Strike Witches: Reawakened

Author/Writer: QuantumOfShoelace

Disclaimer: I don't own anything, K-On! and Strike Witches belongs to its rightful owner. I only own the fanfiction story.

Chapter: Prologue


.

.

Lima objek yang tidak diketahui melesat di udara dengan kecepatan tinggi.

"Aku bisa melihatnya, ayo kita dekati dan kita serang." Kata seorang perempuan sambil melihat sebuah objek dengan binocularnya.

"T-tapi.. apakah kita siap menghadapi semua ini? Kita kan baru-" Kata seorang perempuan berambut hitam panjang dengan gugup, namun perkataannya itu dipotong oleh temannya.

"Ayolah, Mio-chan. Kita pasti bisa! Ingat saja latihan yang kita lalui, anggap ini latihan!" Kata teman perempuan itu dengan optimis.

"Ya! Kita tidak boleh mundur. Kita harus bisa mengalahkan mahkluk itu." Kata perempuan yang lain, dia mempunyai rambut coklat muda sebahu dan memakai bando berwarna kuning.

Mio tersenyum dan berkata, "B-baiklah, terimakasih Yui, Ritsu."

Perempuan yang sedang melihat melalui binocular tiba-tiba berkata, "Ano.. senpai? Sepertinya kita harus.." Dia memotong kata-katanya dan dilanjutkan dengan menunjukkan jarinya kearah depan.

"Oh ya. Baik, lakukan formasi yang sudah dijelaskan sebelumnya," Kata Ritsu kepada teman-temannya, "Yui dan Azusa ambil posisi kanan, Aku dan Mio ke kiri, dan Mugi jaga jarak dan tunggu sampai core-nya terlihat."

"Ryoukai!" Kata mereka berempat dengan serempak

Mereka segera melakukan formasi itu, mengelilingi objek besar yang menjadi target mereka. Objek itu mulai menembaki mereka dengan laser-laser. Namun, tidak sedikitpun berhasil mengenai mereka karena terlalu gesit.

Yui dan Azusa sampai pada posisi mereka, dan mulai menembaki objek itu. Walaupun dengan peluru biasa, tapi dengan bantuan kekuatan sihir yang mereka miliki. Peluru-peluru itu berhasil menembus armornya yang keras.

Mio dan Ritsu juga tiba di posisi mereka, lalu mulai menembaki objek itu. Sementara Mugi terbang mengitari objek itu sambil sesekali menghindari laser-laser dan membalas menembak. Objek itu mulai terlihat kewalahan dan merubah arah tujuannya untuk mencari jalan keluar dari kematiannya yang akan datang.

Namun, akibat perubahan arah yang mendadak itu, Yui terkejut dan tidak sengaja menabrak Azusa. "Ehehe, gomen ne Azu-nyan." Kata Yui kepada Azusa dengan raut muka menyesal.

"Iie, daijoubu." Balas Azusa memaafkan kesalahan Yui, "Eh? Senpai, awas!" Teriak Azusa, dia mendorong Yui menjauh dari sinar laser yang datang.

Azusa menahan laser itu dengan perisainya, namun perisainya tidak cukup kuat untuk menahan serangan laser yang berkekuatan tinggi. Laser itu menembus perisai Azusa dan mengenai Striker Unit sebelah kanannya.

"Aaaaahhh!" Teriak Azusa kesakitan, dia tidak sadarkan diri dan mulai terjatuh kebumi.

"AZU-NYAN!"

.

.

.

"Fuwa Fuwa Time, Fuwa Fuwa Time~"

Terdengan suara lagu dari arah audiotorium, disana sedang diadakan konser dari band Ho-Kago Tea Time. Band dari klub Light Music Sakuragakao High School.

"Arigatou minna!" Ucap Yui dengan senang, gitaris dan vokalis utama dari band itu.

Ucapan Yui itu membuat para penonton bertepuk tangan dengan keras, membuat Yui semakin terharu, "Terima kasih! Terima kasih Giitah! Terima kasih sekolah! Terima kasih klub musik! Terima kasih semuanyaaa!"

Semua penonton bertepuk tangan dan bersorak, menambah kebahagian suasananya, "Baiklah, ini adalah lagu terakhir yang akan kita mainkan," Kata Yui, membuat penonton bersorak penuh kekecewaan, "Gomen, gomen. Aku mau bernyanyi lebih banyak lagi, tapi waktu kita sepertinya sudah habis"

Konser itu berjalan dengan lancar dan penonton sangat menikmati lagu terakhirnya itu.

"Huuuaaaaa~ Lelahnya.." Kata Ritsu sambil mereganggkan badannya. Mereka berada di ruang penyimpanan di sebelah audiotorium, dimana semua instrumen mereka diletakkan dan siap untuk diangkut kembali ke ruang klub.

