Namaku Park Jimin. Murid biasa yang punya otak standar. Wajahku tidak bisa disebut sempurna, tapi cukup bisa merebut hati beberapa orang. Aku dari keluarga sederhana, awalnya. Sampai kakek memberikanku sebuah surat di hari kelulusanku.

Sebuah surat yang berisi bahwa ...

.

Aku mendapat warisan sebuah rumah mewah di kawasan Seoul, beberapa pernik harta kekayaan kakek dan juga ...

.

6 orang pemuda yang bertugas melayaniku. Astaga~

Your Highness, Jiminnie~

Harem!Jimin – Daily Activity – School Life – Romance

Teenager Reading

©Sophia_Lovegood

"Wah, selamat ya Jimin! Kakek pasti bangga padamu!" Ucap seseorang dari sebrang sana. Jimin hanya tersenyum. Dia memutar kursi putarnya dan bersandar pada sandarannya.

"Bibi, berhenti membicarakan kakek. Dia sudah tenang di alam sana. Jangan mengganggunya." Balas Jimin. Lelaki manis berkacamata frame Hitam itu sedikit tersenyum miris. Kakek yang dia sayangi harus berpulang lebih dulu 4 hari menjelang kelulusannya.

"Ah! Omong-omong, apa kau sudah memilih SMA yang cocok untukmu? Kurasa Daegu punya banyak pilihan." Ucap sang bibi. Jimin rada menghela nafas.

"Aku ... tidak mau yang jauh Bi. Busan sudah cukup untukku." Jawabnya. Jimin bisa dengar decakan tak suka sang bibi dari sebrang sana.

"Sesekali lihatlah dunia luar Jiminnie. Jangan hanya Busan saja yang kau lihat, kau ini bagaimana!" Marah sang bibi. Jimin tertawa renyah.

"Sudahlah, aku ingin mendaftar online sekolahku dulu. Annyeong~" Dan Jimin menutup telponnya sepihak. Dia memutar kembali kursinya dan menghadap pada laptop yang sedang menerakan nama beberapa sekolah bagus di Busan.

Jimin menggigit bibir bawahnya sambil men-scroll ke bawah layar laptopnya. Tidak ada sekolah yang menarik untukknya.

Tok! Tok!

Jimin menoleh ke arah pintu rumahnya.

"Siapa?" Tanya Jimin ramah.

"Pengirim surat! Ada surat untuk Park Jimin!" Ujar suara itu sayup-sayup. Surat? Wah tumben sekali. Pikirnya. Dia bangkit dan segera membuka pintunya.

Ceklek!

"Kiriman surat untuk Park Jimin." Ujarnya sembari menyodorkan amplop coklat. Jimin menerimanya dengan alis yang bertautan.

"Ah, terima kasih." Ujar Jimin. Sang pengirim hanya membungkukkan tubuhnya lalu berlalu begitu saja. Jimin kembali masuk ke rumahnya. Dia memilih duduk di sofa lalu membuka amplop itu.

Dari : Kakekmu Tersayang

Begitu bunyi pertama saat Jimin menarik secarik kertas yang terlipat. Buru-buru dia membuka lipatan kertas itu.

Jiminnie, kakek tau ini agak mendadak dan terburu-buru. Tapi kakek harus melakukannya. Jiminnie, dengan ini kakek ingin kau mewarisi semua kekayaan kakek yang ada di Seoul. Hiduplah dengan baik disana Jiminnie.

Kakek juga mewariskan beberapa kekayaan dari perhotelan, pariwisata dan sebagainya. Selain itu, kakek juga menyiapkan beberapa butler untuk membantu keperluanmu dirumah. Jiminnie, kakek mohon rawatlah itu semua.

Kakek berharap kau bisa bertahan dan hidup dengan baik disana.

Salam sayang,

Kakekmu

Jimin mendadak speechless. Dia bahkan tak sadar bahwa mulutnya sudah terbuka. Sebelum dia membuang surat aneh itu dia menemukan secarik kertas lain. Dia membaca kalimat itu dengan gerak bibir semata.

Mungkin dia akan datang setelah kau selesai membaca surat ini.

Tok! Tok!

Jimin terkejut. Dia mengelus dadanya pelan dan hendak memarahi orang yang mengetuk pada saat yang tidak tepat.

Ceklek!

"Kau-"

"Selamat siang Tuan Jimin, saya Hoseok siap mengantar Anda ke mansion Tuan Besar Park." Ucap sosok tinggi itu. Bright smile penuh harapan terpasang di wajahnya.

Ah sialan. Batin Jimin kesal. Kenapa dia merasa wajahnya panas dan ...

Jantung yang berdegup kencang?

.

Bersambung ...

#Talk_Corner

Hallo! Kenalin, Author pendatang baru, Halloween Chimol imnida. Yeay! \(^O^)/ *Bow*

Meskipun yang review di FF 'Manager Park Daily' baru tiga orang, tapi rasanya udah terharu aja T^T ga nyangka ada bakal ada respon yang baik. Karena gue masih baru, jadi gue harap ekspetasi kalian ga berlebihan sama FF 'Manager Park Daily':D.

Kalo gue update FF 'Manager Park Daily', gue bakal balesin satu-satu komen kalian (itu juga kalo ada waktu :v). Sekali lagi, makasih buat supportnya ya.

Btw, ini merupakan coret-coretan gue waktu SMP. Baru ada 2 Chapter sih, cuman yang kedua belum kelar 'coz gue mager dan kena writer-block waktu itu :v