Disclamer : Masashi Kishimoto

'SOULMATE'

Rated : T

Warnings : Typo, a bit OOC, campuran budaya jepang dengan barat, dll.

Don't Like Don't Read!!!

Chapter 1 : the marriage

Once upon a time...

Pagi menjelang, semua kelihatan normal. Hanya bedanya, pagi hari ini semua orang lebih sibuk dari biasanya.

In a very big palace...

Kesibukan itu berpusat di sebuah kerajaan. Di istana, para pelayan hilir mudik diseluruh koridor dan lorong. Memastikan tidak ada debu atau kotoran setitikpun disetiap furnitur. Memasang berbagai hiasan dari pita warna-warni, korden-korden berwarna hijau-kuning khas Konoha, juga lampu-lampu. Khususnya pada main hall dan ball room. Bahkan, sebuah chandalier yang super besar dan elegan digantung di tengah langit-langit ruangan tersebut.

Koki-koki istana tak kalah sibuk. Mereka semua bekerja terus-menerus untuk membuat 50 jenis kue kering, basah, juga puding. Berbagai makanan pembuka, main dishes, makanan penutup, serta minuman, dan akhirnya, sebuah kue pengantin lima tingkat berbentuk lingkaran yang sudah di hias sedemikian rupa dengan krim ungu, kuning, merah muda, dan hijau.

Beberapa meja panjang ditata di ruang pesta oleh para pelayan. Meja itu dilapisi dengan taplak meja berwarna putih dengan pita merah. Di atasnya mulai disusun makanan-makanan serta minuman dari dapur istana.

Keadaan di luar juga sama. Para rakyat membersihkan rumah, menjahit atau membeli pakaian terbaik di toko-toko, Menutup toko mereka lebih awal atau bekerja kilat. Semua ini karena mereka semua akan menghadiri salah satu pesta terpenting bagi kerajaan itu di istana.

There was a princess...

Sementara itu, di salah satu kamar kerajaan, seorang gadis berambut soft pink sedang berdiri di depan cermin panjang. Tangannya direntangkan ke samping, sementara para pelayan pribadinya – yang ia bawa jauh-jauh dari Suna – serta ibunya memasangkan kimono berwarna putih gading dengan emblem kipas merah putih di bagian punggung ke tubuh rampingnya. Sebuah obi berwarna merah diikatkan di pinggang. Kimono itu sangat elegan dan tebal, namun sangat ringan.

Setelah pakaiannya nampak sempurna, Helaian soft pink miliknya lalu disisir sang Ibu. Ia menggulungnya dan mengambil sebuah kanzashi emas berpola burung phoenix.

"Tinggalkan kami." Satu perintah darinya segera di patuhi para pelayan. Sekarang hanya berdua dengan si anak, ia menumpahkan segala hal yang ingin ia katakan. Sambil menusukan kanzashi emas itu ke rambut putrinya, ia membuka pembicaraan.

"Maafkan ibu, ya. Ibu tau kamu masih belum menerima pernikahan ini sepenuhnya. Namun tetap saja, ini adalah pernikahan putriku satu-satunya. Ibu tidak tahan untuk tidak merasa senang saat ini." setelah berhasil, ia mengambil sebuah jepit bulu merak dari kotak perhiasan di dekatnya dan menjepit rambut di bagian kanan.

"Tapi, ingatlah pesan ibu, banyak pernikahan seperti ini terjadi sebelumnya, dan rata-rata pada akhirnya berhubungan harmonis. Jadi, ibu harap kamu jangan terlalu merasa tertekan karena ini. Hadapi saja. Lagipula, Sasuke adalah orang baik-baik. Kalian pasti cepat akrab." Ia berkata seraya berpindah ke depan menghadapnya, mengaplikasikan bedak dan perwarna bibir ke wajah anaknya itu.

Setelah ia kembali ke kursinya tadi, ia meletakkan ke dua tangannya di bahu anaknya. Menatap refleksi mereka berdua di cermin. Memberi seulas senyum tulus pada ibunya, ia meletakkan tangan kirinya ke atas tangan ibunya. " Aku mengerti, bu. Kau tidak salah dalam hal ini. aku mengerti apa yang akan kulakukan ini dan aku sudah menerimanya. Jadi kumohon jangan khawatirkan aku, bu."

Dengan itu merekapun menikmati ketenangan yang tercipta diantara mereka.

And there was also a prince...

Sementara itu, di salah satu ruangan lain di istana seorang pemuda sedang duduk di atas tatami. Kulitnya putih tapi tidak pucat, berambut hitam legam dengan model buntut ayam, matanya yang tajam bagai elang sedang menatap keluar jendela. Entah sedang membayangkan apa.

Ia mengenakan hakama dan keikogi berwarna putih gading dengan emblem kipas merah putih di punggung. Lambang khas Uchiha. Ya, itulah namanya.

