Tittle : COMPLICATED STORY

Cast :

-Do Kyungsoo (Dio)

-Park Chanyeol (Chanyeol)

-Wu Yifan (Kris)

-Oh Sehun (Sehun)

-Kim Jong In (Kai)

-Zhang Yixing (Lay)

-Kim Junmyeon (Suho)

(nb: Cast bermunculan seiring berjalannya cerita)

This is ChanSoo, KrisSoo, KaiSoo, HunSoo fanfict. Maaf kalo ada yang gak suka FF ini bisa klik [X]. Daripada muntah-muntah sampe tumveh-tumveh di FF ini.

Warning : BL, YAOI, typo(s), alur berantakan, cerita pasaran, gak menarik

NO FLAME

NO PLAGIAT

NO BASH

JUST FANFICTION

HAPPY READING GUYS~~

-PB 1301-

Chanyeol POV

Sangat dingin itu yang aku rasakan sekarang, akir-akhir ini hujan membasahi kota Seoul. Disaat seperti ini aku selalu memikirkanmu. Apakah kamu sudah makan? Apa kamu baik-baik saja?. Pikiranku hanya di penuhi olehmu. Mengingat jarak kita yang selalu jauh, tidak ada banyak waktu yang bisa kita luangkan untuk bertemu. kucoba menghubungimu, namun tidak ada jawaban. Semua ini membuatku sangat khawatir. Aku merindukanmu, akhirnya aku putuskan untuk pergi menemuimu. Entah mengapa hatiku merasa tidak tenang, aku sudah berada tepat di sebrang kampusmu. Aku seperti melihatmu, penglihatanku sedikit buyar karena hujan yang terlalu lebat membuatku tidak bisa melihat dengan jelas. Kakiku mulai melangkah mendekat, memisahkan jarak dengan orang yang aku yakini adalah kau. Senyum mulai mngembang di bibirku. Beribu kata telah aku persiapkan namun sepertinya terlambat orang itu telah memasuki bus dan pergi. Bahkan aku tak sempat memastikan itu kau. Hujan yang deras membuatku harus berdiam diri di halte tempat orang tadi berdiri.

"Chanyeol" ucap suara membuyarkan lamunanku. Kau pun menoleh mengikuti arah suara.

"Nuguseyo?" tanyaku.

"Kau melupakanku? Aku Kris teman SMA mu.."

"Kris! Ahh.. aku merindukanmu." Ucapku memeluk tubuhnya yang kebih tinggi dariku itu.

"Aku tidak menyangka akan bertemu kau disini. Bagaimana kabarmu? Kapan aku kembali dari Kanada? Bagaimana eomma, appa dan adikmu Sehun? Ohya ada urrusan apa kau disini? Apa kau juga bersekolah disini? Kenapa aku tidak tahu?" tanyaku bertubi-tubi.

"Apa kau sedang mengintrogasiku, huh?"

"hehe, maafkan aku." Ucapku menunjukan sign V

"haaahh... baiklah, aku baik-baik saja seperti yang kau lihat. Aku sebulan yang lalu kesini. Stop berhenti memotong pembicaraanku, Chanyeol. Keluargaku baik-baik saja. Aku bersekolah disini, jurusan IPA. Kau tidak tahu karena kita beda jurusan. Cukupkan?" tanyanya.

Aku hanya menganggukan kepalaku pertanda mengerti.

Akhirnya aku menghabiskan waktu dengan Kris. Banyak sekali yang kita perbincangkan. 30 menit berlalu hujan sangat deras. Hingga akhirnya aku merasakan handphone ku bergetar.

"Yeoboseyo?"

"Chanyeol-ah, mianhae aku tidak bisa pergi denganmu hari ini?" ucap seorang di sebrang sana. Yang aku yakini adalah namjachinguku.

"Waeyo chagiya?" ucapku heran, masalahnya dia telah berjanji untuk menemuiku di halte ini.

"eung, itu aku- aku harus pergi dengan Lay Hyung"

"Bukankah hari ini hujan? Bukankah Lay Hyung tidak akan pergi keluar rumah jika sedang hujan Chagi. Apa kau sedang mencoba membohongiku?" tanyaku curiga.

