Setelah 4 tahun lupa password, akhirnya dengan seijin takdir Author bisa kembali lagi menulis. Lama tidak menulis kalimat pembuka membuat Author jadi kagok, maka dari itu, langsung aja scroll ke bawah untuk membaca. Selamat membaca! :D
Pairing : Natsu D. & Lucy H.
Genre : Humor
Disclaimer : Hiro Mashima
Warning : Mungkin ada sedikit typos dan perubahan gaya tulis.
Di kediaman Heartfilia.
Jari lentik seorang wanita berambut pirang membuka knop pintu dengan kasarnya.
BRAAK!
Di hadapannya telah terlihat sesosok makhluk berambut pink yang tengah tidur membelakanginya. Wanita itu sekilas melihat jam dinding sebelum berjalan menghampiri makhluk yang sedang tertidur itu. Tangannya mengumpulkan beberapa bulu kaki makhluk itu dan menariknya secara bersamaan, sementara tangan satunya sibuk membawa keranjang berisi pakaian yang akan dijemur.
Kaki makhluk itu tersentak saat mahkota kakinya dicabut. Bukannya bagun, makhluk itu malah membetulkan posisi tidurnya.
"HEH BANGUN!" Wanita itu menarik bantal yang digunakan makhluk itu, membuat kepala makhluk tersebut membentur kasur.
"Apa sih Lucy… ini kan hari Minggu…" Makhluk itu meraih kembali bantalnya.
"Setiap hari juga hari Minggu buatmu!" Bentak Wanita yang dipanggil Lucy itu jengkel. "Bahkan di hari Minggu pun orang-orang masih beraktivitas. Olahraga kek, bersih-bersih rumah kek, jalan bareng temen kek.." Lanjut Lucy.
"Lucy… kau tidak lihat aku sedang olahraga?" Makhluk itu memasukkan dirinya ke dalam selimut. "Olahraga apa yang dilakukan sambil meluk guling?" Lucy bertanya dengan ekspresi sinis.
"Lucy, otot-ototku menguat saat aku tidur.. kau yang tidak punya otot tidak akan mengerti.."
Lucy berkacak pinggang sambil berdecak. Ia tau tidak ada gunanya berargumen lebih lama dengan makhluk ini. Tangannya juga sudah mulai pegal membawa keranjang pakaian basah.
"Aku tidak masalah kalau kau mau tidur seharian. Tapi bangun dulu, setelah itu mandi dan sarapan, lalu bantu aku bersihin rumah, baru tidur lagi." Oceh Lucy.
"Itu sih namanya kau masalah kalau aku tidur seharian…" Makhluk itu menutup telinganya dengan bantal.
"Ini juga, AC masih nyala dari kemarin sore! Emang kau pikir biaya AC murah apa?! Udah ya aku gak mau tau, pokoknya selesai aku menjemur pakaian kau harus sudah mandi!" Lucy mematikan AC dan pergi meninggalkan makhluk itu.
Makhluk itu menghela nafas berat dengan pasrah.
Natsu turun dengan malasnya menuju kamar mandi dengan handuk yang diletakkan di salah satu bahunya. Hidungnya mencium sesuatu yang enak dari dapur, membuat kakinya berbelok arah. Dia menarik kursi dan mengambil piring serta sendok lalu mulai memakan sarapannya pada pukul 12 siang. Selesai makan dia meninggalkan piring kotornya di atas meja dan membiarkan makanan di atas meja terbuka begitu saja. Dia pun pergi ke kamar mandi.
Selesai menjemur baju, Lucy kembali. Insting kebersihan Lucy membuatnya menoleh ke arah dapur. Dia melihat lalat-lalat yang sedang berpesta di atas makanannya, serta sebuah piring kotor yang sudah 100% adalah ulah dari Natsu Dragneel. Lucy menjerit panik dan berlari mengusir lalat-lalat yang sedang asik berpesta itu. Setelah menutup makanan dengan tudung saji dan mencuci piring kotor, Lucy berjalan ke kamar mandi dan menggedor pintu kamar mandi yang sedang digunakan Natsu.
Natsu menjerit. Jeritannya tidak kalah kuat dengan jeritan Lucy tadi. "APA SIH?!" Tanya Natsu dari dalam. "Kalau abis makan, ditutup lagi makanannya! Piring kotor taruh di tempat cuci!" Oceh Lucy. Natsu tidak mempedulikan ocehan Lucy. Lucy pun pergi melanjutkan pekerjaannya yang lain.
