"Wah, tampan sekali mereka.."

"Pangeran~"

"Apakah mereka pangeran yang turun dari kayangan–"

"–naik ikan terbang bersayap pelangi~"

(Seperti lambang salah satu stasiun TV.)

"Kyaa~ aku mimisan–"

BRUK. Dia pingsan.

Begitulah cuplikan dari bisik-bisik tetangga yang dilakukan oleh para siswi-siswi Seirin High School dan hiraukan yang terakhir, dia terjangkit anemia dadakan setelah melihat mereka, ia telah mimisan sejak 5 menit sebelumnya –tanpa henti.–

Orang-orang yang dikata layaknya pangeran turun dari kayangan itu tetap fokus berjalan bersama melewati koridor menuju ruang guru.

Mereka berjalan dengan gaya stay cool, calm, tapi ada yang nguap sana nguap sini dan ada yang sempet mampir kekantin dulu.

Semua mata–tak hanya para gadis, bahkan para laki-laki disana juga melihat mereka tanpa berkedip.

"Seragam itu kan…."

"Jangan-jangan–"

Para pangeran berhenti sejenak didepan ruang guru dan sepersekian detik kemudian, mereka masuk dengan santainya, semua orang yang berada diruang guru pun otomatis memusatkan seluruh perhatiannya pada mereka.

Mereka menghampiri salah satu meja guru laki-laki disana, guru tersebut sedang berkutat dengan setumpuk kertas didepannya sehingga membuat tak sadar bahwa ada orang masuk keruang guru.

Beberapa detik kemudian, guru tersebut merasa mejanya telah dikelilingin oleh beberapa orang, ketahuan dari beberapa bayangan orang tertera pada mejanya, ia pun mendongakkan kepalanya.

"–Kiseki no Sedai akan bersekolah di Seirin."


.

.

.

Together

Generation of Miracle; Kuroko Tetsuya; Kagami Taiga.

Disclaimer

Kuroko No Basuke belongs to Tadatoshi Fujimaki-sensei and story belongs to Kiriko Saki.

Genre

Humor and Romance

Warns

OOC's, typo(s), absurd, amberegul, membingungkan, Shonen-ai, pair terselubung(?), etc

DLDR!

.

.

.


Kelas 2.1


Suasana kelas baru milik Kagami Taiga sangat berbeda dengan suasana kelas saat ia masih duduk dibangku kelas satu dulu, suasana yang sekarang sedikit..err..membuatnya sedikit tertekan.

Bukan sedikit, tetapi sudah sangat tertekan.

Bagaimana tidak tertekan, ia terjebak dipojok kelas bagian belakang selama kurang lebih 20 menit, kelasnya sangat begitu penuh, entah ada tontonnan apa sampai membuat anak kelas lain dan beberapa senpai-nya berada dikelasnya.

"Wah, lihat dia.."

"Gaya menguapnya cool sekali, kyaa~!"

Alis cabang Kagami berkedut setelah samar-samar mendengar bisik tetangga anak perempuan, aku baru dengan kalau menguap ada gaya cool-nya.

Ia semakin terdesak, Kagami berjinjit sedikit untuk melihat ada apa sebenarnya sampai dikelasnya terjadi kemacetan manusia besar-besaran.

Kagami sedikit melompat dan ekor matanya menangkap sesosok bayangan bersurai biru muda tengah duduk dibangkunya dan jangan lupakan vanilla milkshake ditangan kanannya, ia menyeruputnya dengan santai tanpa beban.

"Kuroko teme!"

Kagami menggerutu habis-habisan, ia mengucapkaan sumpah serapahnya untuk teman seperjuangannya, dua tahun dikelas yang sama dan dua tahun ia tak jarang–sering sekali malah, meninggalkan Kagami saat ia dalam kesusahan.

Kalian tak melihat tampang polosnya tadi?

Kuroko dengan damai sejahtera menyeruput milkshake favoritnya, entah ia pura-pura lupa dengan Kagami atau memang lupa kalau tadi ia berangkat dengan seseorang.

"Permis–WHOA!"

Saat Kagami berusaha menerobos perempuan-perempuan itu, ia malah balik terdorong dan jatuh, tak lupa dengan ibu jari kakinya terinjak oleh salah satu dari sekian banyak perempuan.