"eoh, itu aku juga tidak tahu mengapa Lay Hyung mengajakku pergi ketika hujan. Sungguh aku tidak ada niatan untuk membohongimu, Chanie." Nada suaranya terdengar memelas. Sebelum menjawab aku menghela nafas pasrah.

"haah.. baiklah, hati-hati di jalan. Bawalah payung. Aku mencintaimu"

"Ne, aku tahu."

PIP

Aku memandangi handphone dengan tatapan nanar mungkin. Aku tahu, dia tidak seprti yang dulu. Saat aku mengucapkan kata-kata seperti itu (red: Aku mencintaimu) dia hanya akan menjawab dengan 'aku tahu'. Haaahh..

"Waeyo? Mengapa kau seprti itu, Yeol?"

"hah? Tidak aku tidak apa-apa. Kris."

"siapa tadi? Namjachingumu?"

"yaa. Dia namjachingu ku"

"Jinjayo? Mengapa kau tidak bercerita padaku, eoh?"

"kau tidak bertanya" jawabku ketus.

"ceritakanlah seperti apa orang tersebut?"

"hmm.. dia cantik untuk ukuran seorang namja. Dia orang yang polos, hangat dan juga ceria. Dia orang yang membuatku kembali hidup."

"wow, kau beruntung sekali. Siapa nama namja yang beruntung itu?"

"dia bernama Kyung-"

"ah Chanyeol, maaf aku terima telepon dulu."

"ya silahkan" ucapku tersenyum tipis.

"Chanyeol, maafkan aku. Aku harus segera pergi, hujan sudah cukup reda. Annyeong"

"Ne, berhati-hatilah. Annyeong"

Other side

Dio POV

Aku menggenggam erat ponsel di tanganku, apa yang harus aku lakukan sekarang?aku bingung. Apakah aku harus melanjutkan semua ini ?ataukah mengakhirinya. Di satu sisi aku sangat menyesal telah menduakan Chanyeol, tapi disisi lain aku pun membutuhkan Kris.

"Kau mau kemana Dio-ah?"

Aku menoleh tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan orang itu, yang aku yakini adalah Suho Hyung.

"Apa kau akan pergi dengan Chanyeol?" Tanya Suho.

"Ani, Hyung. Aku akan pergi dengan..,-"

"kris?"tanya suho dengan nada datar, aku menganggukan kepalaku danpergi meninggalkan hyungku

Aku merogoh ponselku, menekan beberapa nomor yang sangat aku kenal

"yeoboseyo?"ucap suara di sebrang sana

"ah kris,kau dimana?"tanyaku

Aku pun menoleh ke belakang . ternyata memang dia sedang berada di belakangku. Ku lihat dia melambaikan tangan kirinya dan tangan kanannya sedang memegang ponsel. Aku tersenyum senang melihatnya, aku segera menghampirinya dan memeluknya. Dia merusak rambutku gemas

"yaish..kau merusak rambutku hyung"ucapku sambil mempoutkan bibirku

"kau sungguh menggemaskan, baby"ucapnya terkekeh geli

"kajja, kitakita ke taman hyung"ajakku

Tanpa persetujuan darinya aku menarik Kris Hyung ke taman yang aku maksud. Aku mendudukan di bangku kosong yang masih agak basah terkena hujan tadi. Diikuti dengan Kris Hyung.

Hening. Satu kata yang menggambarkan keadaan kita berdua. Aku menikmati harum tanah yang khas akibat siraman air hujan, menerawang jauh kedepan. Memikirkan seseorang yang selalu berada di sampingku sebelum Kris Hyung. Ya dia Chanyeol. Park Chanyeol.

"-soo.." perkataan disertai tepukan di bahuku. Membawaku ke alam nyata. Aku menoleh dan tersenyum.

"Kau kenapa?" tanya Kris Hyung, gurat wajahnya menyiratkan kekhawatiran

"Aku tidak apa-apa. Memangnya aku kenapa?"

"Kau sedari tadi tidak mendengarkanku."

"benarkah? Maafkan aku" ucapku menunjukan penyesalan.

"Baiklah. Mengapa kau mengajakku kemari?"

"Soal itu, aku akan pergi ke Kanada untuk mengikuti olimpiade fisika, Hyung."