Ia adalah seorang pangeran dari kerajaan Konoha yang akan dijodohkan denganputri dari Suna. Awalnya, tentu saja ia menolak. Siapa sih, yang ingin dijodohkan dengan orang yang bahkan baru kau ketahui namanya seminggu yang lalu? Tapi sayangnya, ia tidak punya pilihan. Ini adalah permintaan khusus dari ibunya.

Gadis yang akan resmi menjadi istrinya beberapa jam lagi itu merupakan anak kedua keluarga Akasuna. Ibu serta ayahnya merupakan sahabat baik pasangan Akasuna sejak dulu. Ditambah - entah ini berpengaruh atau tidak - kakak laki-lakinya juga memiliki hubungan persahabatan dengan Akasuna Sasori, kakak gadis bernama 'Sakura' ini.

ketika mendengar bahwa kerajaan ini sedang dalam krisis sangat-terlalu parah, maka akan sangat sulit untuk menolong mereka dengan alasan bisa-bisa negeri mereka yang nantinya malah hancur – walaupun untuk alasan pribadi mereka ingin membantu.

Mereka akhirnya menemukan cara untuk membantu sama lain tanpa harus saling merasa rugi, alias menemukan cara paling aman dalam membantu sama lain. Yaitu, melewati perjodohan.

Kenapa bukan kakaknya? Karena kakak menyebalkannya itu sudah menikah beberapa bulan sebelum kejadian ini. jadi, harapan jatuh pada anak paling bungsu di kerajaan. Siapa lagi kalau bukan dia sendiri?

Betapa inginnya ia berlari keluar dari 'rumah megah' ini sekarang juga. Namun, permintaan ibunya mmbuatnya tak berkutik. Ibunya adalah wanita yang paling ia sayangi. Itulah salah satu alasan ia selalu berkata "apapun perintah ibu akan kulakukan" sejak ia masih balita. Dan... akhirnya, dengan banyak bujukan, rayuan, dan berbagai macam janji lainnya ia setuju. Entah bagaimana dengan nasibnya kelak. Terikat secara paksa seperti ini.

"Sasuke, cepat kesini. Ibu ingin memakaikan ini dulu padamu."

Melihat apa yang dibawa ibunya, ia hanya bisa menghela nafas, pasrah sajalah.

They were going to get married...

Tak terasa berjam-jam pun berlalu, akhirnya puncak acara tiba. Para tamu undangan, rakyat dari kedua belah kerajaan, keluarga besar juga sanak saudara mulai berdatangan. Beberapa menempati kursi-kursi kosong yang tersedia atau jalan-jalan dan menyapa orang lain yang dikenal. Segera saja ball room pun mulai terisi. Yang kurang hanyalah kedua pengantin. Baik si mempelai pria atau wanita masih belum terlihat. Sementara para tamu kebanyakan sudah duduk di kursi.

Beberapa menit kemudian, si Pangeran memutuskan untuk keluar. Bersiap di tempat khususnya, ia menanti si gadis yang akan menjadi istrinya pada malam hari ini. dan ketika musik mulai berjalan, pintu besar di ujung sana terbuka, menampilkan si mempelai wanita yang sedikit menunduk dalam kimono putih gadingnya bersama sang Ayah.

They're trying to find their own happiness...

Ketika ia mendongak, mata kedua orang itu bertemu.

Onyx dan Emerald.

Dan untuk sesaat, rasanya seperti ada kilatan listrik di antara keduanya. Sasuke memberikan sebuah seringaian tipis. Sementara Sakura, melebarkan senyumannya menjadi lebih menantang dan tidak kaku. Karena sepertinya, untuk sesaat, ketika mata keduanya bertemu dan mata mereka masih bertemu, seakan mereka dapat saling membaca pikiran masing-masing. Dan pikiran mereka sama,

'sepertinya... pernikahan ini... akan jadi lebih menarik.' .

Will they find it in each other company? will they live their life happily ever after?

who know?

TBC...

A/n :

Hai-hai! Minna-san! Bagi kalian semua yang mau menyisihkan waktu untuk membaca ini saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya.(bungkuk-bungkuk).

Ini adalah karya saya yang pertama yang beneran jadi. Soalnya dari dulu pingin bikin tapi gak pernah selesai. Selalu stuck dan akhirnya lupa deh.(tepuk dahi)

Disini, saya mencampur aduk budaya barat dengan timur. Pakaian doang yang Jepang. Tapi saya menggunakan gaya pernikahan orang barat disini. Kalo aneh, sekali lagi maafkan saya!(membungkuk 170 derajat)

But, tentu saja. Saya masih butuh dukungan, saran, serta kritikan dari para readers. Saya mohon biar jangan terlalu pedes ya, komennya. Maklumlah, saya kan masih baru(garuk-garuk kepala sambil nyengir gak jelas). Okay. Akhir kata, please RnR, minna!!!