When The Spring Ends
'Siapakah diriku ?'
Itulah yang pertama kali kutanyakan pada diriku sendiri pada saat tersadar. Aku melihat diriku terpasang berbagai kabel. Aku melihat ke sekelilingku, tabung dengan isi air dan wanita di dalamnya dengan kabel juga terpasang di tubuh mereka.
Dan aku melihat, salah satu tabung memberikan cahaya merah. Dan seketika, seluruh orang di tempat itu berlari ke sana. Mereka mengerjakan sesuatu dan mengeluarkan wanita tersebut. Aku mendengar apa yang mereka katakan,
"Wanita ini juga gagal. Jika seperti ini terus, apa yang harus kita berikan kepada petinggi kita ?".
Aku kembali menutup mata karena tidak tahan mendengar apa yang akan mereka katakan berikutnya. Namun, mendadak mereka melihat ke arah tempatku dan berkata,
"Terdapat tanda-tanda kehidupan dari wanita ini."
Mereka mengecek berbagai hal di tabungku, hingga akhirnya satu orang datang dan berkata,
"Ah... putri dari Keluarga Hakuno. Ini akan sangat menarik. Keluarkan dia. Dan bawa dia menuju tempatku."
Aku mendengarkan apa yang dikatakan olehnya,
'Putri dari Keluarga Hakuno ?'.
Pada saat aku ingin mengingat hal tersebut, kepalaku sangat kesakitan. Semua orang di dalam ruangan itu mulai panik melihat tanda dari diriku yang kesakitan. Hingga akhirnya, mereka mebuatku kembali tertidur.
Hari ini, aku keluar dari dock. Aku diberikan baju hitam dengan kerah putih, dan rok hitam. Aku juga diberikan sebuah topi putih. Aku berjalan mengikuti wanita dengan rambut merah di depanku dengan sedikit sempoyongan.
Hingga akhirnya, aku tiba di ruangan salah satu orang yang sangat penting. Pada saat aku masuk, aku melihat dua orang.
Satu orang menggunakan pakaian putih seperti peneliti lainnya, dan satu orang mengenakan pakaian angkatan laut. Jika dilihat dari pangkatnya, dia merupakan salah satu orang dengan pangkat yang cukup tinggi.
"Ah, kau sudah hadir di sini rupanya." Ujar pria dengan pakaian angkatan laut tersebut.
Aku hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu. Kemudian, peneliti itu membisikkan sesuatu kepada pria itu, yang langsung dibalas dengan anggukan.
"Hahahaha, maafkan saya... Saya belum memperkenalkan diriku. Nama saya Mo Ichijo." ujar pria dengan pakaian angkatan laut tersebut.
Aku hanya mengangguk saja mendengarkan apa yang dikatakan oleh pria itu. Kemudian, ia berkata,
"Dan selamat datang di Yokosuka, Harusame"
"Ha...Ru...Same..."
"Namamu adalah Harusame."
"Harusame..."
Ia tersenyum dan berkata, "Ya, Kau akan menjadi salah satu orang yang menjadi penyelamat manusia dari Abyssal."
"Abyssal ?"
Kedua orang tersebut melihat satu sama lain, dan kemudian peneliti itu berkata,
"Abyssal merupakan pihak yang telah menghancurkan manusia dan menyudutkan manusia. Kami tidak dapat melawan mereka, namun kau... Kau Gadis Kapal yang mampu menghadapi mereka. Aku percaya kau dapat melakukannya."
Aku kembali melihat ke arah admiral Ichijo. Dia kemudian berkata,
"Harusame, sepertinya kau masih sedikit lelah, lebih baik kau beristirahat dan bertemu dengan saudara-saudaramu."
'Saudara... Siapa saudaraku ?' Itu yang pertama kali ada di kepalaku.
"Hei, bawa dia menuju ke asrama gadis kapal. Aku harus melakukan penerimaan anggota baru. Apakah kau dapat melakukannya, Kapten Yanagi ?"
Wanita yang membawaku kemari rupanya bernama, Yanagi. Wanita itu mengangguk. Kami berdua kemudian meninggalkan tempat itu.
Pada saat berjalan, aku melihat banyak orang dengan pakaian angkatan laut. Dan tatapanku terpaku pada seseorang.
Satu orang pria dengan rambut hitam rapi, dan warna mata biru. Dia terlihat tidak terlalu banyak berbicara. Dan didepannya ada pria lain dengan rambut yang sedikit berantakan. Mendadak, pria itu seperti melihat diriku. Aku langsung mempercepat langkahku, namun Kapten Yanagi tidak bergerak.
"Ada apa, Admiral ?"
