Author : Im Soo Jung (Phe-Soo)
Cast : Chanyeol, Kris, Sehun.
Genre : Romance, Drama
Disclaimer : Cerita punya saya, berharap castnya punya saya. Tapi gak bisa.
A.N :
Oke, terserah mau beranggapan apa tentang FF ini. Mungkin aneh, atau mungkin terlalu banyak drama. Tapi, semoga kalian suka. Dan ingat, Chanyeol Uke di sini. Bagi saya, Chanyeol selalu harus menjadi Uke xD. Jangan begal saya please...
_Don't Like, Don't Read_
Chanyeol hampir menghabiskan susu kotaknya ketika Sehun datang dan menyandarkan tubuhnya di sebelah Chanyeol. Matanya menyipit oleh cahaya matahari yang menyeruak masuk menerobos matanya, dan ia berdiri lagi, menutup kerai jendela dan kembali duduk di samping Chanyeol sambil mengumpat.
Chanyeol tidak menanggapi semua umpatan Sehun, hanya membuat kotak susunya yang telah habis ke tempat sampah di samping lemari buku. "Ada apa Hun?"
"Ck," yang diajak berbicara menghela napas. Keduanya saling tatap sebentar, tapi kemudian Chanyeol mengalihkan pandangannya. "Aku harus ikut studytour ke luar kota, menyebalkan, dan semua murid harus ikut."
Chanyeol mengerutkan alisnya, ia tersenyum sedikit, walaupun sebenarnya ia tahu alasan Sehun kelihatan kesal. "Bukannya bagus, kau dari dulu selalu ingin jalan-jalan dan tour keluar kota kan?"
"Tapi tidak jika kau tidak ada," Sehun mendengus, helaan napasnya kedengaran berat, seolah ia harus meninggalkan sesuatu yang rapuh sendirian selama ia pergi. "Aku tidak ingin seperti tahun lalu lagi."
Chanyeol terdiam. Teman satu apatertemennya ini tahun lalu juga mengikuti study tour di luar kota. Sehun tidak mau ikut sebenarnya, terlalu mengkhawatirkan Chanyeol yang ditinggalnya sendiri di apartemen. Dan kekawatiran Sehun bukan tidak beralasan. Pulang dari study tour, ia lihat seorang laki-laki tan sedang melumat bibir Chanyeol dengan paksa.
"Jangan ungkit itu lagi," Chanyeol mendesah, tapi Sehun menggeleng.
"Aku tidak mau kau diambil orang lagi."
"Jangan mengekangku Sehun, dan aku tidak akan diambil orang, toh aku bukan milik siapa-siapa."
"Kau milikku," Sehun berujar, ia menangkap leher Chanyeol dan mendekatkan wajahnya dan wajah Chanyeol, hingga ia bisa merasakan napas hangat Chanyeol di sekitar pipinya. "Titik."
"Berhenti bersikap seperti itu Sehun!" Chanyeol mendorong Sehun menjauh, kemudian berdiri dengan tatapan tidak percaya.
Sehun tersenyum sinis, sudah menduga kalau itu yang akan dilakukan Chanyeol padanya. Terserah. Ia hanya tidak ingin Chanyeol disentuh siapa pun lagi, apalagi sosok yang setahun lalu telah menyentuh Chanyeol. Si Kim Jongin sialan itu. Dan sampai sekarang, Sehun tahu Jongin masih berusaha dekat dengan Chanyeol.
"Kau mau ke mana?" Sehun bergegas berdiri saat melihat Chanyeol yang tahu-tahu sudah mengenakan jaket, menarik tangan Chanyeol ketika laki-laki yang lebih tinggi darinya itu tidak menyahut. "Jawab."
"Membantu Kris hyung menyusun barang di rumah barunya, bukannya aku sudah bilang kalau aku ada urusan sore ini?" Chanyeol menaikkan alis, mencium bau tidak suka dari Sehun yang masih memberikan tatapan mengintrogasi.
"Siapa lagi Kris itu?" Sehun melepaskan tautan tangannya.
"Hanya teman," Chanyeol berkata, tapi Sehun memutar mata tidak percaya. "Sehun, cukup, kau harus berhenti bersikap seperti ini."
"Kau satu kuliah atau apa dengannya?" Sehun menarik tangan Chanyeol lagi ketika laki-laki hendak berbalik menuju pintu depan, tapi Sehun tidak peduli, ia perlu tahu.
