"Ibu, mengapa kita berbeda?," anak lelaki itu bertanya pada ibunya

"Kita tidak berbeda sayang, kita semua sama,"

"Tapi banyak yang mengatakannya," Ibunya hanya tersenyum sedih setelahnya.

.

.

.

.

Never Same

-Prologue-

by SarangChanBaek

Main Casts : Byun Baekhyun & Park Chanyeol

Pairing : ChanBaek; KaiSoo; HunHan; TaoRis

Genre : Romance-Drama-School life

Rate : T

Warning : Shounen-ai; Yaoi; Boys Love; Boy x Boy

Typo(s)

.

.

.

.

Busan, 24 Desember 2014

.

Malam ini langit terlihat mendung, tak ada bintang berwarna-warniyang munculan seperti malam-malam sebelumnya. Sepertinya akan turun salju di malam natal ini.

Disisi lain didalam rumah yang sangat sangat sederhana, terdapat lelaki pendek berambut hitam tengah melilitkan syal rajutan tebal berwarna cream dileher putihnya. Ia tampak cantik mengenakan kemeja berwarna baby blue yang dipadukan dengan celana pendek berwarna putih dan tak lupa juga jaket tebal yang berwarna senada dengan syal yang dikenakannya. Ia terlihat begitu cantik,manis, dan menggemaskan disaat yang bersamaan.

"Bu, aku keluar dulu ya," pamit lelaki mungil itu pada Ibunya yang tengah mengeluarkan cookies dari oven yang sudah terlihat tua dan sedikit berkarat.

"Kita harus menggantinya dengan yang baru bu, bagaimana jika itu terbakar," lelaki mungil itu tiba-tiba berkomentar saat melihat ibunya dengan susah payah mengeluarkan cookiesnya dari oven tua itu.

"Lebih baik itu digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari baek, lagipula ibu rasa oven ini masih bagus," lelaki cantik itu –Baekhyun, menghelai nafas berat mengingat nasib hidup keluarganya yang begitu menyedihkan. Bahkan untuk membeli oven saja itu sangatlah sulit padahal ibunya sangat senang membuat kue. Ia khawatir jika suatu saat oven itu akan melukai lengan ibunya. Namun apa boleh buat? Ia hanya bisa tersenyum gentir dan berandai-andai, jika saja ayahnya masih hidup mungkin ia dan ibunya tidak akan hidup sesulit ini. Namun takdir siapa yang tahu, bukan? Itu selalu mengejutkan.

"Oiya, kau mau kemana?" tanya ibunya yang berhasil menyadarkan dari lamunan kesedihannya.

"Adadeh hehe," baekhyun tertawa kecil menampakan eye smilenya.

"Dengan siapa? Ibu bisa tenang jika itu Kris,"

"Aku akan bersama Kris bu, jadi ibu tak perlu khawatir. Lagipula ini hanya sebentar"

"Bukankah seharusnya kau habiskan malam natal ini bersama ibumu, sayang" rajuk ibunya. sesekali ia ingin menggoda anak satu-satunya yang terlihat menggemaskan ini dan sepertinya itu berhasil, melihat anak lelaki satu-satunya itu tengah mengerucutkan bibirnya lucu merasa kesal dengan rajukan ibunya.

"Tentu saja aku akan menghabiskan malam natal bersama Ibu, aku hanya akan menemui Kris sebentar. Ia memintaku untuk menemuinya," tutur baekhyun masih mengerucutkan bibirnya lucu.

"Hey, ibu hanya bercanda. Itu tidak sungguhan baek, lebih baik kau habiskan malam natal bersama Krismu saja. Ibu akan baik-baik dirumah. Natal kan hanya setahun sekali. Buatlah itu menjadi berkesan,"

"Tidak kok bu! Aku hanya ingin bersama Ibu. Janji deh tidak akan lama,"

"Ck, anak nakal ini" Ibunya terkekeh kecil.

"Yasudah cepat sana pergi, Kris menunggumu bukan?,"

"Ne, aku pergi dulu ya bu,"

"Hati-hati dijalan nak,"

"neh,"

.

.

-Never Same-

.

.

"Kris!," Seru lelaki mungil itu sambil berlari semangat menemui seseorang yang kini hanya tinggal berjarak empat meter dihadapannya. Ia berlari lucu seperti anak kecil, membuat lelaki berambut coklat terang yang dihampirinya tertawa geli.

Kini baekhyun dan lelaki tinggi bernama Kris itu sedang berada di festival malam natal yang diadakan rutin oleh masyarakat busan untuk menyambut malam natal mereka. Kris yang mengirimi ia pesan singkat lima jam yang lalu –pukul dua siang, untuk bertemu difestival ini dan juga akan meberitahunya suatu hal. Tentunya lelaki pendek itu bersemangat bukan main.