"Dasar... sebaiknya dia fokus mendengarkan perintah karena dia masih baru. Adik idiot."
"Itu adikmu ?"
Shiro melihat ke arah diriku dan berkata,
"Ya... dia adalah 'adik' ku. Namun, tidak kusangka ada gadis kapal yang langsung tertarik dengan dirinya."
Aku menggelengkan kepala. Shiro tertawa kecil dan berkata,
"Sudah, mari kita lanjutkan perjalanan kita ke asrama."
Aku mengangguk, dan sebelum berjalan melihat sekali lagi ke arah pria itu. Entah mengapa, dadaku cukup sakit melihat dirinya. Aku menghilangkan pikiran itu dan melanjutkan perjalanan.
Setibanya di asrama, aku melihat ada satu wanita lain yang menunggu di sana. Wanita itu mengenakan pakaian yang sama dengan diriku. Melihat diriku dan Kapten Yanagi datang, ia langsung berlari ke arah kami.
"Admiral! Selamat datang... dan... Ah... Harusame! Kau sudah sampai di sini ?" Ujar wanita tersebut.
Shiro melihat ke arah diriku dan berkata, "
Dia adalah 'Kakak'mu, Shiratsuyu. Hey, Shiratsuyu apakah Murasame, Shigure dan Yuudachi sudah bangun ?"
Jadi wanita di depanku ini adalah kakakku. Itu yang pertama kali ada di kepalaku. Mendadak wanita tersebut menarik diriku dan berkata,
"Ayo, Murasame, Shigure, Samidare, Suzukaze dan Yuudachi menunggu kita."
Aku melihat kearah Kapten Yanagi, dan melihat dirinya tersenyum. Aku menghentikan langkah Shiratsuyu dan berkata,
"Terima kasih banyak, Shireikan" sembari menunduk.
Dia hanya membalas dengan senyum. Sebelum berjalan ke arah kumpulan admiral lain.
Di dalam asrama, aku melihat banyak wanita. Aku merasa kurang nyaman, namun mendadak Shiratsuyu berkata,
"Harusame, kau kenapa ?"
Aku melihat ke arahnya dan menggelengkan kepala. Mendadak, ia menepuk dadanya dan berkata,
"Jika ada sesuatu, bicarakan saja dengan kakakmu ini. Aku akan membantu sebisaku."
"Terima kasih, Nee-san" jawab diriku sembari tersenyum ke arah dirinya.
Dia kemudian menarik diriku hingga sampai di depan kamar dengan tulisan 'Shiratsuyu'. Shiratsuyu-nee langsung membuka pintu kamar dan tepat setelah aku masuk dari ambang pintu, terdengar petasan diiringi dengan 'Selamat Datang Harusame'.
Aku melihat tiga orang lain di dalam ruangan tersebut. Shiratsuyu yang melihat hanya tiga orang di dalam kamar langsung bertanya,
"Suzukaze dan Samidare di mana ?"
Wanita dengan rambut hitam dikepang langsung menjawab, "Mereka berdua mengambil minuman. Kita kekurangan minuman karena Yuudachi sudah meminum dua botol."
Aku melihat dua botol kosong dan satu wanita dengan rambut kunin dan ikat rambut hitam menjulurkan lidahnya.
"Yuudachi-nee... Kau kejam tidak menungguku untuk minum..." ujarku. Yuudachi langsung berdiri dan berkata,
"Maaf ya Harusame"
Dua orang lain tertawa melihat reaksi Yuudachi-nee, begitu pula diriku dengan Shiratsuyu-nee.
"Ah, Harusame kau sudah tiba !"
Aku mendengar suara tersebut dan melihat ke arah belakang. Aku melihat dua orang dengan pakain putih dan warna rambut biru. Yang membedakan adalah satu orang memiliki warna mata hijau dan satu orang lain memiliki mata biru.
"Samidare, Suzukaze... Apakah aku dapat membantu kalian membawa minuman tersebut ?"
Samidare yang membawa minuman langsung berkata,
"Tidak usah... ini acara untuk menyambut dirimu."
Aku ditepuk oleh satu orang lain,
"Sudahlah... tenang saja"
Aku melihat seorang wanita dengan warna rambut coklat dan diikat twintail.
"Murasame-nee... terima kasih."
Kami semua masuk ke dalam kamar dan memulai acara penyambutan untuk diriku. Aku melihat semua orang, dan semua sangat menyenangkan. Namun, entah mengapa... aku masih merasa hampa. Mereka disebut sebagai 'Saudara'-ku... namun, aku tidak merasa demikian.
