Rated : T/M

Genre : Yaoi

BoyXBoy

Hunhan Story

Dont like Dont Read

.

.

.

.

.

.

.

.

.

FOR LIFE CHAPTER 1

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seorang namja berparas sangat cantik tengah duduk di rerumputan belakang sekolahnya bersama dengan gitarnya. Ia sangat menyukai hal ini karena tanpa keramaian ia bisa berpikir jernih untuk belajar memainkan gitar.

"Aish. Ini bagaimana sih?" Gerutu namja itu dengan memanyunkan bibirnya. Ia memetik senar gitarnya kembali untuk memulai nya dari awal. Harapan namja itu bisa dapat lebih baik dari pada sebelumnya. Namun nihil,justru lebih buruk dari sebelumnya. Namun bukan -Xi Luhan- jika ia mau mengakui kelemahannya begitu mudah. "ahh molla!" Gerutunya menurunkan earphone dari telinganya. Angin berhembus sepoi sepoi menambah hawa dingin di sekitarnya.

"Luhan-a!" Suara nyaring dari balik punggung Luhan membuat Luhan sedikit terkejut karenanya. Luhan menoleh mendapati seorang namja manis yang telah menjadi sahabatnya selama 1 tahun ini.

"Ah Chen,kau mengagetkan ku saja." Kata Luhan tersenyum mendapati sahabatnya tengah berdiri dibhadapannya karena nafasnya tersenggal. Sebut dia Chen. bernama asli Kim Jong Dae,anak kedua dari Keluarga Kim yang 'tajir melintir' seantero sekolah. Ia adalah anak dari pemilik sekolah elite yang ia tempati kurang lebih 1 tahun ini. "Hosh..hosh.. Ayo ikut aku"kata Chen oada Luhan masih dengan nafas tersenggal. Luhan menaikkan alisnya samar. Ia berpikir sejenak. 'Tak ada salahnya untuk ke kantin sebentar. Walaupun disana ramai,aku yakin aku akan mendapat kursi karena Chen. Dan lagi pula,aku juga harus mengistirahatkan otakku'kata Luhan dalam hati. Chen mendengus kesal pada sahabatnya ini karena tak kunjung memberi jawaban,padahal cacing diperutnya sudah minta makan siang yang enak. Chen menepuk pundak Luhan sedikit kencang dan membuat yang ditepuk Terkejut lagi "Yha!" Luhan terlonjak. "kau mau atau tidak sebenarnya?" Gerutu Chen menatap sebal Luhan yang sedari tadivtak memberi jawaban untuknya. Luhan sedikit tersenyum lalu berdiri menepuk nepuk celananya. "Kajja"kata Luhan menepuk pundak Chen lalu beranjak pergi mendahului. Chen mendelik sebal ke arah Luhan

"Sebenarnya siapa yang mengajak siapa? Aish-..Luhan-a tunggu!"

~oOo~

Benar saja. Kantin 'Kim International School' sangat padat oleh siswa siswi disitu. Luhan sempat khawatir ia tak mendapat kursi karena padatnya siswa disitu. Namun kekhawatiran Luhan seakan dijawab oleh teleportasi Chen,maka Chen mencari siswi yang berada di meja paling ujung dekat jendela. Tempat itu adalah tipe tempat yang disukai Luhan. Chen mengajak Luhan menghampiri keempat yeoja yang berada di meja itu.

"Permisi?" Kata Chen dengan aura yang bisa dibilang 'berkarisma'

