Disclaimer :

Naruto Masashi Kishimoto

Fujoshi Furukawa Kana

Warning : Newbie, AU, OOC, typo(s), EYD hancur, deskripsi kurang, abal, dll.

A/N : Jika ada kesamaan cerita itu bukanlah kesengajaan. Plot fic ini murni punya saya dan jika menemukan kesamaan dengan cerita lain, mohon konfirmasi. Hope you like, minna ^^

.

.

Don't like, don't read.

Sabaku Gaara baru saja menduduki diri di bangku saat teman sekelasnya-Naruto berteriak heboh sembari berlari tergesa-gesa memasuki kelas mereka.

"Gaara, Gaara!"

Merasa namanya dipanggil, Gaara menoleh dan mengernyit melihat keadaan kacau Naruto. "Ada apa?"

Masih dengan napas putus-putus, pemuda dengan tanda lahir di pipi itu mencoba mengatur napasnya. " .lihat."

"Lihat apa?"

"Mading! Kau pasti akan terkejut!" Naruto langsung menarik tangan Gaara namun detik kemudian kembali melepasnya. Wajah Naruto yang langsung pucat pasi membuat Gaara kembali berucap, "Ada apa lagi?"

Dengan cepat Naruto menggeleng, "Ah daijoubu. Ya sudah, ayo!" Naruto berlari duluan diikuti Gaara di belakangnya yang masih diselimuti rasa penasaran.

Sesampainya di tempat yang dimaksud, telah banyak murid yang berkumpul di depan mading sekolah, bukan hanya dari angkatannya saja bahkan adik tingkatnya juga ada di sana. Merasa ada yang tak beres, Gaara mencoba menerobos hingga berhasil berdiri tepat di depan mading.

Iris jade-nya meneliti satu persatu huruf-huruf yang terpampang jelas nan besar di hadapannya. Hanya tiga kalimat, namun berhasil membuat seorang Sabaku Gaara membulatkan mata walau masih dapat ditutupi wajah datarnya.

SABAKU GAARA- 3-1 TERNYATA SEORANG GAY. TERBUKTI SAAT PERCAKAPANNYA KEMARIN DENGAN UCHIHA SASUKE. SABAKU GAARA SENANG DIKATAKAN GAY.

Siapa gerangan yang berani menuliskan hal nista demikian? Gaara berpikir kemungkinan siapa saja yang mendengar percakapannya kemarin dengan Sasuke hingga berani menulis berita menjijikkan ini.

Gaara berusaha tak peduli dan memilih kembali ke kelas. Namun baru saja ia berbalik, ia disuguhi tatapan aneh oleh seluruh murid yang melihatnya. Tak terkecuali Sasuke yang langsung merinding.

"Sasuke..."

Sasuke menggeleng perlahan. "Ternyata benar, kau seorang gay!" tuding pemuda pantat ayam itu. Sedangkan Gaara hanya menghela napas berat. Tak akan mudah menghadapi situasi jika sahabatnya saja percaya gosip murahan tersebut.

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Sasuke," Gaara mencoba menarik tangan Sasuke untuk menjelaskanya berdua, namun reaksi yang dikeluarkan sama seperti Naruto tadi. Sasuke langsung melepaskan cengkeraman Gaara.

"Maaf Gaara, aku bukan gay sepertimu."

Geraman Gaara menjadi penanda jika pemuda tampan tersebut mulai merasa jengah. Oke, tak masalah jika seluruh warga KHS menganggapnya gay, asal tidak dengan sahabat sedari kecilnya ini.

"Jangan membuatku frustasi, Uchiha Sasuke!"

"Berhentilah bersikap menjijikkan seperti itu. Kau sudah seperti gay sungguhan."

Kembali Gaara mengerang, "Dan berhentilah percaya gosip itu. Aku tak masalah jika mereka semua menganggapku gay, tapi tidak denganmu."