Karena aku merasa ada seseorang yang dapat kusebut sebagai 'Kakak'. Aku tidak ingat. Hanya ingatan putih saja. Tapi... mungkin hal itu bukan masalah, karena sekarang aku memiliki saudaraku di sini.
Kondisi di sini semakin ramai setelah kedatangan dua orang adikku, Umikaze dan Kawakaze. Kami mengadakan pesta lagi. Dan keesokan harinya, kami melakukan latihan. Dengan meriam. Dengan torpedo. Meluncur dengan peralatan kami. Yang paling menarik perhatian adalah, kami memiliki gelang yang pada saat persiapan akan membentuk dirinya menjadi peralatan untuk kami.
Kami mengulang semua itu setiap hari. Hingga akhirnya, kami semua mulai dimasukkan ke divisi khusus dan kami semua di bawah pimpinan satu orang. Dan, aku satu divisi dengan Shigure-nee dan Yuudachi-nee.
Kami semua diarahkan ke satu ruangan. Dan dalam perjalanan, aku bertemu dengan Kapten Yanagi yang sudah mendapat kenaikan pangkat.
"Ah, Shireikan." ujar diriku.
"Ah, Harusame, Yuudachi, Shigure. Kalian sepertinya ingin bertemu dengan pemimpin divisi kalian ya ?" ujar dirinya.
Kami bertiga mengangguk.
"Siapa nama pemimpin divisi kalian ?" tanya Kapten Yanagi.
"Ah... Hmm... Vil... Viltus..." ujar Yuudachi-nee yang langsung dilanjutkan, "Namanya sangat sulit poi".
Kami melihat tatapan dari Kapten Yanagi berubah. Ia mendadak berkata,
"Kalian... Tidak... Ia pasti akan menjaga kalian. Walaupun ia terlihat sangat dingin, ia merupakan orang yang sangat baik. Percayalah".
Kami bertiga bertatapan satu sama lain. Ia kemudian berkata,
"Ok, aku ada pekerjaan, bila kalian memiliki masalah dengan orang tersebut, beritahu diriku. OK ?"
Kami bertiga mengangguk.
Akhirnya kami bertiga akhirnya tiba di depan ruangan dengan nama tersebut. Pada saat kami masuk, aku melihat pria tersebut. Pria dengan rambut hitam rapi dan mata biru. Ia terlihat sangat kelelahan. Melihat kami bertiga, ia langsung berdiri dan memberi hormat kepada kami. Kami langsung membalasnya.
"Saya Kapten Viltus Amarov. saya akan menjadi komandan kalian untuk ke depannya. Salam kenal."
Aku melihat dia, entah mengapa dadaku terasa sangat sakit. Ia melihat ke arah diriku dan berkata,
"Ada apa, Harusame ? Kau terlihat tidak sehat"
Eh, apakah yang terjadi dengan diriku. Aku tidak dapat menjawabnya, dan entah mengapa selain sakit di dada, kepalaku juga sakit. Aku melihat ke arah dirinya dan aku melihat wajahnya yang semakin khawatir. Dan aku mendadak pandanganku gelap. Sebelum pingsan aku mendengar kedua kakakku, dan Admiral Amarov berteriak,
"Harusame".
Pada saat aku tersadar, aku sudah berada di kamarku. Aku melihat ke arah kiri, Murasame-nee dan Shiratsuyu-nee yang tertidur. Aku berusaha duduk, dan rupanya itu membangunkan mereka berdua.
Murasame-nee langsung memeluk diriku. Shiratsuyu-nee juga memeluk diriku. Murasame-nee langsung berkata,
"Kau baik-baik saja, Harusame ?"
Shiratsuyu-nee juga demikian,
"Kau tidak terluka kan ?"
Aku langsung berkata,
"Aku tidak apa-apa. Shiratsuyu-nee, apa yang terjadi ?"
Mereka berdua langsung melihat satu sama lain, dan Shiratsuyu-nee langsung berkata,
"Kau tadi pingsan. Admiral Amarov yang membawa dirimu kemari bersama dengan Admiral Yanagi, Shigure dan Yuudachi. Apa yang terjadi dengan dirimu ?"
Aku hanya menggelengkan. Mereka berdua semakin khawatir melihat diriku, karena itu,
"Aku sudah baik-baik saja, Shiratsuyu-nee, Murasame-nee. Kalian tidak perlu khawatir mengenai hal ini."
Mereka berdua masih memeluk diriku, dan kemudian Murasame-nee melepas pelukannya, dan berkata,
"Jika kau memang sudah baik-baik saja, baiklah. Sepertinya kau masih malu bila bertemu dengan admiral kita."
