My first fic :D
Summary : Aku Marisa. Aku adalah seekor kucing hitam milik seorang penyihir ternama di Gesokyou. Aku hidup bahagia dengan majikanku, tapi, suatu kejadian mengubah hidupku.
All Marisa's POV
Part 1 : Awal Mula
-
"Meong!" seruku lalu mendekati majikanku, meminta dirinya untuk mengusap-usap kepalaku. Seakan mengerti, majikanku yang sedang membaca buku langsung menutup bukunya, mengankatku ke pangkuannya, dan mengusapku dengan lembut. Aku selalu suka saat-saat ini. Saat-saat dimana aku dimanja oleh majikanku.
"meong~" ujarku.
Majikanku tersenyum. "apa Marisa? Kau ingin aku peluk? Baiklah~ let's hug my little kitten!" Serunya sambil mengangkatku lalu memelukku dengan erat.
"meong~" ujarku senang.
Tok-tok-tok!
Suara pintu rumah majikanku berbunyi. Kalau sudah berbunyi begitu pasti selalu ada orang yang memiliki beberapa urusan dengan majikanku. Majikanku bilang yang seperti itu dinamakan tamu dan kita harus menghormatinya. Tapi sungguh, aku benci tamu! Alsannya, tamu selalu mengganggu waktuku bermanja-manja dengan majikanku.
Dengan terpaksa, aku turun dari pangkuan majikanku. Membiarkan majikanku membukakan pintu untuk tamunya itu.
"Wine!" seru tamu majikanku saat majikanku membuka pintu.
'Astaga! Dia lagi' ujarku mulai kesal.
"aih, Mikan. Ada apa lagi? Belakangan ini kau sering sekali ke sini" ujar majikanku.
"ayolah Wine~ tak apa kan? Toh aku tak mengganggu" ujarnya dengan senyum riang.
'Muhh.. tidak menganggu apanya? Kau menganggu waktuku bersama majikanku tau!' Seruku kesal.
"lagi pula aku membawa sedikit kue untuk dimakan bersama degan sahabatku!" ujarnya lagi sambil menunjukkan sekotak kue kering. Majikanku hanya tersenyum lalu mempersilahkannya masuk.
"biar kubuatkan teh, kau duduk saja dulu" ujar majikanku sambil berjalan menuju dapur.
"Asiikk~ teh! Thankyou Wine~".
'huuhh.. ini akan jadi waktuku yang paling buruk untukku!'gerutuku.
Ah ya aku lupa, kita belum berkenalan. Aku Marisa. Aku adalah seekor kucing hitam kecil. Majikanku namanya Wine, dia adalah penyihir hebat di Gesokyo, dia memungutku yang dibuang dipinggir hutan beberapa minggu lalu dan merawatku dengan penuh kasih sayang. Aku suka sekali padanya. Dia baik dan ramah pada setiap orang termasuk pada binatang seperti aku, dia juga baik pada youkai. Lalu, yang sekarang menjadi tamu dari majikanku itu namanya Mikan, dia adalah makhluk setengah manusia dan setengah youkai. Majikanku bilang sih dia itu adalah sahabat baiknya, tapi bagiku dia adalah musuh! Dia selalu merebut Wine dariku. Mengambil waktu bersenang-senangku dengan Wine. Cih! Aku sangat membencinya.
Aku menghampiri Wine di dapur. Aku menggesek-gesekkan kepalaku ke kakinya, memintanya untuk kembali memanjakanku, meskipun sebenarnya aku tahu bagaimana reaksinya.
"Marisa, tunggu dulu ya aku sedang sibuk" ujar Wine padaku lalu pergi ke ruang tamu untuk menyuguhkan teh pada tamunya yang kubenci itu.
'uh.. tuhkan, setiap kali orang itu datang aku pasti takkan diperhatikan' gerutuku. Tapi aku tak mau meyerah apalagi pada orang itu. Aku megikuti Wine kembali ke ruang tamu dan meminta Wine untuk menggendongku. Kelihatannya hal yang aku lakukan berhasil. Wine sepertinya mengerti maksudku, dia langsung menggendongku dan mengusap puggungku dengan lembut.
"hahaha, kelihatannya kucingmu manja ya" seru Mikan.
'heh, ini gara-gara kau mengganggu waktu bermanja-manjaku kan?' gerutuku kesal.
"hahaha, begitulah. Tapi aku sama sekali tak keberatan kok dia manis sih!" seru Wine sambil mencium hidungku.
"meong~" ujarku sambil menjilat pipi Wine.