Festival ini sangatlah ramai, banyak pohon pohon cemara yang dihiasi pernak-pernik juga jalanan seperti trotoar yang dikanan kirinya terdapat pohon sakura dengan daun berwarna pink yang jatuh berguguran. Lampu-lampu lampion berwarna-warni tersebar dimana-mana membuat kota Busan terlihat sangatlah hidup dimalam natal ini.

"Hey, kau sudah datang," sapa lelaki tinggi berambut coklat terang yang dihampirinya itu, baekhyun tak menanggapi ia hanya tersenyum hangat seperti biasa dengan hidung yang sudah memerah efek cuaca yang sangat rendah dimalam natal ini.

"Mengapa berlari eoh," tanya Kris dengan lembut sambil membenarkan letak syal rajut baekhyun yang tak disadari oleh sipemilik kini sudah tak melilit dengan sempurna dileher putihnya.

"Aku ingin cepat-cepat menemuimu," mata baekhyun berbinar. Kris dapat melihat pantulan refleksi dirinya dimata bening lelaki manis yang kini ada dihadapannya. Mata itu sedikit berair karena efek cuaca.

"Kau merindukanku ya?," goda Kris sambil mensejajarkan tinggi badannya dengan baekhyun. Itu tentu saja membuat lelaki yang lebih pendek gugup dan menjadi salah tingkah.

"Emm.. tidak kok. Percaya diri sekali," cibir Baekhyun berusaha menutupi kegugupannya. Sebenarnya ia sangat merindukan lekaki tinggi ini, karena saat ini sekolah sedang libur musim dingin, jadi baekhyun tidak dapat melihat lelaki tinggi ini dimanapun. Belum lagi Kris akan selalu sibuk dengan urusan keluarganya selama liburan musim dingin yang kata ayahnya itu tidak dapat diganggu.

"Yah, padahal aku banyak merindukanmu," Kris membuat wajah sesedih mungkin ia berniat untuk merajuk pada lelaki mungilnya ini. "Hilangkan ekspresi itu Kris, itu menggelikan," Baekhyun terkekeh geli sementara Kris hanya merengut kesal karena rajukannya pada lelaki mungil ini sama sekali tidak berhasil.

"Oiya ngomong-ngomong-," Kris menjeda ucapannya membuat lelaki pendek itu menatapnya.

"Apa?,"

"Kau cantik hari ini," ungkapnya dengan kekehan diakhir kalimat.

"Aku lelaki Kris,"

"Tapi kau cantik,"

"Aku tidak cantik!,"

"Yang melihat aku bukan kau," Kris meleletkan lidahnya jahil.

"Terserah! terserah!" pipi baekhyun mulai bersemu kemerahan. Melihat baekhyun yang merajuk sambil menghentakan kakinya membuat Kris gemas dan semakin ingin menggodanya, tetapi rencana itu ia urungkan begitu terlintas satu hal dipikirannya. Tanpa disadari ia tersenyum sedih sambil menatap baekhyun lama.

"Hey, kau kenapa?" tanya Baekhyun merasa bingung dengan tatapan yang diberikan lelaki tinggi itu. Itu tiba-tiba.

"Eh, tidak kok tidak ada apa-apa," Kris tersenyum lebar lagi seperti biasa, namun tak bisa disangkal bahwa Baekhyun dapat melihat sorot lain dimata bening lelaki tinggi itu. Ia seperti melihat ada kesedihan didalamnya. Dan itu membuat baekhyun menjadi khawatir.

"Oiya, bukannya kau ingin bicara?,"

"Ah, aku akan memberitahunya nanti,"

"Kapan? Jangan membuatku penasaran,"

"Aku akan memberitahunya setelah kita berjalan-jalan mengelilingi festival. Bagaimana?"

"Baiklah, ayo kita sudah jalan. Aku sudah tidak sabar," dengan semangat Baekhyun menggadeng erat lengan lelaki tinggi itu sambil berjalan mengintari festival malam natal ini dengan perasaan bahagia. Ia hanya menginginkan malam natal yang membahagiakan bersama orang yang dicintainya.

.

.

.

.

"Sekarang apa? Beritahu aku," baekhyun ternseyum lebar dengan mata yang berbinar. Ia sudah tak sabar dengan apa yang akan lelaki itu sampaikan padanya. 'Apa kris akan mengucapkan happy anniversary atas hubungannya yang sudah menginjak usia 3 tahun?' Jika 'ya' maka, ini akan menjadi sangat romantis ditambah lagi dengan mereka yang kini tengah berada di bawah pohon sakura yang daun pinknya berguguran dan juga lampu lampion berwarna-warni yang menemani disekelilingnya. Tempat ini cukup jauh dari keramaian, karena Kris sengaja membawanya ketempat sepi agar hanya baekhyun sajalah yang dapat mendengar ucapannya.