Shiratsuyu-nee juga melepas pelukannya, dan berkata,
"Jangan-jangan... Kau jatuh cinta dengan dirinya ya ? Admiral Amarov. Jika dilihat sih, dia salah satu admiral yang paling diincar sepertinya."
Aku langsung menggelengkan kepala, namun aku tidak menyadari wajah merah yang terlihat di wajahku. Murasame-nee melihat kami, namun aku dapat melihat ada yang ingin dikatakan oleh Murasame-nee namun tidak dapat dikatakan.
Satu minggu sudah berlalu semenjak kejadian itu. Aku sudah mengikuti misi dengan arahan dari Admiral Amarov. Dan aku tidak memiliki serangan panik, pada saat bertemu dengan dirinya.
Namun, Admiral Amarov masih terlihat sangat khawatir setiap melihat diriku. Mungkin karena impresi yang kuberikan pertama kalia kepada admiral.
Ah, aku ingat... wajah Murasame-nee saat itu. Lebih baik, aku bertanya pada dirinya. Pada saat aku berjalan, aku bertemu dengan Murasame-nee.
"Murasame-nee" aku memanggilnya.
Dan ia mendengarnya.
"Ada apa Harusame ? Ada yang mau dibicarakan dengan Onee-san ?"
Aku mengangguk dan mengajak dia berjalan ke arah kantin. Di kantin, kami berbicara banyak. Aku memulai dari setiap misiku dan menanyakan mengenai dirinya. Murasame-nee berkata dirinya sudah sering terluka di misi-misi yang ia jalani, namun ia senang dengan divisinya dan admiralnya.
Akhirnya, aku menanyakan apa yang ingin kutanyakan, "Murasame-nee... satu minggu lalu, aku ingat wajahmu sangat gelap pada saat itu setelah Shiratsuyu-nee membicarakan mengenai Admiral Amarov. Ada apa ?"
Murasame-nee terdiam sebentar, kemudian ia berkata, "Harusame... apa kau mencintai dirinya ?"
Aku terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Murasame-nee. Aku langsung berkata,
"Jika iya aku mencintai admiral Amarov, ada apa dengan hal tersebut ?"
Murasame-nee kemudian berkata,
"Harusame, kau tahu tidak kita sebagai gadis kapal dilarang terlibat hubungan asmara dengan admiral kita ?"
Aku menggelengkan kepala. Murasame-nee kemudian melanjutkan,
"Kau tahu alasannya kenapa ?"
Aku kembali menggelengkan kepala. Ia menarik nafas panjang dan berkata,
"Hidup kita sudah ditentukan. Hidup kita tidak selama hidup admiral kita. Dan kita hanya akan memberikan kesedihan kepada admiral kita bila kita terlibat hubungan asmara dengan admiral kita. Apakah dengan itu kita dapat memberikan kebahagiaan untuk mereka ?"
Aku ingin berkata, 'Kita dapat memberikan kebahagiaan untuk mereka.' Namun, melihat air mata mulai mengalir dari mata Murasame-nee, aku langsung mengurungkan niat tersebut dan berkata sembari memeluk dirinya, "Maafkan aku menanyakan hal ini, Murasame-nee".
Ia kemudian berkata, "Tidak apa-apa... Aku yang terbawa emosi."
Makanan di depanku terasa hambar karena hal tersebut. Jadi ini alasan kenapa Murasame-nee murung pada saat mendengarkan hal tersebut, sepertinya dia memiliki perasaan dengan salah satu admiral, namun karena hal ini... Ia tidak dapat mengungkapkan perasaannya.
Hari ini divisi kami berkumpul untuk mempererat hubungan antar anggota. Kami mulai menyebutkan keahlian kami dan semacamnya. Dan kami juga menyebutkan kekurangan dan kelebihan divisi kami, dan kehidupan selama di asrama.
Kemudian, mendadak Yuudachi-nee bertanya,
"Admiral, kehidupanmu sebelum menjadi admiral bagaimana poi ?"
Admiral Amarov melihat ke arah Yuudachi dan terlihat segan untuk berbicara. Satu per satu dari kami juga penasaran. Hingga akhirnya ia menyerah, dan mulai berbicara.
"Aku tidak terlalu ingat dengan masa laluku. Yang tentu saja kalian ketahui, aku adalah 'adik' dari letkol Yanagi."
Kemudian, Yuudachi-nee kembali bertanya,
"Dengan kami semua di sini, kau mungkin merasakan bagaimana rasanya memiliki adik perempuan yang banyak poi~"
Admiral Amarov terdiam sebentar. Shigure langsung menepuk kepala Yuudachi-nee, dan berkata,
"Kau tidak baik berkata demikian." Yang langsung dibalas Yuudachi-nee dengan menjulurkan lidahnya.
