Holla minna-san~! :D
Belum selesai bikin The Tsar and The Prince malah bikin baru lagi... ah biarin deh. :P
Fic kali ini terinspirasi dari sitkom lawas... yang sepertinya temen2 readers bakal mengenal kalau udah baca ini, hehehe
Edit: Ada beberapa informasi tokoh yang diubah, tapi santai, nggak ngubah plot kok. :D
Makasih buat Ryu3oktober dan Obelisk DC10 atas koreksinya.
BTW, sesuatu yang spesial akan menunggu para readers di akhir cerita. ;)
Alright, so take your seat and... Here we go!
Office-SIAL-ly On Aired!
(baca: Officially On Aired!)
A Hetalia X Office Boy parody
Rating: T – buat jaga-jaga.
Disclaimer: Hetalia punya Himaruya-sensei!
Story: Dark Vesavillius
.
^J^ ALL-STAR HETALIA~! ^J^
WARNING: AU, Human names, pairing hints, ngaco possibility – positive.
HetaTV adalah sebuah perusahaan televisi internasional yang telah berhasil menyiarkan berbagai tayangan kelas dunia. Keberhasilan itu tentu berasal dari profesionalitas setiap pegawainya… bukan?
.
Please Enjoy
.
.
Episode #1: HetaTV
"Pokoknya laporan ini harus selesai siang ini juga! SAYA TIDAK MAU TAHU!" bentak Pak Manager HRD di kantornya. Dua iris biru langitnya menatap tajam seorang karyawan di hadapannya yang terkenal dengan kebiasaan 'pindah jalur' selagi bekerja.
Dengan senyuman jahil yang khas, pria berambut pirang sebahu itu berkata sambil bersandar di kursi kantor yang berhadapan dengan atasannya, "Ohonhonhon~ Kalau bapak nggak mau tahu, tempe saja bagaimana? Nanti saya mintakan Kiku biar buat tempe goreng."
Francis Bonnefoy (24)
Seorang karyawan asal Perancis yang menjabat sebagai Marketing Manager. Ia terkenal sebagai playboy mesum kelas kakap oleh seisi perusahaan. Ia sering dimarahi bosnya karena hobi pindah jalur di tengah jalan seperti meminum wine saat jam kantor sampai menggoda karyawan wanita (bahkan laki-laki!) siapa saja. Francis memiliki saingan sekaligus teman 'debat' yang cukup panas sejak awal bekerja dengan Bendahara Umum perusahaan. Disamping kebiasaan buruknya itu, entah bagaimana kemampuannya dalam marketing patut diacungi jempol. Mungkinkah ini penyebab dirinya tidak kunjung 'diliburkan'?
Wajah Pak Manager HRD pun mengusut, kedua alisnya sudah saling bertautan satu sama lain di dahinya. Ia mendesis,"Bonnefoy…"
"Oh, atau begini saja…" Francis menyeringai jahil. "Saya rasa bapak sudah merasa capek dengan segala hiruk pikuk ini, bukan? Hm? Bagaimana kalau saya tunjukkan klab malam di—"
Bom waktu pun meledak. "FRANCIS BONNEFOY! KAMU KEBANYAKAN ALASAN! PUSH UP DUA PULUH MENIT, DIMULAI DARI SEKARANG!"
Suara lantang yang menggema di seluruh ruangan bersamaan dengan tatapan kemurkaan khas komandan militer berhasil membuat pria Perancis itu tersentak takut. Ia menelan ludahnya, berdiri dari kursinya, mengambil posisi dan mulai melakukan push-up.
Ludwig Beilschmidt (27)
Pria Jerman yang menjabat sebagai Manager HRD di HetaTV. Mantan komandan Bundeswehr (German Army) berperangai keras, disiplin, dan perfeksionis ini mengundurkan diri dari dunia militer atas kehendak pribadi. Biarpun dia dikenal sebagai orang paling galak seperusahaan, dia akan melunak jika sudah berhadapan dengan sekretarisnya. Dia juga bersahabat baik dengan Honda Kiku yang bekerja sebagai office boy dan memiliki seorang kakak yang telah merosot jabatannya jauh menjadi office boy pula karena sesuatu hal.
Tiba-tiba pintu kantor terketuk tiga kali dari luar.
"Masuk!" perintah Ludwig tegas.
Seorang pria berambut pirang kusam bermata zamrud dengan alis luar biasa tebal masuk membawa setumpuk dokumen yang hampir menutupi wajahnya. Kemudian, ia tutup pintunya dengan kaki kiri dan menaruh tumpukan dokumen itu di atas meja kerja Ludwig.
"Mr. Beilschmidt, ini laporan keuangan bulanan dari setiap departemen. Oh iya. Saya juga membawa beberapa titipan dokumen dari Bos Besar untuk anda," lapornya. "Banyak sekali, bahkan saya tidak bisa membuka pintu kantor bapak barusan," keluhnya kemudian.