"Tidak, kami tidak satu kuliah," Chanyeol lelah dengan sifat Sehun, dan ia lelah dibuat seperti ini. "Kami hanya dekat karena dia menyukai genre musik yang sama denganku, dan yah, begitulah."
"Ck," Sehun jelas khawatir, dilepaskannya sekali lagi tangan Chanyeol. "Aku ikut denganmu."
"Eh?" Chanyeol tersentak, tapi Sehun sudah mengambil jaketnya dan menggiring Chanyeol keluar. Ia merebut kunci mobil di tangan Chanyeol, dan masuk ke mobil tanpa bercakap barang sedikit pun.
Sehun tidak peduli jika Chanyeol akan marah dengan sikapnya, atau karena kekhawatirannya yang berlebihan. Terserah bagaimana reaksi Chanyeol, ia berpikir laki-laki yang lebih tinggi darinya itu tidak akan marah apalagi melarikan diri dari apartement hanya gara-gara hal ini.
"Ayo masuk," Sehun menilik keluar, tepat di mana Chanyeol berdiri dan menatapnya dengan air muka kesal. Seolah sedang berkata 'keluar dari mobil sekarang', tapi walaupun Sehun mengerti arti tatapan itu, jangan harap Sehun akan menurutinya. Ia terlalu keras kepala.
Chanyeol mengalah, membiarkan tangannya membuka pintu mobil dan menghela napas pelan ketika punggungnya bersandar pada kursi di samping Sehun. "Kuharap kau tidak mengacau."
"Mengacau?" Sehun menaikkan sebelah alisnya, tertawa sinis, menghidukan mesin mobil dan menatap ke depan. "Kita lihat nanti, seperti apa Kris itu. Itu akan menentukan aku akan mengacau atau tidak."
"Sehun!" Chanyeol melebarkan mata ketika mendengar Sehun berkata seperti itu, tapi Sehun tidak peduli. Ia melajukan mobil ketika Chanyel hampir berkata sesuatu lagi.
.
.
.
"Well, ini apartement yang bagus," Sehun menatap Chanyeol, kemudian beralih pada bangunan di depannya lagi. "Seberapa sering kau ke sini, Chanyeol-ah?"
"Kau harus panggil aku hyung lain kali," Chanyeol mendesah, dan melangkahkan kakinya lebih dulu. Dan Sehun mengekor di belakangnya.
Sehun berkedip dua kali ketika Kris keluar membukakan pintu dengan wajah sumringah yang luar biasa tampan. Tapi tidak, Sehun beranggapan bahwa ia masih lebih tampan lagi. Tapi lupakan tentang siapa yang tampan sekarang. Sehun punya masalah yang lebih serius dari wajah orang.
Chanyeol duduk di antara tumpukan kardus dan benda-benda yang masih belum ditata. Dan tepat saat itu pula, Kris datang dan mendudukkan diri di sebelah pemuda itu, tersenyum begitu lembut hingga Sehun jadi merinding dibuatnya. Dan yang paling membuatnya kesal, adalah bagaimana ia diabaikan di sini. Chanyeol, bahkan dia masih belum memperkenalkannya pada laki-laki itu. Dan laki-laki itu, yang mungkin Kris, bersikap seolah tidak ada Sehun di sana dan berbicara pada Chanyeol.
"Ah Hyung," Chanyeol menatap pada Sehun, wajah Chanyeol yang seperti baru ingat sesuatu itu membuat Sehun ingin menggigitnya. "Ini Sehun, teman satu apartementku."
"Satu apartement?" Kris mengerutkan alis, ia menatap Sehun lekat-lekat, seolah sedang mencari-cari aroma berbahaya dari orang yang paling muda di sana itu. Dan Kris menemukannya.
"Ya, dan kami bukan teman," Sehun mendelik pada Chanyeol atas betapa singkatnya laki-laki itu menjelaskan asal usulnya dan hubungan mereka. "Kami lebih dari itu, lebih dan lebih dari itu."
Dan raut wajah Kris langsung berubah.
"Benarkah?" pandangan laki-laki dengan rambut pirang itu beralih pada Chanyeol, dan kemudian pada Sehun lagi untuk beberapa saat.