"Ya, tapi penonton sangat senang dengan penampilan kita!" Kata Mio dengan sangat semangat, hal yang kurang wajar darinya.

"Ooh, ooh! Apa kalian liat wajah Ui saat kunyanyikan U&I?" Ucap Yui kepada kawannya dengan energetic dan senyum yang lebar.

"Ya, Ui-chan terlihat sangat bahagia. Kurasa dia sangat menyukai lagu itu." Balas Mugi dengan senyuman, sambil mengingat penampilan mereka diatas panggung.

"Senpai, mari kita bawa perlengkapan kita kembali ke ruang klub." Kata Azusa mengingatkan alasan utama mereka datang ke tempat ini.

"Oh, ayolah Azusa. Santai lah sedikit, kita kan lelah. Ya kan?" Balas Ritsu dan melontarkan kembali pertanyaan ke Azusa.

Muka Azusa memerah karena malu, kenyataannya dia sebenarnya juga lelah, dan istirahat untuk sementara kedengarannya baik, "I-iya sih.."

"Nah. Ayo, kita istirahat dulu. Mungkin Mugi bisa menyiapkan teh dan kue?" Kata Ritsu sambil menyender ke dinding dibelakangnya. Tiba-tiba, sebagian dari dinding itu bergerak masuk kedalam. Dan dinding itu runtuh, jatuh kedalam. Memperlihatkan ruangan rahasia dibalik dinding itu.

"Gyaaaaaaa-!" Teriak Ritsu karena terkejut tiba-tiba dinding yang disandarinya menghilang, selain itu, dia mulai terjatuh.

Anggota yang lain terkejut mendengar teriakan Ritsu, dan berpaling ke arah Ritsu sebelumnya berada. Hanya saja, Ritsu sudah tidak ada disana, dan tergantikan oleh awan-awan debu dan bagian dinding yang bolong.

"Ricchan!" Teriak Yui, lalu berlari kearah lubang di dinding itu.

Ritsu bangkit sambil memegang kepalanya, "Itai.."

Yui menghampiri Ritsu dan berkata, "Ricchan! Kau tidak apa-apa?" Tanya Yui kepada Ritsu yang terlihat kesakitan dan menggengam erat kepalanya.

"Daijoubu, daijoubu.." Balas Ritsu kepada pertanyaan Yui, "Tapi, ngomong-ngomong. Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Ritsu dengan bingung, lalu berpaling kearah belakangnya. Terlihat ruangan yang gelap, satu-satunya sinar hanya dari cahaya ruangan penyimpanan.

"Whoooaaaaa- Ruangan rahasia!" Teriak Yui dengan antusiasme yang tinggi.

Mugi tertarik dan membalas Yui, "Ruangan rahasia? Ayo, kita selidiki!" Ucap Mugi dengan antusiasme yang tidak kalah besar dengan Yui.

"Ya! Ayo kita selidiki, detektif Mugi!" Balas Yui

"Eh.. senpai, kurasa tidak baik memasuki ruangan itu. Aku punya perasaan tidak enak." Kata Azusa dengan raut wajah takut.

"I-iya, Azusa benar! Kita lebih baik melaporkan ini kepada Sawa-chan!" Balas Mio menyetujui perkataan Azusa.

"Oooo.. Bilang saja kau takut memasuki ruangan gelap itu, kita kan tidak tahu apa yang ada didalam tempat itu. Mungkin hantu, Zombie, Drakula, atau-" Ucapan Ritsu terpotong dengan teriakan Mio yang ketakutan.

"Ritsu, hentikaaaaaaaann!" Teriak Mio sambil menutup telinganya dan berpaling ke arah berlawanan.

"Ehehe, baiklah kalau begitu. Kita semua akan menelusuri ruangan ini, kau jaga disini ya. Siapa tahu ada sesuatu yang keluar dari pintu ini." Balas Ritsu

"Tunggu dulu, siapa yang bilang aku akan ikut kalian?" Ucap Azusa, tidak menyetujui sama sekali keinginan Ritsu.

"Ayolah, Azu-nyan. Ini akan menyenangkan! Apa kamu juga takut memasuki ruangan gelap itu?" Tanya Yui membalas perkataan Azusa.

"T-tidak, hanya saja kurasa sebaiknya kita-"

"Awww, lihatlah. Azusa takut dengan gelap juga ternyata." Potong Ritsu dan meledek Azusa.

Yui menghampiri Azusa dan memeluknya, "Azu-nyan, jangan takut! Kita kan memasuki ruangan itu ber ramai-ramai." Kata Yui sambil memeluknya.

