Tears

An Eyeshield 21 FanFics

For Eyeshield 21 FanFiction awards 'Reborn': Notice Me

Special hastag #semuasalahYunna

Warning: Full galau, OOC, semi-AU, pair baying-bayang, TYPO, rada gaje, ini bukan fic! Ini curhatan! Serius!

DLDR.

~~oo00oo~~

Hujan rintik-rintik.

Rintik

Rintik

Rintik

Perlahan jadi deras.

Pemuda berambut cokelat itu berjalan ditengah hujan. Tanpa pelindung apapun. Kasihan sekali. Baju setipis itu tak akan mampu menahan dingin.

Rambut cokelatnya yang lebat berjatuhan menutupi mata cokelatnya yang besar dan ramah. Bibir tipisnya menggigil kedinginan. Ia peluk tubuhnya sendiri untuk menghangatkan diri.

Ia perhatikan sekelilingnya. Sepi sekali. Hanya beberapa orang yang lewat. Diantara orang-orang itu, ia melihat sepasang remaja sedang berjalan berpayungan. Tersenyum dan bercanda.

Tanpa disadari rintik hujan semakin deras.

~~oo00oo~~

"H-Hiruma-san. Aku membuat ini semalaman. Hiruma-san mau mencicipinya?"

Sena—nama pemuda itu—menyerahkan sebungkus cokelat yang diberi pita warna hitam dan dibungkus plastic transparan. Pemuda jangkung bertelinga runcing yang dipanggil Hiruma itu hanya menatap Sena datar dan menatap cokelat yang diserahkan pemuda ceb—pendek itu.

Ia terima cokelat kecil-kecil itu. Melihat itu, Sena tersenyum cerah.

"T-terimakasih sudah menerimanya, Hiruma-san." Kata Sena tersenyum cerah. Ia lalu berlari menuju kelasnya dan melambai kecil pada Hiruma.

Saat pulang sekolah, ia sudah menemukan cokelat yang sudah ia buat itu tergeletak di tong sampah.

~~oo00oo~~

"H-Hiruma-san…"

Hiruma membalik menatap Sena yang sedang berdiri dibelakangnya dengan gugup. Sena memainkan tangannya dengan wajah memerah.

"Eee… anoo… Hiruma-san besok ada pertandingan American football, kan?" tanya Sena gugup.

"Darimana kau tau itu, cebol sialan? Kau menguntitku?!" tuduh Hiruma. Sena salah tingkah.

"Eee… bukan! Aku tau dari Mamori-neechan!" Hiruma mengangkat sebelah alisnya ketika nama manajer timnya disebut.

"Ng…jadi, aku membuatkan ini untukmu." Kata Sena sambil memberikan wristband berwarna hitam dengan ukiran nama Hiruma dengan warna merah.

"Hm." Gumam Hiruma setelah menerimanya. Sena tersenyum dan pamit pergi.

Namun ia tak melihat Hiruma menggenggam wristband itu barang sedetik pun.

~~oo00oo~~

"Hiruma-san suka lagu 'Love is for You' tidak?" tanya Sena gugup.

"Hm. Lagu yang dinyanyikan remaja-remaja itu? Aku tau. Tapi aku tidak suka." Kata Hiruma sambil asyik memainkan laptop VAIO-nya.

"Hee… aku suka sekali lagu itu. Iramanya pas dengan hatiku sekarang." Ujar Sena sambil menatap kakinya.

"Hm. Coba nyanyikan."

"Baiklah." Sena tersenyum dan langsung bernyanyi meski hanya bagian reff-nya.

Lihatlah diriku

Kuberikan hatiku, kuberikan senyumanku

Hanya untuk dirimu seorang

Tak kuberikan pada orang lain

Kuharap kisah cinta ini indah

Seindah negeri dongeng

Dan seindah mimpi yang datang padaku

Baru Sena akan melanjutkan, Hiruma sudah bangkit dan pamit untuk latihan. Sena hanya tersenyum dan memberi lambaian kecil seolah memberi semangat.

Setelah itu, mata jade yang menggoda darinya tak pernah lagi menatapnya.

~~oo00oo~~

"Jadi… Hiruma-san berpacaran dengan Mamori-neechan?"

Sena menunduk. Tak berani menatap Hiruma lebih jauh.

"Tentu. Bukankah sudah lama?"

Sena tak lagi mendengar apapun. Yang ada di otaknya hanya pengorbanannya pada Hiruma selama ini. Ia begadang membuatkan cokelat pahit kesukaan Hiruma sampai tangannya terluka, ia buatkan wristband tanda penyemangat pada Hiruma, dan ia berusaha menyatakan perasaannya.

Semua

Semua

Semua

Dan itu menjadi sia-sia.

"Apa ada sesuatu, cebol sialan?"

Ya. Selalu ada sesuatu.

"Tidak. Tidak apa-apa, Hiruma-san."

Hatinya terlanjut hancur berantakan.

~~oo00oo~~

Rinai hujan semakin deras. Sena semakin tenggelam dalam lamunannya.

Tak disadari, Sena malah menyebrang ditengah lampu merah. Sebuah mobil melaju kearahnya. Seketika, seluruh dunia disekitarnya melambat. Sena tersenyum dengan tatapan kosong.

Darah pun bercucuran disekitar jalanan.

Aah. Ia baru ingat akhir lagu itu.

Pada akhirnya

Sang gadis patah hati

Ditengah guyuran hujan

Ia tersenyum ketika diambang kematian

Dibawah rembesan darah

Ia tersenyum manis

'Cintaku hanya untukmu'

~~END~~

INI APAAAAAAAA?! SERIUS, GUE TANYA INI APAAAAAAAA! *headdesk*

Uhuhu. Panitia kejam! Anda membuat hati saya letjet seketika keinget saya gak pernah di-notice pas saya ngumumin soal hasil remedial. Uhuhuhu *gelundungan*

Ekhem. lagi-lagi saya bikin anak orang mati. I'm not gomen…

Oh ya, lagu itu saya buat sendiri~~ yang mau lirik lagu selengkapnya, review aja. Ntar saya kirim lewat PM :v *ga *dibuang

Tadinya ini puisi pas saya galau gegara gak dinotice dikelas (kali ini karena kelasnya berisik dan saya suruh diem gak denger. Aku rapopo…) awalnya rangkaian puisi, tapi malah bikin HiruSena begini?! *gak

Okedeh, minta review dari author-tachi sekalian xDD

Buat para peserta, kalian harus lebih letjet dari saya! *asahkapak