Siswi siswi itu terkejut karena anak sang pemilik sekolah,yang terkenal dengan suara indahnya menghampiri mereka. Luhan melihat kejadian tersebut mendengus kesal. 'Siswa siswi disini semua berkelas. Tapi mengapa terlihat sekali mereka murahan?'batin Luhan memutar bila matanya. Siswi tadi langsung mengangguk tanpa berkata apa apa. Chen tersenyum lalu mengajak Luhan duduk di depannya. Luhan menempatkan diri di kursi kantin yang Chen rebut dari Siswi tadi. "Aih nyamannyaaa.. Jong Dae-ssi,sebenarnya berapa modal keluargamu untuk membangun sekolah ini? Kantin saja kau beri kursi empuk seperti ini. Bagaimana dengan kamarmu sendiri?" Tanya Luhan memajamkan matanya. Chen mendelik sebal ke arah Luhan. "Yha! Berhenti berkata seperti kau dari kelas rendahan bodoh! Kau pikir aku tak tau berapa milyar yang Xi Joong Ki keluarkan untuk membuat film layar lebar yang laku hebat saat ini? Dan berhenti memanggilku terlalu formal. Aku tak suka kau memanggilku seperti itu." Jawab Chen sebal. Luhan membuka matanya lalu melihat Chen yang berada di depannya "Eoh? Ku kira kau suka kau dipanggil seperti itu."jawab Luhan kembali memejamkan matanya bersender kembali pada kursinya. "Aku bilang aku tak suka jika itu kau yang memanggil" gerutu Chen yang hanya mendapat kekehan kecil dari Luhan. "Ah sudahlah. Kau pesan apa?"tanya Chen "Bubble Tea"jawab Luhan masih memejamkan matanya. "Kau dengarkan apa yang dikatakan dia? Lalu aku pesan ice tea satu dan tteokbokki. Itu saja."kata Chen pada pelayan itu. Pelayan yang diajak bicara menulis pesananan mereka lalu membungkuk pada Chen. "Baik Tuan Muda. Saya permisi"kata pelayan itu. Lalu meninggalkan mereka. Chen mendelik sebal dengan pelayan itu "Tunggu"kata Chen menggantung. Luhan sedikit tertarik menarik kepalanya dan membuka matanya "Ya tuan muda,ada yang bisa saya bantu lagi?"tanya pelayan itu. "Lagi? Apa ahjumma keberatan membantuku?"gerutu Chen. Pelayan yang dipanggil ahjumma itu terkekeh kecil melihat sifat dari tuan muda nya ini. "Tentu tidak tuan muda. Jadi apa yang bisa saya bantu?"tanya pelayan itu. "Kau bisa membantu segalanya untukku. Tapi tak bisakah kau membantuku untuk tak memanggilku Tuan muda untuk saat ini?"tanya Chen sebal. Luhan tertawa ditahan melihat sifat kekanakan yang dimiliki sahabatnya ini. pelayan itu pun juga terkekeh pelan. "Tapi Direktur Kim Joon Myeon yang meminta semua pegawai nya memanggil anda seperti itu. Anda pun juga suka dipanggil seperti itum"jawab sang pelayan. "Tapi aku tak suka dipanggil seperti itu di sekolahan. Lebih terkesan manja"kata Chen tak mau itu membuat Luhan mau tak mau tertawa agak lepas karenanya. Pelayan itu mengangguk dan membungkuk lalu meninggalkan mereka. Chen masih saja sebal karena Luhan masih mentertawakannya seperti anak kecil. "Ku mohon Luhan-a berhenti tertawa aigooo"gerutu Chen dengan nada masih kesal. "arrasso. Aku akan berhenti tertawa ne?"kata Luhan mengangguk masih menahan tawa nya. "Aku harap kau tak bisa tertawa untuk saat ini"dengus Chen memutar bola matanya. Luhan pun ingin kembali memejamkan matanya.

Dug... dug...

Namun seperti nya ada yang menganggu Xi Lu han. Luhan tersentak karena murid murid di kantin berhamburan keluar kelas dan menimbulkan suara hentakan kaku yang sangat keras. Luhan menggerutu diselingi rasa heran karena murid murid tadi. Chen yang didepannya hanya bermain game tiada hentinya. "Aigoo. Kenapa mereka seperti ingin melihat artis saja?"gerutu Luhan dengan wajah yang tidak mengenakkan. "Memang wajar reaksi seperti itu saat artis datang ke kesekolahanmu Luhan-a"balas Chen tanpa mengalihkan pandangannya dari game nya. Luhan mengernyitkan dahi menoleh ke arah Chen. "Apa maksudmu?"tanya Luhan kembali. Chen meletakkan ponselnya ke meja lalu mulai bicara dengan Luhan. "Apa kau bodoh Xi Lu Han-ssi? Aku bilang wajar reaksi seperti itubsaat artis datang ke sejolahmu. Bukan kah sudah wajar? Kalau ada artis yang benar-benar datang ke sekolahanmu!"kata Chen. Luhan membelakkan mata nya "ahh jadi seperti itu." Kata Luhan kembali ke posisi awal. Chen menggeleng-gelengkan kepalanya "Dia memang sudah bodoh."gerutu Chen.

