Title: Five of us
Genre: Friendship
Rating: General
Cast: DBSK members.
Author: Hyunseong/SHS1215
Disclaimer: DBSK's members are belongs to god, their parents and family, also their management. I only own the story and please do not copycat it.
This fiction is presented in ocation of 10th year DBSK's debute, also my hope and wish for them to become one.
Happy Reading
Five of Us
26th December 2004.
Pagi yang begitu indah di musim dingin bagi seorang namja berusia 18 tahun yang kini sedang memandang keluar jendela dengan wajah yang begitu bersinar. Mulutnya yang tipis melengkung lebar memperlihatkan gigi-giginya lucunya yang tak rapi. Ya, nama remaja ini adalah Jung Yunho atau yang lebih dikenal dengan U-know.
Hari ini merupakan hari yang begitu membahagiakan baginya. Ya, hari ini merupakan hari jadi pertama grupnya, DBSK atau TVXQ. Ia merasa begitu bersemangat dan tak sabar akan merayakan ini bersama anggota grup lainnya yaitu Hero/Youngwoon—Kim Jaejoong, Micky—Park Yoochun, Xiah—Kim Junsu, dan magnae mereka Max/Choikang—Shim Changmin yang masih berada di alam mimpi mereka.
Yunho beranjak dari tempatnya berdiri dan berseru membangunkan keempat rekannya.
"Semuanya! Ayo bangun! Ayo!" teriak Yunho penuh semangat 45(?) namun sama sekali tidak digubris oleh keempat rekannya.
Yunho mengambil nafasnya dalam. "AYO BANGUN KALIAN SEMUA!" teriaknya lebih kencang yang berhasil menganggu mimpi mereka.
"Hyung… tak sadarkah suaramu itu hampir menyaingi suara mistis Junsu hyung?" gerutu Changmin yang masih setengah mengantuk.
"Kalian mau tidur sampai kapan memangnya?" tanya Yunho yang kini bergantian kesal.
"Ayolah, Jung! Ini hari libur! Biarkan kami tidur sebentar lagi!" ujar Jaejoong menarik kembali selimutnya.
Yunho menghela nafasnya. "Kalian lupa, ya? Alasan kenapa kita diliburkan hari ini? Padahal kalian sendiri lho yang minta!" kata Yunho serentak membuat keempat rekannya itu terbangun.
"Oh, kalian ingat rupanya."
Suasana gaduh seketika memenuhi pelosok dorm DBSK, di kamar mandi ada Yoochun yang sedang mengomeli Yunho karena mandinya tidak kunjung selesai, di kamar ada Junsu dan Changmin yang sedang berebutan pakaian dalam dan jaket mereka, sedangkan di dapur ada Jaejoong yang hanya bisa berteriak agar keempat rekannya diam.
Setelah semuanya selesai mandi dan berpakaian rapi, datanglah waktu yang paling dicintai oleh mereka terutama sang magnae, sarapan pagi.
Mereka memakan nasi goreng kimchi dengan lahap dan penuh rasa syukur karena rasanya yang enak.
"Jadi.." kata Yoochun membuka pembicaraan. "Dalam rangka hari jadi grup kita, kita akan melanjutkan rencana kita pergi ke taman ria, atau kita akan membuat rencana lain?" tanyanya sambil mengunyah nasi goreng.
"Taman ria pasti akan sangat ramai di hari seperti ini, bagaimana kalau kita ke taman kota saja? ujar Changmin.
"Itu bukan ide yang buruk. Bermain di sana bisa melepas kepenatan kita setelah bekerja." kata Yunho menyeruput air putihnya.
"Asyik! Aku juga bisa bermain sepak bola di sana!" kata Junsu bersemangat.
"Baiklah, selesaikan dulu makan kalian lalu kita berangkat." kata Jaejoong merapikan peralatan makannya.
"Ne, Eomma.." serempak mereka berempat.
Anger sign muncul di kepala Jaejoong. "Panggil aku Eomma sekali lagi dan akan kupastikan kalian akan mati kelaparan nanti!"
Setelah semuanya siap, mereka berjalan kaki bersama ke taman kota. Yunho berjalan di belakang mereka berempat dikarenakan jalan yang cukup sempit. Hal itu tidak masalah karena ia menikmati penglihatan keakraban keempat temannya itu. Iseng, ia menerobos ke tengah dan merangkul Junsu dan Changmin. Hal itu langsung diprotes oleh mereka dan langsung mendorong Yunho keluar barisan dan hal ini membuat Yunho patah hati(?)
