Warning: AU, OOC (banget), Sasuke-centric,
bahasa tidak baku, dll.
Disclaimer: Masashi Kishimoto

Diary of a Cutey Kid

23 Juli

Oke, tak kenal maka tak sayang. Gue, Uchiha Sasuke. Cowok Leo yang paling unyu-unyu sepanyang masa. Suer, gue nggak mengada-ada tentang keunyuan gue ini, tanya aja sama orang-orang random yang lewat dipinggir jalan rumah lo siapa sih Uchiha Sasuke itu. Kebanyakan dari mereka pasti bakal teriak-teriak "omaigot...omaigot...omaigot..." atau paling nggak pingsan kalau hanya ngedenger nama gue.

Menurut survey yang dilakukan Lembaga Survey daerah gue nih, gue adalah cowok terunyu sepanjang masa, nomor dua Tom Cruise, sementara Naruto (sahabat gue, yang dengan senang hati nggak gue akuin) berada di nomor paling terakhir yang bisa lo bayangin. Kadar keunyuan gue tuh setara dengan kadar minyak di gorengan-gorengan pinggir jalan, which is banyak banget. Jadi bisa bayangin kan gue kayak gimana? Nggak, gue nggak berminyak kok.

Sebenarnya, buku... ehem, diary, ini bukan punya gue. Buku ini sudah ada sejak Nyonya Meneer berdiri dan diwariskan selama turun-temurun di keluarga Uchiha. Gue nggak tau siapa yang punya ide gila buat nurunin buku... ehem, diary ini ke generasi-generasi Uchiha yang unyu-unyu, tapi gue curiga kalau buyut Madara lah yang punya ide ini. Karena menurut legenda, Uchiha Madara itu suka banget nulisin tembok tetangga dan meja-meja di sekolah, jadi untuk mengurangi perbuatannya yang tidak patuh dicontoh itu, orang tuanya (gue lupa siapa namanya) membelikan buku ini. Sebenarnya yang mendapat mandat memegang buku ini adalah anak pertama, dan gue bukan anak pertama, gue punya kakak laki-laki yang nggak enak banget dipandang mata. Pasti lo bertanya-tanya kenapa gue yang mendapat buku... ehem, diary, ini. Ini gara-gara si Itachi yang terkutuk pinter banget ngeles kayak motor anak STM ke orang tua gue, jadi gue deh yang dapat buku ini.

"Itachi, sekarang adalah saat-saat paling menggembirakan dalam hidupmu Nak, karena Papa akan pensiun membawa diary keramat ini dan akan Papa wariskan kepadamu," kata bokap gue (jangan percaya kata-kata 'Papa' yang beliau ucapkan) di suatu sore yang mendung. Kita waktu itu lagi duduk-duduk dan nonton sinetron di ruang keluarga sambil makan singkong rebus buatan nyokap gue. Itachi yang lagi ngejilat singkongnya (iya dijilat, nggak dikunyah) tersedak singkongnya waktu ngedengar bokap ngomong begitu. Gue nggak tau Itachi punya kekuatan super atau apa, lha makanan nggak dikunyah kok dia bisa tersedak?

"Tapi Pap, seharusnya kan masih Papa yang membawanya," kata Itachi sok imut. Gue mau muntah.

"Daripada nanti nggak keurus kalo Papa bawa, sebaiknya kamu aja yang bawa. Papa banyak sekali kerjaan yang harus dikerjakan. Dan kalo sampe buku ini nggak keurus sekeluarga bisa kena kutuk loh," kata bokap gue. Gue juga mulai mau muntah ngedenger beliau ngomong 'Papa-Papa' biasanya hanya ngomong 'gue-gue' juga.

"Tapi Pap, aku juga banyak tugas sekolah yang harus dikerjakan, kalau nanti tugasnya nggak dikerjakan aku dikeluarkan, kalau aku dikeluarkan nanti aku nggak bisa cari kerja, kalau aku nggak bisa cari kerja nanti aku nggak bisa nikah, kalau aku nggak bisa nikah nanti aku nggak bisa ngasih Papa sama Mama cucu, kalau aku nggak bisa ngasih Papa sama Mama cucu nanti Papa sama Mama di bully karena sudah tua belum juga punya cucu, terus kasus pembully-an itu bisa mengakibatkan bunuh diri loh, emangnya Papa sama Mama mau bunuh diri?" tanya Itachi. Sumpah sinetron yang lagi gue tonton jadi kayak ceramah akbar dibandingin dengan omongannya Itachi yang nggak masuk akal banget.

Orang tua gue malah begidik ngeri ngedenger omongannya Itachi. Gue nggak percaya, orang tua gue yang selama ini kelihatannya berintelejensi tinggi percaya gitu aja sama Itachi.

"Aduh... kamu benar sekali Itachi, Mama nggak mau mati dulu kalau belum ngeliat Sasuke menang kontes dangdut," kata nyokap. Buset... emak gue emang mau ngedaftarin gue ikutan kontes dangdut? Demi Tuhan gue lebih milih ikutan kontes menanam jagung daripada ikutan kontes dangdut.

"O iya, besok kan si Sasuke ulang tahun bagaimana kalau buku keramat peninggalan nenek moyang ini buat hadiah Sasuke aja?" usul Itachi sambil senyum penuh kenistaan ke arah gue.

"Bener juga, daripada beliin hadiah yang nggak-nggak mending Sasuke dapat ini aja. Lagian Papa juga nggak punya duit buat beli hadiah," kata Papa, maaf, maksudnya bokap gue sambil tersenyum penuh kebanggaan.