Admiral Amarov masih terdiam, akhirnya aku menanyakan dirinya,
"Admiral, selama ini Admiral Yanagi selalu menekankan, 'Adik'. Sepertinya kalian tidak terikat hubungan darah..."
Admiral Amarov melihat ke arah diriku dan mengangguk. Kemudian aku bertanya lagi,
"Apakah Admiral memiliki saudara satu darah ?"
Aku mengigit mulutku karena terkejut dengan apa yang baru saja aku tanyakan. Ia terdiam sebentar, sebelum berkata,
"Ya... aku memiliki adik. Adik perempuan yang sangat kusayangi."
Entah mengapa dadaku terasa sangat sakit. Kemudian aku melanjutkan,
"Apa yang terjadi dengan adikmu ?"
Mendengar pertanyaan dariku, Ia langsung terdiam dan aku melihat dirinya seperti ingin meneriakkan sesuatu. Ia kemudian berkata,
"Ia dibunuh... bersama dengan ibuku... dibunuh oleh Abyssal dan ayahku sendiri. Orang yang paling kubenci. Aku mengutuk darahku sendiri karena hal ini. Darah yang mengalir ini adalah darah yang menyebabkan pertumpahan darah di dunia ini... Darah ini..."
Kami semua terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Admiral Amarov. Dan, dadaku semakin sesak setiap kali ia mengutuk ayahnya, dan penyesalan tidak dapat menyelamatkan adiknya dan ibunya.
Mendadak, pintu terbuka dan terlihat Admiral Yanagi di sana. Ia melihat ke arah Admiral Amarov yang emosional, dan berkata,
"Viltus... kembali ke kamarmu... Kau dalam kondisi yang kurang meyakinkan untuk melanjutkan acara ini."
Admiral Amarov mengangguk dan mulai berjalan. Kami masih mendengar sumpah serapah dirinya sepanjang perjalanan.
Kemudian, Admiral Yanagi bertanya, "Apa yang kalian tanyakan hingga dirinya menjadi seperti itu ?"
Aku berdiri, dan berkata, "Ini karena aku menanyakan mengenai masa lalu. Maafkan saya, admiral"
Aku sudah siap bila ia marah, namun aku hanya mendapat tepukan di kepala dari dirinya dan berkata,
"Lain kali... jangan membuka masalah ini lagi... Masalah ini... sangat sensitif bagi dirinya..." Setelah itu, ia melanjutkan,
"Kalian semua... kembali ke kamar kalian masing-masing..."
Satu per satu mulai keluar. Aku hanya terdiam karena bertanya-tanya, mengap dada ini terasa sangat sesak pada saat admiral Amarov berkata demikian. Aku disadarkan oleh Shigure-nee yang menarik diriku. Aku tersenyum ke arah dia. Senyum yang kupaksa.
Tiga bulan berlalu dan Musim semi akan berakhir. Kami sudah tidak pernah menanyakan hal tersebut kepada admiral.
Admiral Yanagi sudah dipindahtugaskan ke Distrik Kure. Admiral Amarov mendapat kenaikan pangkat. Dan satu persatu gadis kapal baru berdatangan. Kehidupan di sini juga sangat damai. Hingga akhirnya, markas kami akan mengadakan penyerangan untuk membebaskan satu wilayah agara dibentuk jalur baru yang aman dan menyambungkan satu wilayah kami dengan wilayah di utara.
Untuk itu, para pemimpin di Yokosuka mempersiapkan semua hal untuk proses penyerangan ini. Dan Admiral Ichijo yang memimpin langsung penyerangan dari Yokosuka. Dan Admiral Shiro akan membantu dari Kure. Dikarenakan itu, semua gadis kapal di sini sangat sibuk mempersiapkan diri, termasuk diriku. Kami semua diminta untuk tetap fokus dengan latihan.
Dan hari ini, kami semua bertemu dengan admiral kami. Aku, Yuudachi-nee dan Shigure-nee hadir di depan Admiral Amarov. Dia terlihat sangat gelisah.
Ini semua dikarenakan selama ini, kami semua hanya mendapatkan misi-misi ringan seperti misi recon dan misi transpor. Namun, misi ini sangat penting sebagai batu pijakan menghadapi Abyssal. Selain admiral, kami bertiga juga sangat gelisah.
Akhirnya, aku melihat admiral meyakinkan dirinya dan berkata, "Kita akan terlibat langsung di misi ini. Kita akan menjadi Divisi Torpedo yang menjaga di sisi kanan Divisi utama. Kita yang akan menjadi penjaga agar tidak ada Abyssal yang masuk ke divisi utama."