Sesampainya di taman kota, Junsu langsung mengajak mereka keempat rekannya untuk bermain sepak bola, Yoochun 1 tim dengan Changmin dan ia satu tim dengan Yunho, sedangkan Jaejoong mencalonkan diri sebagai wasitnya—ini hanya alasan karena Jaejoong malas bermain bola.
Changmin cukup kewalahan menghadang Junsu yang memang memiliki bakat dalam bermain sepak bola dan membiarkannya mencetak 3 gol, hal ini membuat Yoochun yang 1 tim dengannya kesal.
"Hei! Jaga yang benar, magnae!" ujar Yoochun.
"Yah, Hyung! Kau punya cermin tidak!" kata Changmin.
"Sudah, sudah jangan bertengkar!" ujar Junsu.
"Kita beristirahat dulu saja, kalian pasti lelah bukan?" kata Yunho yang diangguki oleh mereka.
"Aku akan membeli minum untuk kalian, tunggu ya!" katanya lagi kemudian berlari ke sebuah toko minuman di samping taman.
Langkah Yunho terhenti saat ia melihat seorang gadis kecil sedang duduk di bawah pohon sambil menangis. Yunho mengubah arah kakinya mendekati gadis itu.
"Kenapa kamu menangis, adik kecil?" tanya Yunho lembut.
"Ba..Balon ku.." isak gadis itu sambil menunjuk sebuah balon merah yang tersangkut di atas pohon.
Yunho tersenyum sambil mengusap kepala gadis kecil itu. "Aku akan mengambilnya untukmu, tunggu sebentar ya." katanya kemudian berjinjit mengambil tali balon itu dan menariknya perlahan. Setelahnya ia memberikan balon ittu pada gadis kecil yang kini sudah menghentikan tangisnya.
"Ini balonmu." kata Yunho sambil memberikan balon merah itu.
"Gomawoyo, oppa." ucap gadis kecil itu tersenyum manis.
Gadis kecil itu menengok ke arah keempat rekan Yunho yang sedang asik bercanda gurau. "Oppa, apakah itu temanmu?"
Yunho menoleh ke arah keempat rekannya dan mengangguk. "Ya." jawab Yunho.
"Walaupun baru setahun bersama, rasanya mereka sudah seperti keluargaku sendiri. Aku penasaran, apakah 10 tahun kedepan aku masih dapat bersama dengan mereka." lanjut Yunho sambil terkekeh.
Gadis itu menggeleng. "Itu tidak bisa, Oppa."
"Eh?"
"Kurang lebih 6 tahun dari sekarang, Oppa akan berpisah dengan mereka karena perselisihan oppa dengan salah satu dari mereka." ucap gadis kecil itu membuat perasaan Yunho tidak enak.
"Namun, rasa percaya dan kasih sayang yang kuat dari kalian masing-masing membuat hati kalian tersambung dan kembali lagi bersama. Karena itu, saat kalian berpisah, janganlah kau bersedih, Oppa."
Yunho terbengong dengan ucapan gadis kecil ini kemudian memalingkan wajahnya ke arah keempat rekannya kembali. Mereka akan berpisah? Rasanya seperti mimpi buruk.
"Hei, adik kecil kau bercanda kan—HAH?" ucap Yunho terpotong saat menyadari gadis kecil itu telah menghilang dari pandangannya.
Yunho langsung kalang kabut dan menengok sana-sini guna mencari gadis kecil itu.
"Hyung! Yunho hyung!" teriak Junsu menghampiri Yunho. "Kenapa lama sekali?"
"Anu….tadi ada seorang gadis kecil di sini, apa kau melihatnya?"
Junsu mengubah raut wajahnya bingung. "Gadis kecil apa? kau masih tertidur ya hyung? Aduh, hyung! Kami sudah dehidrasi nih!" omel Junsu.
"I-iya iya.." kata Yunho berjalan menuju toko minuman dengan ucapan gadis kecil itu yang terus berputar di dalam kepalanya.
6 tahun kemudian.
"APA MAKSUDMU, KIM?!" teriak Yunho pada Jaejoong penuh amarah sambil menggebrak meja ruang tamu dorm mereka hingga menimbulkan suara retakkan.
"Kami tidak akan menarik kata-kata kami, Yunho. Kami akan keluar dari SM Entertainment."
"Aku tidak setuju! Aku tidak akan membiarkan kalian!"