Selesai mandi, Natsu meletakkan handuk basahnya di atas sofa dan pergi ke kamarnya. Lucy yang melihat itu pun kembali mengoceh. "Kalau sudah pakai handuk, dijemur di bawah sinar matahari supaya gak bau! Ah kau ini!" Sambil mengoceh, Lucy mengambil handuk Natsu dan pergi menjemurnya.
Di dalam kamar, Natsu melihat pantulan dirinya di cermin. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa ada yang tidak beres pada dirinya. Dia berjalan mendekati cermin dan mulai bercermin.
"Kok gua makin dekil ya?"
Natsu mencari sesuatu yang dapat memutihkan wajahnya secara instan. Matanya menyapu benda-benda yang diletakkan di atas meja rias Lucy, dan menemukan sebuah benda bernama 'Compact Powder'.
Natsu mencoba membuka wadah itu. "Bagaimana cara membuka benda ini…?" Belum sempat terbuka, compact powder itu terjatuh ke lantai dan terbuka. Tentu saja, isinya pecah dan menjadi kepingan. Sebagian menjadi bubuk. Natsu mengambil benda itu dan memakaikannya ke wajah tanpa mempedulikan kepingan bedak yang berserakan di lantai.
Saat itulah harusnya Natsu tau kalau dia telah melakukan sebuah kesalahan besar.
Natsu melenggang pergi keluar kamar untuk menonton acara Minggu favoritnya. Dia bersandar malas di sofa, sementara Lucy yang baru selesai dengan bersih-bersihnya, pergi ke kamar untuk merapihkan kasur yang tadi tidak bisa ia rapihkan karena masih ada Natsu di atasnya.
Betapa terkejutnya Lucy melihat ceceran bubuk dan kepingan berwarna peach muda berserakan di lantai kamarnya. Ia pun menjerit dan segera berlari ke tempat Natsu berada.
"HEH KAU! Kau yang menjatuhkan compact powder ku di kamar ya?!" Natsu menoleh. Rasa kaget Lucy semakin bertambah ketika melihat wajah Natsu yang lebih cerah dari biasanya. "Kau pakai compact powderku juga ya?!"
"Oh Lucy…!" Natsu tersenyum sumringah. "Benda yang biasa kau pakai setiap hari itu membuat wajahku kelihatan lebih cerah dari biasanya!"
"SUDAH SANA PERGI! JANGAN RUSAK HARI MINGGUKU LEBIH DARI INI! DAN JANGAN KEMBALI SEBELUM KAU MENEMUKAN COMPACT POWDER YANG PERSIS SAMA SEPERTI YANG KAU RUSAK TADI!"
Day By Day Team Natsu 2
Natsu berjalan lesu setelah di usir oleh Lucy. Dia merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan terhadap benda essential Lucy. Kakinya pun terhenti di taman yang ada di dalam komplek rumahnya.
Telah duduk seorang pria berambut hitam tanpa menggunakan pakaian atasnya ditemani oleh seorang pria baik hati yang memiliki tatto di wajahnya.
"Kenapa lagi lu?" Tanya Gray yang sedang duduk santai di kursi taman.
"Paling dia buat masalah lagi di rumah.." Jawab Jellal yang sedang membaca majalah.
Natsu duduk di sebelah Gray dengan wajah putus asa. "Lu buat salah apa lagi ke Lucy?"
"Gua gak sengaja pake benda essentialnya Lucy.. terus gak sengaja rusak…" Raut wajah Natsu menjadi sedih.
"Hah? Benda essential Lucy? Pem*ba*lut?" Tanya Gray sambil mengerutkan dahinya.
"Bukanlah bego."
"Terus apa?"
"Gua gak tau namanya apa.. pokoknya di wadahnya ada tulisan chan chan delicate apa gitu.. terus gua disuruh cari benda yang sama kayak gitu.." Natsu enggan mengingatnya.
"Chantecaille Poudre Delicate?!" Teriak Jellal.
Natsu dan Gray kaget mendengar kawannya itu tiba-tiba fasih berbahasa asing. "H-Hah?"
Jellal memperlihatkan halaman majalah yang sedang ia baca. "Wah iya nih.. benda ini yang tadi gua pake terus jatuh dan rusak…emangnya ini barang apaan sih?" Tanya Natsu.
"Kalo dari deskripsinya sih semacam bedak gitu.. harganya 800 ribu dan hanya diproduksi sebanyak 1000 buah." Jelas Jellal.