Kris menghelai nafas berat sebelum memulai percakapan "Um," baekhyun masih terus memperhatikan wajah kris. Entah perasaannya saja atau apa ia merasa Kris berbeda malam ini. Ia menjadi sosok yang sangat sangat hangat dari biasanya. Sedaritadi lelaki tinggi itu terus saja menggadeng tangannya erat enggan melepasnya barang sedikitpun, menatap dirinya secara berlebihan bahkan saat pertunjukan air mancurpun lelaki tinggi itu tidak menontonnya ia malah asik menonton wajah kekasih mungilnya yang sedang memperhatikan air mancur dengan wajah yang bahagia. Dan juga ia banyak memotret baekhyun dengan kamera dslr hitamnya yang ia bawa.

"Baek," panggil kris dengan mimik serius, ia sudah memantapkan hatinya demi sang kekasih.

"Ia?" entah mengapa baekhyun merasa dirinya tak enak hati, seperti ia akan mendengar kabar buruk. Tapi ia harus berfikir positif bukan?

"Ayo kita putus,"

-hening

.

"Ne?," baekhyun membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang ia dengar. Apa krisnya sedang melontarkan sebuah lelucon padanya, jika ya maka itu tidak lucu sama sekali. "Kau becanda? Ini tidak lucu, kau tahu,"

"Tapi aku serius," lirih kris matanya pemandang kesamping, karena ia akan goyah jika menatap mata kekasih mungilnya yang sudah berkaca-kaca dihadapannya.

"Kenapa tiba-tiba?" lirih baekhyun dengan suara bergetar mati-matian menahan tangis agar tidak pecah di hadapan lelaki tinggi ini.

"Ini tidak tiba-tiba,"

"Jadi bagimu ini tidak tiba-tiba?" baekhyun tersenyum miring tak percaya. Itu berarti kris sudah ingin mengakhirinya dari jauh jauh hari bukan? Karena ia bilang ini tidaklah tiba-tiba. Kris hanya terdiam tak berani menatap mata bening yang kini sudah berlinang air mata Ia tak akan kuat melihat orang yang sangat ia cintai menangis di hadapannya. Tapi kenyataan itu telak memukulnya, karena dirinya sendrilah yang membuat kekasih mungilnya ini menangis.

"Baiklah, beri aku satu alasan," lirih baekhyun sambil mengusap air mata menggunakan lengan jaket yang ia kenakan. Ia tidak mau terlihat lemah.

"Aku sudah tidak mencintaimu lagi,"

DEG

.

.

Baekhyun bungkam. Mengapa dari beribu-ribu alasan, alasan itulah yang keluar dari mulut kekasihnya ini? Baekhyun tak bisa menahan tangisnya, air matanya sudah deras mengalir dipipinya hingga turun ke dagu. Tidak mungkin. Ini bukan Krisnya. Ini bukan bukan Krisnya yang ia kenal sejak ia menginjak sekolah menengah pertama. Ini bukan Krisnya yang selalu merindukannya. Ini bukan Krisnya yang setiap hari mengutarakan kata cinta kepadanya. Ini bukanlah Kris kekasihnya dan Baekhyun yakin itu. Pasti ada yang salah dengan ini.

"Kau berbohong," baekhyun tersenyum miring seperti sedang menertawai kebohongan kekasihnya ini.

"Aku tidak berbohong, baekhyun"

"Tatap mataku dan katakan sekali lagi maka aku akan percaya," final baekhyun. Kris terdiam lama, ia tak bisa melakukannya. Tanpa disadari matanya mulai berkaca-kaca. Ia harus melakukannya, ini semua demi baekhyun. Demi orang yang ia cintai. Dengan perlahan Kris mengalihkan pandangannya menatap mata lelaki mungil dihadapannya yang sudah memerah dan-

"Aku sudah tidak mencintaimu lagi Byun Baekhyun, maka dari itu ayo kita akhiri sekarang,"

.

.

.

'Natal kan hanya setahun sekali. Buatlah itu menjadi berkesan,'

"Kris.. hiks..hiks," tangis baekhyun pecah setelah punggung lelaki tinggi itu sudah tak terlihat lagi oleh pandangannya.

.

.

.

Malam itu. Tepat malam natal dibawah dibawah salju putih yang mulai berjatuhan diatas kepalanya, Baekhyun merasa hidupnya benar-benar hancur dan tidak berarti lagi.

.

.

.

-Prologue End-