Bastard Guardian

.

.

.

Main Pair: Park Chanyeol x Byun Baekhyun

Rate: T

Genre: Romance, Drama, School-life

Disclaimer: All the casts aren't mine but the story's originally mine.

Warning: BoyxBoy, Shou-ai, OOC, typo(s)

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

Baekhyun hanyalah siswa biasa yang tidak ingin terkena masalah apapun dengan siapapun. Tapi, karena kesalahan Luhan dan Kyungsoo, surat cinta yang dibuat oleh Luhan untuk Sehun sunbae ternyata justru dibaca oleh Park Chanyeol – salah satu berandal di sekolahnya – dan lebih parahnya lagi Park Chanyeol mengira Baekhyun-lah yang menulis surat itu dan Chanyeol menerima Baekhyun sebagai kekasihnya.

.

.

HAPPY READING

.

.

Pagi hari yang cerah. Hal ini merupakan awal yang bagus untuk memulai aktivitas di pagi hari sehingga menjadi lebih semangat untuk menjalankannya.

Hal ini sepertinya berpengaruh kepada seorang namja mungil yang sedang berjalan dengan riang menuju ke gerbang sekolahnya. Kepalanya mengangguk-angguk mengikuti alunan musik dari kedua earphone yang terdapat di kedua telinganya. Rambut coklatnya bergerak seirama dengan kepalanya yang naik-turun.

Langkah namja mungil itu terhenti ketika dia sudah berhasil masuk ke dalam gedung sekolahnya. Dia berhenti bukan karena dia lupa kelas pertamanya di hari itu melainkan karena namja mungil itu tidak bisa berjalan menuju kelasnya yang terdapat di lantai dua.

Namja mungil itu mengernyitkan keningnya bingung sambil menatap ke arah kerumunan siswa-siswi di hadapannya. Tangannya lalu bergerak untuk menggoyangkan lengan salah seorang siswa dan membuat siswa itu membalikan tubuhnya dan menatap ke arahnya dengan bingung.

"Ada apa?"

"Eh, a-anu sebenarnya ada apa ramai-ramai begini?"

Siswa yang berdiri di hadapannya hanya mengangguk lalu menunjuk ke arah depan dengan menggunakan dagunya.

"Seperti biasa. Ada seseorang yang berani menyatakan perasaan kepada Chanyeol sunbae"

Mendengar nama salah satu sunbaenya disebut, namja mungil itu mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Setelah mengucapkan terima kasih, namja mungil itu memilih untuk berjalan keluar lalu memutari gedung dan masuk lagi lewat pintu belakang.

"Hah, memang melelahkan. Tapi, daripada terkena masalah lebih baik aku menghindar kan?"

.

.

.

"Baekhyun!"

Seorang namja mungil – Baekhyun – yang baru saja ingin masuk ke dalam kelasnya segera menghentikan langkah dan menoleh ke belakang. Baekhyun bisa melihat seorang namja bertubuh tak kalah mungil darinya sedang berlari-lari kecil ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Baekhyun ketika namja mungil itu sudah tiba di depannya.

Luhan –namja mungil itu – mendengus ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut sahabatnya.

"Kau kemana saja? Kenapa baru datang? Kau ketinggalan pertunjukan seru" ucap Luhan sambil terkekeh.

Baekhyun mengangkat bahunya acuh dan memilih untuk tidak menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Dirinya kan memang biasa datang jam segini tapi kenapa Luhan malah bertanya seolah-olah Baekhyun biasa datang lebih pagi?

"Benarkah?" tanya Baekhyun tanpa antusias sama sekali. Yah, dia cukup mengetahui maksud dari 'pertunjukan' yang diucapkan oleh Luhan.

"Tentu saja. Kau tau Kim Nayeon kan? Siswi yang minggu lalu menang olimpiade matematika? Dia tadi menyatakan perasaannya kepada Chanyeol sunbae" cerita Luhan dengan menggebu-gebu.

Baekhyun menganggukan kepalanya santai. Dia tau Kim Nayeon. Dulu mereka pernah satu kelas ketika berada di kelas satu, tapi ketika di kelas dua ternyata kelas mereka dipisah dan Baekhyun tidak sekelas lagi dengan Nayeon. Baekhyun memang tidak cukup dekat dengannya tapi Baekhyun lumayan mengetahui kalau yeoja cantik itu merupakan salah satu siswi yang menjadi incaran para namja dan ketika mendengar kalau ternyata Nayeon-lah yang menyatakan perasaan kepada Chanyeol pagi ini, entah kenapa Baekhyun merasa agak kasihan dengannya.