"Gak heran Lucy marah sama lu…" Semangat Natsu semakin turun mendengar perkataan teman-temannya itu.
"Itu… dijual dimana?" Natsu berusaha mengintip majalah yang dipegang Jellal. "Ini udah gak diproduksi lagi.." Jellal menjawab dengan nada datar, seolah tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi pada kawannya itu.
"Udah.. kita mending ke toko kosmetik yang di komplek A tuh.. lumayan lengkap kayaknya.." Gray mengusap-usap kepala Natsu dan ditepis dengan kasar oleh Natsu.
Mereka bertiga pun pergi ke toko kosmetik di komplek A.
Di toko Kosmetik.
Mereka masuk ke sebuah tempat yang cukup luas, dan didominasi warna pink dan putih. Saat mereka masuk, di sebelah kanan mereka terdapat rak-rak yang berisi berbagai macam alat make-up sementara di sebelah kiri mereka terdapat rak-rak yang berisi berbagai macam aksesoris wanita. Di depan mereka, mereka disambut oleh 2 orang kasir. Yang satu wanita tulen, yang satu lagi gendernya belum teridentifikasi.
mereka melangkahkan kaki mereka masuk lebih dalam dan berhenti di deretan rak yang mendisplay berbagai macam bedak.
"Jel, Jel.."
"Apa Nats?"
Gray bingung kenapa kedua temannya itu saling menyebut nama satu sama lain dengan panggilan yang menurutnya hanya akan diucapkan oleh wanita saja.
"Kasih liat halaman yang ada gambar bedaknya itu!" Natsu mengibaskan tangannya menyuruh Jellal untuk mendekat.
Jellal membalik halaman majalah sambil berjalan ke arah Natsu. Belum sempat dia menunjukkannya, majalah itu sudah berpindah tangan. Natsu mencocokkan gambar pada majalah dengan bedak-bedak yang ia lihat. Ia melakukannya sampai sore hari tanpa mempedulikan 2 orang yang sudah kebosanan menunggunya. Selagi Natsu sibuk mencari, kedua orang itu sadar bahwa mereka sudah membuang-buang waktu untuk mengurusi masalah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan mereka.
Mereka pun mencari cara untuk kabur dari Natsu. Mereka tau Natsu tidak akan semudah itu membiarkan mereka pulang. Mereka tau betul, Natsu adalah orang yang tidak mau menderita sendirian. Jellal pun menemukan sebuah ide.
"Nats."
"Bisa lu hentikan itu?" Gray menoleh.
Natsu menoleh. "Udah ketemu?"
"Ah.. bukan gitu.. sebenernya Jellal menemukan cara supaya lu bisa pulang tanpa harus membawa bedak itu.." Natsu langsung semangat mendengarnya. "Katakan!"
Jellal pun menjabarkan ide cemerlangnya itu pada Natsu dan Gray. Natsu pun pulang dengan tubuh tegap dan senyum sumringah.
Natsu membuka pintu rumahnya dengan gembira. Dia menghampiri Lucy yang sedang bersandar di sofa sambil menyilangkan tangan dan kakinya.
"Udah ketemu?" Lucy melirik Natsu dengan lirikan sinis.
Natsu menarik tangan Lucy sehingga wanita itu bangun dari posisi nyamannya. Kini mereka berdua saling bertatapan. Kemudian kedua tangan Natsu memegang kedua pipi Lucy.
"Tanpa benda itu pun, aku tetap bisa melihat kecantikan yang ada pada dirimu.."
Mendengar itu, Lucy langsung melotot dengan ekspresi JANGAN-MASUK-KE-KAMAR.
Sepertinya rencana seorang Jellal Fernandes untuk Natsu Dragneel baru saja gagal.
Setelah kejadian itu, entah bagaimana Natsu diperbolehkan masuk ke dalam kamar.
Di dalam kamar, Lucy sedang asik bermain dengan HP nya di depan meja rias. Dia sudah berganti menggunakan piyama berwarna merah muda. Sementara Natsu sudah berbaring di atas kasur, memainkan HP nya juga.
Suasana di kamar itu sangat hening dan canggung. Lucy yang sedang sibuk menonton video berbahasa Prancis tidak memperdulikan Natsu yang cuma geser-geser kalender di HP nya biar keliatan sibuk.
Natsu mengintip dari balik HP nya. Dia memikirkan cara untuk memecah keheningan di dalam ruangan itu. "Orang Spanyol kalau ngomong, logatnya ribet ya.."