"Yunho, mengertilah! Kami lelah seperti ini terus! Kami seperti budak kerja paksa, Yunho! Sudah 7 tahun kami bekerja seperti ini dan dengan seenak udelnya si tua bangka itu memperpanjang kontrak sampai 13 tahun. Bayangkan Yunho, kita akan menjadi budak 6 tahun lagi, tidakkah itu gila?!"
"Tapi bukan seperti ini cara menyelesaikannya! Ini namanya melarikan diri! Cara ini seperti seperti seorang pecundang!"
"Jadi kau bilang kami adalah pecundang, begitu?"
"Aku tidak bilang kalian pecundang!"
"Tapi baru saja bibirmu mengucapkan itu, Jung Yunho!"
Mereka berdua terus beradu argumen dengan nada tinggi membuat ketiga orang lain yang menyaksikan hanya dapat membisu. Namun, Changmin dan Yoochun langsung bertindak saat Yunho dan Jaejoong mulai melakukan adu tinju di tengah argumen mereka. mereka berdua terus berteriak dan mulai memaki satu sama lain. Junsu yang tidak tahan melihat mulai menitikkan air matanya dan berlari ke arah mereka berdua.
"HENTIKAN!"
Teriakan Junsu berhasil mengehentikan pertengkaran Yunho dan Jaejoong dan juga menciptakan suasana hening di antara mereka, tidak ada suara kecuali isakkan dari mulut Junsu.
"Hentikan…kumohon…" isaknya.
Yunho yang tak lagi dapat menahan amarahnya namun tidak tega melihat Junsu langsung menghempaskan pegangan Changmin kasar dan membanting pintu kemudian memilih ke tempat jogging dan berlari untuk melampiaskannya, sedangkan Jaejoong ikut membanting pintu kamarnya dan merenung di dalam. Yoochun mendekati Junsu yang masih menangis dan mencoba menenangkannya, Changmin yang kecewa pada ketiga hyungnya ini tak dapat melakukan apapun selain duduk di sofa dengan pikiran yang kosong. Dan setelah beberapa hari, mereka tidak ada yang menyapa satu sama lain.
Lalu, keputusan mengenai pengunduran diri Jaejoong, Yoochun dan Junsu dari SM Entertainment telah diumumkan secara resmi. Setelah mendengar keputusan itu, Yunho mengurung dirinya seharian di kamar tak melakukan apapun. Hatinya begitu sedih dan terluka, sesuatu hal yang paling ia takutkan akhirnya terjadi.
"Kurang lebih 6 tahun dari sekarang, Oppa akan berpisah dengan mereka karena perselisihan oppa dengan salah satu dari mereka."
Yunho hanya bisa tersenyum miris saat mengingat kalimat dari gadis kecil yang ditolongnya 6 tahun yang lalu.
Disisi lain, Changmin sedang merenung di atap dormnya sambil memandang langit biru. Ia mengingat kembali saat-saat menyenangkan bersama ketiga hyungnya. Saat-saat mereka saling membantu saat terpuruk, saat-saat mereka tertawa bersama, semuanya.
Changmin meneteskan 1 air matanya dan menunduk menahan agar tetesan yang lain tidak ikut keluar, hal itu merupakan aib baginya yang sudah berjanji tidak akan menangisi mereka.
Setelah vakum selama 1 tahun, Akhirnya TVXQ kembali sebagai duo dan merilis album Keep you head down. Yunho dan Changmin senang bisa kembali menari dan menyanyi di atas panggung. Namun, tetap saja, mereka merasa ada sesuatu yang menghilang dan tidak dapat digantikan oleh siapapun.
26th December 2013
"Otsukare sama! (Terima kasih atas kerja samanya)" kata salah satu staff pada duo TVXQ, Yunho dan Changmin di depan pintu dorm mereka.
"Otsukare sama!" balas mereka serempak.
"Karena hari ini adalah hari jadi ke 10 tahun grup kalian. Kami memberi kalian hadiah yaitu kekosongan jadwal hingga lusa malam. Aku harap kalian manfaat waktu itu sebaik-baiknya." kata manajer mereka.
"YES!" teriak Changmin sambil menari tidak jelas membuat Yunho hanya menggeleng bodoh padanya.
"Terima kasih, hyung." kata Yunho.
"Sama-sama, kalian beristirahatlah." kata si Manajer kemudian berjalan meninggalkan mereka.
"Hyung! Terima kasih juga atas pestanya tadi!" kata Yunho yang hanya di jawab lambaian oleh manajernya.