"Lalu? Apa Nayeon diterima?"

Luhan menggelengkan kepala.

"Kau seperti tidak mengetahui Chanyeol sunbae saja. Mana pernah Chanyeol sunbae menerima seseorang menjadi kekasihnya kan? Yang ada di pikirannya kan hanya tawuran terus-menerus"

"Ya ampun, Lu. Jangan asal bicara begitu! Kalau ada yang mendengar lalu mengatakannya ke Chanyeol sunbae bagaimana? Kau bisa mendapat masalah!"

Luhan hanya mengangkat bahunya acuh. Bukannya tidak takut, tapi namja mungil bermata rusa itu yakin kalau tidak akan ada yang mendengar komentarnya tentang Chanyeol tadi karena Luhan mengatakannya sambil berbisik kepada Baekhyun, jadi kecil kemungkinan orang lain akan mendengarnya.

.

.

.

Baekhyun dan Luhan berjalan menuju ke kantin sambil sesekali tertawa bersama ketika salah satu diantara mereka mengatakan sebuah lelucon. Keduanya lalu berbaris untuk mengantre membeli makan siang sambil sesekali bercanda atau membahas tentang pelajaran yang tadi mereka pelajari.

Baru saja Baekhyun ingin maju selangkah ke depan ketika seseorang menyalip di depannya sehingga membuat Baekhyun mengurungkan niatnya untuk maju ke depan. Luhan yang berdiri di belakang Baekhyun membelalakan matanya terkejut ketika melihat seseorang dengan seenaknya memotong antrean mereka.

"Hei, berbarislah dengan benar!" seru Luhan kesal.

Baekhyun yang melihat Luhan ingin menarik seragam orang itu dari belakang segera menahan pergelangan tangan Luhan dan memintanya untuk tenang.

"Sudahlah, Lu. Tidak apa-apa"

Luhan menatap Baekhyun dengan alis yang terangkat sebelah. Bagaimana mungkin Baekhyun bisa sesantai ini ketika seseorang memotong barisannya?!

"Ya! Kau! Astaga! Apa kau tidak punya mata ya?"

Seseorang yang tadi memotong barisan di depan Baekhyun menolehkan kepalanya dan menatap ke arah Luhan dan Baekhyun dengan tajam. Luhan membalas tatapan orang tersebut dan hampir saja menarik kerah seragam orang itu kalau saja Baekhyun tidak menahan tangan Luhan dengan lebih erat.

"Lu, sudahlah. Jangan membuat keributan"

"Heh, kau dengar apa yang diucapkan oleh temanmu ini, bocah tengik? Dia saja tidak masalah tapi kenapa kau mencari masalah denganku, heh?"

Luhan baru saja ingin membalas ucapan orang itu tapi Baekhyun segera menarik pergelangan tangan Luhan untuk berjalan menjauh dari barisan tersebut. Luhan mendengus kesal lalu membebaskan dirinya dari pegangan Baekhyun.

"Kenapa kau menarikku keluar barisan?!" seru Luhan kesal.

"Agar kau tidak bertengkar dengannya! Oh, sudahlah. Kita temui saja Kyungsoo. Semoga saja dia membawa bekal lebih sehingga kita bisa mengganjal perut kita agar tidak kelaparan"

Luhan mendengus kesal.

"Kalau saja kau tidak menahanku mungkin saat ini kita sedang makan siang dengan tenang"

"Kalau saja aku tidak menahanmu mungkin saat ini kita sedang berada di UKS atau ruang guru"

Baekhyun memutar bola matanya malas sambil menarik lengan Luhan agar segera keluar dari kantin. Keduanya tidak menyadari kalau seseorang yang berada di sana tengah memperhatikan mereka – atau lebih tepatnya salah satu diantara mereka – sejak tadi. Tangan besar itu meremas kaleng soda yang sudah kosong hingga remuk membuat seseorang yang duduk di hadapannya menaikan sebelah alisnya dengan bingung.

"Ada apa denganmu, hyung?"

Namja itu menggelengkan kepalanya.

"Tidak, hanya saja aku merasa kalau tanganku terasa gatal"

.

.

.

