Seventeen Project
Summary : Sejak awal mereka bukanlah manusia biasa. Orang-orang memanggil mereka, Mutan.
Disclaimer : I don't own them, Cover taken from MBC Seventeen Project's Reality Show, Their power taken from X-Men and EXO's powers.
Genre : Sci-Fi, Romance
Warning : Boy x Boy
Prolog
"Profesor, sample 024 menunjukan reaksi terhadap virus mutan L3XZ" seru seorang wanita berjas putih kepada seorang lelaki paruh baya yang mengenakan jas yang sama dengannya. Lelaki yang dipanggil Profesor itu membalikan tubuhnya dengan tergesa dan segera berjalan, wanita tadi mengekor di belakangnya.
"Bagaimana kondisi tubuhnya ?"
"Sejauh ini kondisi tubuhnya stabil, belum ada perubahan yang terlihat, namun beberapa menit yang lalu tubuhnya mulai mengejang dan tumbuh sisik di sekitar tangan 024" wanita tersebut menjelaskan sambil mengecek papan jalan yang dibawanya sejak tadi. Setelah beberapa menit, mereka berdua tiba di depan sebuah pintu. Dengan sigap wanita tersebut memasukan password dan mendekatkan matanya di layar yang tersedia.
'Scanning completed'
'eyes and password detected'
Pintu tersebut terbuka menampilkan beberapa tabung yang berisi manusia dengan selang panjang di mulut mereka, beberapa manusia juga tampak tertidur di bangsal dengan infuse dan mesin-mesin yang mengelilinya. Mereka berdua berjalan melewati manusia-manusia yang diberi label sesuai urutan nomor masing-masing menuju manusia yang disebut sebagai sample 024.
"Profesor" seorang berjas putih lainnya berjalan mendekati lelaki yang disebut professor
"Bagaimana dengan sample 024 ?"
Pria berjas putih itu menunduk lalu menggelengkan kepalanya.
"Sial !" umpat Profesor geram.
"15 menit yang lalu sample masih menunjukan tanda-tanda berekasi positif dengan virus L3XZ namun setelah itu sample mulai kejang-kejang dan kemudian meninggal. Lagi-lagi virus mutan itu menolak bereaksi dengan tubuh manusia" jelas pria berjas putih itu.
"Tubuh mereka saja yang lemah !" Profesor memijit kepalanya perlahan, ia menghela nafasnya sebelum berkata.
"Siapkan sample 025 dan segera singkirkan sample 024 yang tidak berguna itu" perintah professor tegas. Pria tadi segera menunduk dan dengan gugup berkata.
"Ba..baik Profesor" sebelum pergi meninggalkan Profesor dan wanita yang bersamanya.
"Raina, ikut keruanganku" Profesor berkata, menyuruh wanita yang mengikutinya sejak tadi untuk kembali ke ruangannya. Setelah tiba di ruangan Profesor, Profesor itu langsung duduk di kursi pribadinya dan disusul oleh wanita bernama Raina yang duduk di hadapannya.
"Apakah ada informasi baru mengenai 17 sample yang melarikan diri itu ?" tanya Profesor
Raina kemudian mengambil Ipad yang berada di bawah papan jalan yang dibawanya sejak tadi.
"Menurut informasi yang Ren berikan, dari 17 sample tersebut hanya 13 sample yang masih bertahan hidup, 4 lainnya meninggal karena diduga terjadi kelainan genetik setelah bereaksi dengan virus mutan, sedangkan ke 13 lainnya tidak diketahui mutan seperti apa yang berkembang dalam diri mereka, hanya ada satu orang yang berhasil terdeteksi yaitu sample 01 yang merupakan mind controller, diduga 01 menghilangkan ingatan ke-16 sample lainnya termasuk dirinya sendiri agar mereka tidak ingat bahwa mereka adalah seorang mutan. Sekarang ke-13 sample berada di tempat yang berbeda-beda, yang terjauh berada di Los Angeles, Amerika Serikat, dua lainnya berada di China dan sisanya berada di Korea. "
"Lalu, apa rencanamu untuk mengumpulkan sample-sample berharga itu ?" tanya Profesor.
"Mungkin kita bisa menggunakan plan D, kau tahu ? Scouting ?" ujar Raina menampilkan seringaian yang mengerikan yang diikuti oleh seringai Profesor.
"Kalian akan kembali padaku senjata-senjataku yang berharga"
Seoul, 12 Januari 2013
"Ibu, aku berangkat sekolah dulu ya" pamit seorang anak laki-laki yang terlihat terburu-buru menggunakan sepatunya.
"Kau yakin tidak sarapan dulu, Seungcheol-ah?" tanya Ibunya, yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku sudah hampir terlambat Bu" setelah berkata seperti itu, lelaki bernama Seungcheol itu langsung berlari keluar rumah membuat ibunya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah sampai di depan pintu, Seungcheol berhenti sejenak
"Kenapa aku merasa hari ini sesuatu yang buruk akan terjadi ?" ujarnya pelan. Ia kemudian menggelengkan kepalanya "mungkin hanya firasatku saja" dan Seungcheol kemudian lanjut berlari tanpa menyadari seseorang memata-matainya dari kejauhan.
"Kau belum ingat ya ?" ujar orang tersebut. Ia kemudian berjalan meninggalkan tempat itu, tangan di saku celananya dan sayap yang membentang di punggungnya.
-TBC-