Yunho menutup pintu depan dan terkejut melihat Changmin yang sudah berpakaian rumah dan bermesraan dengan laptop miliknya. Yunho memilih menuju kamarnya dan mengganti baju yang ia kenakan dengan pakaian santai. Saat ia membuka lemari pakaiannya, ia terkejut saat sebuah bingkai foto jatuh dari atas lemarinya. Ia mengambil bingkai itu dan melihat foto yang ada di dalamnya. Raut wajahnya langsung berubah saat melihat foto yang ternyata diambil 9 tahun yang lalu bersama dengan ketiga rekannya terdahulu yang kini telah membentuk grup tersendiri, JYJ di bawah naungan Cjes Entertainment.
Selama ini, Yunho diam-diam mengikuti perkembangan karier mereka, ia mengetahui tentang kesuksesan mereka di jepang dan juga tentang Junsu dan Jaejoong yang sedang bersolo karier. Hal itu tentu saja membuat Yunho senang, namu di sisi lain, ia merindukan ketiga rekannya itu.
Yunho menyimpan bingkai itu kembali dan mengganti pakaiannya, kemudian ia kembali ke ruang depan menemani Changmin bermain laptopnya.
"Kau sedang lihat apa, Changmin?" tanya Yunho sambil menarik kursi dan dudul di sebelah Changmin.
"Sedang melihat-lihat ucapan dari penggemar kita, hyung. Penggemar kita banya sekali ya!" kata Changmin membuat Yunho terkekeh.
Mereka terus berkomentar dan tertawa melihat ucapan selamat dari para penggemar hingga mereka menemukan sebuah foto yang berisi harapan agar mereka kembali seperti dulu.
Changmin menelan ludahnya. "Hyung… aku merindukan mereka. kau ingat acara heboh kita 9 tahun lalu? Aku benar-benar merindukan saat-saat itu." kata Changmin melirik Yunho.
Yunho menghela nafasnya. "Aku juga, dank au apa yang membuatku merasa lebih buruk?" kata Yunho.
"Kau belum meminta maaf pada mereka?"
"Ya.."
Kemudian keheningan tercipta di antara mereka berdua.
Tiba-tiba, kepala Changmin terasa bersinar seperti lampu bohlam yang baru saja dinyalakan. "Hyung!, bagaimana kalau kita menghubungi mereka sekarang?"
"Bagaimana caranya? Kita kan tidak memiliki nomor mereka."
"Sudah kuduga kau tidak memanfaatkan peluang saat kita syuting acara Running man, hyung!" kata Changmin dengan nada mengejek.
"Aku bertanya dengan Gwangsoo hyung mengenai nomor Jihyo Noona, dan aku sempat mengobrol lewat SMS dengannya dan aku mendapatkan nomor ketiga member dahulu kita!"
Yunho tersenyum lebar. "Kau jenius Changmin!"
"Kau ingin mencatat nomor mereka?"
"Tentu! Tapi tunggu dulu, bagaimana ponselmu bisa bebas dari manajer hyung?"
"Ck! Tentu saja aku menghafal nomor mereka, hyung! Mau berapa kali dihapus pun, aku masih dapat menulisnya ulang!" kata Changmin membuat Yunho terkekeh dan kembali mencatat nomor milik tiga membernya.
Setelah Yunho selesai mencatat nomor mereka, ia ragu menekan tombol panggilan pada ponselnya. Rasanya aneh sekali setelah 3 tahun tidak bersua tiba-tiba ia menelfonnya dan mengatakan hal yang sepertinya tidak penting. Yunho menghela nafasnya dan memandang Changmin yang sudah mengganti kekasihnya menjadi semangkuk nasi dengan lauk kimchi dan rumput laut kering.
"Changmin, bagaimana kalau kau yang menelfon mereka?" kata Yunho.
"Yang ingin meminta maaf sebenarnya siapa?" tanya Changmin dengan mulut yang penuh dengan nasi.
"Aku."
"Ya sudah, lakukanlah sendiri!"
Yunho mendecak kesal dan memandang Changmin yang masih bermesraan dengan kekasih barunya.
"Kau tahu? Aku baru saja menemukan restoran pizza baru dan katanya pizza di situ enak sekali." Kata Yunho mencoba membujuk Changmin.
"Bagus sekali usahamu hyung. Aku bukan keledai yang jatuh ke lubang yang sama."