Bel pulang sekolah merupakan salah satu bel yang paling ditunggu-tunggu oleh para murid yang berada di seluruh dunia. Luhan dan Baekhyun salah satunya. Kedua namja mungil itu dengan semangat membereskan peralatan sekolah mereka dan memasukannya ke dalam tas ransel. Setelah selesai keduanya lalu berjalan bersama menuju ke gerbang sekolah.

"Eh, ada apa ramai-ramai begitu?" tanya Luhan bingung.

Baekhyun mengikuti arah pandang Luhan yang kini sedang menatap ke arah lapangan upacara. Di sana banyak sekali orang-orang yang sedang berkerumun dan mereka bisa mendengar suara teriakan-teriakan dari arah sana.

"Hei, ayo kita lihat!"

Belum sempat Baekhyun menolak, Luhan sudah lebih dulu menarik pergelangan tangannya menuju ke arah tengah lapangan untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana.

Beruntunglah keduanya sama-sama memiliki ukuran tubuh yang mungil sehingga mereka berdua bisa dengan mudah menyelinap di antara siswa-siswi yang lain.

"Hei, itu Chanyeol sunbae dan teman-temannya" bisik Luhan ketika mereka sudah berdiri di barisan yang paling depan.

Baekhyun meringis ketika melihat Chanyeol sunbae sedang memukul seorang siswa secara bertubi-tubi. Di sampingnya ada dua orang temannya yang lain yang hanya menatap ke arah Chanyeol tanpa berniat untuk melerai mereka berdua.

"B-Baek..."

Baekhyun menoleh ke arah Luhan ketika mendengar namja mungil itu memanggil namanya. Kening Baekhyun mengernyit ketika dia melihat ekspresi yang terlukis di wajah Luhan. Matanya membulat dan mulutnya menganga kecil dengan jari telunjuk yang menunjuk ke arah tengah lapangan atau lebih tepatnya ke arah seseorang yang sedang dipukul bertubi-tubi oleh Chanyeol.

"O-orang itu kan yang tadi memotong barisanmu" ucap Luhan.

Baekhyun menoleh dengan cepat ke arah lapangan lalu memincingkan matanya. Setelah itu matanya membulat ketika apa yang baru saja dikatakan oleh Luhan ternyata benar! Namja yang saat ini sedang dipukul oleh Chanyeol ternyata adalah orang yang tadi memotong barisannya.

"Apa yang dia perbuat sehingga Chanyeol sunbae mengamuk begitu?" ucap Baekhyun.

Entah suara Baekhyun yang terlalu keras atau justru pendengaran Chanyeol-lah yang terlalu tajam sehingga namja tinggi yang berjarak beberapa meter dari mereka itu menoleh ke arah Baekhyun dan menatap ke dalam bola matanya selama beberapa saat sebelum akhirnya dia kembali memukuli korbannya.

Tubuh Baekhyun membeku.

"Lu-Luhan..."

Luhan menatap Baekhyun dengan tatapan terkejut. Mulut namja mungil itu semakin menganga dan kini jari telunjuknya bukan lagi menunjuk ke arah namja yang menjadi korban pemukulan melainkan menunjuk ke arah sang pelaku pemukulan.

"Baekhyun, apa tadi Chanyeol sunbae menatap ke arahmu?" bisik Luhan.

Baekhyun menelan air liurnya dengan susah payah sebelum akhirnya dia mengangguk pelan.

"Se-sepertinya begitu"

.

.

.

Sudah hampir satu minggu sejak kejadian Chanyeol memukul seorang siswa di lapangan dan menatap ke arah Baekhyun dengan intens dan sudah satu minggu pula Baekhyun tidak pergi ke kantin sama sekali.

Bukan karena tidak ingin, tapi Baekhyun benar-benar takut untuk pergi keluar dari kelasnya selain untuk pulang sekolah. Ini semua karena seminggu lalu ketika Chanyeol menatap ke arahnya saat mereka berada di lapangan waktu itu. Siapapun yang ditatap oleh Chanyeol, biasanya orang tersebut akan menjadi mainan Chanyeol selama beberapa waktu. Oleh karena itu, daripada dia bertemu dengan Chanyeol di kantin, lebih baik namja mungil itu menetap saja di kelasnya.

"Kau yakin tidak mau ikut denganku dan Kyungsoo?" tanya Luhan untuk kesekian kalinya.