Ucapan frontal pemuda Sabaku barusan membuat keadaan hening seketika. Semua orang melongo, tak percaya jika seorang Gaara dapat mengatakan demikian. Sasuke langsung menatap jijik, bukan hanya Sasuke namun seluruh murid yang ada di sana kecuali-

"KYAAA!"

Gaara dan yang lainnya sontak menoleh ke arah sumber suara. Mata jade Gaara menyipit begitu mengetahui siapa yang memekik tadi.

"Ino."

Di sana, tak jauh dari tempat mereka semua, seorang gadis dengan rambut ponytail, beriris aqua blue dan berkulit putih mengatup kedua tangannya di depan dada dan menatap berbinar sepasang sejoli-Gaara dan Sasuke. Entah apa yang membuat gadis seperti barbie itu sumringah, yang jelas membuat perasaan Gaara maupun Sasuke tak menentu.

"Ternyata selama ini aku salah. Gomen ne, Uchiha-senpai."

Sasuke tersentak saat gadis pujaannya menyebut namanya. "Apa maksudmu?"

"Aku salah mengira selama ini. Tapi aku sadar sekarang, bahwa senpai ternyata-"

Saat itu, rasanya Sasuke ingin meloncat kegirangan. Akhirnya Ino sadar bahwa ia bukanlah gay, namun yang gay itu adalah Gaara. Dengan begitu, Yamanaka Ino pasti akan menerima cintanya. Sasuke sudah tersenyum penuh arti dan dalam hati membanggakan dirinya.

"Ternyata senpai bukan seorang seme, melainkan uke!"

JDARRR!

Kilat berkekuatan ribuan volt baru saja menyambar Sasuke. Mulut Sasuke mendadak kaku, tak bisa mengeluarkan sanggahan atas pernyataan menyeleweng tadi. Dikatain uke oleh sang pujaan hati membuat hati Sasuke serasa dicabik-cabik.

"Sungguh, kalian berdua begitu romantis. Selama ini aku berpikir bahwa Uchiha-senpai adalah seme, karena aku sering melihat senpai menolong Sabaku-senpai dan selalu mendekatinya. Namun aku salah. Ternyata Sabaku-senpai adalah seme dan Uchiha-senpai uke. Kegigihan Sabaku-senpai berusaha meyakinkan Uchiha-senpai itu sangat..."

"Romantis."

Hancurlah sudah harga diri sepasang sahabat itu. Kalimat demi kalimat yang dilontarkan Ino membuat seluruh murid memandang mereka jijik dan mual. Mereka seakan terhipnotis dengan apa yang Yamanaka Ino yakini selama ini.

"Whooaaa kalian memang gay rupanya."

"Kukira hanya Gaara, ternyata Sasuke juga ya?"

"Benar-benar menjijikkan. Padahal dengan wajah setampan mereka, banyak gadis yang mengantri, namun ternyata..."

Dan masih banyak komentar negatif yang dapat mereka tangkap. Setelah aksi menatapa aneh mereka, seluruh murid lainnya beranjak bubar menyisakan Gaara, Sasuke dan Ino.

Sasuke adalah orang pertama yang bereaksi. Ia langsung berlari ke arah jendela koridor menghirup napas dalam-dalam. Mengisi paru-parunya kembali dengan oksigen yang habis terpakai akibat insiden tak jelas ini.

Sedangkan Gaara hanya menatap datar Ino yang memasang cengiran andalannya. Sambil mendecih, Gaara menarik tangan gadis itu dan membawanya ke atap sekolah.

Begitu sampai, Gaara langsung membanting pintu dan menguncinya. Sekali lagi ia tatap Ino dan berujar, "Apa maksudnya ini?"

"Eh? Ah tidak ada apa-apa."

"Jangan bohong!"

"Aku tidak bohong! Toh, kenyataannya memang-"

Bruk

Belum sempat Ino menyelesaikan kalimatnya, Gaara terlebih dahulu menghempaskan tubuh wanita itu ke dinding di samping pintu. Mengunci segala pergerakan Ino dengan mencengkeram kedua lengan itu erat.