Yunho mendesis. "Baiklah, Shim Changmin. Akan kupastikan kulkasmu digembok malam ini jika kau tidak mau membantumu sekarang."
Changmin seketikan menghentikan kunyahannya. "Baiklah aku akan menghubungi mereka."
"Itu baru sobatku." kata Yunho menepuk pundak Changmin yang menggerutu kesal.
Setelah selesai makan, Changmin mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Junsu. "Hyung, aku tidak tahu ia akan mengangkatnya atau tidak."
"Sudahlah tidak apa-apa, kan kita hanya mencoba."
'clik'
"Oh!" kata Changmin dan Yunho terkejut saat panggilannya diangkat.
"Yeoboseyo? kata Junsu di seberang sana.
"JUNSU HYUNG !" teriak Changmin senang.
"C-Changmin? kau kah itu?"
"Hyung! Ini aku! Aku sungguh merindukanmu hyung!" kata Changmin.
"Changmin! aku juga sangat sangat merindukanmu! Dari mana kau mendapat nomor ponselku?"
"Itu rahasia, hyung! Hehehe.. apa Yoochun hyung dan Jaejoong hyung ada di sekitarmu?"
"Ya, mereka ada, sekarang mereka berada di sampingku karena aku meneriakkan namamu tadi." kata Junsu terkekeh.
Yunho mengambil ponsel milik Changmin. "Boleh aku berbicara dengan—"
"Changmin, Yoochun hyung bilang ia ingin video call dengan kalian. Bisakan?" potong Junsu.
"Y-ya, tentu."
"Tunggu sebentar ya!" kata Junsu menutup sambungannya.
Yunho memberikan ponsel Changmin kembali. "Silakan bertatap muka dengan mereka, aku tak mau."
"Kenapa seperti itu? Bukankah lebih baik berbicara secara empat mata?"
Tak lama kemudian, ponsel Changmin kembali berdering. Dengan semangat Changmin langsung mengambil posisi duduk dibawah kasurnya dan mengangkatnya sedangkan Yunho menaiki kasur dan bersembunyi melihat Changmin.
"Annyeong!" kata Junsu, Yoochun dan Jaejoong serempak sambil melambaikan tangan mereka.
"Malam semuanya!" balas Changmin.
"Kau sendirian?" tanya Yoochun.
"Aniyo, Yunho hyung bersamaku, tapi ia sudah tertidur duluan." karang Changmin.
"Wah sayang sekali." kata Jaejoong.
"Tenang saja, aku bohong kok hyung." kata Changmin memutar ponselnya ke arah Yunho yang kini terkejut.
"Changmin!"
"Ayolah hyung! Kau bilang kau ingin mengatakan sesuatu pada mereka, terutama Jaejoong hyung kan?" kata Changmin sambil memberikan ponselnya pada Yunho.
Yunho mengambil ponselnya dan mengambil nafasnya. "H-Hai." kata Yunho canggung sambil meruntukki Changmin dalam hati. "A-apa kabar?"
"Baik sekali." jawab Jaejoong.
"Ma-Maafkan aku."
"Untuk apa?"
"Yang waktu itu, aku belum sempat meminta maaf padamu."
"Oh yang itu, tidak apa-apa aku mengerti. Aku tahu kau sangat kecewa pada kami saat itu, tidak salah jika kau marah." kata Jaejoong.
"Begitukah?" kata Yunho tersenyum lega.
"Asal kalian tahu, kami juga mengawasi kalian dari jauh. Kami menonton konser, dan acara tv kalian lho." kata Yoochun.
"Kami juga menonton konser kalian kok, drama-drama Yoochun hyung juga." kata Changmin.
"Wah, kau sempat juga menonton drama, Changmin." kata Junsu terkekeh di ikuti oleh keempat orang lainnya.
"…rasa percaya dan kasih sayang yang kuat dari kalian masing-masing membuat hati kalian tersambung dan kembali lagi bersama. Karena itu, saat kalian berpisah, janganlah kau bersedih..."
Yunho tersenyum lebar saat kembali mengingat perkataan yang pernah menghantui dirinya dulu.
"Hei, setelah segalanya selesai… akankah kita kembali?" tanya Yunho.
"Tentu, kita akan kembali." kata mereka bertiga serempak membuat senyum Yunho semakin lebar.
"Oh, ya. Selamat 10 tahun debut kita hyungdeul! Kirimkan aku makanan ya!" kata Changmin bersemangat yang hanya ditanggapi tertawaan oleh hyungdeulnya.