Mendengar itu, Lucy menarik nafas sambil memutar bola matanya dengan malas. Dia membetulkan posisi duduknya. "Kalau ingin mengajak baikan jangan sekarang. Aku masih malas denganmu. Lagipula, ini bukan bahasa Spanyol.". Natsu tidak menyerah. Dia masih berusaha mencari cara lain agar dapat berbaikan dengan Lucy malam itu juga.
Karena bosan, Lucy menyenandungkan lagu yang akhir-akhir ini sedang disukainya. Mendengar itu, Natsu melihat itu sebagai sebuah kesempatan. Dia pun mencari-cari celah agar dapat ikut bersenandung bersama Lucy. Lucy yang menyadari suaminya ikut bersenandung langsung naik pitam.
"NATSU!"
"APA?!"
"BISA TIDAK JANGAN MENGGANGGUKU SEKARANG?!"
"TERUS KAPAN?!"
Natsu membuat suasana semakin menjadi lebih buruk.
.
Setelah semua usaha yang dilakukan Natsu, kini mereka berdua bersiap untuk tidur. Karena sedang merasa bersalah, Natsu yang biasanya hanya membutuhkan beberapa detik untuk tertidur, kini menderita karena masih harus memikirkan cara lain untuk berbaikan dengan Lucy. Ia takut jika tidak mendapatkan maaf dari Lucy malam ini juga, Lucy akan semakin tidak ingin berbicara dengannya. Yang artinya juga tidak ada sarapan untuknya besok pagi.
Setelah Lucy selesai dengan skin care-nya, ia pun berjalan menuju ke kasur dan tidur membelakangi Natsu. Natsu yang tidak ingin khayalan buruknya terjadi, mencoba saran yang diberikan Jellal sekali lagi.
Ia membalik badannya menghadap Lucy yang masih membelakanginya. Kemudian ia memeluk Lucy dari belakang dan menyenderkan dagunya di bahu Lucy. Lucy semakin naik pitam, ia langsung menyikut perut Natsu dengan keras. Natsu langsung berbalik membelakangi Lucy, ia memegangi perutnya sambil meringis kesakitan.
"Jangan ganggu aku, aku mau tidur! kau semakin membuatku jijik!".
Dan cara yang diberikan Jellal Fernandes gagal untuk yang kedua kalinya.
Pagi Harinya.
Seperti biasanya Lucy bangun pada pukul 6 pagi. Ia merenggangkan ototnya sebentar sebelum menginjakan kakinya ke lantai yang masih dingin. Tidak ada niat sedikit pun untuk menoleh kebelakang melihat mahkluk yang pasti masih tidur itu. Ia langsung berjalan menuju keluar.
Saat ia berjalan sampai ke ruang tamu, ia merasa ruangan itu sudah dibersihkan oleh seseorang. Dan kemudian Ia berjalan menuju ke dapur dan melihat seorang laki-laki yang sangat ia kenal sedang sibuk di dapur. Ia pun menghampirinya dan bertanya.
"Sedang apa kau?" Lucy mulai berbicara pada Natsu karena emosinya sudah berkurang berkat tidur nyenyaknya semalam.
"Oh, selamat pagi Lucy." Lucy menyapu pandangannya ke se isi dapur, melihat kekacauan yang dibuat oleh laki-laki yang berada didepannya.
"Ada apa ini? Tumben sekali? Masih mau cari perhatian?" Lucy bertanya pada Natsu sambil mengerutkan dahinya.
"Ku pikir jika aku hanya meminta maaf lewat kalimat saja, kau tidak akan menerimanya. Jadi aku berusaha menunjukan rasa penyesalanku lewat tindakan." Natsu menggaruk-garuk kepalanya seperti anak kecil yang merasa bersalah.
Lucy menghela nafas dan sebuah senyum tipis tergambar di wajah Lucy.
Lucy mengambil dua buah celemek, memakaikan satu kepada Natsu dan memakaikan celemek satunya untuk dirinya sendiri. Lucy pun memasak di samping Natsu dan tersenyum.
"Kurasa aku memang tidak bisa lama-lama marah padanya."
To Be Continiued
Selesai sudah chapter 1 dari Day By Day Team Natsu 2. Bagi kalian yang ingin membaca cerita lain dari Day By Day Team Natsu, silahkan cek di bio saya, ya :D
Akhir kata, Jangan Lupa Review! Sampai jumpa!