Baekhyun mengangguk. "Ya. Aku tidak ingin mendapatkan masalah, Lu. Jadi, lebih baik aku tidak ikut dengan kalian"

"Tapi, kau kan tidak membawa bekal, Baek"

"Aku tidak lapar kok"

Luhan mengernyitkan keningnya. "Benarkah?"

Baekhyun mengangguk yakin. Luhan menghela napasnya sebelum akhirnya ia menepuk bahu Baekhyun dan berjalan keluar kelas. Luhan yakin kalau sahabatnya itu sangat lapar jadi dia akan membelikan Baekhyun roti isi nanti di kantin.

Setelah Luhan pergi ke kantin, Baekhyun memutuskan untuk mendengarkan lagu untuk mengusir rasa bosannya. Sejujurnya, ia merasa lapar tapi Baekhyun benar-benar takut kalau nanti ia akan bertemu dengan Chanyeol di kantin dan dia akan menjadi mainan Chanyeol.

Baekhyun bergidik ngeri. Membayangkan hal itu saja sudah membuatnya merinding, apalagi kalau dia benar-benar menjadi mainan Chanyeol? Bisa habis dia.

Baekhyun mengerang sambil memegang perut mungilnya yang berbunyi.

"Lapar..." gumamnya.

Ketika Baekhyun sedang mengusap-usap perutnya, salah seorang murid mengatakan kalau Baekhyun dipanggil oleh salah seorang guru untuk segera datang ke ruang guru.

Baekhyun menghela napasnya. Dia kan sedang tidak ingin pergi keluar kelas, kenapa gurunya malah memanggilnya sekarang? Baekhyun bangkit dari duduknya lalu segera berjalan keluar kelas. Dalam hatinya, namja mungil itu berdoa agar dia tidak bertemu dengan Chanyeol.

.

.

.

Baekhyun menghentak-hentakan kakinya dengan kesal. Murid itu membohonginya! Ketika namja mungil itu pergi ke ruang guru, para guru itu malah bertanya apa yang sedang dilakukan olehnya di sana dan ketika Baekhyun menjelaskan kalau salah seorang siswa mengatakan bahwa Baekhyun dipanggil ke ruang guru, para guru itu malah menggelengkan kepalanya dan mengatakan mungkin Baekhyun dijahili oleh murid itu.

"Apa sih tujuannya menjahiliku? Aku kan tidak pernah menjahili siapapun!" gerutunya kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

Baekhyun melangkah masuk ke dalam kelasnya lagi dan sepertinya Luhan belum kembali dari kantin karena namja bermata rusa itu tidak ada di dalam kelas.

"Eh, roti isi?"

Baekhyun mengernyitkan keningnya bingung ketika dia melihat roti isi dan juga susu kotak stroberi terdapat di atas mejanya.

"Dari Luhan ya? Apa dia pergi ke kelas Kyungsoo?"

Baekhyun mengangkat bahunya acuh. Ternyata Luhan benar-benar pengertian dengannya, buktinya namja bermata rusa itu membelikannya roti isi dan juga susu.

Ketika Baekhyun menelan suapan terakhir roti isi tersebut, Luhan berjalan masuk ke dalam kelas dan ia segera berjalan menghampiri Baekhyun yang sedang meminum susunya.

"Eh, kau tadi pergi ke kantin? Kok aku tidak melihatmu?" tanya Luhan dengan kening mengernyit.

Baekhyun meletakan susu kotaknya di atas meja lalu menatap Luhan dengan bingung.

"Bukannya ini darimu? Kau kan yang membelikannya untukku?"

Luhan menggelengkan kepalanya lalu meletakan roti stroberi dan juga susu stroberi di atas meja Baekhyun.

"Tidak. Ini roti dan susu yang kubelikan"

Baekhyun mengernyitkan keningnya. "Kalau bukan kau yang membeli ini semua, lalu siapa?"

Luhan terdiam lalu mengangkat bahunya.

"Aku tidak tau"

.

.

.

Seorang namja berambut merah berjalan berdampingan dengan seorang namja berkulit putih pucat. Langkah namja berambut merah itu tiba-tiba terhenti tak jauh dari pintu sebuah kelas.

"Kenapa berhenti hyung?"

Namja berambut merah itu tak menjawab dan mengalihkan pandangannya ke dalam kelas lalu melihat seorang namja mungil yang sedang duduk di tempatnya dan sepertinya sedang dibujuk oleh salah seorang temannya.