Dia terdiam sebentar, sebelum melanjutkan,
"Ini akan menjadi misi besar kita yang pertama... Aku..."
Mendengar itu, aku langsung berkata, "Admiral... Tenang saja. Kita sudah mampu menghadapi Abyssal semenjak dulu. Misi kecil maupun misi besar bukan masalah untuk kita semua. Aku yakin kita bisa melakukan ini."
Aku melihat wajah Admiral Amarov menjadi lebih tenang. Yuudachi-nee dan Shigure-nee juag tersenyum mendengar apa yang kukatakan. Admiral Amarov kemudian berkata,
"Apa yang kaukatakan barusan ada benarnya. Kita pasti mampu melakukannya."
Shigure-nee berkata, "Kau telah membantu kami hingga saat ini, dan sekarang saatnya membuktikan kita mampu melangkah lebih jauh."
Yuudachi-nee melanjutkan, "Mari kita buat lautan api untuk Abyssal, poi~"
Dan diriku langsung melanjutkan, "Dan bersama... tidak ada satupun lawan yang mampu menghadapi kita."
Admiral Amarov langsung berjalan ke arah kita, dan memeluk kita bertiga. Dia langsung berkata,
"Aku akan membawa kalian kembali kemari... Aku janji. Setelah itu, kita akan berpesta." Aku melihat wajah admiral yang kembali tersenyum.
Kemudian, ia berkata, "Kita akan berkumpul kembali setelah pukul 1500. Diharapkan kalian semua sudah siap di dekat kapal komando."
Kami bertiga membalas dengan lantang, "Baik... Admiral Amarov."
Kami bertiga keluar dari ruangan Admiral dan berlari ke arah dock. Shigure-nee menepuk diriku dan berkata,
"Terima kasih, Harusame... kau membangkitkan semangat dia lagi."
Yuudachi-nee juga melanjutkan, "Dia juga langsung hidup kembali, poi~. Kau hebat, poi~"
Aku hanya tertawa saja mendengar apa yang dikatakan oleh mereka berdua.
"Sekarang kita harus fokus untuk menghadapi kemenangan manusia." ujar diriku.
Kemudian, Yuudachi-nee langsung mendekat ke diriku, dan berkata, "Jika kita selesai... Lebih baik kau menyatakan perasaanmu pada Admiral, poi~"
Aku langsung terkejut. Shigure-nee hanya tertawa saja mendengar hal tersebut.
"Tapi... peraturan mengatakan..." ujar diriku.
Yuudachi-nee berkata, "Peraturan itu ada untuk dilanggar, Poi~"
Aku langsung berkata,
"Pantas kau selalu dimarahi, Yuudachi-nee."
Yuudachi-nee menjulurkan lidahnya. Kami akhirnya tiba di depan kapal komando milik Admiral Amarov.
Waktu yang telah ditentukan pun tiba, kapal komando Admiral Amarov akhirnya mulai bergerak. Kapal komando Admiral Amarov berada di ujung paling kanan dari formasi.
Selagi perjalanan, kami bertiga menikmati angin yang berhembus dari atas dek kapal. Hingga akhirnya, kami dipanggil oleh Admiral.
"Kita sudah sampai di tempat kalian akan diluncurkan. Kalian bersiap-siap sekarang saja."
Kami bertiga langsung berkata,
"Kami siap, Admiral."
Kami bertiga langsung berjalan ke arah dalam kapal. Akhirnya kami mendengarkan apa kabar dari Admiral Amarov.
"Kalian semua diijinkan untuk meluncur. Kembalilah dengan selamat, agar kita dapat merayakan saat ini."
Kami bertiga mengangguk.
Kami bertiga meluncur dari kapal komando dan pergi ke tempat yang sudah ditentukan untuk kami. Kami memperhatikan sekitar kami. Dan sonar Shigure-nee membaca menemukan tiga kapal selam Abyssal di timur kami.
Aku langsung mengarah ke sana dan menghancurkan satu. Shigure-nee menghancurkan satu dan Yuudachi-nee yang terakhir. Kami bertiga kembali ke dalam formasi, dan menunggu perintah selanjutnya. Mendadak, komunikasi kami bertiga dengan divisi utama menjadi statis.
"Kapal Tempur Mutsu, tolong menjawab..." Shigure-nee sudah memanggil kapal utama, Mutsu, berkali-kali. Tapi tidak ada jawaban.