Chanyeol tidak membalas, dan itu juga yang membuat Sehun semakin tidak suka. Ia ingin Chanyeol menjelaskan bagaimana mereka dekat, terutama pada Kris yang ada di depannya ini.
"Di mana aku harus taruh buku-buku ini Hyung?" Chanyeol sudah berganti topik saat tangannya mengangkat sebuah buku dari kardus besar yang sudah terbuka di depannya.
"Nanti saja beres-beresnya," Kris malah tersenyum sinis, pada Sehun. "Aku ingin mengobrol dengan kalian saja hari ini."
"Eh?" ekspresi Chanyeol tidak terima, tapi tarikan tangan Sehun untuk duduk di sebelahnya membuat laki-laki itu mau tidak mau harus ikut berbincang juga.
"Jadi ini temanmu, Sehun ya namanya?" Kris sengaja hanya menatap Chanyeol tidak pada Sehun, dan hanya menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan Sehun pada Chanyeol saja. Seolah Sehun adalah hantu tidak kasat mata yang takut orang tampan.
"Dia satu kelas denganmu?"
"Dia sekamar denganmu di apartement?"
"Siapa yang biasa membuat makanan di sana?"
"Apa dia sudah punya kekasih?"
"Apa kau terganggu olehnya?"
"Apa kau-"
Sehun memukul lantai, dan sialan, tangannya jadi sakit. "Stop, kalau kau mau bertanya tanyakan padaku! Kami satu kamar, kami bahkan satu ranjang, dia yang biasanya membuatkan makanan, dan Chanyeol sama sekali tidak pernah terganggu olehku. Dan dia, adalah kekasihku."
Kalimat terakhir sukses membuat Kris dan Chanyeol terbelalak. Dan sebelum Chanyeol mencoba berteriak apa maksud Sehun, Sehun sudah menaruh telunjuknya di mulut si mata besar. Dan memandang Kris begitu tajam.
"Oh," Kris tergelak pelan, dan matanya yang dingin membalas tatapan mengintimidasi Sehun. "Aku ingin tahu alasan Chanyeol hanya memanggilmu teman."
"Dia terlalu malu untuk bicarakan hubungan kami, apa salah?" Sehun memang manusia paling pintar mengada-ngada. Dan ia tidak takut dengan tatapan tidak terima Chanyeol, ia tidak peduli.
Kris jadi serius kembali, ia terlihat tidak suka pada Sehun. Tapi dengan senang hati ia memberikan sebuah senyuman menantang. "Itu kelihatan mengada-ngada sekali, ha. Kau terlalu banyak bicara."
"Chanyeol, apa benar yang dikatakan Sehun?" Kris menuntut jawab, tapi Chanyeol sekali lagi diam. Antara ragu mengatakan sebenarnya, dan ragu oleh ekspresi Sehun yang sukses membuat mulutnya terkatup erat.
Mereka hening sejenak. Tiga orang tinggi di dalam satu ruangan, menatap lekat-lekat satu di antaranya. Sedangkan yang ditatap begitu jengah dengan waktu yang seolah memberontak untuk terus berjalan.
"Kalian berhenti menatapku!" Chanyeol menenggak salivanya, mendapati Kris dan Sehun tidak menanggapi perkataannya. Chanyeol risih dengan tatapan mereka yang memaksa. Dan Sehun yang dari tadi tidak henti merengut, berekspresi seolah jika Chanyeol mengatakan mereka hanya teman lagi, hidupnya akan segera berakhir.
"Baiklah, terserah," Chanyeol berdiri, memutar mata. "Aku katakan. Aku dan Sehun hanya teman. Teman. Astaga, kenapa kalian begitu ribut hanya untuk hal tidak penting seperti ini."
Kris menatap Sehun penuh kemenangan, dan dibalas Sehun dengan tatapan tidak peduli. Dan marah. Pada Chanyeol. Tentu saja. Seseorang yang selama ini ia sayangi oh tidak, mungkin ia cintai hanya berkata bahwa mereka berdua hanya teman. Walaupun memang sebenarnya memang mereka hanya teman.
"Jadi dari tadi itu kau hanya banyak bicara saja," Kris mencibir, nadanya berdesis sinis. Dan itu membuat Chanyeol memutar matanya kesal, dan Sehun tidak punya niatan sama sekali untuk membalasnya.
