Genre: Action (Real) dan Humor (Main), Sport (Car Racing & Tuning), Drama (Tidak yakin)

Rating: M (bahkan bisa saja MA)

Warning: Typo, OOC, Not canon, Non KBBI


Disclaimer:

Shutokou Battle dan Kaido Battle Series © Genki

Drift Spirits © Bandai Namco

High School DxD © Ichiei Ishibumi (Visual) & Miyama-Zero (Ilustrasi)

Initial D © Shuichi Shigeno

Wangan Midnight © Michiharu Kusunoki

Mobil - mobil yang disebutkan juga bukan milik saya. Hanya OC dan plot milik saya


SHUTOKOU BATTLE : INTO FAITH

Prologue #1

[BGM: Tom Salta - Rolling Symphony (OST Full Auto 2 Battlelines)]

Jepang, salah satu indikator benchmark kemajuan peradaban dunia, baik dalam bidang informasi, ilmu pengetahuan, keindahan, teknologi, hiburan, militer, dan otomotif.

Yup, otomotif...bidang dimana (dan sayangnya) mobil-mobil ramah lingkungan (dan tentu saja, tidak beringas dalam hal kecepatan, kecuali kalau itu adalah supercar hybrid (dan tetap saja, itu langka)) banyak dikembangkan di negara sakura. Walaupun begitu, negara ini juga adalah satu dari sekian banyak negara yang sampai sekarang merupakan barometer kemajuan modifikasi otomotif dan seni balapan.

Yup, seni jalanan. Namun bukan seni menyalip dalam balapan Super GT di sirkuit Okuyama ataupun balapan F1 di Fuji Speedway, melainkan balap jalanan.

Dalam 30 tahun terakhir, sejak 90-an, bisa diperkirakan, para pembalap jalanan yang melintasi Shuto Expressway (yang melintasi daerah Tokyo saja, bahkan belum kami hitung daerah touge (mountain pass/jalur pegunungan)disekitarnya) berjumlah sangat banyak dan teknik yang diperlihatkan oleh mereka merupakan teknik tinggi yang tidak banyak pembalap (dalam hal ini, dari negara asing) F1 maupun Nascar (kecuali drifter lokal ataupun pembalap lokal) dapat menguasainya dengan mudah.

Namun sejak insiden Mid Night Club, jumlah mereka berkurang secara perlahan. Selain itu, adanya sistem kamera yang mampu mengenali mobil mana saja yang mampu melintasi batas kecepatan menyebabkan berkurangnya jumlah hashiriya (istilah Jepang untuk pembalap jalanan). Selain itu, adanya beberapa koneksi (seperti utang, narkoba, dan lain-lain) antara pembalap jalanan dengan para Yakuza dan/atau menjadi penjahat menyebabkan jumlah mereka semakin berkurang. Pembalap jalanan yang kemudian menjadi pembalap professional pun turut menyumbang berkurangnya jumlah para pembalap jalanan. Dan yang terkahir, regulasi dan sistem denda yang sangat tinggi mampu menciutkan jumlah dan tentu saja, nyali si pembalap jalanan itu sendiri.

Walaupun begitu, pembalap jalanan yang bertahan di Shuto Expressway cukup banyak dan secara kemampuan tidak kalah hebatnya dengan generasi lama.

Salah satu contoh paling jelas adalah pada awal tahun 2010, dimana grup balap jalanan bernama 13 Devils dan The ZODIACS, bersaing untuk memperebutkan tahta supremasi Shuto Expressway. Persaingan di antara mereka sangat sengit, bahkan sampai pembalap jalanan lain yang (bukan merupakan anggota kedua tim tersebut, baik dalam balapan secara langsung maupun hanya karena kebetulan lewat saja) merasakan sulitnya mencoba bersaing dengan mereka. Bahkan, karena ketidaksigapan mereka, mobil mereka mendapat masalah dari tergelincir karena ban aus, blown engine karena overheat, sampai kecelakaan, walaupun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Persaingan kedua grup tersebut berakhir pada pertengahan tahun itu juga (2010), dimana seorang pengemudi bernama Hajime Hisanaga yang dikenal sebagai Snake Eyes dengan Toyota Supra RZ hitam miliknya. Mobil dengan chasis JZA80 dengan mudahnya melibas semua anggota tersebut dan menahbiskan dirinya sebagai raja Shuto Expressway, sebelum dia dikalahkan oleh Nissan Skyline R34 dengan bodi JGTC yang dikenal sebagai Speed King atau Jintei. Karena sebab inilah, Snake Eyes memutuskan untuk pergi ke Amerika untuk membalaskan dendamnya kepada R34 tersebut.

