Disclaimer
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
This story belongs to Matsukata Sakura
.
Genre : Friendship / Hurt/Comfort
Pair : SasuSaku
Multi-chap
.
Your Little Secret
.
Chapter 1
"Hei, hei. Apa kau sudah menyiapkan jebakannya?" bisik salah satu anak lelaki kepada temannya di sebelahnya.
"Pastinya! Pertunjukan akan dimulai sebentar lagi, ttebayo!" seru pemuda berambut blonde itu bersemangat.
Seketika kelas menjadi hening. Semua muridnya, entah itu laki-laki atau perempuan, mereka semua duduk tenang di tempat masing-masing.
Tap.. Tap.. Tap..
Terdengar langkah kaki seseorang berjalan mendekati kelas itu. Langkah itu terhenti tepat di depan pintu kelas. Semua orang yang ada di kel
as menahan napas mereka. Tangan orang yang tadi berjalan itu membuka pintu perlahan.
Byuurr~
Seember penuh air yang diletakkan di atas pintu baru saja tumpah tepat di atas kepala orang tadi.
Gemuruh tawa langsung memenuhi kelas itu. Bukan hanya itu, tak jarang ada yang memukul-mukul meja saking tidak tahannya.
"HAHAHAHAHA.. Untuk yang kesekian kalinya aku melihat kejadian itu, tapi masih saja lucu! HAHAHAHA!" tawa lelaki berambut blonde tadi yang diketahui bernama Naruto.
Sementara teman-temannya sibuk tertawa, seorang murid yang terkena jebakan tadi hanya duduk diam di lantai dengan seragam basah. Gadis itu meremas ujung roknya dan matanya pun mulai berkaca-kaca.
"Lihat! Ia mulai menangis! Dasar cengeng!" ejek Naruto.
Berbagai ejekan dan makian dari penghuni kelas itu semakin menjadi-jadi. Gadis itu yang dikenal dengan nama Sakura hanya bisa terisak pelan.
"Ada apa ini? Pasti ulahmu lagi 'kan, Uzumaki-san?" kata sebuah suara.
Suasana kelas menjadi hening seketika. Tidak ada lagi yang berteriak-teriak mengejek Sakura. Sakura mengangkat kepalanya dan menoleh ke belakang.
Ternyata Kakashi, wali kelasnya, ada di situ.
"Semuanya cepat kembali ke tempatnya masing-masing!" perintah Kakashi.
Semua murid langsung berlarian kembali ke tempat mereka masing-masing dan duduk dengan tenang. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani bergeming.
Kakashi berjalan masuk ke dalam kelas diikuti oleh Sakura yang berjalan dengan baju basah.
"Hm.. Haruno, lebih baik sekarang kau ke ruang kesehatan. Minta baju ganti pada Shizune dan ganti bajumu sebelum kau sakit." perintah Kakashi pada Sakura.
"H-Ha'i, sensei." ucap Sakura sambil membungkuk lalu berlari ke ruang kesehatan.
Setelah kepergian Sakura, Kakashi menatap tajam murid-muridnya satu-persatu. Naruto yang tadinya sangat bersemangat mem-bully Sakura, sekarang tertunduk karena takut dimarahi atau dihukum oleh wali kelasnya itu. Ketakutannya itu segera terbukti ketika Kakashi menatapnya tajam.
"G-Gomen, sensei. Tadi aku hanya bercanda." Kata Naruto meminta maaf.
Ayolah. Aku kan sudah minta maaf, kau tidak perlu marah, sensei. Ttebayo! harap Naruto dalam hati.
Kakashi berjalan ke tempat duduk pemuda blonde itu dan berkata, "Kaukira saya belum hafal kebiasaanmu?"
Guru bermasker itu berhenti tepat di depan pemuda itu. Naruto memundurkan kursinya sedikit agar menjauh sedikit dari Kakashi.
"Kau sudah melakukan pem-bully-an terhadap Sakura sejak tahun ajaran baru dimulai. Kaukira saya masih akan menganggap kejadian itu hanya sebatas bercanda?" nada bicara Kakashi mulai naik.
Naruto masih menunduk ketakutan. Sementara itu anak-anak lain memperhatikan Naruto yang sedang dimarahi oleh Kakashi. Dinilai dari tatapan mereka, sebagian besar dari mereka melemparkan tatapan merendahkan pada Naruto. Kini pemuda itu ditatap oleh teman-temannya seperti seorang pengecut.
Kakashi menghela napas menahan emosinya yang nyaris saja meledak. Lalu ia membalikkan badannya dan berjalan kembali menuju depan kelas.
Huh.. nyaris saja. batin Naruto sambil menghela napas lega.