"Lebih baik kita menghubungi kapal komando." ujarku kepada mereka berdua. Mereka berdua mengangguk. Kami bergantian berusaha memanggil kapal komando. Tidak ada hasil. Kami semakin gelisah karena hal tersebut.
Mendadak kami mendapat panggilan dari kapal komando.
"Shigure ! Yuudachi ! Harusame ! Kalian mendengarku ?" Kami mendengar suara admiral yang sangat khawatir.
"Ya, kami dapat mendengarkan dengan jelas." Aku mendengar suara tenang dari admiral.
"Aku pikir telah terjadi sesuatu yang buruk kepada kalian..."
Shigure-nee langsung bertanya,
"Ada apa admiral ? Mengapa mendadak komunikasi menjadi statis ?"
Admiral langsung menjawab, "Aku tidak tahu... Namun, aku mendengar kabar divisi utama sudah dikalahkan. Kita diperintahkan untuk mundur. Misi ini telah gagal."
Shigure-nee langsung berkata, "Baik, Admiral. Kami akan mundur."
Tepat pada saat akan bergerak, Yuudachi-nee menunjuk ke arah depan kami. Kami bertiga sangat terkejut, karena yang kami lihat adalah, unit Abyssal yang sangat banyak.
Shigure-nee langsung memberitahu admiral, "Sepertinya kami tidak dapat mundur tanpa bertarung... Kami akan tertahan cukup lama Admiral."
Aku mendengar admiral berkata, "Usahakan kalian kembali... Tolong"
Aku langsung berkata, "Shigure-nee, Yuudachi-nee. Ayo kita mulai bergerak."
Kami bergerak dengan cepat kembali ke arah kapal komando. Namun, Shigure-nee mendapat serangan telak dari Abyssal. Aku dan Yuudachi-nee berhenti dan bergerak ke arah Shigure-nee.
Aku melihat peralatan Shigure-nee sudah cukup parah, dan Shigure-nee sudah tidak dapat menggunakan salah satu baling-balingnya.
Kemudian, aku mendengar salvo dari lawan lagi. "Yuudachi-nee, bawa Shigure-nee berjalan segera."
Aku melihat Yuudachi-nee memapah Shigure-nee. Dan pada saat itulah aku sadar, mereka yang menjadi sasaran. Aku langsung bergerak ke belakang mereka dan terkena efek ledakan peluru mereka. Arnamentku rusak. Namun, baling-balingku masih baik-baik saja. Aku melihat Shigure-nee yang khawatir.
"Kalian baik-baik saja ? Apa kalian cedera ?"
Aku mendengar Admiral Amarov memanggil kami.
"Shigure terkena serangan telak, dan arnamentku juga rusak. Yuudachi masih baik-baik saja.".
Admiral kemudian berkata, "Aku sudah meminta bantuan untuk datang ke lokasi kalian..."
Aku tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Admiral, karena komunikasi kembali statis.
Aku melihat satu Abyssal yang berbeda dari lainnya. Dia sangat elegan, terdapat satu tanduk dan terdapat dua monster raksasa di belakangnya. Aku tahu, jika kami masih tetap di sini, kami akan mati. Tapi, bila bergerak bersama, hasil yang di raih akan sama saja. Aku melihat ke arah Yuudachi-nee dan Shigure-nee dan tersenyum.
"Kalian... pergilah ke kapal komando sekarang."
Mendengar apa yang baru saja kukatakan, mereka berdua terkejut. Aku melanjutkan,
"Aku akan menahan mereka di sini. Setidaknya lima menit cukup untuk kalian menjauh dari serangan mereka."
Shigure-nee langsung berkata, "Tidak... Kami tidak akan meninggalkan dirimu. Kita sudah berjanji untuk kembali !"
Aku menggelengkan kepala, "Namun, situasi tidak berjalan sesuai yang kita harapkan..."
Aku melihat ke arah Yuudachi-nee dan berkata, "Yuudachi-nee, bawa Shigure-nee ke kapal komando ok ?"
Yuudachi-nee menggelengkan kepala dan Shigure-nee berkata,"Tidak, kami tidak akan kembali tanpa dirimu !"
Aku melihat ke arah Shigure-nee,
"Jika seperti ini terus... Tidak ada satupun dari kita yang akan kembali. Hanya ini satu-satunya cara untuk menghadapi mereka, dengan korban paling sedikit."
Shigure-nee masih ingin berkata sesuatu, namun aku langsung,
"Shigure-nee tolonglah... Yuudachi... Tolong bawa Shigure kembali ke kapal komando."
Aku melihat Yuudachi-nee masih ragu. Aku akhirnya berteriak,
"Yuudachi-nee ! Tolonglah..."