"Tapi..." gue udah mau protes tentang ketidakadilan yang gue terima sebelum Itachi nyela lagi.

"Sasuke bakal senang banget, dia kan suka banget sama menulis. Mama inget nggak dulu Sasuke pernah menang lomba puisi?" tanya Itachi yang mencoba membujuk nyokap gue biar nggak usah beliin hadiah buat gue.

"Iya, Mama masih nyimpen loh foto kamu yang sambil bawa trofi juara nomor satu, tapi kamu kelihatan kayak mau nangis gitu deh di foto," kata nyokap yang sekarang udah nginget-nginget kejadian waktu gue menang lomba puisi. Iya sih gue emang pernah menang jadi juara satu waktu lomba puisi tingkat nasional, tapi itu waktu gue kayak masih TK gitu sih. Haloooo... time changed gitu loh. Sekarang ini gue nyatet nomor hape temen gue aja males apalagi disuruh nulisin buku diary yang kebanyakan punyanya cewek ini. Lagian waktu gue menang itu bukan karena gue hebat banget dalam bikin puisi, tapi emang karena gue beruntung.

Waktu lomba diadakan, nggak tau kenapa tiba-tiba ada godzilla yang menyerang kota dan anak-anak TK yang ternyata adalah pahlawan super itu buru-buru pergi dari lomba untuk nyelametin kota, jadilah gue yang menang karena emang hanya gue yang tersisa sebagai peserta lomba. Nggak-nggak, just kidding bro, kejadian sebenarnya adalah emang waktu itu jurinya adalah adiknya kakaknya paman gue jadi gue deh yang dimenangin. Lo mau tau nggak puisi ciptaan gue kayak gimana? Nih gue tulisin lagi:

Ibu,

Kau seperti matahari

Yang bersinar terang menerangi bumi

Kecuali kalau mendung

Karena tidak ada matahari

Selesai.

Bagus kan? Gue gitu loh.

"Ya udah nih Sas, jaga baik-baik ya." kata Itachi menaruh buku yang sudah menguning ini di tangan gue. Itachi gue lempar pake singkong rebus. Dan dengan diiringi hujan gerimis, gue lah yang mendapat mandat untuk meneruskan warisan pusaka keluarga Uchiha ini. Ya udah deh daripada gue nganggur gue tulisin aja nih buku.

O iya gue baru aja selesai ngerayain pesta ulang tahun gue loh, kasih selamat dong. Sebenarnya tadi bukan pesta sih lebih kayak kondangannya ibu-ibu karena yang diundang nyokap gue malah temen-temen PKK-nya beliau, malah temen-temen gue nggak ada yang diundang, kecuali Naruto karena ibunya termasuk perkumpulan ibu-ibu PKK-nya nyokap. Lo tau nggak yang lebih annoying daripada ngedengerin ibu-ibu PKK ngrumpi? Yang lebih annoying daripada ngedengerin ibu-ibu PKK ngrumpi adalah ngedengerin ibu-ibu PKK ngrumpi di pesta ulang tahun gue.

Gue hanya ikutan di pesta selama kurang dari lima menit, itupun karena gue harus niup lilin, motong kue, dan hal-hal biasa saat ulang tahun lainnya. Lo tau nggak kue ulang tahun gue bentuknya apa? Spongebob. Dan yang lebih parah lagi kue ulang tahun gue bentuknya Spongebob hanya pake kolor. Gue tau banget kalo Itachi ada di balik kolor Spongebob, gue tau banget. Awas aja lo Itachi, revenge is a bitch.

Tapi enaknya dapat tamu dari ibu-ibu PKK adalah hadiahnya bagus-bagus banget. Karena mereka lebih peduli dengan penampilan mereka daripada kado yang dibawa, jadi mereka hanya bawa uang dan nyuruh gue buat beli kado sendiri. Yeah, gue jadi kaya nih. Trus hadiah Naruto apa? Dia ngasih gue game boy, tau kan mainan jadul banget itu. Setelah dia nyuruh gue untuk membuka kadonya dia langsung minjem game boynya dan mainin di kamar gue sampe pesta selesai. Katanya mumpung baterainya masih bisa dipake, dia mainin aja. Sialan, jadi gue dikasih hadiah bekas?

"Ini mainan gue beli waktu gue masih kelas lima SD loh Sas, dan sampe sekarang masih bisa dipake. Tapi mumpung baterenya udah mau mati gue kasih ke lo aja, jadi lo tinggal beli baterai baru." kata Naruto. Tinggal beli betere, mata lo iritasi ringan?

Tapi gue bersyukur aja ulang tahun gue masih bisa dirayain dan gue dapat hadiah banyak. Itachi pun ngasih gue hadiah novel detektif yang lagi gue pengenin banget, terima kasih deh. Dan kayaknya gue bakal nraktir temen-temen gue deh besok kalo udah masuk sekolah.

Kayaknya sih.

Eh nggak jadi deh.

Salam super,

Uchiha Sasuke.

:-D :-D :-D :-D :-D

A/N: Selamat ulang tahun Sasuke... selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun! Semoga semua keinginanmu terkabul, Amiiiiiinnnnn...! Pasti deh ntar kalo ada pemilu Hokage aku akan memilihmu, ayo sodara-sodara coblos Sasuke, calon Hokage dari klan elit Konoha, coblos nomor 1, yeaahhh! (Ttd, Tim Sukses partai Uchiha)

Kasih selamat Sasuke di kotak review dong! *modus biar di review

P.S. Selamat ulang tahun dalam bahasa Jepang apa sih? *katrok