Namja berkulit putih pucat itu segera mengikuti arah pandangan si namja berambut merah dan menggelengkan kepalanya. Sudah terbiasa dengan sikap si namja berambut merah itu yang suka memperhatikan seorang namja yang sedang duduk di tempatnya itu.

"Sudah satu minggu dia tidak pergi ke kantin" gumam si rambut merah.

Namja berkulit putih pucat menoleh dengan cepat sebelum akhirnya ia terdiam. Sama sekali tidak ingin mengomentari ucapan dari namja berambut merah itu.

"Ayo, Sehun. Kita harus segera ke kantin"

Namja berkulit pucat – Sehun – hanya menatap datar ke arah namja berambut merah yang kini sudah berjalan lebih dulu menuju ke kantin. Sehun menghela napasnya.

"Bukankah kita tadi ingin pergi ke lapangan indoor?" gumam Sehun.

Karena tidak ingin tertinggal terlalu jauh, Sehun segera berjalan dengan cepat untuk bisa mengejar sosok yang sudah berjalan lebih dulu darinya ke kantin. Sehun berjalan mengikuti si namja berambut merah yang saat ini sedang membeli satu buah roti isi dan juga sekotak susu rasa stroberi. Kening Sehun mengernyit.

"Sejak kapan kau suka susu stroberi, hyung?"

Namja itu tidak menjawab lalu menyerahkan sejumlah uang dan segera berjalan keluar dari kantin. Mereka berjalan kembali menuju ke kelas tadi dan si rambut merah mengatakan sesuatu kepada seorang siswa yang lewat di sana.

"Apa yang kau katakan padanya, hyung?"

"Kau lihat saja nanti"

Tak lama siswa yang tadi berbicara dengan si rambut merah melangkah masuk ke dalam kelas dan setelah itu seorang namja mungil berambut coklat berjalan keluar dari kelas tersebut.

"Hei, dia pergi hyung"

"Memang itu yang kuinginkan"

Kening Sehun mengernyit. Biasanya, sosok di hadapannya ini akan mengikuti kemanapun namja berambut coklat itu pergi tapi sekarang sosok itu malah menginginkan agar dia pergi?

Sehun mengikuti si rambut merah masuk ke dalam kelas dan berhenti di ambang pintu sambil menatap ke arah si rambut merah yang berdiri di depan sebuah meja dan meletakan roti isi dan juga susu kotak yang tadi dibelinya di atas meja tersebut. Sehun mendengus. Seharusnya dia sudah bisa menebak tujuan dari si rambut merah itu membeli roti isi dan juga susu kotak rasa stroberi yang jelas-jelas tidak disukai oleh si rambut merah.

"Kau benar-benar serius ingin melindunginya ya, Chanyeol hyung?" gumamnya pelan.

.

.

.

Baekhyun dan Kyungsoo berjalan berdampingan sambil menggeleng-gelengkan kepala mereka ketika melihat tingkah Luhan yang sangat bersemangat.

"Lu, pelan-pelan saja" tegur Baekhyun ketika melihat Luhan tersandung kakinya sendiri karena anak itu berlari-lari kecil sambil melompat.

"Kalau kita berjalan pelan-pelan kita tidak akan bisa mendapatkan kursi paling depan!" seru Luhan.

"Kalau begitu kau pergi duluan saja. Aku dan Baekhyun akan menyusul nanti" ucap Kyungsoo.

Mendengar ucapan Kyungsoo, Luhan tersenyum lebar lalu segera berlari dengan cepat menuju ke arah lapangan indoor yang saat ini sudah ramai dengan suara teriakan siswa-siswi.

"Tim basket sekolah lawan sepertinya cukup terkenal juga ya?" ucap Baekhyun sambil menatap ke arah banner-banner yang berada di tangan siswa-siswi di sana.

"Tim basket sekolah kita juga tidak kalah kok. Chanyeol sunbae dan teman-temannya yang lain ikut dalam tim basket juga sih" ucap Kyungsoo.

Baekhyun menganggukan kepalanya. Chanyeol dan dua orang temannya yang lain memang tergabung dalam tim basket sekolah mereka. Selain karena kemampuan basket mereka yang memang hebat, paras tampan mereka juga membuat tim basket sekolah mereka memiliki banyak sekali penggemar, baik itu siswa-siswi sekolah mereka ataupun dari sekolah lain.