Akhirnya, Yuudachi-nee berkata, "Aku akan membawa Shigure kembali ke kapal komando. Nanti aku akan kembali kemari... Membawa dirimu kembali ke kapal komando poi~ !"
Shigure terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Yuudachi. Aku melihat Shigure-nee dan Yuudachi-nee berjalan dan Shigure-nee yang melawan Yuudachi. Aku tahu... Aku tidak akan selamat dari ini. Aku melihat ke arah Abyssal di depanku dan berkata,
"Aku, Kapal Perusak dari kelas Shiratsuyu yang kelima, Harusame, akan mengahadapi kalian semua !"
Aku tahu, dalam waktu dua menit, aku sudah terkepung. Sebagian dari tubuhku tidak dapat kugerakkan. Aku melihat sekitarku dan Abyssal tersebut sudah berdiri di depanku. Dia mengatakan sesuatu, namun aku tidak dapat mendengarnya. Kemudian, ia mengarahkan meriam ke arah diriku.
Dan aku berkata pada diriku sendiri, 'Aku sudah siap untuk mati' Aku melihat mereka semua dan setelah itu, ia menembakkan pelurunya ke arah diriku. Ini waktuku... Waktuku sudah tiba.
Maafkan aku, Yuudachi-nee... aku tidak dapt memenuhi janjiku. Maafkan aku. Tapi setidaknya aku dapat menahan mereka semua.
Aku tidak takut...
Sedikit demi sedikit aku tenggelam...
Aku tidak takut...
Aku tidak...
Aku...
Aku...
Aku takut...
Aku takut...
Aku takut sendirian...
Aku takut...
Shiratsuyu-nee... Shigure-nee... Murasame-nee... Yuudachi-nee... Umikaze... Kawakaze... Samidare... Suzukaze...
Tolong...
Tolong aku...
Aku...
Aku...
Tolong aku...
Oni-chan...
Eh...
Oni-chan...
Siapa...
Siapa …
Ugh... apa ini...
Siapa wanita dengan rambut hitam itu ?...
Ibu..
Perasaan ini ibu, lalu di sebelahnya... Ayah... dan itu... kakak... Kakak ?...
Admiral... Mengapa admiral di ingatanku... Admiral kenapa ada di ingatanku...
Itu... kejadian pada saat itu...
Adik...
Tidak...
kau belum kehilangan 'adikmu'...
Oni-chan...
Tolong aku...
Aku ingin ada di sisimu sekali lagi...
Oni-chan...
Kazuki Nii-chan...
Setelah itu... semua menjadi gelap.
Setelah tersadar aku melihat kakiku sudah tidak ada. Dan tangan kananku sudah menjadi senjata. Aku melihat sekitar.
Dan di sana aku melihat seorang wanita dengan rambut panjang yang sangat indah. Wanita yang sama yang telah 'membunuhku'.
Pada saat ia memperlihatkan wajahnya, aku mengenalnya... Ia ibuku... Aku melihat ke sekitarku sekali lagi... aku melihat Abyssal... Jadi, aku telah menjadi abyssal...
Hehehehehe... Iya... Aku sekarang aku ingat... Apa yang telah dilakukan Admiral Ichijo kepada diriku dan ibuku... Apa yang telah dilakukan olehnya terhadap ayah.
Oni-chan... kau sangat naif... Kau sudah tertipu...
Mendadak Ibuku sudah ada di sebelahku, dan berkata,
"Kau sudah sadar, ******, Aku senang bertemu dengan dirimu putriku yang cantik".
Aku tersenyum dan memeluknya,
"Aku... juga... senang bertemu... dengan dirimu... Ibu"
Aku mengetahui semuanya... Aku mengetahui semuanya... Aku mengetahui semuanya... Akan lebih menyenangkan bila Oni-chan juga datang ke sini. Aku yakin kau akan bahagia... Melihat ini semua
Dua tahun berlalu, dan aku sudah ditempatkan untuk menjaga tempat ini. Hari ini aku mendapat laporan ada unit dari Kure yang datang untuk membuka jalan di tempat ini.
Aku mendapat laporan dari pesawat pengawasku... Dan dari situ aku aku tahu dirimu ada di sana.
"Oni-chan... Ayo... Kemari... Ayo... Kita... bermain... lagi... ahahahahaha"
HakunoKazuki di sini
Cerita ini ada sedikit perubahan... Dan sedikit diubah agar lebih enak dibaca
*WALL OF TEXT... WALL OF TEXT
HK : SHUT UP
Ya... Mungkin ini alasan kenapa cerita ini dimuat ulang... Semoga anda menikmatinya
Sayonara