Menyadari kehadiran seseorang dibawahnya yang sedang push-up, pria beralis tebal itu pun tak bisa menahan untuk tidak tertawa terbahak-bahak, "RASAIN TUH, KODOK! Aku bilang apa kemarin?! Jangan meleng aja dari kerjaan! Baru tau rasa kan?! MUHAHAHAHAHA!"
Arthur Kirkland (23)
Pria yang menjabat sebagai Bendahara Umum ini berdarah Inggris asli, dan (katanya) memiliki hubungan keluarga tak langsung dengan Queen Elizabeth II. Ia selalu menganggap dirinya sebagai gentleman meski lidahnya tajam bahkan kadang tak mengerti sopan santun telah mengatakan sebaliknya. Ia orang yang keras kepala dan suka menyembunyikan perasaan (baca: gengsi) sehingga sering membuat orang lain salah persepsi. Francis Bonnefoy adalah saingan terberatnya. Arthur bersahabat baik dengan Alfred F. Jones—seorang presenter acara musik di perusahaan TV itu— meski tak jarang juga mereka terlibat adu mulut (?). Arthur mempunyai adik yang lebih muda 13 tahun darinya, berprofesi sebagai aktor cilik bernama Peter Kirkland. Namun, Peter hidup bersama pria Finlandia yang menjadi managernya.
"Kirkland, sudah cukup. Lalu kalau kau tidak bisa membuka pintu, siapa yang membukakan buat kamu?" tanya Ludwig pada Arthur.
Arthur masih mencoba menghentikan tawanya, "Oh, haha, Kiku yang membukakan."
"Orangnya mana?"
"Di luar. Tadinya, dia mau mengantar kopi dan wurst pesanannya bapak. Tapi karena dengar bapak marah-marah sama si kodok idiot ini dan saya juga harus segera menyerahkan tugas ke bapak, dia bilang saya duluan saja yang masuk," jelas Arthur.
"Kok tidak sekalian ke sini?" tanya Ludwig, dahinya mengerenyit.
"Sebelum dia masuk, pintunya sudah saya tutup. Dia masih di luar sekarang," jawab Arthur.
Ludwig menatapnya tajam.
"Saya mau kopi dan wurst saya sekarang. Bukakan pintunya sekarang atau saya tambah lagi tugas kamu buat bulan ini!"
"Eh? Tapi pak—"
"SATU!"
"I-Iyaaa! Iya, iya, iya!" Arthur segera meraih gagang pintu untuk membukanya. Di depan, seorang pemuda oriental berseragam OB menunggu dengan wajah terlampau datar karena terlalu lama menunggu.
Francis lega melihat 'pintu neraka' yang terbuka. Dia berniat kabur dari ruangan, tapi naas. Bukannya berhasil keluar dari kantor manager, dia malah menabrak Kiku dan membuat lelaki bertubuh kecil itu oleng dan jatuh. Nampan dan seisinya pun terlepas dari genggamannya kemudian terjatuh diiringi suara pecahan cangkir porselen yang membuat seisi kantor HRD menatap ke depan pintu ruangan manager.
"Po-porselen yang mahal... Uh… Bonnefoy-san, tolong menyingkir dari saya... be-berat."
Honda Kiku
Pemuda kelahiran Jepang ini adalah salah satu office boy dari HetaTV. Wajahnya awet muda, tapi usianya jauh lebih tua dari pada Ludwig (dan tak ada yang tahu persis). Layaknya orang Jepang pada umumnya, ia terkenal rajin, jujur, dan sopan. Masalahnya, karena sifatnya itu dia sering dijadikan babu oleh karyawan kantor atau teman-temannya di pantry. Tapi… jangan sekali-sekali membuatnya marah.
"Bonnefoy-san, tolong..."
"Nanti saja… Badanmu enak juga buat ditidurin," gumam Francis, masih diatas Kiku. Wajah Kiku mulai membiru kekurangan oksigen, pipinya sempat menghangat setelah menyadari perkataan pria Perancis itu sedikit ambigu.
Ludwig menghela nafas panjang, kesal bukan main. Apalagi sekarang Kiku yang notabene bertubuh lebih kecil megap-megap seperti ikan koi yang mendekati maut dengan Francis yang menimpa diatasnya...
Tunggu dulu.
"FRANCIS BONNEFOY! APA YANG KAU LAKUKAN, HAH!? Kau sudah menumpahkan kopiku, SEKARANG MALAH TIDUR ENAK-ENAKAN DI ATAS ANAK MALANG INI!? Kalau asmanya kambuh lagi, pokoknya KAMU yang harus membayar biaya pengobatannya!" bentak Ludwig, lagi. Kini, dia menarik-narik Francis tepat di kerah bajunya agar mau menyingkir dari office boy emasnya.
