Judul : Antara senbazuru dan bintang jatuh
Disclaimer : Kuroko no basuke tetap milik fujimaki-sensei kok, saya hanya minjam untuk pelampiasan imajinasi. Hehe..
...
Hujan gerimis yang mulai deras mengguyur kota tokyo senja itu. namun kuroko tetap bergeming di pelataran sekolahnya, seirin. rupanya ia lupa untuk membawa payung. Ia hanya menatap orang yang berseliweran, barangkali ada yang menawarkan payung atau pulang bersamanya. Namun kuroko terlalu naif, jangankan menolong, mereka tahu bahwa kuroko ada di sana saja tidak. Jelas saja karena hawa keberadaanya yang tipis.
Tiba-tiba berdirilah sosok tinggi dan gagah di sampingnya, kuroko tahu siapa itu.
"kagami-kun" sapanya. Yang di panggil mendadak merinding lalu menoleh.
"GYAA... sejak kapan kau ada di situ?" kagami bertanya dengan keterkejutan. Yha walau sudah lama mengenal kuroko, entah kenapa ia masih belum terbiasa dengan hawa keberadaan bayangannya sendiri.
"sajak tadi" jawab kuroko datar. Kagami pun mengerjap-ngerjapkan mata, ia juga memandang rintik hujan di luar sana.
"haha.. ternyata kau terjebak di sini yha?" ledek kagami.
"tumben kagami cepat paham" balas kuroko sambil menatap kagami.
"mungkin karena kita senasib" cengiran kagami justru membuat harapan kuroko pupus, ternyata memang tidak ada yang bisa di andalkan. "tapi lihat, hujannya sudah mulai reda" tunjuk kagami pada rintik hujan yang mulai mengecil, gerimis.
"di saat seperti ini, kurasa jaket saja sudah cukup" kagami lalu membuka jaketnya dan membentangkannya untuk melindungi badan besarnya. Kuroko pun mengikuti apa yang kagami lakukan, namun belum sempat ia membuka resleting jaketnya, kagami sudah mencegahnya.
"kau tidak usah, tubuh mu kan kecil, kurasa jaket ini sanggup melindungi seorang lagi. Ayo, kuantar kau sampai rumah" kata kagami diakhiri dengan cengiran khas nya. kuroko diam sesaat.
"baiklah" sebelum akhirnya kuroko menyetujuinya pula. Merekapun mulai meninggalkan pelataran sekolah dan melawan dinginnya gerimis di bawah naungan jaket milik kagami. Mereka terus berjalan menuju stasiun kereta.
Mereka masuk dengan berdesak-desakan, namun akhirnya bisa masuk dengan selamat. Bahkan mendapatkan kursi kosong di dekat pintu. Kuroko dan kagami pun duduk bersebelahan, kuroko dapat melihat jaket dan punggung kagami basah oleh air hujan. Kuroko merasa bersalah sekaligus berterimakasih pada kagami yang rela berkorban demi dirinya.
Ia masih setia mengawasi kagami, wajah kagami tertunduk, matanya terpejam, dan mungkin ia sedang tertidur. Yha, tertidur dengan posisi duduk menunduk di dalam kereta. Kuroko merasa was-was, bagaimana jika tiba-tiba tubuhnya oleng dan terjatuh?. Dan benar saja, saat kereta berhenti di stasiun, terjadi sedikit guncangan yang membuat tubuh kagami oleng. Kuroko yang tanggap segera menyangganya. Dan sekarang kaki kuroko tertindih kepala dan tubuh kagami, dan secara kasat mata kagami seolah tidur di pangkuan kuroko.
Sadar bahwa ini adalah stasiun tempat di amana seharusnya dia turun, dengan terpaksa kuroko menguncang-nguncang tubuh kagami untuk membangunkannya. Namun seolah tak merasakan apa-apa, kagami tetap melanjutkan tidurnya. Kuroko tetap berusaha sampai pintu kereta di tutup dan kereta mulai melaju meninggalkan stasiun.
"yasudahlah" kata kuroko datar, entah kenapa ia meralat pikirannya 'merasa bersalah sekaligus berterimakasih pada kagami yang rela berkorban demi dirinya' tapi kenyataannya kagami malah merepotkan dirinya. yah, tapi kuroko urungkan juga niat itu. dan keretapun semakin melaju jauh.
TBC
