Rivetra – Myosotis
"Jika aku bisa terlahir kembali, jadikanlah aku sebuah bunga myosotis. Agar aku bisa selalu dikenang dan mengenangmu."
Myosotis, juga dikenal sebagai forget-me-not, adalah keluarga bunga dari aster-asteran. Bunganya memang kecil, tapi bunga ini digunakan untuk mengingat orang yang sudah meninggal.
Sama sepertinya.
Malam itu adalah malam yang lumayan terang, bulang purnama menyinari jalan Petra dan Levi. Mereka berdua memang sering mengasingkan diri dengan berjalan-jalan di dekat hutan. Malam ini mereka mempunyai tujuan lain, yaitu mengunjungi makam ibu Petra.
Mereka pun sampai setelah beberapa saat berjalan. Makamnya terletak agak terpencil dari sekitar, di lereng sebuah bukit kecil. Di nisan tertera nama "Cadence Ral". Petra melihat sekeliling makam ibunya. Ada sebuah petak tanah yang ditumbuhi bunga. Petra mengambil satu tangkai bunga itu dan meletakannya di depan nisan ibunya.
"Petra, itu bunga apa? Aku pernah melihatnya, tapi aku tidak pernah tahu namanya." Levi bertanya ke Petra.
"Oh, ini. Namanya myosotis atau forget-me-not. Bunga ini digunakan untuk mengenang orang yang telah mati, namun tidak dilupakan."Kata Petra sembari menatap Levi dengan matanya. Levi bisa melihat matanya berkaca-kaca, mungkin karena mengenang masa kecilnya dengan ibunya.
"Ibuku pernah bercerita, saat Tuhan menciptakan bunga-bunga di dunia ini dan memberinya nama, bunga ini berbisik 'forget-me-not!'. Dan Tuhan berkata :'Itulah namamu'. Ada juga cerita saat Dia memberikan warna untuk bunga-bunga, ada sebuah bunga yang berteriak 'Forget me not!'. Saat itu hanya ada sedikit warna biru, dan bunga ini ditakdirkan untuk memakai warna biru tersebut. DI Jerman, bunga ini dipakai para wanita sebagai tanda kesetiaan dan cinta abadi. " Petra melanjutkan ceritanya sambil memetik 1 tangkai bunga lagi. Dia memberikannya kepada Levi, dan Levi memegang bunga itu.
Petra kembali menghadap nisan ibunya, dia berlutut lalu berkata ke nisan itu.
"Ibu, aku membawa tamu. Ini Levi Rivaille, tunanganku sekaligus calon suamiku. Dia sedikit lebih tua daripada aku tapi jangan takut. Dia sudah merencanakan pernikahan kami di puncak bukit ini. Aku harap kamu senang dengan keputusanku ini..." Petra tidak bisa menahan tangisnya. Dia berpegangan ke makam ibunya, seolah-olah ibunya masih hidup.
"Ibu, aku harap kamu bahagia diatas sana... Aku minta maaf... Karena aku tidak bisa menyelamatkanmu... Aku janji aku akan menjaga Levi dan Ayah sebaik mungkin..." Petra terbata-bata, diselingi dengan isakan kecil. Dia masih ingat saat ibunya sakit keras.
Tanpa Petra sadari, Levi mengambil setangkai bunga myosotis dan meletakannya di depan nisan Cadence. Dia berlutut disamping Petra.
"Cadence Ral, saya berjanji untuk menjaga Petra Ral, tidak peduli apa yang terjadi padanya. Aku berjanji untuk membuatnya bahagia sama seperti kamu membuatnya bahagia." Levi berbisik, berhati-hati untuk membuat suaranya tidak terdengar oleh Petra. Lalu, Levi memeluk Petra dengan lembut.
"Sssh... Berhentilah menangis. Aku yakin dia pasti bahagia di atas sana" Kata Levi saat dia memeluk Petra. Sesaat kemudian, Petra berhenti menangis namun dia masih terisak-isak. Mereka pun memutuskan untuk pulang.
Di perjalanan pulang, Petra berkata kepada Levi "Jika aku meninggal suatu hari nanti, aku ingin makamku dikelilingi bunga myosotis. Agar aku tidak dilupakan, dan kamu dapat mengenangku."
Levi hanya membalas dengan sebuah anggukan kecil.
-The End-
My first story to be uploaded in here~
Sedikit headcanon tentang nama ibunya Petra, hope you like it~ Sebenernya aku lagi UAS, tapi lagi ada inspirasi sih~
Bunganya cantik banget OwO