"Hei, itu Nayeon! Sepertinya dia masih berusaha untuk mendapatkan Chanyeol ya?" ucap Kyungsoo sambil menunjuk ke arah seorang siswi yang memegang banner dengan tulisan 'Park Chanyeol' di tangannya.

Baekhyun mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh Kyungsoo lalu mengangguk. Setelah Nayeon ditolak oleh Chanyeol, siswi itu justru semakin sering berusaha untuk mendapatkan perhatian dari Chanyeol namun sepertinya namja tinggi itu sama sekali tidak tertarik dengan Nayeon sehingga ia tidak pernah merespon yeoja itu.

"Astaga! Kalian lama sekali, sih! Untung saja aku tadi berlari lebih dulu" ucap Luhan sambil menatap ke arah dua temannya yang baru saja datang.

"Kau tidak lihat ya di sini ramai sekali? Susah untuk masuk ke sini. Selain itu kami juga cukup kesulitan untuk menemukanmu" ucap Baekhyun sambil mendudukan dirinya di sebelah Luhan.

Pandangan Baekhyun jatuh ke arah pinggir lapangan dan dia bisa melihat beberapa anggota tim basket sekolahnya yang sedang melakukan pemanasan. Baekhyun meneguk air liurnya ketika ia bisa melihat seorang namja tinggi berambut merah yang juga sedang melakukan pemanasan di bawah sana. Sejujurnya, Baekhyun sudah menolak Luhan dan Kyungsoo agar ia tidak usah ikut menonton tim basket sekolahnya melakukan pertandingan persahabatan dengan tim basket sekolah lain, tapi kedua sahabatnya itu tetap memaksa Baekhyun untuk ikut menonton.

Baekhyun menghela napasnya. Dia benar-benar berharap agar Chanyeol tidak bisa menemukannya diantara ratusan siswa-siswi yang menonton pertandingan basket kali ini.

"OH SEHUN! OH SEHUN! OH SEHUN!"

Baekhyun menatap aneh ke arah Luhan sebelum akhirnya ia menutup wajahnya dengan sebelah tangannya. Teriakan Luhan yang sangat keras itu membuat beberapa siswa-siswi yang ada di sana menolehkan kepala mereka dan menatap ke arah Luhan yang saat ini sedang memegang banner besar dengan tulisan 'OH SEHUN, FIGHTING!'.

"Sebenarnya kau ke sini untuk mendukung tim basket sekolah kita atau mendukung Sehun sunbae saja sih?" ucap Baekhyun.

Luhan menoleh ke arah Baekhyun lalu tersenyum lebar.

"Bukankah Sehun berada di dalam tim basket sekolah kita? Secara tidak langsung, aku juga mendukung tim basket sekolah kita" jawabnya.

Baekhyun memutar bola matanya malas. Luhan itu ada-ada saja, sih pikirnya.

"Kalau mereka terus seperti ini tim basket sekolah kita bisa menang!" seru Kyungsoo dengan semangat.

Saat ini kedua tim sedang beristirahat setelah permainan di babak pertama berakhir dan tim basket sekolah mereka unggul beberapa poin dari tim lawan.

"Itu karena Sehun sunbae yang bermain dengan sangat keren!" ucap Luhan sambil tersenyum lebar. Pandangan namja bermata rusa itu benar-benar tidak berpindah dari Sehun yang saat ini sedang mengelap keringatnya dengan sebuah handuk.

Baekhyun dan Kyungsoo hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka. Yah, memang benar sih apa yang dikatakan oleh Luhan, permainan Sehun hari ini memang benar-benar sangat bagus. Bahkan namja tinggi dengan kulit putih pucat itu juga mencetak beberapa poin untuk tim basket sekolah mereka.

Luhan mencengkram lengan Baekhyun dengan erat membuat namja mungil yang sedang sibuk dengan ponselnya segera menoleh ke arah Luhan dan menatapnya dengan bingung.

"Kenapa?" tanya Baekhyun.

"Oh Sehun menoleh ke arah sini!" seru Luhan dengan semangat.

Baekhyun dan Kyungsoo yang mendengar ucapan Luhan segera mengalihkan pandangan mereka ke arah lapangan dan mereka bisa melihat dengan jelas kalau Sehun sunbae memang melihat ke arah mereka.