"Wooo... benarkah? Chukkaeyo baby kau benar-benar pintar"

"Ne, tapi aku tidak ingin sendiri. Aku ingin kau menemaniku, bisakah? Jebal." Ucapku dengan memberikan sedikit aegyoku.

"kau menggemaskan, baby." ucapnya. Aku menggembungkan pipiku.

Cupp.

Kris Hyung mengecup pipiku sekilas. "Tapi maafkan aku, aku tidak bisa menemanimu. Karena, kau tahu sendiri kan, baby. Aku harus membantu perusahaan appa disini. Mianhae." Lanjutnya.

"ya ya ya aku tahu. Kau sibuk, sajangnim."

"Yak! Jangan panggil aku seperti itu. Eung, kapan kau akan berangkat?"

"Kemungkinan besar besok, Hyung. Aku akan berada disana ksekitar 2 minggu. Entahlah akupun tidak mengerti mengapa lama sekali berada disana."

"Apa kau sudah mempersiapkan barang-barangmu, Kyungie?"

"Belum, hyung. Aku ingin menghabiskan waktuku denganmu terlebih dahulu."

"Hah kau ini selalu seperti itu. Ayo hyung antar pulang, jangan membantah Kyung." Ucap Kris Hyung tegas.

Aku hanya menganggukan kepalaku dengan lemas. Jujur saja aku sangat ingin berjalan-jalan dengan Kris Hyung. Tapi mau bagaimana lagi, jika Kris Hyung sudah seperti itu aku harus menurutinya. Itulah sikap Kris Hyung yang selalu dia tunjukkan kepadaku dan sikap itulah yang tidak aku sukai darinya.

Kami bersenda gurau sepanjang perjalanan ke rumahku. Terkadang Kris hyung menggodaku membuat pipiku bersemu dan akhirnya aku memukulinya. Hingga dia meringis –sebenarnya pura-pura meringis- kesakitan. Atau Kris Hyung yang membuat ekspresi-ekspresi konyol yang menurutku tidak cocok untuknya. Alhasil, aku pun tertawa terbahak-bahak akibat ulahnya. Kami pun sampai di depan rumahku. Kris Hyung memegang pundakku dan membawaku kedalam pelukan hangatnya yang aku sukai. Aku pun membalas pelukan Kris Hyung, menyandarkan kepalaku pada dada bidangnya. Meresapi setiap detik yang dilewati.

"Aku pasti akan merindukanmu." Gumamnya pelan, tetapi masih bisa didengar olehku.

"Aku pun begitu, Hyung" balasku

"Baik-baiklah disana, jangan lupakan kesehatanmu. Aku tidak mau kau sakit, Baby." pesannya.

Aku mengaggukan kepalaku.

"Jika kau punya waktu, sempatkanlah untuk mengirimi ku pesan singkat."

"Ne, hyung kan aku usahakan." Kris hyung melepaskan pelukannya, membuatku merasa kehilangan kehangatan. Dia mengecup dahiku, sontak aku memejamkan mataku.

"Masuklah," ucap Kris hyung setelah mengecupku.

"Ne, Hyung. Berhati-hatilah. Pay pay" aku melambaikan tanganku dan mulai memasuki rumah, tetapi aku menghentikan langkahku sejenak saat aku merasa Kris Hyung belum beranjak dari tempatnya. Aku pun menoleh ke belakang, ternyata benar dia masih berdiri di depan rumah.

Dia melemparkan senyum menawannya dan bergumam 'Saranghae'. Aku terkekeh kecil melihatnya dan menganggukan kepalaku. Aku pun melangkahkan kembali kakiku ke dalam rumah.

Senyum yang aku perlihatkan kepada Kris hyung perlahan memudar, tergantikan dengan sebuah rasa penyesalan yang amat mendalam.

"Maafkan aku, Hyung" ujarku lirih.

-TBC-

Pendek? Memang. Maafkan saya readerdeul. Mungkin di chap selanjutnya akan lebih panjang. Semoga saja. Saya author baru di FFn ini. semoga kalian menyukai FF pertama saya. So, jangan lupa review yaa. Satu review dari anda sangat membantu untuk kehidupan FF ini. Pay pay readerdeul. Civok satu-satu :*