Prolog

Gerakan 30 september adalah sebuah gerakan yang mencoba mengubah ideology negara konoha yang dilakukan oleh organisasi Akatsuki. Dalam rangka persiapan perebutan kekuasaan negara akatsuki membentuk sebuah grup, tugas grup ini adalah tugas dari pimpinan akatsuki untuk menyusun gerakan 30 september. Akatsuki melancarkan pembentukan angkatan kelima yaitu agar buruh dan tani dipersenjatai. Namun tuntutan ini tidak mendapatkan dukungan kecuali dari Panglima Angkatan Udara Konoha Marsekal Orochimaru. Sebaliknya Panglima Angkatan Darat Konoha Letnan Jendral Minato Namikaze secara tegas menolaknya, karena menurut perhitungannya pembentukan angkatan kelima akan menimbul keruwetan dalam garis komando maupun pengawasan kekuatan persenjataan di Konoha. Meskipun pembentukan Angkatan Kelima tidak terwujud, namun Akatsuki tetap melaksanakan gerakan tersebut. Karena sikap pimpinan Angkatan Darat sebagai kekuatan utama akan merintangi perjuangan Akatsuki sebagaimana pengalaman sejarah Akatsuki saat Agresi Militer Kumo, maka diciptakan isu Dewan Jendral yang akan melancarkan mengambil alih kekuasaan dari pimpinan negara. Seiring dengan isu ini dengan gencar tersiar adanya dokumen Jiraiya yang berisi tentang adanya Dewan Jendral.

Chapter 1

Disebuah kamar yang megah terlihat orang berpakain seperti dokter sedang memeriksa seorang pria yang sudah berumur 50 tahun setelah selesai dokter tersebut keluar dari kamar. Sementara diluar kamar ada wakil perdana Menteri Shimura Danzo.

"maaf tuan Danzo ada telpon" ucap seorang pria

"ya sebentar"balas Danzo

Sedangkan orang yang diperiksa tadi sudah bangun dan berjalan kearah jendela orang itu adalah Hashirama Senju Presiden Pertama Negara Konoha beliau terlihat sedang bingung entah apa yang ada dipikirannya tidak ada yang tahu selain dirinya.

"bagaimana keadaan presiden dokter Tsunade?"Tanya Danzo kepada dokter tersebut yaitu Tsunade

"hhm begini keadaan kesehatan presiden cukup kritis, tentu saja bukan berarti tidak ada kemungkinan sembuh tapi dua kemungkinan buruk bisa menimpa presiden yaitu kemungkinan lumpuh atau bahkan meninggal"jawab Tsunade.

Terlihat Hashirama sedang tidur dengan tenang.

Tempat lain

Sedangkan ditempat lain banyak orang mengantri membeli minyak tanah dan juga orang yang berlalu lalang. Disuatu rumah sedang terjadi perbincangan antara suami dan istri.

"sekarang beras mahal sekali "ucap sang istri

"lalu saya harus menjual harga diri saya dengan beras?" Tanya sang suami dengan nada marah

"lho kok marah saya hanya bilang beras sekarang mahal sekali" balas sang istri

"lalu?" Tanya suami

"kalau jatah beras kita terus menerus di cabut dari kantor lama-lama kita bisa makan baju"jawab istri

"yang penting halal"balas suami sambil duduk dikursi "soal beras soal dunia, soal kedudukan soal dunia"lanjut suami

"lho kok lewat depan?"Tanya istri kepada pembantu

"pintu samping dikunci nyonya"jawab pembantu

"dapat berapa liter bi?"Tanya istri

"seperti biasanya nyonya"jawab pembantu

"jangan dalam keadaan rusak begini kita harus lebih mendekatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan jangan biarkan kita mengeluh, Iman justru kita perteguh, jangan mudah terbujuk oleh apapun, juga jangan takut terhadap ancaman fana semua itu. Mudah-mudahan anak-anak kita akan menegakkan kebenaran terhadap negara ini, saya yakin kaum yang tidak benar akan hancur dimana-mana, manusia tidak akan mampu selamanya bersombong, tidak lama lagi Sai akan menjadi orang Insinyur pertanian, mudah-mudahan dia akan menjadi salah seorang diantara para pemuda yang akan membangun negara ini, membersihkan udara negri ini yang kotor oleh kemunafikkan oleh slogan-slogan yang tidak benar dan menyesatkan" ucap suami kepada istrinya.

Sementara di tempat lain masih banyak orang yang mengantri.

"hoi cepetan dong"

"cepat"

"hei jangan ribut" ucap sang penjual minyak.