Namun sebuah Subaru Impreza WRX STi Spec C (GDB) misterius berwarna pink dengan mudah mengalahkan semuanya dalam sebuah balapan singkat di daerah C1. Bahkan mobil Subaru pink itu pun mampu membuat 12 Kingdom, yang notabene merupakan penguasa Touge seantero Jepang pun bubar karena dikalahkan oleh mobil ini. Kekalahan tersebut sontak membuat semua anggotanya (Kingdom, ZODIACS, dan Devils, dalam hal ini, dan sementara) bubar.

Namun pada akhir tahun 2011, tepatnya 10 hari setelah kekalahan Ground Zero dari Subaru pink misterius itu, Subaru pink itu pun lenyap secara misterius. Jejak keberadaannya pun tidak diketahui. Dari berita tersebut muncul berbagai spekulasi, salah satunya adalah mobil ini terlibat kecelakan dalam sebuah balapan maut melawan sebuah Datsun Fairlady Z (S30Z) berwarna biru gelap (yang dikenal sebagai Devil Z) yang konon katanya tidak ada yang mampu mengalahkannya dan hidup untuk menceritakannya. Pada saat itu pula Snake Eyes kembali dari Amerika dan langsung melibas semua tim yang ada di seantero Jepang dan membentuk sebuah tim bernama Phantom 9. Kabar ini dengan cepat menyebar ke seantero Jepang, bahkan seantero dunia.

Entah bagaimana, kabar itu terdengar sampai ke telinga sang pengemudi Subaru pink misterius sehingga dalam waktu cukup singkat, Phantom 9 (dengan Snake Eyes sebagai leadernya) pun dilibas. Hal yang sama juga dilakukannya pada Speed King (Jintei, untuk kedua kalinya, setelah dirinya vakum sebagai 'Speed King' (sementara selama Subaru itu tidak ada dan Snake Eyes di Amerika)), dan White Charisma (sama dengan Speed King, untuk kedua kalinya) 3 tahun setelahnya. Pada saat bertemu Devil Z (untuk pertama kalinya), mobil itu mampu bersaing cukup lama dalam balapan yang sangat sengit di jalur C1, sebelum akhirnya keduanya berpisah di jalur Minato Mirai, menandakan akhir dari balapan tersebut.

Semenjak kejadian itu, berbagai tuner dan pembalap dari berbagai kalangan (dari pembalap professional sampai pembalap most wanted seperti F-8 dan Razor) berniat menjajal kemampuannya dengan mobil-mobil mereka, seperti Lamborghini Murcielago, Bugatti Veyron, BMW M3 E46 GTR, Ford GT, sampai Ferrari Enzo. Namun tidak ada satupun yang mampu mengalahkan, bahkan melewati Subaru pink itu, baik di Wangan maupun Touge. Ada rumor mengatakan bahwa mobil itu diberkati oleh kekuatan suci yang bahkan mampu mengalahkan iblis (walaupun balapan dengan Devil Z berakhir imbang), sampai dengan mobil yang konon 'katanya' dirasuki oleh spirit/arwah pembalap legendaris. Namun satu hal yang pasti, tidak ada satupun pengemudi yang mampu mengalahkan Subaru itu.

Kebanyakan orang menjuluki Subaru itu sebagai 'The Undisputed of All Street Racing King', namun orang Jepang menyebut Subaru itu...

'Supersonic Legend (Chō onsoku no densetsu)'

Subaru itu tersebut tidak terkalahkan...sampai pada suatu balapan yang tidak pernah disangka oleh banyak pembalap.


Ini adalah prologue (Bagian 1 dari 2)...