"Dia benar-benar melihat ke sini!" ucap Kyungsoo dengan nada tidak percaya.

Luhan membelalakan matanya terkejut ketika dia melihat sebuah senyuman tersungging di bibir tipis milik Sehun. Cengkramannya pada tangan Baekhyun semakin mengerat membuat Baekhyun menoleh sambil meringis dan keningnya segera mengernyit bingung ketika melihat Luhan yang sedang menganga.

"Apa lagi kali ini?" ucap Baekhyun sambil memandang ke arah Sehun lagi. Mata Baekhyun membulat ketika dia melihat senyuman yang tersungging di bibir Sehun yang juga masih menatap ke arah tempat mereka duduk.

"Baekhyun-ah, aku tidak salah lihat kan?" gumam Luhan.

"Apa?" tanya Baekhyun dengan suara yang lebih keras.

Sepertinya bukan hanya mereka saja yang melihat senyuman yang tersungging di bibir tipis milik Sehun melainkan para penonton yang ada di sana juga melihat itu sehingga banyak sekali yang saat ini sedang berteriak dengan histeris karena sangat jarang untuk mereka melihat seorang Oh Sehun untuk menyunggingkan senyuman di bibirnya.

Luhan mengulangi ucapannya dan Baekhyun hanya terkekeh lalu menggelengkan kepalanya. Melihat Baekhyun yang menggelengkan kepalanya, Luhan tersenyum lebar. Kapan lagi dia bisa melihat seorang Oh Sehun tersenyum seperti itu? Wajah tanpa ekspresi saja dia sudah sangat tampan apalagi kalau namja itu tersenyum?

Baekhyun menghela napasnya lelah ketika dia merasakan cengkraman Luhan – yang masih belum dilepas – terasa mengerat kembali. Sial, apalagi yang dilakukan oleh Oh Sehun sehingga sahabatnya ini histeris sampai tiga kali? Baekhyun mendengus. Dia yakin sekali kalau lengannya akan memerah karena Luhan benar-benar mencengkram lengannya dengan erat.

"Aish, apa lagi kali ini? Bisakah kau tidak mencengkram lenganku terus ketika Sehun sunbae melakukan sesuatu yang membuatmu histeris? Lenganku sakit" ucap Baekhyun kesal.

"Asdchasgndgsjlk..."

Baekhyun mengangkat sebelah alisnya. Dia sama sekali tidak bisa mendengar ucapan Luhan karena para penonton kini menyerukan nama-nama para pemain tim basket kesukaan mereka. Sepertinya pertandingan akan segera kembali dimulai.

"Apa katamu?" tanya Baekhyun dengan agak keras.

"Asdfahcagsakhl..."

Baekhyun mengernyitkan keningnya.

"Apa sih yang kau katakan? Aku tidak bisa mendengarnya!" tanya Baekhyun dengan lebih keras.

"AKU BILANG PARK CHANYEOL MELIHAT KE ARAHMU BODOH!" seru Luhan dengan keras. Atau mungkin terlalu keras? Karena nyatanya saat ini ada beberapa siswa-siswi yang kini mengalihkan pandangan mereka ke arah Luhan dan Baekhyun karena mereka bisa mendengar ucapan Luhan dengan jelas.

Baekhyun membelalakan matanya dengan wajah merah merona.

.

.

.

TBC/DELETE?

.

.

.

Hallo! Ini adalah pertama kali aku menulis ff chapter, semoga kalian menyukainya hehe. Maaf banget chapter ini pendek karena aku ingin mengetahui respon kalian lebih dulu, kalau memang respon kalian baik aku akan melanjutkan cerita ini tapi kalau responnya jelek aku akan menghapus cerita ini. Jadi, aku mohon respon kalian.

Malam ini aku update berjamaah bareng SilvieVienoy96(menyusul) – Hyurien92 – Sebut Saja B – Blood Type-B – JongTakGu88(menyusul) – Pupuputri – Cactus93 – Uchanbaek 27x06 – Jonah Kim feat. Flameshine – RedApplee – Baekbychuu(menyusul) – Myka Reien – Byun Min Hwa – sigmame – Oh Lana dalam rangka ulang tahun kak Sonk (Cactus93), kak Dewi (Hyurien92), dan kak Ella (Baekbychuu). Jangan lupa cek cerita mereka juga ya!

Terakhir,

Mind to review?