"S-senpai, aku tidak takut. Dan berhentilah memelukku." Balas Azusa sambil mendorong Yui sedikit untuk melepaskan dirinya dari pelukan Yui.

"Kalau begitu, ikutlah!" Bujuk Yui.

"B-baiklah, tapi-"

"Yoooossshh! Ikou yo!" Teriak Ritsu memotong perkataan Azusa.

"H-hey! Tunggu, kalian akan meninggalkan aku disini sendirian?" Tanya Mio dengan gugup dan terbata-bata.

"Ya! Kecuali kalau kau ikut dengan kami." Balas Ritsu.

"T-tidak! Aku tidak mau masuk ke sana!" Tolak Mio, lalu berpaling ke arah berlawanan dengan muka kesal.

"Baiklah kalau begitu, ayo kawan-kawan!" Ajak Ritsu, mereka pun mulai memasuki ruangan gelap itu.

"Aa.. C-Chotto matte!" Teriak Mio sambil menyusul Ritsu dan yang lainnya.

Mereka memasuki ruangan itu dan menuruni tangga yang berada di hadapan mereka.

"Hey, Yui. Kau punya senter? Tempat ini gelap sekali." Tanya Ritsu kepada Yui.

"Oh, kebetulan aku punya senter kecil. Ini." Balas Azusa, dan memberi Ritsu senter kecil.

"Arigatou." Ritsu menekan tombol on senter itu dan senter itu menyala. Sekarang ruangan itu mulai terlihat sedikit jelas, "Sugoi, ruangan ini ternyata sangat luas.." Ucap Ritsu sambil menyusuri ruangan itu.

"Oh, lihat. Ada lorong yang berbelok ke arah kanan. Mari kita kesana." Kata Ritsu sambil mengarahkan senternya ke arah lorong di hadapannya.

Mereka sampai pada pojok lorong itu, lalu Ritsu menyenter ke arah kanan. "GYAAAAAAAA-!" Teriak Ritsu, membuat yang lain – terutama Mio – teriak juga.

"A-ada apa Ritsu?" Tanya Mio setelah selesai berteriak.

"Nandemonai~" Sahut Ritsu yang menyeringai karena berhasil mengerjai teman-temannya.

"BAKA!" Teriak Mio dan menjitak kepala Ritsu, menyebabkan benjolan besar dan Ritsu berteriak "Itai..".

Azusa lalu melihat sesuatu yang aneh di dinding lorong itu, "Ano.. senpai? Kurasa seperti ada tulisan di dinding itu." Ucap Azusa sambil menunjuk ke arah dinding.

"Hah? Aneh?" Tanya yang lain, mereka pun menghampiri dinding yang Azusa sebut.

"Ya.. ada tulisan. Sini, berikan aku senternya." Kata Ritsu, lalu menyenter ke arah dinding itu, "Err.. ini bahasa.." Ucap Ritsu karena tidak bisa membaca tulisan di dinding itu.

"Ya, bahasa Inggris." Balas Yui, yang bingung karena juga tidak bisa membaca tulisan itu.

Mio maju ke depan dan berkata, "Coba sini, aku baca tulisannya." Dan Mio pun mulai berusaha membacanya, "Sutoraiku.. Witchizu?" Ucap Mio dengan bingung.

"Apa artinya?" Tanya Mugi kepada Mio.

"Etto.. aku, tidak tahu.." Balas Mio dengan malu, "Bukannya seharusnya kamu bisa bahasa Inggris?" Tanya Mio balik kepada Mugi.

Sementara yang lain berdebat, Yui dengan penasaran menghampiri tulisan itu. "Hey, lihat!" Katanya, "Sepertinya ada gambar sapu diatas tulisan ini." Kata Yui tiba-tiba.

"Sapu?" Kata yang lain bertanya-tanya.

Yui meraba gambar sapu itu dan berkata, "Ya.. sapu.." Dan tanpa disengaja Yui menekan tombol rahasia dan gambar sapu itu masuk kedalam dinding, "A-apa yang terjadi?" Tanya Yui dengan perasaan takut.

Tiba-tiba, lantai dibawah mereka bergeser dan mereka terjatuh kedalam jurang yang gelap.

"AAAAAAAAAAAAAAA!"


To Be Continued つづく

(A/N): Halo semuanya! Perkenalkan, saya anak baru disini! :D Sebelumnya terimakasih udah berkunjung dan membaca fic crossover saya ini ya!

Mohon maaf ya kalo jelek, karena ini fic pertama saya. Sebenernya ketiga sih, tapi yang dikerjain nya bener bener 'serius' baru ini doang

Mohon review nya ya minna! ^_^