Chanyeol duduk kembali. Tidak di samping Kris, tidak di samping Sehun juga. Ia memilih jarak yang lebih jauh dari itu, membuang wajah ke arah jendela-jendela yang tirainya ditutup karena sinar matahari hari itu terlalu menyilaukan.
.
.
.
"Hei, kau marah?" Sehun menghela napas ketika Chanyeol masuk ke kamar tanpa bicara. Sementara tubuhnya sudah dikelumbuni oleh selimut, dan berpura-pura tidur walaupun matahari baru saja terbenam. Terserah. Chanyeol terlalu pusing dengan kelakukan Kris dan Sehun hari ini.
"Hei," Sehun menidurkan diri di samping Chanyeol, memeluk pria itu dari belakang. Ini yang biasa Chanyeol lakukan ketika Sehun bersikap bahwa mereka benar-benar sepasang kekasih.
Sehun dulunya tidak sedekat ini, bahkan bertegur sapa saja hanya jika mereka berpapasan di jalan. Tapi tiba-tiba mereka dekat. Oleh salah satu teman mereka, Suho. Yang dulu, Sehun ingat sekali, sangat dekat dengan Chanyeol. Orang-orang mungkin akan berpikir yang tidak-tidak jika saja Chanyeol tidak menjelaskan bahwa mereka hanya teman.
Dari situ Sehun punya rasa tertarik dengan Chanyeol. Ia lebih sering keluar dan pergi bersama laki-laki itu, daripada teman-temannya yang lain. Dan saat itu, Sehun mulai bersikap seperti 'dia adalah milikku', dan selalu mengekor ke mana saja Chanyeol pergi.
Chanyeol risih. Tentu saja. Siapa yang tidak risih dengan seseorang yang selalu berjalan di belakang seperti tidak ada kerjaan lain. Dan suatu hari disaat mereka baru satu bulan tinggal di apartement yang sama, Chanyeol marah, ia terlalu keki dengan sifat Sehun. Anak itu seolah membatasinya melangkah berjalan. Dan mengintrogasinya setiap ia berkenalan dengan orang-orang baru.
"Maaf," Sehun akhirnya mengalah dan meminta maaf, ia mempererat pelukannya. Tapi Chanyeol tetap tak menyahut. "Hei, Chan ... aku salah. Maaf."
Chanyeol membalik badannya, dan wajah mereka langsung bertemu. Chanyeol tergugup, ia hampir memundurkan tubuhnya tapi Sehun menangkap dirinya dan kembali memeluknya erat.
"Jangan marah."
Oke, terserah. Chanyeol tidak bisa menolak jika dia dalam keadaan dipeluk seperti ini. Dan ketika ia berusaha meronta, Sehun malah mendekatkan kembali wajahnya, kemudian mempertemukan bibirnya.
"Sehun!" Chanyeol memundurkan tubuh, tapi Sehun menghentak dan menahan tubuh Chanyeol agar tetap di dalam pelukannya. "Lepas."
"Bilang kau memaafkanku."
"Iya, aku memaafkanmu," Chanyeol memejamkan mata erat-erat ketika Sehun sudah mencium bibirnya lagi.
"Bagus," Sehun akhirnya bangun, melepaskan pelukan Chanyeol dan menyeret tubuhnya ke kamar mandi di dalam kamar. Tidak selang dari itu, hempas air di kamar mandi terdengar hingga keluar. Dan Chanyeol hanya menghela.
Chanyeol bersumpah, ia ingin sekali meninju Sehun karena berani-beraninya menciumnya seolah bibirnya telah ditanda tangani kontrak hanya untuk Sehun saja. Tapi biar begitu. Ia punya segelintir rasa hangat ketika Sehun memeluknya tadi, tatapan yang meminta maaf. Dan beberapa saat, ia tak sadar telah tersenyum sedikit.
"Chanyeol-ah," ah orangnya baru saja keluar dari kamar mandi dan melemparkan handuk ke sudut tempat tidur.
"Jangan taruh handukmu sembarangan Sehun," Chanyeol berdecih. "Dan lain kali panggil aku hyung."
"Tidak mau," Sehun terkekeh, ia membelai pipi berisi Chanyeol kemudian mengecupnya singkat. Sontak membuat Chanyeol kaget.