26th December 2017
Hari ini, Tokyo dome telah berubah menjadi Red Ocean kembali setelah diisi oleh para Cassiopeia yang sama sekali tidak ingin melewatkan momentum bersejarah ini. Ya, Sang dewa-dewa dari timur telah kembali bersatu dan konser perdana mereka setelah 13 tahun di Tokyo Dome. Sorakan semakin kencang terdegar saat kelima orang dari DBSK berjalan ke depan panggung. Senyum mereka tak luntur dan bersinar, mereka sudah menantikan saat seperti ini kembali. Sebuah De' Javu yang sangat menyenangkan.
Mereka berlima saling berpegangan tangan kemudian mengangkat tangan yang mereka pegang membuat penonton semakin berseru dengan semangat dan kebahagiaan.
"Rasanya lelah sekali!" kata Junsu sambil merebahkan dirinya di atas sofa.
"Tentu saja kau lelah, kau kan habis menari dan menyanyikan 10 lagu." kata Yoochun memberikan Junsu sebotol air mineral.
"Aku ingin ke toilet sebentar, kalian semua beristirahatlah." kata Yunho berjalan menuju toilet yang disediakan di dome.
"Oppa."
"Oh, kau!" kata Yunho terkejut saat melihat gadis kecil yang ia lihat 12 tahun lalu berdiri sambil melambaikan tangannya pada Yunho.
"Benarkan, apa yang aku katakan?"
"Saat itu… kenapa kau mengatakan hal itu padaku?"
"Aku hanya ingin oppa mencegah perpisahan itu, namun nyatanya oppa tidak mempedulikan perkataanku. Bersyukurlah Tuhan menyatukan kalian kembali."
Yunho terdiam. "Kau..siapa sebenarnya?"
Gadis kecil itu berjalan mendekati Yunho dan membisikkan sesuatu pada Yunho.
"Bukan siapa-siapa." jawabnya kemudian ia langsung berlari meninggalkan Yunho yang hanya memandang gadis kecil itu hingga ia tidak terlihat lagi.
Keesokkan harinya, kelima orang itu sedang bersiap-siap untuk melakukan konser kedua mereka di Tokyo dome. Saat Junsu hendak mengambil sepatunya, ia melihat Yunho yang sedang berdiri di depan jendela. Junsu menghampiri Yunho yang sedang tersenyum dengan lamunannya sendiri.
"Yunho hyung?" panggil Junsu membuat Yunho menoleh kepadanya. "Kau sedang apa?"
"Tidak ada."
"Ayo jangan melamun saja, kita harus segera ke panggung!" kata Junsu sambil memakai sepatunya dan berjalan menyusul Yoochun, Changmin dan Jaejoong.
Yunho melangkahkan kakinya mengikuti mereka berempat, dan entah kenapa, ingatannya mengenai hari jadi DBSK yang pertama teringat kembali olehnya. Ia mempercepat langkahnya dan menerobos tengah barisan dan merangkul Changmin dan Junsu.
"Yah hyung!" protes mereka dan mengeluarkan Yunho dari barisan.
Yunho tertawa renyah saat menerima perlakuan dari teman-temannya itu.
"Apa ada yang lucu?" tanya Yoochun.
"Tidak, aku hanya senang kita kembali seperti dulu." jawab Yunho kembali merangkul Changmin dan Junsu.
"Ayo kita ke panggung sambil berangkulan seperti ini, pasti seru."
Mereka berlima hanya terkekeh dan mengikuti kemauan Yunho dan menyapa para penggemar di Tokyo Dome yang berseru semangat saat melihat mereka berlima datang berangkulan pundak dan bersiap untuk menampilkan bakat mereka dihadapan para penggemar yang terkumpul dalam suatu fandom bernama Cassiopeia.
"We are comeback, because our heart is connected and we cannot be separated. We are the destined five, is our destiny, our fate, to be together as five."
"Only when we are five, we are called DONGBANGSHINKI."
-End-
Hai! Hyunseong imnida /bow/
Terima kasih kepada para readers yang menyempatkan diri untuk membaca fiksi saya. Dan Juga kepada DBSK yang terus menginspirasi saya lewat usaha dan kerja keras mereka. untuk diketahui, tidak semua hal yang saya tulis ini benar karena ini hanya fiksi apalagi yang ahun 2017/seketika senam iyaiyalah/
Akhir kata, saya kembali ucapkan terima kasih.
We Always Keep The Faith!
- Hyunseong.
