Sasuke langsung berlari ketika melihat Kabuto, pelatih club sepak bola datang mendekat. Tentu ia tidak ingin ditangkap karena tuduhan ingin membolos melewati pagar itu.
***
Keadaan di cafeteria siang itu sama seperti hari-hari lainnya. Sangat ramai dipenuhi murid-murid yang akan makan siang. Biasannya mereka bergerombol bersama-teman-teman mereka. Ada yang berdesak-desakkan mengantri untuk membeli makanan dan ada juga yang berebut mencari meja.
Tetapi ada tempat terbaik dari pada bangku-bangku dan meja-meja itu. Lapangan yang berukuran cukup besar, ditumbuhi pohon-pohon berdaun lebat yang rindang dan bunga-bunga berwarna-warni yang berbau harum. Tempat yang diimpikan setiap murid Konoha High School.
Sayangnya tidak semua murid bisa berada di sana. Hanya murid-murid yang cukup keren saja yang boleh duduk-duduk di lapangan rumput hijau itu. Contohnya, anggota osis, anggota club basket, club drama, club sepak bola, club voli, gadis-gadis dari club cheerleader tentu saja, boyband sekolah, dan beberapa club ternama lainnya.
Di sanalah sekarang Sakura duduk bersama teman-temannya. Tenten dari club cheerleader, Ino dari club drama, Hinata dari club musik, Temari dari club voli serta beberapa junior Sakura dari club cheerleader dan junior Ino dari club drama. Di bawah pohon sakura yang rindang mereka makan sambil mengobrol. Tampaknya hanya Sakura yang tidak terlibat obrolan tersebut. Jangankan mengobrol makanan dalam nampannya sama sekali tidak tersentuh olehnya.
Ino yang sedari tadi melihat ada yang aneh pada sang leader tim pemadu sorak mendapat sebuah ide untuk mengejutkannya. "Coba lihat!! Pangeran drama datang!"
"Mana! Mana!" Sakura langsung mengedarkan pandangannya keseluruh lapangan rumput itu mencari-cari sosok sang ketua osis. Sadar telah ditipu Sakura hanya bisa menggeram kesal sambil kembali menyandarkan tubuhnya ke batang pohon besar itu.
"Ada masalah? Coba ceritakan pada kami." ujar Tenten sambil menepuk bahu Sakura. Gadis berambut merah muda itu melihat teman-temannya satu persatu. Ia ragu untuk menceritakannya masalahnya. Ia takut nanti teman-temannya itu menertawakannya, itu sama saja dengan mempermalukan dirinya sendiri.
"Sasuke Uchiha…"
"Ada apa dengan si Uchiha?" tanya Ino sambil menatap Sakura dengan mata penuh kecurigaan. "Apa dia mengganggumu lagi?"
Sakura mengangguk pelan lalu menceritakan hal memalukan itu mulai dari awal. Wajah semua sahabat-sahabatnya itu tampak memerah karena menahan tawa. Bahkan Tenten sudah memegangi perutnya.
"Tertawa saja." ucap Sakura ketus. Namun mereka semua masih menahan tawanya, termasuk Hinata. Yah, Sakura sadar telah mempermalukan dirinya sendiri dua kali. Pertama di depan Sasuke dan sekarang di depan teman-temannya.
"Jadi Sasuke akan memberikan video itu jika kau kencan seharian dengannya?" tanya Ino setelah bisa mengendalikan dirinya lagi. Sakura mengangguk lemah sambil menghela napas berat. "Kenapa tidak kau terima saja persyaratannya? Dari pada video itu beredar."
"Apa?! Tidak, tidak! Aku lebih suka menantangnya bermain basket dan… hey! Itu ide bagus!" Sakura bersorak sendiri, membuat teman-temannya bingung. "Baiklah, aku akan putuskan. Aku akan menantang Uchiha Sasuke!"
"Jangan!!"
Di Cafeteria…
Sakura berlari mencoba meloloskan dirinya dari teman-temannya yang mencoba untuk mencegahnya menantang Uchiha Sasuke sang leader tim basket. Namun sepertinya usaha mereka akan sia-sia. Sakura sudah menemukan Sasuke dan teman-temannya sedang mengantri untuk membeli makanan di cafeteria.
"Sasuke Uchiha!" teriakkan lantang Sakura menarik perhatian semua murid yang berada di cafeteria termasik si leader tim basket. Sasuke meletakkan nampan makanannya di meja dan berjalan mendekati Sakura. Sakura menarik napas dalam-dalam dan mengepalkan kedua tangannya erat-erat.
"Aku menantangmu dalam pertandingan basket, Sasuke Uchiha!!" Sakura kembali berteriak kali ini sambil menunjuk Sasuke dengan jari telunjuknya. Matanya menatap mata Sasuke dengan tajam pertanda ia bersungguh-sungguh. Teriakkannya itu membuat seluruh murid yang berada di kafetaria terkejut, termasuk teman-temannya.
"Aku terima tantanganmu." Sasuke tersenyum licik sambil mendekati Sakura yang masih berdiri mematung dan menatapnya dengan mata tajam menusuk. Tangan kiri gadis itu memerah karena kepalannya terlalu kuat.
"Jika aku menang aku dapatkan videonya." ucap Sakura dengan napas tersengal-sengal. Gadis itu menurunkan tangan kanannya perlahan-lahan tetapi Sasuke memegang tangan itu. "Namun jika aku yang menang?" tanyanya sambil mengangkat kembali tangan Sakura. Gadis itu hanya terdiam, ia lupa memikirkan hal itu. "Kau harus kencan denganku seharian, Dan…"
"Dan?"
"Cium aku di depan umum."
"Apa?!"
Shuzuku…
Yeiy! Selesai juga chapter satunya. Bikin fict baru lagi, padahal fict lain belum selesai * dasar nggak konsisten!* sebenarnya ini fict request dari temen-temen sekelas Ritsuki n Ritsuka, Hany, Arum, Diva, Nyunyu dan terutama Lola yang baru ultah, happy birthday! Awas kalian kalo nggak baca! Tunggu akibatnya nanti di sekolah!
Oke buat yang lain yang udah baca fict ini makasih. Ini genre yang nggak biasa banget kami buat jadi pasti agak aneh, maaf! Langsung aja, sebenernya Ristuka dan Ritsuki mau membuka lowongan OC nih. Nggak ada maksud apa-apa kok. Kami tau chara di Naruto itu buanyak banget malahan kami jadi bingung milihnya. Jadi kami memutuskan untuk membuka lowongan OC.
Lowongan yang dibuka:
1 cewek, ratu drama pasangannya Sasori.
4 cewek, junior Sakura tim pemandu sorak inti.
1 cewek/cowok, pianis dari club musik.
4 cowok, tim basket penantang timnya Sasuke.
Udah itu aja, nggak wajib daftar kok. Tapi buat yang mau daftar jadi OC wajib nyantumin nama, gender, ciri-ciri n mau jadi apa. Sekali lagi Ritsuki dan Ritsuka nggak ada maksud apa-apa kok buka lowongan OC *sumpah deh!*. Oke Review please!