"aih, Marisa.. itu geli..".
"Marisa?" tanya Mikan tiba-tiba "kau sudah memberinya nama Wine?".
Wine menganguk "begitulah, nama yang manis bukan? Tadinya mau kuberi nama Kirisame saja, soalnya dia kutemukan saat cuaca sedang gerimis. Tapi setelah kupikirkan nama Marisa lebih cocok untuknya. Lagi pula kucing ini betina".
"hoo.. boleh kucoba gendong dia?" tanya Mikan.
"ya, boleh" ujar Wine lalu memberikanku pada Mikan. Aku yang sama sekali tak mau digendong oleh orang seperti dia langsung meronta.
"SSSHHHHHH!" seruku marah. Wine langsung menjauhkanku dari Mikan.
"kelihatannya Marisa tak menyukaimu" ujar Wine. Mikan hanya bisa manyun sedangkan aku tersenyum penuh kemenangan.
Mereka asyik mengobrol sambil minum teh. Meskipun sebenarnya kebanyakan yang kudengar hanyalah curhat-curhat Mikan (mungkin) yang sama sekali tak kumengerti, sedangkan Wine hanya diam mendengarkan dengan sesekali memberi saran. Tapi sebenarnya, aku juga sedikit bersyukur dengan keberadaan Mikan disini. Rumah Wine yang terletak di pinggir hutan membuatnya kurang bersosialisasi dengan orang lain dan hal itu membuat Wine merasa kesepian.
Kadang saat melihat Wine yang sedang kesepian aku berharap bisa jadi manusia dan menemani Wine agar dia tidak kesepian lagi. Tapi, kurasa itu hal yang tidak mungkin.
Mikan baru pulang setelah makan malam. Akhirnya, waktuku untuk bermanja-manja pada Wine kembali hadir. Aku menghampiri Wine yang baru selesai mencuci piring. Melihatku menghampirinya, Wine tersenyum lalu menggendongku dan mengusap-usap punggungku dengan lembut. Aku memejamkan mataku. Rasanya hangat dan nyaman, aku selalu menyukai saat-saat ini.
"mau menemaniku minum teh, Marisa?" tanya Wine padaku.
"meong~!" seruku manja. Wine tersenyum.
Aku menunggu Wine di jendela kamar atas atau lebih tepatnya di jendela kamar Wine, tempat dimana aku dan Wine melihat bintang setiap malam sambil minum teh. Wine sangat suka dengan bintang, dan sering menceritakan banyak hal tentang bintang. Wine juga menunjukkanku rasi-rasi bintang yang amat mengagumkan dan juga cukup memusingkan karena jumlahnya yang banyak. Kami juga pernah melihat hujan meteor bersama. Hanya satu hal yang belum pernah kami lihat bersama. Komet. Wine pernah bercerita padaku tentang komet, Wine bilang dia pernah melihat komet waktu dia kecil. Katanya komet itu sangatlah indah. Mendengar cerita Wine, aku ingin sekali melihatnya dan aku berharap aku bisa melihatnya dengan Wine.
Wine menyimpan baki yang dibawanya di atas meja dan memindahkannya lalu dengan hati-hati menuangkan tehnya ke cangkir favoritnya. Setelah itu Wine duduk dan mulai meminum teh yang dituangkannya barusan. Aku duduk di atas meja, tepat disamping Wine. Aku melihat ke langit. Langit malam yang gelap membuat bintang-bitang yang ada di dalamnya terlihat terang bak butiran permata. Cantik sekali.
"malam ini langitnya bagus ya, Marisa?" tanya Wine padaku.
"meong" seruku. Wine tersenyum lalu mengusap kepalaku dengan lembut.
Aku kembali melihat ke langit dan tak sengaja melihat sebuah bintang jatuh. Wine bilang, kalau kita melihat bintang jatuh kita harus membuat permohonan. Karena katanya kalau kita membuat permohonan saat melihat bintang jatuh permohonan kita akan terkabul. Aku memejamkan mataku. Membuat permohonan.
'Aku harap aku bisa bersama Wine selamanya dan melihat komet bersama'
-TBC-
Yak TBC dulu okeeehhh!
Author note :
Huweee! Part 1 selesaii~ pasti aneh ya?
aku yakin pati masih banya kekurangan-kekurangan yang aku buat. Namanya juga uthor baru~ (alesan). Dan kelihatannya Marisanya terlalu OOC ya? ==;
ah ya, Wine sama Mikan itu OC.. kalau bingung maaf ya ==;
yang baik, review please :D