Dengan posisi Kagami terduduk dipojokan, sedikit menundukkan kepala dan memegang ibu jari kaki kanannya yang terhalang sepatu–yang sedang cenut-cenut, membuat salah satu perempuan yang melihatnya menjadi salah sangka–

"HATI-HATI ADA MANUSIA HENTAI!"

Seketika mereka semua langsung mengarahkan pandangannya pada Kagami yang sedang memasang wajah innocent bin cengo.

"KYAA~! Dia pasti melihat dalamanku!"

Kagami berusaha menyangkal tetapi–

DUAG. BUG. PLAK. DUK.

Saking banyaknya suara saat Kagami 'bercinta' dengan sepatu, buku, sapu, tas, dan telapak tangan milik perempuan-perempuan tersebut, author sampai tak bisa mendeteksi suaranya(?)

.

"Kagami-kun kau parah."

"Kaga-chin tukang intip ya."

"Mengintip itu tidak baik-nodayo!"

"Pelajari trik mengintip dalaman perempuan tanpa ketahuan, baka."

"Taiga, tahan nafsumu."

"Kagamicchi hentai-ssu!"

Kagami mual mendengar suara-suara itu, "Itu gara-gara kalian, bodoh!" Kagami menghela nafasnya, beberapa bagian tubuhnya masih nyeri karena perlakukan 'cinta' dari perempuan-perempuan ganas tadi.

"Oh ya aku mau bertanya.."

Enam pasang matanya berbeda warna menatap Kagami serius, "Kenapa kalian pindah ke Seirin dan kenapa kalian bisa sekelas denganku–"

TING TONG TENG

Belum sempat menjawab, bel tanda masuk telah berbunyi tetapi sebelum duduk salah satu dari mereka menjawab pertanyaan Kagami dan langsung membuat Kagami memasang wajah aku-tak-mengerti-maksudmu.

'Karena Kiseki no Sedai ingin bersama.'

Seorang guru laki-laki masuk kedalam kelas,

"Kiritsu! Rei!"

"Ohayougozaimasu~!"

Setelah guru tersebut mempersilahkan para siswa untuk duduk, ia meraih selembar kertas.

"Etto.. Kelas kita kedatangan beberapa murid baru, nanti yang saya panggil bisa tolong berdiri."

Guru tersebut memakai kacamata supertebalnya, "Midorima Shintarou.."

Merasa terpanggil, pemuda bernama 'Midorima Shintarou' bangkit berdiri, ia bersurai hijau daun (seperti nama band, ya) ia berkacamata, jari tangan kirinya diperban dan–

"Midorima-kun, apa benda dimejamu itu? bisa tolong disingkirkan?" Midorima memincingkan matanya terhadap benda didepannya.

"Maaf sensei, ini lucky item-ku, jika aku jauh dari ini, aku akan tertimpa sial, Oha-Asa mengatakan cancer ada diperingkat ketiga, aku harus terus membawa benda ini-nanodayo." Midorima membenarkan letak kacamatnya.

Sang guru hanya speechless, apa itu Oha-Asa? Lucky Item? Cancer? Zodiak?

Berbicara tentang benda yang berada dimeja Midorima, diduga benda itu adalah figure chibi dari artis yang sangat famous berasal dari negeri yang unik dengan keanekaragam budaya dan bahasa, memiliki lambang negara 'Burung Garuda' berlandaskan ideologi 'Pancasila' biasa disebut negara agraris –Indonesia.

Figure artis terkenal tersebut dimasukkan kedalam toples bening berisi air, didalamnya ada tujuh ikan cupang dan beberapa batu akik.

Dengan adanya lucky item 'Dijah Yellow Renang sama Tujuh Cupang di Kolam Akik' aku akan selamat dari kesialan., Midorima memandang lucky item-nya yang berada diatas meja, Tapi saat melihat figure itu aku merasa mau muntah..

Setelah mempersilahkan Midorima untuk duduk kembali, guru tersebut membaca daftar nama siswa baru selanjutnya, "Murasakibara Atsuhi"

"Crauss..crauss..munch..munch.."

