HURT

.

Naruto © Masashi Kishimoto

There is no material profit for Author

.

Beberapa jam kini telah berlalu semenjak janji sakral terucap. Hinata sudah resmi menjadi istri Toneri. Tak ada yang dapat dielakkannya lagi. Segala kebencian dan kehinaan menghujam seluruh sel tubuhnya.

"Kau milikku, Hinata Hyuuga," pria berambut perak yang berstatus sebagai suami Hinata itu mengulurkan jemarinya, menyentuh dagu gadis itu sambil tersenyum licik.

Tubuh Hinata bergetar. Air matanya semakin deras mengalir. Ia sangat ketakutan.

Kemudian, Toneri mendorong tubuh Hinata—agak sedikit kasar—yang membuat gadis itu tersentak. Dilumatnya bibir mungil gadis itu dengan bibirnya selagi jemarinya bermain dengan mahkota indigo gadis itu. Hinata mengerang, batinnya memberonta, tetapi raganya tak bisa berbuat apa-apa.

Tatapan Toneri menyiratkan rasa haus akan Hinata. Ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk segera mencapai tujuannya. Sudut matanya memandang tajam ke arah iris lavender gadis itu. Sebuah seringaian tersungging di bibirnya.

Hinata menangis dalam diam. Ia sudah pasrah menerima apa pun yang akan terjadi pada dirinya. Namun, hatinya tetap beharap pahlawannya segera datang menyelamatkannya. Naruto-kun...

.

FIN

.

Sangat pendek? Iya. Membuat ficto gemino ternyata memang susah. Nulis 100 words saja sudah serasa 5k words. -_-

Biar lebih jelas ceritanya, saya akan membuat versi normalnya, tentunya jauh lebih panjang dari secuil coretan ini. Oh, ya, bagi yang belum mengetahui ficto gemino, silakan baca kembali fanfic ini dari paragraf terakhir ke paragraf pertama. Hhe...

Jika ada masukan, kritikan, atau sanggahan (?), silakan sampaikan melalui fitur Review This Story. Jangan sungkan-sungkan. :)