Disclaimer:

Naruto © Masashi Kishimoto

Between of All © Haruchi Nigiyama

Warning: Always OOC (out of character), full of imagination


Prolog

.

.

Jika suatu perjanjian sudah dibuat dan disetujui, maka seharusnya tidak akan ada yang mengkhianatinya, tetapi jika perjanjian itu dikhianati, maka selalu ada konsekuensinya.

Katanya, tidak ada persahabatan yang benar-benar murni bersahabat antara laki-laki dan perempuan, salah satu dari mereka pasti akan meminta arti lebih tentang keberadaannya, apa iya?

Lantas, sejauh mana persahabatan dapat bertahan tanpa bayang-bayang rasa suka dan cinta?

.

.

Dibentuklah sebuah perjanjian

"Bagaimana jika kita membuat kesepakatan bahwa diantara kita tidak boleh ada kata pacaran sesama sahabat?"

"Baiklah, aku setuju. Kalian?"

"...tetapi bagaimana jika ada yang melanggarnya?"

"maka kita tidak akan bisa bersahabat seperti sekarang ini, situasinya akan jelas berbeda."

.

.

Saat cinta mulai tumbuh

"Hari ini aku memang hanya memakai bedak, terpesona ya sampai melihatku sebegitunya?"

"Ah, kenapa harus ada mahluk semanis itu sih?"

"Rasanya keluargaku tidak ada riwayat penyakit jantung, tapi kenapa debarannya sekencang ini?"

"Aku... mungkinkah... suka?"

"Kenapa saat melihat dia bersama orang lain, badan rasanya gerah ya?"

.

.

Memendam perasaan cinta sendirian

"Rasanya aneh, kebanyakan orang curhat mengenai orang yang disukainya kepada sahabatnya, kenapa aku malah harus menyembunyikannya?"

"Apa aku harus berpura-pura pacaran dengan orang lain saja?"

"Aku menyukainya, tetapi aku tak mau persahabatan ini hancur."

"Mungkin aku harus memendam perasaan ini…"

"Aku menyesal membuat perjanjian bodoh ini, aku menyesal…"

.

.

Tidak dapat memendamnya terlalu lama

"Aku menyukaimu!"

"Aku tidak peduli dengan perjanjian bodoh itu!"

"Bukankah lebih baik kita berkomitmen tanpa status, sehingga kita bisa menjaga semuanya?"

"...tatap mataku dan katakan bahwa kau juga mencintaiku!"

"Bodoh, aku hanya mencintaimu, bodoh!"

.

.

Dan lambat-laun pun terbongkar

"Kau jadian dengan dia?"

"Penghianat!"

"Kau tega membohongi aku... kami semua?"

"Aku ingin persahabatan ini tetap utuh dan aku bisa berpacaran dengan dia!"

"Egois!"

.

.

Keadaan yang memaksa untuk berubah

"Sudahlah, aku ada disini, bodoh!"

"Aku rindu kalian semua…"

"Maaf, kau siapa ya? Oh.. si pengkhianat?"

"Apa kita bisa kembali seperti dulu lagi?"

"Jadi, arti pertemanan hanya sampai di sini ya?"

.

.

Dan akhirnya.. benar-benar hancur

"Aku muak dengan perjanjian ini. Aku muak dengan semuanya!"

"Aku membencimu!"

"Pergi!"

"Menyebalkan!"

"...kurasa harus kita mengakhiri hubungan ini, maaf."

"Semuanya memang takkan seperti dulu lagi, kan?"

.

.

Sahabat yang baik adalah sahabat yang dapat mendengar keluh kesahmu tanpa mengeluh...

yang akan mengubah sikap burukmu, bukan memakluminya...

yang dapat menciptakan kenyamanan, bahkan dalam keadaan hening sekalipun...

.

.

[Coming Soon]


Next?