Bintang Jatuh by Stanley Steve
Sakura version, Sasusaku
Naruto milik Masashi Kishimoto
.
Gadis itu menenggelamkan kepalanya di atas kedua tangannya yang terlipat. Bersender kedepan pada pagar pembatas di balkon rumahnya. Mencoba menikmati terangnya bulan dna bintang-bintang yang bertaburan di angkasa. Gadis itu begitu beruntung karena langit begitu cerah sehingga ia dapat menikmati keindahan alam tersebut. Tersenyum sendiri, melamun. Gadis itu mengingat kejadian tadi yang ada di sekolahnya.
Siang tadi, gadis itu duduk di perpustakaan. Membaca buku kesukaannya—sebuah novel terjemahan yang belum ia selesaikan sejak seminggu lalu karena harus jarang-jarang datang ke perpustakaan. Kesibukan sebagai partner gossip gadis pirang di sekolahnya—sahabatnya, memaksanya untuk menunda membaca buku tersebut. Gadis itu menengok ke pojok belakang, merasa ada sesuatu yang aneh. Kemudian ia menelusuri rak-rak buku hingga sampai ke pojokan. Tidak ada apapun, hanya ada bangku panjang dengan seorang pangeran berkuda putih yang sedang tertidur kelelahan. Sakura terkekeh sendiri dengan pikirannya. Pria tersebut memang tampan—dia tidak pernah melihatnya. Tapi dari seragamnya dan tempatnya tidur sekarang membuat gadis itu yakin jika pemuda tersebut merupakan siswa sekolahnya juga.
Gadis itu—Haruno Sakura—dengan rambut merah muda panjangnya yang diikat ponytail serta mata hijau hutan berkaca-kaca menatap pemuda tersebut penasaran. Bibir tipis pink nya mengerucut lucu melihat pemuda berambut raven itu menggeliat dalam tidurnya. Dengan memberanikan diri ia mendekati pemuda tersebut. Disentuhnya dahi si pemuda pelan dan dielusnya rambut raven pria itu pelan, agar tak membuatnya terbangun, kemudian bibirnya mengerucut lucu, gemas dengan tingkah pemuda.
Sakura memutuskan kembali ke bangkunya, melanjutkan membaca novelnya yang sempat tertunda. Sebaris kalimat dari novel tersebut.
Jangan salahkan bintang jatuh jika keinginanmu benar-benar terpenuhi…
Maka dari itu, Sakura duduk di balkon kamarnya. Menanti bintang jatuh di langit yang cerah ini. Tapi sudah berjam-jam ia menunggu, tak ada satupun bintang jatuh yang tampak. Ia memang kecewa. Namun, pemandangan mala mini begitu indah, sayang untuk dilewatkan. Diambilnya ponsel hitam di meja sampingnya, memotret beberapa gambar untuk mengenang momen indahnya langit ditemani taburan bintang.
Udara semakin dingin. Hoodie rajut putihnya tidak dapat melindungi kulitnya drai dinginnya angin malam. celana hotpants berwarna putih nya juga sama sekali tak membantu menghangatkan tubuhnya. Coklat panas yang sudah ia siapkan tadi kini hanya tersisa gelas kosongnya saja. Semua sudah ia habiskan tadi.
Merasa penantiannya percuma, ia berdiri. Menaruh cangkir kosongnya ke dalam wastafel di dapur dan kembali ke kamarnya. Ia menutup pintu kaca kamarnya, sekali lagi menatap langit.
'Biarpun tidak ada bintang jatuh, aku tetap berharap bisa bertemu dengan pria itu besok dan selamanya. Bersama-sama selamanya. Karena aku menyukainya,' harapnya. Kemudian menutup gordyn putihnya. Menuju tempat tidurnya. Memutuskan untuk pergi kea lam mimpi karena esok ia harus datang pagi.
Sebuah cahaya keemasan terjatuh dari langit membentuk ekor panjang yang indah. Sebuah bintang jatuh seiring dengan tertutupnya mata Sakura menuju alam mimpi.
END
Silahkan lihat Bintang Jatuh Sasuke version :D
.
.
Bumi, 15 Juni 2014
Stanley Steve
