The Pain
.
.
HaeHyuk FF
GS for Hyuk
Dont Like Dont Read
.
.
My first ff ever.
I am open to any critic.
.
.
.
"Di dunia ini kau tidak bisa menyerahkan kepercayaanmu kepada sembarang orang
Bahkan orang terdekatmu pun
Bisa menikam tepat di ulu hati"
PROLOG
Hyukjae hampir saja meludah kepada dua orang yang duduk sumringah di hadapannya ini. Mereka ini benar - benar tidak tau malu, entah sudah berapa kali makian dan sumpah serapah yang hyukjae lontarkan kepada mereka. Yang hanya terucap di dalam hatinya tentu saja. Mana berani dia menyemburkan kata - kata yang sudah tertahan diujung lidahnya sejak dua jam lalu. Ya, sahabat dan mantan Hyukjae yang tak tahu diri ini rupanya tak menyadari kekesalan hati manusia yang duduk dihadapan mereka. Ia bahkan hampir muntah melihat gerakan tangan donghae yang dengan lihai membelai rambut dari sosok yang duduk didepannya.
"Ia tidak berubah sama sekali" gumamnya pelan, sudut matanya mencuri pandang, mengamati kegiatan yang dilalukan oleh dua sejoli ini.
"Hahaha benar kan Hyukjae?" suara tawa renyah yang belum pernah ia dengar keluar dari mulut sahabat dekatnya ini membuatnya memiringkan kepala.
"Hyuk..Yah! Lee Hyukjae?!" Manusia disebelah Hyukjae ini kini mulai mengguncang bahu Hyukjae. Hyukjae yang terhanyut dengan fikirannya pun mulai sadar akan sekelilingnya.
"Hah? A..apa? Kau bilang apa tadi?" Dengan canggung ia menggaruk tengkuknya selagi menghindari tatapan mata Donghae. Tiba - tiba rasa muak dan marah itu datang lagi kepadanya.
"Aku bilang aku itu suka memotret dan aku punya banyak koleksi seperti Donghae, iya kan?"
Hyukjae kembali mengerjapkan mata mendengar pertanyaan Hyena, si sahabat yang kini sedang memulai hubungan dengan mantannya. Dengan linglung ia hanya menggangguk seadanya "oh..ya..benar"
Masalahnya, kau itu tidak pernah menyukai fotografi bodoh. Kau hanya suka menjadi objek dari foto. Kalau yang kau maksud koleksi adalah koleksi foto dirimu tentu saja banyak. Tiba -tiba saja ia merasa ia tak pernah mengenal sahabatnya. Ia tak pernah menyangka ternyata Hyena tidak sebaik yang ia sangka.
Merasa muak dengan adegan romansa yang disuguhkan kepadanya, Hyukjae kemudian beranjak dari tempat duduknya.
"Hyukjae? Mau kemana?"
Ia terdiam sebentar. Itu suara Donghae, orang yang sampai saat ini masih mampu membuat dadanya berdenyut sakit.
"Aku ada urusan sebentar, ibuku baru saja mengirim pesan. Kalian nikmatilah kencan kalian" dengan kalimat penuh kebohongan itu, ia melenggang keluar dari restoran tempatnya berada. Restoran yang sedari tadi membuat dadanya terasa sesak.
"Semoga kalian bahagia.."