"M-Maaf, Beilschmidt-sama. S-saya tidak punya asma," sahut Kiku membenarkan.
"Ve~! Kenapa kalian pada ribut, sih? Mengganggu karyawan yang lain lho, sampai-sampai Roderich pake headphone dan mendengarkan musik Chopin keras-keras! Daripada begitu, ayo kita buat pasta~!" celetuk seorang karyawan dari mejanya yang terletak tak begitu jauh dari pintu ruangan manager.
Feliciano Vargas (20)
Pemuda asal Venesia, Italia ini adalah Sekretaris Umum yang begonya setengah mati. Bagaimana pemuda berjiwa artistik ini masuk ke perusahaan ini masih misteri. Ia begitu bangga dengan makanan khas negaranya, pasta. Baginya tiada hari tanpa sepiring pasta. Pernah membuat seisi kantor berbau saus daging karena kebanyakan bawa pasta, sehingga membuat anjing, kucing, lalat, dan binatang liar lain masuk ke kantor dengan ganas. Feliciano memiliki kakak yang bernama Lovino Vargas yang bekerja sebagai kameramen.
Semua terdiam.
"Ve…?"
Lagi-lagi Ludwig menghela nafas kesal untuk entah keberapa kalinya dan membereskan dokumen yang diantarkan Arthur barusan. Arthur pun keluar dari kantor manager dan kembali ke meja kerjanya. Sementara itu Francis masih duduk di atas Kiku.
"Bonnefoy-san, maaf atas kelancangan saya, tapi… Apa Anda ingat apa yang harus Anda lakukan sekarang?" tanya Kiku. Kini, nadanya menjadi sedikit lebih kesal dari sebelumnya.
"Saatnya saya untuk kabur! Au revoir~!" Francis berlari-lari tergesa-gesa, tak sengaja kakinya menginjak tangan OB malang itu.
"Hei! Jangan kabur!" bentak Ludwig sambil menyusul Francis yang sudah jauh dari ruangannya. Sebelum terlambat, Feliciano menarik kaki Ludwig agar diamau mendengarkannya.
"Luddy, jangan pergi, ve~! Bagaimana dengan Kiku?!"
.
= = Office-SIAL-ly On Aired! = =
.
Seorang pemuda albino bermata merah berseragam OB memasuki pantry kantor dengan tangan kanan dan kirinya masing-masing memegang sebuah ember plastik dan sapu pel. Wajahnya begitu kusut, kedua mata rubinya menyipit kesal.
"Dasar Ruskii gak AWESOME! Udah bagus-bagus jadi Direktur Utama, eeh malah turun drastis jadi begini! Kalau si psycho gila gak AWESOME itu masih aja jadi CEO, bisa hancur media massa dunia!" rutuknya.
Gilbert Beilschmidt (29)
Kakak dari Ludwig Beilschmidt. Gilbert yang dulunya satu Direktur Utama perusahaan terpaksa turun pangkat karena alasan tertentu. Ia adalah individu narsis tingkat dewa, selalu menganggap dirinya orang yang paling hebat sedunia, sementara posisinya kini menunjukkan yang sebaliknya. Gilbert hobi pergi ke bar setelah pulang atau libur kerja. Gilbert bersahabat akrab dengan Francis Bonnefoy dan Antonio Fernandez Carriedo, seorang presenter acara petualangan.
"Gimana kamu gak turun pangkat? Selama ini kerjaanmu cuma nyuruh-nyurihin orang doang!" celetuk seorang gadis asia berambut hitam sepunggung yang bersandar di konter dapur.
"Heh, Mei. Biarpun kamu nampar aku pake piring sekalipun, yang namanya Direktur Utama itu ngatur semua anak buahnya buat ngerjain apa yang harusnya dia kerjain!" balas Gilbert membela diri.
"Ya. Lalu kamu ongkang-ongkang kaki sambil minum bir sampe mabuk. Gak tanya."
Mei (21)
Mahasiswi kelahiran Taiwan yang bekerja sambilan sebagai OB di HetaTV. Ia adalah keponakan dari seorang pengusaha sukses asal Cina yang menjadi presenter acara bisnis di televisi itu. Diam-diam, Mei ada perasaan dengan Kiku.
Pintu pantry terbuka, memperlihatkan Kiku yang tengah membawa nampan dengan porselen pecah. Tangannya memerah bekas injakan satu-satunya pria genit di kantor beberapa menit yang lalu.
Gilbert menengok ke belakang dengan seringai khasnya, "Wah! Mukamu kusut amat, pendek. Nanti tambah jelek lho. Senyum gitu kek, tirulah orang yang paling AWESOME di—"
"Mukamu lebih kusut dari sononya!" hardik Mei dengan ketus, sukses membuat Gilbertcemberut.