Selang beberapa menit,pelayan yang dipanggil ahjumma tadi memberikan pesanan Chen dan Luhan. "Ini tuan muda. Selamat menikmati. Aku rasa hanya ada anda dan Luhan-ssi disini. Jadi saya pikir saya pantas memanggil anda dengan sebutan Tuan Muda. Saya permisi tuan muda"kata ahjumma itu segera pergi sebelum mendapat teriakkan lagi dari 'Tuan muda' nya. Luhan tersenyum melihat tingkah pelayan dan majikan tadi.

"Chen-a,lalu mengapa kau tak ikut heboh seperti yang lainnya tadi?"tanya Luhan. Chen menatap Luhan lama. Apa dia bercanda? Namun Chen hanya mendapatkan tatapan serius dari sahabatnya. "Aku? Yang benar saja! Mana ada artis mengejar artis? Apa kau memang benar benar bodoh?"tanya Chen sanat sebal pada sahabatnya ini. Luhan tertawa lepas karena sahabatnya ini. "lagi pula aku kenal."kata Chen melanjutkan. Luhan berhenti tertawa. Dan menyeruput bubble tea nya. "Jinjja? Apa dia terkenal?"tanya Luhan memandang Chen yang mulai makan tteokbikkinya. "Sangat."jawab Chen mengunyah makanan yang ada di mulutnya. Luhan hanya berdeham mengiyakan. Luhan kembali menderkan kepalanya pada kursi namun pengelihatannya terganggu setelah melihat namja tinggi disamping Park Chan Yeol. Ah lupakan sejenak Park Chan Yeol. Kita bahas dulu sang pemilik wajah tampan dan dingin disamping Park Chan yeol. Namja itu terkesan karismatik menurut Luhan. Siapa dia? Kenapa dia baru melihatnya di sekolah ini? Apa ia adalah... artis yang datang ke sekolah ini? Omo... bahkan ia bisa saja membius hati seorang namja kalau karisma nya saja membuat Luhan harus pindah ke samping Chen untuk menahan rona pada pipinya.