Sementara di Istana Negara tepatnya diruang kerja Presiden terlihat Hashirama sedang duduk dikursinya membaca sebuah buku yang sangat tebal. Lalu Hashirama menutup buku tersebut dan melepas kacamatanya.

Daerah Hutan tempat pelatihan Angkatan Kelima

Terlihat sebuah hutan yang cukup lebat terdengar sebuah tembakan tidak hanya tembakan tapi juga ledakan.

DOR DOR DOR DOR

Terlihat banyak orang membawa senapan yang berlari berusaha menghindari tembakan tersebut disebuah sungai kecil lalu masuk kembali kedalam hutan.

"semangat ya, jangan dikira baris itu tidak penting sebelum bisa nembak harus bisa baris dulu, itu yang namanya disiplin mengerti" tegas seorang pria berpangkat sersan kepala kepada pemuda rakyat dan wanita

"tegak senjata grak"tegas orang tersebut lalu para pemuda menaruh senapan yang tadinya di pundak kanan menjadi di samping kanan.

"masih juga salah, baris aja gak becus Goblok, jangan ngelamun " ucap orang tersebut dengan marah

"pundak senjata grak"tegas orang tersebut lalu mereka mengangkat senapan dan menaruhnya dipundak kiri "hadap kanan grak" mereka semua hadap kanan dan orang tersebut berjalan ke belakang mereka "perhatikan, maju jalan 1 2 3" ucap orang tersebut diikuti yang lainnya

DUAR DUAR DUAR

Terdengar suara ledakan

"SERBUUUUUUU!!!!!"

Terlihat seorang pria berseragam tentara warna hijau berpangkat Mayor Udara dan juga datanglah sebuah mobil jeep keluarlah seorang pria berseragam tentara warna hijau berpangkat Mayor Udara dengan kacamata hitam mereka berjalan beriringan menuju tenda.

Sementara diistana negara terlihat presiden Hashirama sedang duduk dikursinya bingung memikirkan sesuatu.

Kediaman Shimura Danzo

"Inilah saatnya kita merebut kekuasaan, kita harus lebih cepat, kita harus mendahului jangan didahului, Hanzo kita sedang memasuki tahap paling menentukan dan sangat gawat dalam sejarah perjuangan organisasi kita" ucap Danzo menuju kursi dan duduk disebelah Hanzo yang sedang memperhatikannya "jangan harap Jendral kapitalis itu akan membiarkan kita hidup bila Presiden Hashirama kehilangan kekuasaannya setelah 5 oktober nanti, berapa lama lagi Hanzo?kurang 2 bulan lagi Angkatan Darat pasti mengumpulkan kekuatan sampai tuntas habis"ucap Danzo sambal berdiri dan berjalan menuju meja den bertopang dimeja tersebut "jadi kita betul tinggal masalah waktu, siapa cepat dia dapat, siapa tepat selamat" lanjut Danzo dan menatap Hanzo "plus kita tidak boleh meleset dalam menentukan sesuatunya, kontak seluruh perwira yang berpikiran maju mendukung kita segeralah menyusun kekuatan kumpulkan semua anggota grup baik pusat maupun daerah" tegas Danzo

"saya optimis, saya yakin sekali segala sesuatu dibumi ini berpihak pada kita, saya betul-betul optimis, semua Perwira yang saya bina kesadaran politik mempunyai optimisme yang sama, pemuda-pemuda kita juga sedang berlatih keras, mereka semua semakin keras dari hari ke hari juga semakin kuat " ucap Hanzo "tapi saya ragu apakah benar ajal Presiden Hashirama benar benar sudah dekat" lanjut Hanzo.

"cepat atau lambat ajal itu pasti datang, secepat atau lambat Jendral-Jendral itu terus menghimpun kekuatan dan saya tidak ingin kalau kalah cepat, kemungkinan pengambil alih kekuasaan akan mereka lakukan akan memperoleh kesempatan yang baik pada hari 5 oktober nanti, pada saat itu mereka mampu menghimpun kekuatan sebesar-besarnya dan saya tidak menghendaki hari itu tiba untuk mereka, satu detik pun kita tidak boleh kalah" tegas Danzo

"Hubungi kawan-kawan"tegas Hanzo

KRINNGGGGGGG KRINGGGGGGG

Bunyi telpon istana negara seorang pria bersaragam tentara lengkap dengan atributnya berpangkat Letnan Kolonel mengangkat telpon tersebut.

"Halo Uchiha Obito disini"jawabnya

Bersambung

Note: disini yang memiliki marga yang sama bukan saudara.

Kalau mau komentar, komentar saja beri nilai fanfic ini.

Terus juga kalau misalkan reaksinya bagus akan dilanjut kalau negative di stop.