Au Revoir
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Tentang Momoi Satsuki, Tuan Putri yang setia; serta Akashi Seijuuro—yang pergi meninggalkan sang Putri.
au!akamomo | first fic yeay! \o/
.
Desir angin malam yang menerpa tubuh berbalut piyamanya tak membuat Satsuki berpindah tempat. Ia tetap setia menunggu belahan jiwanya; yang pergi untuk berperang di perbatasan.
Akashi Seijuuro namanya. Nama yang selalu Satsuki ucapkan saat berdoa, nama yang selalu hadir di dalam pikirannya, nama yang ada di cincin yang berada di jari manis tangan kirinya—dan nama yang selalu ia rindukan.
Tapi, Satsuki takut. Takut jika Akashi tidak pulang dalam keadaan yang utuh.
.
.
Sudah satu bulan Akashi pergi. Ketakutan kembali menguasai pikiran Satsuki. Berbagai macam pertanyaan seperti 'bagaimana jika Akashi-kun tidak selamat?' ada di antara pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi pikiran Satsuki.
Dan ketakutan Satsuki terbukti. Saat ia sedang minum teh di Paviliun Barat istana-nya, tiba-tiba seorang kepala prajurit datang dengan wajah suram.
"Maaf Tuan Putri, Tuan Muda Akashi telah gugur.."
Gugur. Mati. Tiada. Apa itu artinya kubu Akashi kalah di medan perang?
Dan Satsuki hanya terdiam dan dengan tangan yang bergetar, ia mengambil sebuah amplop pink beraromakan mawar yang menyeruak ke dalam indra penciuman Satsuki begitu amplop itu sampai di tangannya yang terbalut sarung tangan putih berenda.
Untuk Momoi Satsuki cintaku,
Bila kau menerima surat ini, itu artinya aku telah tiada. Maafkan aku jika aku telah menorehkan berbagai macam luka di hatimu. Maafkan aku jika aku belum bisa menjadi seorang tunangan yang baik untukmu.
Satsuki, aku di sini selalu merindukanmu. Aku selalu merindukan aroma tubuhmu, suaramu, gelak tawamu, semuanya. Kau tahu pasti jika aku selalu merindukanmu. Dan mencintaimu selalu—walaupun kita sudah berada dalam dimensi dan dunia yang berbeda.
Satsuki, perlu kau ketahui bahwa di saat aku mendengar suaramu atau melihatmu tersenyum; itu adalah momen yang perlu diabadikan. Tapi, Satsuki, kurasa aku tidak bisa lagi mengabadikan momen-momen itu di dalam benakku. Di dalam pikiranku.
Dan Satsuki, carilah pria yang lebih baik dariku. Meskipun kita berbeda, kau tahu bahwa aku akan selalu mencintaimu, sampai kita bertemu kembali nanti.
Satu lagi, jangan menangis Sayang. Airmatamu sangat berharga; jangan kau tumpahkan hanya karena kau membaca surat tak berguna yang kutulis ini untukmu, My Love.
Satsuki, maaf membuat matamu sakit karena terlalu banyak meluangkan waktu untuk membaca surat ini tapi—jika aku boleh hidup lagi sekali lagi, aku ingin bertemu denganmu saat kita masih dulu. Aku ingin mencintaimu lebih dalam lagi, aku ingin merasakan bahwa aku dicintai. Oh ya Tuhan, aku sangat merindukanmu Sayang.
Baik-baik di sana, Satsuki. My love for you is eternal. No one can decide our bond. No one can.
From your bad fiancé,
Akashi Seijuuro.
Wajah Satsuki sudah basah oleh airmata yang sedari tadi mengalir deras dari kedua iris merah muda-nya. Akashi Seijuuro, belahan hatinya, pasangan hidupnya dan juga calon suaminya telah pergi untuk selama-lamanya. Meninggalkan Satsuki dengan luka menganga yang tidak bisa disembuhkan oleh siapa pun juga.
"Au Revoir, Love. Kita akan berjumpa lagi, entah kapan. Aku akan sangat merindukanmu, Tuan Muda Akashi."
e n d.
word count;485 words. sorry for typos. :))