Mei punmelihat Kiku yang masih berdiri di depan pintu, dan terkejut dengan kondisinya saat ini. "C-cangkirPak Galak kok pecah? Tanganmu kok merah gitu? Ah… Sini, aku bantu."
"Eh, tidak usah repot-repot begitu, Mei-san,"
Kiku menaruh nampan itu di tempat pencucian piring. Mei langsung mengambil sapu tangan, lalu membasahinya dengan air. Setelah itu, ia memeras sapu tangan itu untuk dikompreskan ke tangan Kiku yang memerah. Pemuda oriental itu menahan sakit ketika kain membalut tangannya. Paling tidak ia bersyukur nyeri di tangannya hilang sedikit demi sedikit. "Terima kasih," ucap Kiku sambil tersenyum, membuat Mei tersipu malu.
Dari meja makan, Gilbert menatap kedua orang itu dengan heran. Bukannya cemburu, tapi ingin mengingatkan diri sendiri kalau ia lebih AWESOME dari kedua rekannya biarpun dirinya masih single.
"Mei, bilang aja kamu mau pegang-pegang tangannya Kiku, dasar nggak AWESOME!" komentar Gilbert tajam.
Wajah Mei langsung menghangat karena panik mau membalas perkataan pemuda albino sok ini."GIL-bert Manusia GIL-a, bisa nggak kalau sehariii aja nggak ngeledek orang?! Gatel amat tuh mulut!"
"Nggak. Masalah buat lo?! Kau juga meledekku barusan!"
Mei benar-benar ingin membuang Gilbert ke tengah laut.
"Hoy!Gak usah pada berantem! Daripada berantem, Gilbert beliin aku sekaleng bir di toko luarsono sekarang!"
Mathias Køhler (23)
Lahir dan dibesarkan di Copenhagen, Denmark, Mathias menjadi sosok pemuda yang penuh semangat masa muda. Memiliki pribadi narsis seperti Gilbert, namun lebih parah. Lelaki tinggi berambut pirang jegrak ini selalu menganggap dirinya seorang 'Raja'. Tentunya seorang 'Raja' selalu mendapatkan apa saja yang dia inginkan… bukan?
"Buset! Enak bener nyu—" belum sempat Gilbert menyelesaikan protesnya, sebuah ujung kapak entah dari mana sudah menyentuh sisi kanan lehernya. Pemuda albino itu menelan ludah, berkeringat dingin melihat raut wajah 'Sang Raja' yang murka.
"Heh, mau tahu sesuatu? Barusan aku ketemu sama 'sahabat lama'-ku bareng 'istrinya' yang lagi nganterin 'anaknya' buat shooting sinetron nggak jelas. Lihat mukanya aku muak, tahu nggak?!" geram Mathias.
"Y-ya tapi j-jangan asal ngelampiasin di orang lain dong!" protes Gilbert.
Tiba-tiba Mathias menarik kerah Gilbert dan mendekatkan muka pria albino itu hingga lima senti di depan wajah murkanya, "TERSERAH POKOKNYA CEPETAN ATAU KUPENGGAL KEPALAMU!"
"IYA! IYA! IYA!" Melepaskan diri dari genggaman Mathias ia melangkah cepat keluar pantry sambil menggumam, "Rese amat jadi orang…"
Hening.
"Køhler-kun… Kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Kiku hati-hati. Takutnya pria Denmark yang masih tersulut emosi ini melayangkan kapak perang kakek buyutnya untuk memisahkan leher dari badannya.
Mathias mendengus. "Bukan urusanmu. Kalau saja si Oxenstierna sialan itu tidak kemari…"
Kiku ingat pepatah bijak mengatakan, jangan sekali-sekali mendekati orang marah. Paling tidak ini adalah hari yang bagus untuk mulai rutinitas masing-masing… bukan?
.
= = Office-SIAL-ly On Aired! = =
.
(A/N)
Dark: Okay... chapter introduction yang amburadul... ^^'a
Kira-kira peristiwa apa saja yang bakal dialami karyawan-karyawan tercinta kita ini sehingga tetap terpandang "profesional" ya...?
Vesavillius: Btw, temen-temen readers boleh usul apa aja yang bakal mereka alami selama kerja. Silahkan kirim review atau PM ke kami~
Dark: Munculin bintang tamu? Okee. Request cerita tentang karyawan-karyawan ini? Boleeh~
Terima kasih buat temen-temen readers yang udah nyempet-nyempetin mampir + membaca fic geje ini ya! :D
Apabila ada typo atau segala macam kekurangan yang lain mohon diberitahu ya, kami bersyukur banget dapet ilmu baru. Hehehe.
and last, but not least... Review please! :D
