Diclaimer: Naruto ©Masashi Kishimoto

Naruto selalu milik Masashi Kishimoto dan semua karakter yang ada dalam cerita juga murni milik Masashi Kishimoto, dan cerita ini hanyalah fiksi belaka buatan saya tanpa maksud komersial atau apapun itu

I Hate Monday! ©DarkBlueWinter

Rating : T

Genre : Mysteri; Horror

Warning : OOC ; Jalan cerita gak nyambung ; Miss-typo ; d.l.l

.

.

RnR please?

.

.

I Hate Monday!

Chapter 1: Where's everyone?

Kilauan orange mulai terlihat kala pagi telah menyambut. Mewarnai langit dengan sinarnya seakan berseru inilah saatnya memulai aktivitas. Perlahan, kelopak mataku membuka, melihat sekilas kilauan yang dihasilkan sang surya itu. Rasa kantuk yang masih menyelimuti, menggerakkan tanganku memeluk erat guling di sampingku.

'Senin lagi' pikirku.

Berat rasanya menerima kenyataan aku harus berpisah dengan hari minggu. Hari paling membahagiakan bagi pelajar selain tanggal merah.

Sayup-sayup aku mengintip langit di luar sana. Begitu cerah di pagi seperti ini. Padahal, tadi malam aku sudah berdoa agar hujan turun, hitung-hitung agar upacara hari ini , semua orang punya hal yang dia benci dan bagiku, aku sangat membenci upacara. Ah, bahkan bukan hanya aku. Sebagian pelajar pun akan membenci aktivitas rutin satu ini.

Tapi harapanku tidak sesuai kenyataan. Setetes pun tidak ada air yang turun dari langit pagi ini. Itu artinya, aku akan mengikuti upacara di sekolahku. Tunggu sebentar, aku bilang upacara? Hari ini hari senin?

Sontak aku melempar guling yang kupeluk barusan. Mataku beralih melirik jam dinding di kamarku. Wajahku berubah ngeri mendapati jarum jamnya menunjukkan pukul 08.00. Jantungku berdegub lebih kencang dari biasanya. Bahkan aku tidak bisa menstabilkan debarannya.

Aku melompat turun dari kasurku, mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.

'Gara-gara kelamaan melamun ini' gerutuku dalam hati.

Pagi ini, aku bersiap-siap ke sekolah seperti dikejar hantu. Melakukan ini itu serba cepat-cepat. Hingga dalam perjalanan ke sekolah sekarang pun, aku mempercepat langkahku. Bukan cepat lagi, aku berlari sekarang! Sesekali aku melirik jam tanganku berharap aku belum terlambat ke sekolah. Tapi sayang sekali, jarum jamnya jelas sekali menampakkan pukul 08.45 Upacara pasti sudah dimulai sekarang.

Tibalah aku saat ini di depan gerbang Konoha Senior High School. Dengan napas yang masih tersengal-sengal dan perasaan was-was yang menyelimuti, aku melangkahkan kakiku melewati pintu masuk. Mataku sibuk menatap ke arah lapangan sekolah namun terlalu sepi di sana. Tidak ada satu pun siswa yang berbaris.

Aku mengernyitkan alisku—heran. Apa mungkin upacaranya selesai? Jika pun iya, sekolah tidak pernah sesepi ini. Tapi aku bermasa bodoh dan berjalan santai menuju kelasku.

Koridor sepi sekali. Tidak ada satu pun siswa yang berlalu lalang seperti biasanya. Aku semakin bingung dibuatnya. Aku mengingat-ingat tanggal hari ini.

'Bukan hari libur' pikirku, 'Lantas kenapa sekolah begitu sepi hari ini?'

Tanda tanya besar bertengger manis di kepalaku. Menjadi beban pagi hari yang membuat pening di kepala. Refleks tanganku memijit pelipisku untuk menghilangkan sakit kepala yang kurasa.

Aku kembali menelusuri koridor sekolah namun nihil. Tidak ada satu pun siswa yang terlihat. Anehnya lagi, semua pintu dan jendela kelas tertutup rapat. Oh apa yang sebenarnya terjadi hari ini?

Aku bersandar pada dinding pembatas yang langsung mengarahkan pandanganku pada lapangan luas Konoha Senior High School. Menarik napas panjang lalu menghembuskannya pelan. Begitu yang terulang sampai kantuk menguasaiku.

Baiklah sekolah terlalu aneh hari ini. Hanya ada aku yang ditemani sunyi berselimut tanya. Aku kembali mengamati sekitar sebelum memutuskan untuk pulang. Tetap tidak ada orang. Aku kemudian berjalan santai menuju gerbang sekolah.

Satu langkah... Dua langkah... Tiga langkah...

Tap

Aku berbalik. Telingaku menangkap suara langkah kaki di belakangku namun tidak ada orang di sana. Sepertinya hanya perasaanku saja.

Aku kembali berjalan menuruni tangga koridor. Suara langkah kaki kembali terdengar. Aku memutuskan untuk naik kembali ke lantai atas. Memeriksa tiap kelas namun tetap saja sama, semua pintu tertutup.

"Oy, siapa di sana?!" Aku berteriak tahu-tahu benar ada orang selain aku.

"Apa ada orang?"

"Siapa disana?"

Aku terus berteriak mencari tahu pemilik langkah kaki itu tapi tidak ada suara sahutan yang kudengar.

"Ini sama sekali tidak lucu!" Aku geram sendiri dibuatnya.

Aku memutuskan berhenti mencari pemilik suara langkah kaki itu dan berjalan kembali menuju gerbang sekolah.

Tap Tap Tap

Suara langkah kaki lagi. Masih dengan suasana hati yang kalut karena kesal, aku berbalik dengan ancang-ancang siap memarahi sang pemilik.

"Siap—"

Namun belum selesai kalimatku terucap, tiba-tiba sekelilingku menjadi gelap. Tidak ada satu pun hal yang bisa ditangkap ekor mataku. Detik selanjutnya aku bahkan tidak bisa merasakan apa pun. Tubuhku... Mati rasa!

'Sialan! Apa yang sebenarnya terjadi?!'

Aku Yamanaka Ino, 16 tahun dan masih berstatuskan pelajar di Konoha Senior High School. Aku benci hari senin, dan hal aneh terjadi di sekolahku tepat hari ini. Apakah ini kutukan karena membenci hari senin? Yang benar saja, jangan bercanda!

Kemana perginya semua orang?

.

.

.

TBC

.

.

.

A/N: Aha~ kembali lagi dan kali ini coba bikin fic multichapter muehehehe. Semoga saja genrenya sesuai sama ficnya meski di chapter 1 ini masih nggak jelas sih ceritanya gimana dan sama sekali tidak ada unsur misteri dan horrornya but... semoga di chapter depan sudah dapet feel genrenya ya. Saya mohon maaf atas semua typo-typo yang mungkin masih banyak dan maaf atas judul yang ngawur dan mungkin nggak sesuai hehehe. Semoga masih ada yang minat baca dan minat review.