"Baiklah. Kita tunggu saja sampai Sakura kembali ke sini. Saya akan mengumunkan sesuatu yang mungkin akan mengubah situasi kelas ini untuk seterusnya." Kata Kakashi yang sontak membuat seisi kelas penasaran.
.
.
Sementara itu, Sakura sudah berada di ruang kesehatan bersama Shizune, salah satu perawat di KHS (Konoha high School). Sakura duduk di salah satu kursi sementara Shizune mencari baju seragam cadangan.
"Ini, Sakura-chan. Cepat ganti bajumu atau kau akan terpaksa dirawat di sini karena sakit." saran shizune sambil memberikan kemeja, rok, dan blazer.
Sakura mengangguk dan segera menuju toilet yang ada di ruang kesehatan untuk berganti baju. Gadis itu tiba-tiba merasa kedinginan dan ia pun melepas bajunya denga cepat dan memakai baju gantinya. Untungnya ia membawa tas untuk menaruh bajunya yang basah.
Ia menatap cermin yang ada di depannya setelah ia selesai memakai baju gantinya. Ia mengelus helaian-helaian rambutnya yang basah. Sakura menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar.
Cih. Aku tak percaya aku akan mengalami hal semacam ini di sekolah. gerutu Sakura dalam hati.
Ia pun keluar dari toilet dan menemui Shizune yang sedang merapikan tempat tidur di situ.
"Arigato, Shizune-san. Seragam ini kukembalikan besok, ya." ucap Sakura pada Shizune.
"Aa, douitashimashite, Sakura-chan." balas Shizune sambil tersenyum.
Sakura berjalan pergi dari ruang kesehatan kembali menuju kelas. Ia merasa lega karena semua murid berada di dalam kelasnya masing-masing. Ia malas kalau harus berpapasan dengan murid lain. Orang itu pasti langsung mengiranya baru habis dari ruang kesehatan.
Tok.. Tok.. Tok..
Sreekk..
Sakura membuka pintu kelasnya dan masuk. Ternyata Kakashi masih berada di situ. Nyatanya Kakashi memang sengaja menunggunya di situ sambil membaca buku.
"Baguslah kau sudah kembali." kata Kakashi menutup buku yang sedang dibacanya.
Kakashi berdiri dan berjalan ke tengah kelas. Sakura menatap gurunya bingung. Pasalnya, raut wajah Kakashi mendadak berubah menjadi serius.
"Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya akan memberitahu kalian sesuatu yang mungkin akan mengubah situasi kelas ini." Kakashi berhenti berbicara.
"Mulai hari ini saat ini juga, kau, Sasuke Uchiha, akan saya tugaskan untuk mengajari Haruno dalam pelajaran fisika. Jika kau bertanya tentang alasannya, ya jelas karena Uchiha adalah yang terpintar di sini dan Sakura lemah dalam pelajaran fisika." jelas Kakashi panjang lebar.
Semua anak melongo mendengar penjelasan Kakashi, tak terkecuali Sakura. Ya, sebenarnya memang ada satu pengecualian. Sasuke tetap mempertahankan ekspresi datarnya dan bahkan dia malah menyengir.
"Tidak ada penolakan ataupun protes. Ini sudah menjadi keputusan saya dan Tsunade. Dengan begitu, nilai fisika Sakura bisa meningkat. Ya sudah. Saya permisi dulu." kata Kakashi yang berjalan keluar kelas.
Sakura masih berusaha mencerna penjelasan Kakashi tadi. Jadi intinya, mulai hari ini ia akan diajar oleh Uchiha itu untuk meningkatkan nilai fisika-nya.
Kusso! Aku kan bisa belajar sendiri! Lagipula, kenapa Uchiha itu?! batin Sakura.
Gadis itu berjalan ke tempat duduknya yang berada tepat dibelakang Sasuke. Ia memperhatikan Sasuke dari belakang. Ia merasa kalau ia tidak akan pernah bisa akur dengan Sasuke.
"Hn. Ada apa?" tanya pemuda itu tiba-tiba.
Sakura pun terkejut mendengar suara Sasuke. Tampaknya pemuda itu menyadari kalau ia sedang memperhatikannya.
"Tidak ada apa-apa, Uchiha-san." jawab Sakura halus.
Semoga saja ini berjalan baik. Selama aku bersikap baik padanya, kurasa dia tidak akan macam-macam padaku. harap Sakura dalam hati.
"Hn. Pelajaran tambahanmu dimulai besok. Setiap pulang sekolah kau datang ke rumahku." kata Sasuke seenaknya.
"Hah? N-Nani?" tanya Sakura terkejut.
"Terserahlah. Kalau kau tidak mau datang juga bukan urusanku." ucap Sasuke cuek.