Tinggi sekalii, Guru itu seakan melihat cucu titan dikelasnya, "Maaf Murasakibara-kun, dilarang makan dikelas." Yang ditegur hanya melirik tajam kearah sang guru, "Kya–!"

Serasa tersengat setrum, guru tersebut menggelengkan kepalanya pasrah melihat kelakukan dua anak baru.

Murasakibara menaruh snack-nya diatas meja, "Sensei, ijin beli minum ya~" tanpa menungu respon dari gurunya, Murasakibara langsung ngacir kekantin.

"Baiklah, selanjutnya," semoga tidak absurd seperti yang dua tadi, "Kise Ryouta–"

"Kyaaa~!"

"Tampannn!"

Padahal Kise belum berdiri, tetapi gadis-gadis kelasnya langsung menyorakinya, Kise jadi tak enak sendiri, "Yoroshiku Onegaishimasu, minna-san." Kise mengembangkan senyum manis dibibirnya.

"Kyaa, ijinkan aku menciummuuu, Kise-kun~!"

"Aku mau memelukmu, Kise~!"

Teriakannya lebih heboh dari yang tadi, membuat Kise langsung mode 'tebar pesona ala cowok cool'.

Yang pertama maniak zodiak, yang kedua cucu titan tukang makan, yang ketiga model yang fansnya dimana-mana, lalu nanti yang sisanya kaya gimana?!, sang guru terduduk lemas dikursi.

"Sudah, sudah, Kise-kun silahkan duduk lagi, selanjutnya Aomine Daiki." Setelah mengucapkan nama siswa selanjutnya, sang guru langsung meneguk ludah dengan berat, semoga siswa normal.

".."

Krikk

".."

Krikk

"Etto, Aomine Daiki-kun tolong berdiri.." guru tersebut celingukan didepan kelas, ia lupa wajah Aomine itu yang seperti apa.

"Aomine bangun-nodayo!" Midorima memercikkan air kewajah Aomine yang kebetulan duduk dibelakangnya.

Perlahan namun tak pasti, Aomine membuka matanya, "Engh..Apa ini sudah bel pulang?"

"Ini masih pagi, bodoh!" Kagami yang duduk disebelahnya pun mencak-mencak melihat wajah temannya, bisa-bisa dijam pertama ia sudah tertidur pulas.

"Aomine-kun, tolong jangan tidur dikelas!" sang guru memperingatkan Aomine, "Maaf sensei, aku mengantuk." Jawab Aomine santai.

Dasar anak ngantukan!, sang guru sudah lelah menghadapi anak-anak baru yang kelewat absurd.

"Ah, terserah," sang guru sudah lelah menghadapi kejamnya kelas 2.1 ini, "Selanjutnya, Akashi Seijuurou, aku harap kau normal!" tanpa sadar sang guru mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak ia ucapkan secara lantang.

Pemuda yang namanya diucapkan langsung melemparkan tatapan membunuh kepada sang guru, "Aku memang normal, sensei, kau pikir aku itu orang macam apa?"

Kaki sang guru sudah gemetar luar biasa, kenapa anak ini mengeluarkan aura yang buruk? Anak macam apa dia?

"Su-Sudahlah, ayo kita mulai pelajaran pertama." Sumpah demi koala jadi suka lompat –lompat benci tidur, ia rasanya ingin menmotong lehernya sendiri.

Jam pertama adalah matematika.

Mendengar nama matematika saja sudah membuat murid-murid menjadi malas dan mengantuk, lupakan Aomine yang sudah terlelap dari tadi.

Sang guru yang telah patah semangat melihat murid baru super absurd itu, ia mengajar dengan tampang lesu.

"Kita akan latihan soal, keluarkan buku tulis kalian." Perintah guru.

Semua murid langsung menghela nafas bosan, "Ah, menyebalkan sekali." Gerutu Aomine kesal.

"Latihan soal terus boross~" Kagami dengan malas membuka buku tulisnya.

"Tulis soalnya ya, soal nomer satu, sebuah mobil dijual dengan harga 200jt, setiap tahun harga mobil mengalami penyusutan 10%, hitung kerugian yang diderita–"

"Maaf sensei, saya tidak tau jawabannya, karena bukan saya yang menjual mobil itu~" Murasakibara menyela kalimat gurunya dengan santai, tak lupa ia mencomot kripik kentang rasa rumput laut yang ia taruh diatas meja.