"Omoo. Kau ini ada apa? Kau meriang?"tanya Chen memegang dahi Luhan. Luhan segera menepis tangan chen dari dahinya "diam bodoh! Aku baik baik saja." kata Luhan. Chen mendelik sebal hanya bisa menggerutu dalam hati "Siapa yang bodoh saat ini sebenarnya?" Kata Chen mendengus sebal. "Chen-a"kata Luhan masih melihat namja tadi. "hmm?"tanya Chen masih mengunyah makanannya. "Dia siapa?"tanya Luhan tanpa menunjuk yang mana. "Dia yang mana?"tanya Chen. "Itu yang disamping Chanyeol sunbaenim."jawab Luhan. Chen melihat Chanyeol sekilas lalu membulatkan mulutnya "ohh. Dia Oh Sehun. Adik dari mantan sunbae kita Oh Yifan. Kau kenal kan?"tanya Chen. Luhanmenatap Chen tak percaya. "Apa? Siapa? Oh Yifan? Maksudmu Kris sunbaenim?"tanya Luhan. Chen memutar bola matanya. "Tentu saja! Yifan yang mana lagi akan aku bahas kalau bukan dia?"kata Chen menaikkan volume nya. Luhan membelalak hebat akibat penuturan dari Chen. "Adik? Aku baru tau Kris sunbaenim punya adik."kata Luhan masih memandang namja yang katanya Chen bernama Oh Sehun. Luhan menggerutu dalam hati. Kenapa dia dan Kris Sunbaenim,dua bersaudara yan bisa mempunyai paras tampan tiada terkira? Sedangkan Luhan? Dia dan saudara mempunyai paras yang sangat cantik untuk ukuran namja. Tanpa sadar,Sehun sudah mulai mendekat ke arah meja Luhan dan Chen. Luhan salah tingkah dan langsung merebut ponsel Chen dari genggamannya "Yak!"teriak Chen. Chen ingin langsung merebut ponselnya namun tertahan karena ada suara yang memanggil namanya "Kim Jong Dae-ssi?"kata namja itu memastikan. Apa dia kenalannya atau bukan. "Astaga Sehunnie!"kata Chen berhambur memeluk Sehun yang lebih tinggi darinya,namun berhasil membuat Sehun sedikit terhuyung. Sehun tersenyum sekilas lalu melepas pelukan Chen "Yak! Kenapa kau formal sekali padaku?!"gerutu chen pada teman masa kecilnya ini. Sehun tertawa sedikit mendengar ucapan Chen "Mian,aku tadi baru memastikan. Wah. Aku tak percaya kau menjadi Tuan Muda di sekolah ini"kata Sehun sedikit menggoda Chen. Luhan sedikit terkejut. Karena ia tak pernah menyangka kalau namja berwajah dingin ini sama sekali berbanding terbalik dengan sifatnya. Namun Luhan tetap fokus pada ponsel Chen untuk menghindari kontak mata dengan Sehun. "Berhenti menggodaku Sehun! Atau aku akan memanggilmu 'sehunnie' selama sekolah disini!"kata Chen mendengus yang hanya mendapat tawa dari Sehun. "Uhmm. Dan kalau boleh aku minta garam di meja ini bolehkah?"tanya Sehun. Bukan pada Chen. Melainkan pada namja cantik yang tengah bermain game di meja tersebut. Namun,spertinya yang dipanggil tidak merespons atau benar benart tidak sadar. Dia malah tambah memainkan game nya. Chen menepuk bahu Luhan agak kencang dan berhasil membuat Luhan tersentak. Luhan lalu berdecak sebal pada Chen dan meneriakki nya "Wae wae wae? Kau lihat gara gara siapa aku kalah seperti ini?!"gerutu Luhan. Sehun tertawa kecil dan menyadarkan Luhan dari sifat yang ia bentengi selama ini. "Mianhaeyo. Ada apa Chen?"tanya Luhan dengan wajah merah padam. "Sehun yang mengajakmu bicara"kata chen mendengus. Luhan mau tak mau berdiri dan membungkuk pada Sehun. "Mianhaeyo Oh Sehun sunbaenim. Aku tak tahu."kata Luhan. Sehun tersenyum mengangguk "Jadi. Bolehkah?"tanya Sehun menunjukkan sebotol garam pada Luhan. Luhan mengangguk cepat dan menerima anggukan kembali dari Sehun. Sehun tersenyum pad Luhan. "Terima kasih..."kata Sehun menggantung. Luhan langsung tanggap dan memberi jawabaan Sehun "Xi Luhan. Panggil saja Luhan"kata Luhan. Sehun mengangguk lalu tersenyum lagi "ahh terima kasih Luhan. dan Senang bertemu denganmu. Kau juga Chen-ah"kata Sehun. Luhan mengangguk ragu. Sehun beranjak pergi dari situ. Luhan menatap kepergiannya dengan hati tersenyum. Ya ampun,malaikat tampan ada di sekokahnya. "LUHAN-A?LUHAN!"kata Chen menyadarkan Luhan dari khayalannya. "Apa yang kau pikirkan Lu?"tanya Chen bimbang. Luhan tersenyum "anni. Mari ke kelas"kata Luhan mendahului Chen ke kelasnya

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

Annyeong😇

Ini FF pertama saya di wattpad. Saya harap reader nim mau berbaik hati memberi RCL pada FF saya ini. Terimakasih atas kunjungannyaaaa..

Sampai ketemu di chap selanjutnyaaa..

By: Johana Hwang