Sakura menghela napas dan merebahkan kepalanya ke meja. Ini akan menjadi kegiatan rutin barunya yang sangat membosankan dan menyebalkan.
Sasuke seenaknya saja menyuruh Sakura datang ke rumahnya setiap hari. Tanpa sepengetahuan Sakura, pemuda raven itu sedang menampakkan senyum liciknya di depan sana.
.
.
Seorang gadis bersurai sewarna dengan bubble-gum sedang duduk menunggu di bawah pohon. Daritadi ia tidak berhenti menggerutu.
Sasuke menyuruh Sakura menunggunya latihan basket. Katanya biar tidak buang-buang waktu. Jadi seselesainya ia latihan, mereka langsung menuju rumahnya dengan mobilnya.
Sebenarnya itu bukan masalah. Yang menjadi masalah adalah Sakura sudah menunggu selama satu jam lebih dan latihan itu belum selesai juga.
"Hmph.." gumamnya sambil menendang kerikil yang ada di dekatnya.
Sakura mengalihkan pandangannya ke pinggir lapangan dan melihat Sasuke sedang beristirahat di situ. Muncul inisiatif dibenaknya untuk mendekati Sasuke.
"Uchiha-san, apa latihannya sudah selesai?" tanya Sakura ketika ia sudah dekat dengan Sasuke.
Pemuda itu menolehkan wajahnya ke arah suara Sakura. Ia bangit berdiri dan menghampiri gadis itu.
Sasuke berhenti tepat di depan Sakura. Ia tersenyum tipis ketika menyadari perbedaan tinggi badan mereka yang cukup jauh.
"Sudah, Haruno. Tapi bisakah kau pegangi botol ini sebentar?" Sasuke menyodorkan sebuah botol berisi air minumnya.
Sakura hanya mengangguk, lalu memegang botol itu. Tanpa disangka, sebuah bola basket menuju ke arah mereka. Tidak, lebih tepatnya ke arah botol yang di pegang Sakura.
Dalam hitungan detik, botol itu terkena bola dan tumpah membasahi kepala dan kemeja Sakura. Sontak gadis itu terkejut pada apa yang baru saja terjadi.
Teman-teman Sasuke sudah tertawa terbahak-bahak dari lapangan. Salah satu dari mereka mengambil bola yang berada di dekat Sakura.
"Pergilah kau. Tempatmu yang seharusnya bukanlah di sini." bisik orang itu saat ia melewati Sakura.
Kedua iris emerald milik Sakura membulat sempurna ketika mendengar itu. Wajahnya terasa memanas dan ia merasa ia tidak bisa menahan emosinya lagi.
"Apa yang kau katakan, hah? Itu yang seharusnya kukatakan padamu, baka! Tempatmu bukan di sekolah ini karena kau hanya ingin menindas teman-temanmu!" maki Sakura pada orang tadi.
Semua orang yang ada di situ, termasuk Sasuke, ternganga mendengar makian Sakura barusan. Tak ada seorang pun dari mereka yang menyangka gadis itu berani berkata seperti itu.
Sakura yang juga baru sadar akan apa yang baru saja dikatakannya langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Sasuke berdecih dan mendekati Sakura.
"Begitu rupanya, eh? Ternyata selama ini kau hanya menyembunyikan sifat aslimu, Haruno." kata Sasuke dengan nada menyindir.
"A-Aku.. B-Bukan begitu." ucap Sakura gelagapan.
"Kenapa kau sembunyikan sifat aslimu, hm? Sudahlah, aku juga tidak begitu peduli. Ayo, cepat!" perintah Sasuke yang kemudian berjalan menuju parkiran sekolah.
Sakura segera mengikuti pemuda itu dari belakang. Ia merutuki dirinya karena telah gagal menahan emosinya. Sekarang sifat aslinya perlahan-lahan diketahui orang.
Sepertinya ini akan menjadi menarik, Haruno. batin Sasuke.
.
To Be Continued
.
.
Author's Note :
Haaii, minna~ Akhirnya berhasil bikin fanfic baru lagi. Tapi kok kayaknya isinya sama judulnya kurang nyambung ya? Ide ceritanya juga udah terlalu mainstream -,-
Di sini banyak banget yang nggak jelas. Berhubung ini multi-chap, aku bakal bikin sesuatu yang menarik di chapter-chapter selanjutnya. Semoga aja jadinya semenarik yang aku bilang ya.. Tunggu aja.
Oh ya, gomen kalo nanti update-nya lama, soalnya aku baru mau UTS. Jadi mau fokus belajar dulu, tapi aku usahain minggu depan update deh..
Yosh! Review, please?