"Sensei mau mendoakan kita agar besok mengalami kerugian dan selalu menghitungnya serta memikirkannya muluk-muluk?" Kuroko yang sedari tadi hanya diam saja, kali ini bersuara.

Sang guru hanya speechless.

"Hentikan cerita horror bersambung tak selesai-selesai dan penuh angka itu, sensei." Kagami menutup bukunya.

Cerita horror? Bersambung? Tak selesai-selesai? Penuh angka? Apa yang kau maksud itu soal cerita matematika?, sang guru cengo berat.

"Aku tau jawabannya sensei, sepertinya.." Seakan ada pencerahan dari lampu surga, sang guru langsung menatap Midorima dengan mata berbinar, "Apa itu, Midorima-kun?"

"Lebih dari satu-nodayo."

"Eh?" sang guru memiringkan kepalanya, ia bingung.

"Apa maksudmu, Midorimacchi?" Kise juga ikutan bingung setelah mendengar jawaban dari temannya tersebut.

Midorima menaikkan kacamata, "Maksudku, penjualnya membutuhkan lebih dari satu lucky item agar ia tak mengalami kerugian, ia harus sering mengikuti Oha-Asa juga-nanodayo."

".." Kise sweatdrop.

Akashi berdiri dari bangkunya, "Kalian diamlah, jawaban yang benar adalah 'Aku mutlak jadi tidak ada yang rugi'."

"TIDAK ADA SAMBUNGANNYA DENGAN ITU! KAU SALAH! KALIAN SEMUA SALAH! AARRGGHH!" sang guru mulai kesal dan mulai membentur-benturkan kepalanya ke papan tulis.

Aomine segera berlari kearah sang guru lalu menarik lengannya, "Hentikan semua ini, sensei..!" Aomine berucap dengan wajah (sok) sendu bak lelaki dalam drama bernuansa romansa-romansa yang sedang membujuk sang kekasih agar berhenti merajuk.

"Tidak! Aku memang harus menghentikannya." Sang guru berlari dengan dramatis dan ada efek-efek angin semilir, jangan lupakan hidung sang guru yang kembang-kempis.

"Huh?" Aomine mengkerutkan dahinya, "Ada yang tau apa maksud dari perkataan sensei tadi? Aku bingung sendiri." Seisi kelas menggeleng berjamaah.

Sang guru lari keluar dari kelas dan menutup pintu dengan kasar, ia bersandar pada pintu, "Aku lelah dengan mereka semua.."

Ia meratapi nasib buruknya, kenapa ia mau-mau saja menjadi wali kelas 2.1, ia harus menghabiskan 1 tahun bersama anak-anak aneh bin absurd itu.

Ia tak percaya, Kiseki no Sedai yang kata gosip-gosip berisi lima anak tangguh yang luar biasa dan mengerikan, ternyata mereka hanya sekumpulan anak yang sedang puber dan berubah menjadi kelewat absurd.

"Tunggu, kenapa malah aku yang keluar dari kelas? Seharusnya aku yang mengeluarkan mereka, kalau begini cara mereka akan menikmati–"

"–JAM KOSONG YEYYY!"

Mereka semua langsung jempalitan dikelas karena mendapat jam kosong dijam pertama.

"Sekarang aku sudah tidak bisa masuk lagi, ahhh aku bisa gila!" teriak sang guru yang sedang nelangsa ditengah-tengah koridor.

Lain kali aku akan menjadi cleaningservice saja~

Lupakan soal cita-citanya saat masih kecil dulu yang sangat mendambakan bahwa menjadi seorang guru itu menyenangkan.

Iya, menjadi guru ternyata sangat 'menyenangkan'

Menyenangkan sekali bisa membuat guru menjadi stres kuadrat akut sampai mengharapkan shinigami datang menjemputnya.

.


.

TBC/END?

.


.

Author absurd yang mulai labil bin gaje muncul membawakan fic yang tak kalah gaje dengan penulisnya.

Kalau ada kekurangan dan kelebihan(?) saya minta maaf ya~

Maklum masih dalam tahap belajar menjadi author yang baik benar dan bijaksana.

Sekian.

Review and Fav thanks ^^