"Kenyataannya memang… Apa? Apa yang akan kau katakan setelah itu?"

Ino meneguk saliva-nya melihat tatapan tajam nan serius Gaara. Tatapan yang dapat membuatnya lebih memilih untuk tak melihatnya.

"Ayo jawab, Yamanaka Ino!"

Ino membuang muka namun dengan cepat Gaara palingkan kembali wajahnya agar bisa menatap jade itu.

"Kenyataannya memang kalian berdua romantis."

"Khee..." Gaara mendengus. "Aku dan Sasuke romantis?"

Ino mengangguk.

"Kau menganggap aku seme?"

Sekali lagi Ino mengangguk.

"Dan artinya aku gay?"

Lagi, gadis berponi panjang itu mengangguk.

"Terus apa artinya ini?" Gaara mengelus perut rata Ino tanpa mengalihkan pandangannya pada iris aquamarine itu. "Di sini ada bayiku. Dan kau masih berani menganggapku gay?"

Seolah tak gentar, Ino lagi-lagi mengangguk, "Ya."

Mendengar nada menantang dari Ino, seringai tipis tercetak jelas di wajah tampan Gaara. "Kau tidak menyesal mengatakan demikian?"

"Tidak. Bagaimanapun, aku tetap menganggap kalian sepasang kekasih. Apa kalian tidak sadar, bahwa kalian begitu romantis? Ahh aku memang tidak pernah salah menebak siapa-siapa saja yang berpotensi untuk jadi gay."

"Begitu ya?" seringai yang tidak disadari Ino itu makin lebar. "Bagaimana jika kita buktikan sekarang apakah aku gay atau tidak?"

Ino mengernyit, "Apa maksud senpai?"

Gaara mendekatkan bibirnya pada telinga wanita cantik itu, "Kita ulangi kegiatan kita dua bulan lalu di perpustakaan."

Otak Ino mengerti arah permbicaraan Gaara maka tubuhnya langsung menegang dan mencoba mendorong Gaara sekuat tenaga walau sia-sia. Gaara benar-benar mengunci tubuhnya.

"Lepaskan aku!"

"Hooo tidak bisa. Kau sudah mengaktifkan pikiran kotorku, nona."

Ino meringis, "Akan kulaporkan pada Otou-san!"

"Silahkan saja. Toh, ji-san sudah menyetujui kita. Bahkan setelah aku lulus kita akan menikah, bukan? Jangan bilang kau lupa itu."

"Baka!" tak disangka-sangka, demi bisa lepas dari kekangan pemuda di hadapannya, Ino memilih menggigit lengan Gaara sekuat tenaga. Hal itu tentu membuat Gaara berteriak dan melepaskan cengkeramannya pada Ino.

Berhasil lepas, Ino memeletkan lidah kemudian berkacak pinggang, "Kan sudah kubilang, sampai kapanpun aku akan menganggap kalian pasangan yang serasi!" setelah itu, Ino melenggang pergi menyisakan Gaara yang hanya tertawa kecil.

"Yah, tak masalah kau menganggap demikian. Namun aku jamin, suatu saat nanti kau akan menarik ucapanmu itu, Sabaku Ino."

TBC

A/N: Minna-san… Hontou ni gomenasai jika saya buat SasuGaa really OOC. Sebenarnya gk rela sih, ya cuma karena tuntutan cerita jadinya gini. Mana Gaara yang kek gay beneran ahahaha…

Semoga sequelnya gk mengecewakan ya, karena sepertinya chap pertama ini hancur sehancur-hancurnya. Ini fic ringan jadi santai aja bacanya, belum ahli buat fic yang berderai air mata hehehe. Dan chap ini khusus GaaIno ya, mungkin chap depan SasuIno ^^ Akhir kata-

Mind to RnR?