Haikyuu bukan milik saya
Warning(s): OOC, typo, mengandung unsur BL
Crossposted from Wattpad
Enjoy~
.
Pagi yang cerah di awal musim semi. Bunga sakura berterbangan tertiup angin. Bahkan dengan cuaca senyaman ini, seorang Kozume Kenma takkan pernah melewatkan kesempatan untuk melakukan hobinya-bermain game. Ia begitu terabsorbsi kepada gadget-nya hingga tidak menyadari sebuah bayangan yang muncul dari belakangnya.
"Di situ kau rupanya."
Sesaat Kenma melirik ke arah sumber suara, lalu kembali fokus pada game-nya.
"Kuro," sapanya singkat.
"Heh, aku sudah mencarimu ke mana-mana dan hanya itu reaksimu?" Seorang pemuda dengan bedhead permanen bersandar ke dinding di sebelahnya, tubuhnya yang tinggi itu menutup pemandangan langit yang indah dari mata Kenma.
"Terus aku harus bilang apa, Kuro?" balas Kenma, matanya tak sekalipun meninggalkan gadget-nya.
Kuroo Tetsurou menghela napas panjang melihat teman masa kecilnya yang sangat malas itu. "Bahkan di hari penting seperti ini pun, kau masih saja sibuk dengan hobimu itu. Setidaknya keluarkanlah setetes air mata. Senpai-senpai mu akan pergi, lho."
Mendengar perkataan Kuroo yang lebay, Kenma memutar bola matanya. "Aku kan masih bisa melihatmu setelah ini. Toh, bukan berarti para senpai akan mati juga, kan?"
"Kau benar-benar tidak seru," komentar Kuroo, menyeringai. "Aku kan ingin lihat wajah menangismu."
"Kuro," Kenma berhenti memainkan game-nya sejenak. "Kau mau apa sih dariku? Bukankah kau akan makan-makan dengan teman-temanmu? Pergilah, jangan ganggu aku." Melanjutkan permainannya lagi, Kenma berkata, "Aku bisa pulang sendiri tanpamu, jadi kau tak perlu khawatir. Aku akan baik-baik saja."
"Iya, iya! Aku mengerti!" Kuroo berjongkok di hadapan pemuda yang lebih muda darinya itu. "Aku hanya ingin memberikanmu ini."
Kuroo tiba-tiba menarik lengan Kenma dan meletakkan sesuatu di tangannya. Kenma terkejut ketika membukanya.
Kancing.
"Ini—"
"Kancing kedua seragamku. Sudah kusimpan sejak pidato kelulusan berakhir," Kuroo mengusap bedhead hitamnya itu seraya membuang muka. Samar-samar rona merah menghiasi wajahnya. "Kau... mungkin tidak menginginkannya. Tapi aku ingin kau tahu semua perasaanku selama tiga tahun di SMA. Makanya kuberikan itu untukmu."
Keheningan menyelimuti mereka selama tiga detik hingga akhirnya Kenma angkat bicara.
"Yah, aku memang tak pernah menginginkan kancing ini. Karena aku tahu sudah tahu semua perasaanmu selama tiga tahun ini. Yah, lebih tepatnya hanya setahun, setelah kau menembakku dan—"
"Oke, oke, aku mengerti!" Air muka mantan middle blocker itu memerah bagai tomat, mengingat kejadian memalukan ketika mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih yang resmi. Setelah menenangkan diri, barulah Kuroo berkata, "Pokoknya... Simpen aja, oke?"
"Hm."
"Kalo nggak suka, anggep aja sebagai kenang-kenangan dariku."
"Hm."
"Jangan main game sampai terlalu malam. Nanti susah bangun."
"Hm."
"Jangan—"
"Kuro. Kau berkata seolah kita akan berpisah selamanya."
"A-ah, maaf. Aku lupa—"
Seketika Kenma menempelkan bibirnya ke bibir sang kekasih, memberinya ciuman hangat nan manis.
Setelah otak Kuroo sembuh dari korsletnya, ia menggagap, "Ke-Kenma, kau—"
"Tadi katanya kau mau pergi makan bersama temanmu? Pergilah," Kenma tak dapat menahan senyum akibat melihat wajah pacarnya yang menggemaskan.
.
.
.
Fin.
A/N:
Kritik dan saran akan saya terima dengan baik^^
Terima kasih~~