"Berhenti bertingkah seperti itu Oh Sehun," Chanyeol melemparkan bantal, mendesis ketika melihat Sehun malah tertawa sinis.
"Aku tidak bisa berhenti bertingkah seperti itu," Sehun kembali tersenyum. "Karena aku sendiri tidak bisa berhenti menyukaimu."
"Cih," Chanyeol memalingkan muka, menyembunyikan rona merah di pipinya.
Sehun suka wajah Chanyeol yang seperti marah dan sekaligus malu. Sehun ingin memakannya, ah, kalau saja bisa. Dan bibir itu. Mata dan hidung. Seluruhnya. Sehun ingin memakannya. Kalau saja bisa. Oh tuhan, kalau saja Sehun bisa.
"Eh?" Chanyeol mendudukkan diri, dan sekarang berhadapan langsung di depan Sehun. Ia terdiam sesaat, membuat Sehun bingung sendiri. Dalam detik berikutnya Sehun mendengar bel apartement mereka telah berbunyi berkali-kali.
"Kau mengajak Baekhyun hyungmakan malam lagi?" Sehun mendelik ke arah Chanyeol, seolah kegiatan yang sudah terlalu sering terjadi itu menganggu Sehun. Tapi Chanyeol menggeleng.
"Tidak," Chanyeol mengerutkan alis, ia berdiri berjalan keluar kamar, diikuti Sehun tentu saja. Chanyeol tidak terlalu banyak ambil pusing dan langsung membuka pintu. Dan sosok tinggi itu sekali lagi terlihat. Kris rupanya.
"Halo, Chanyeol," katanya, memberikan sebuah sumringah. Dan Sehun mendengus, ia hendak menyuruh Chanyeol menutup pintu saja sebelum akhirnya pria bertubuh tinggi itu sekali lagi berbicara. "Izinkan aku menginap, tempat tidurku belum diantar."
"Apa?!" selajur dengan kata 'apa' terdengar, pintu ditutup dengan kata, "tidak!"
"Kau kenapa sih Sehun?" Chanyeol membuka lagi pintu yang sudah ditutup. Mempersilahkan Kris masuk dan tersenyum pada pria yang lebih tua. "Tentu saja kau boleh menginap Hyung."
"Tidak boleh," Sehun menatap tajam Kris, "titik."
"Sehun, jangan memandangi Kris seperti itu," Chanyeol mendesah, melewati Sehun dan menarik Kris masuk ke dalam. Membuat Sehun semakin kesal. "Kami tidak punya kamar lebih di sini, kalau kau mau kami bisa sediakan tempat tidur di ruang tengah."
"Aku mau tidur di kamarmu."
"Tidak boleh!" kali itu lengkingan Sehun mengalahkan suara ibu-ibu yang sedang bertengkar di apartement sebelah. Oke Sehun berlebihan.
"Tentu saja boleh," Chanyeol mendelik ke arah Sehun. Oh, betapa Sehun ingin memakan Chanyeol karena pria itu tidak bisa berkompromi dengannya!
Kris menatap Sehun, dan bibirnya bergerak seperti berkata, "aku akan menang."
.
.
.
TBC
Hoaahhh. Apa ini bagus? SeYeol pertamaku. Jelek? Biarin. Aku suka Chanyeol jadi uke . ... tapi sangat sedikit FF yang menceritakan dia uke, mungkin karena badan dia yang terlalu kingkong. Oke. Jangan bash saya.
Ini belum berakhir, dan belum tentu endingnya Chanyeol bakal sama Sehun atau enggak. Berhubung sayanya ngefans berat sama KrisYeol, saya mungkin ngebuat couple KrisYeol bahagia di ending. Dan nanti si item Kai bakal balik, kemudian Suho bakal masuk juga, kemudian Lu- oke kebanyakan hal yang bakal terjadi, padahal di ketik aja belum.
Ada saran plot? Gak ada? Ah, ada dong? Saya kebiasaan buntu ide. Entar malah bikin fict baru lagi -_-, hehe ._.v.
Soal yang lagi nunggu The Dark, lagi proses ngetik. Dan oh Tuhan, aku perlu plot untuk FF The Dark. Aku buntu ide -_-, oke saya curcol.
Oke, kutunggu review kalian. Dan, tolong, jangan basoka saya.
Salam PerFF-an, dan PerChanyeol-an, serta PerKrisYeolan, da-
Bye!
