Hidup memang tak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Itulah kalimat yang sekarang terus terngiang-ngiang di pikiran Mark. Pemuda yang baru saja mengawali usia di awal dua puluhnya itu menggeram keras. Merasa kesal, marah akan keadaan.

Ia mengacak rambut kasar. Rahangnya mengeras. Ia membanting sebuah figura foto yang bertengger di nakas yang berada di hadapannya

"Hentikan, Mark!" Seorang gadis tergopoh berlari ke arahnya. Berteriak dengan suara bergetarnya saat mendapati Mark yang membanting foto pernikahan mereka.

Haechan Lee, gadis yang sudah seminggu ini dinikahi Mark karena terpaksa. Ya, terpaksa.

Mark berteriak frustrasi. Mendorong gadis di hadapannya itu sampai nyaris terjengkang. Ia baru saja kembali dari kampusnya. Pulang dalam keadaan marah-marah karena mendapat surat pembatalan bea-siswanya ke Belanda. Padahal Mark sudah mendamba ingin melanjutkan sekolahnya ke negeri itu. Ia ingin mengembangkan bakat fotografinya.

Semua batal. Batal semenjak pihak universitas mengetahui berita tentang pernikahan Mark dan Haechan yang memang terkesan begitu mendadak.

"Arghh! Jauh-jauh dariku kau… aku tak sudi dekat-dekat denganmu!"


Main pair : Markhyuck, Jaeyong slight.

Main side : Lucas/Yukhei. Justin. Jungwoo. Hansol.

AU! SM ENTERTAIMENT. Genderswitch. Typo(s). Romance. Hurt/Comfort. Marriage Life.

2017 © by adorabletaeyong.


Mark kembali berteriak. Mengabaikan Haechan yang menangis terisak. Ini yang kesekian kalinya saat Haechan berusaha untuk mendekati Mark, tapi malah berakhir dorongan dan teriakan seperti ini.

Haechan terisak melihat sikap Mark yang begitu menyeramkan, tapi ia tidak menyalahkan Mark. Mungkin Mark terkejut akan takdir yang baru saja menimpanya. Semuanya memang terlihat begitu mendadak, saat kejadian kecelakaan itu menimpa dirinya. Kekasih yang dicintainya pergi tepat di hari pernikahan mereka. Saat itu hanya Mark satu-satunya pilihan yang tersisa saat Jaehyun berteriak marah pada adiknya yang lain, yang bertingkah seperti pecundang, tapi tak ada yang tahu jika saat itulah detik terakhir adiknya hidup. Sebelum kecelakaan naas yang merenggut nyawa kekasih Haechan itu.

Mark kesal. Frustrasi. Bagaimana bisa ia mendadak dihubungi untuk datang ke pernikahan kakaknya. Jaehyun yang berteriak marah kepadanya, memaksanya untuk segera pulang padahal itu adalah hari terpentingnya saat melakukan presentasi terakhir menuju pendidikannya ke luar negeri.

Mark kesal, tapi pada akhirnya pun tetap datang. Ia datang ke pernikahan kakaknya tanpa menyadari adanya kejanggalan yang terjadi. Mark tak menyadari sikap dingin kakaknya yang bukannya menyambut kedatangannya malah menyodorinya sebuah jas. Tanpa babibu, tanpa menjawab pertanyaan yang Mark lontarkan bertubi-tubi, Jaehyun langsung mendorongnya menuju altar utama. Siapa yang tidak terkejut jika ia harus menjadi pengantin di pernikahan kakaknya sendiri?

Mark belum begitu memahami keadaan sampai beberapa menit berikutnya. Ia masih bingung, apa yang harus ia lakukan? Padahal sekarang ia berada di depan pendeta.

Sang pendeta mulai mengucapkan janji suci pernikahan. Sedangkan Mark masih sibuk dengan segala pertanyaan yang berputar di benaknya. Saat Mark mendongak dan meminta penjelasan ke arah Jaehyun, yang ia dapatkan hanyalah tatapan beringas bak monster muntab andalan Jaehyun. Mark gelisah. Jaehyun memang menyebalkan, tapi kakaknya itu tak pernah mengekang atau mendorongnya melakukan sesuatu yang tak diinginkan. Lantas kenapa semua ini bisa terjadi?


BUUGGHH.

Sebuah bogeman mentah ditunjukkan ke arah Jaehyun. Siapa lagi jika bukan namja berambut pirang ini yang melakukannya. Mark merasa benar-benar marah. Dipermainkan. Bagaimana ia bisa begitu saja menikah hanya karena kelakuan konyol kakaknya!

"Keparat!" Mark muntab. Bagaimana bisa ia yang menjadi pengantinnya? Mark tahu jika akan ada pernikahan di keluarga ini, tapi bukan ia yang menikah, kakaknya Justinlah yang harusnya menikah. Kemana gerangan pemuda itu!

"Mark, stop—stoppp!" Taeyong, kakak iparnya melerai pertengkaran kakak beradik itu. Menahan Mark yang berusaha untuk kembali melayangkan pukulannya ke Jaehyun.

"JANGAN MENAHANKU, NUNA! BIARKAN AKU MENONJOK MUKANYA! AKU TAHU JAEHYUN HYUNG MEMANG KAKAKKU, TAPI BUKAN BERARTI DIA BISA IKUT CAMPUR DALAM URUSAN MASA DEPANKU. TERLEBIH LAGI INI MASALAH PERNIKAHANKU! KENAPA KAU TEGA HYUNG?!" napas Mark memburu. Ia mengatakan kalimat sepanjang itu dalam satu kali helaan napas. Membiarkan Jaehyun yang menatapnya tajam.

"Kau dengan Haechan kan sudah menikah, lalu apa masalahnya?" Jaehyun masih memegangi ujung bibirnya yang terluka karena pukulan Mark.

"JELAS SAJA. AKU TIDAK MENCINTAINYA. LAGIPULA BUKANKAH DIA KEKASIHNYA JUSTIN HYUNG. LALU KENAPA DIA MENIKAHIKU BUKAN MENIKAHI JUSTIN HYUNG SAJA?!"

"KARENA JUSTIN SUDAH TIDAK ADA, MARK! JUSTIN SUDAH MATI!" Kini ganti Jaehyun yang menaikkan suaranya. Ia sudah mencoba untuk menangani semuanya dengan baik, tapi adik bungsunya ini memang gemar sekali membuatnya naik darah.

Jaehyun sibuk mengutuk. Tak menyadari perubahan hebat di diri Mark. 'Justin hyung sudah mati?' Pertanyaan itu terus terngiang di benaknya.

Mark menggelengkan kepala. Tak percaya. Bagaimana bisa Justin mati, padahal hari ini adalah pesta pernikahan Justin dengan orang yang paling dicintainya pula!

"Tidak mungkin." Kalimat itulah yang akhirnya keluar dari bibir Mark Lee. Pemuda bersurai pirang itu menggelengkan kepalanya hebat. Menoleh saat merasa ada sentuhan hangat di bahunya.

"Justin sudah pergi, Mark. Ini benar-benar mengejutkan. Justin mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju gereja ini. Mobilnya oleng, remnya blong. Mobil itu masuk ke dalam jurang sebelum akhirnya meledak… sudah tidak ada yang bisa diselamatkan lagi Mark… Justin… hikkss." Taeyong terisak, tak mampu melanjutkan kalimatnya. Merasa sudah tidak dapat menahan emosi yang sedari tadi telah dicoba untuk ditahan.

Taeyong dapat merasakan tubuh Mark yang bergetar. Taeyong tahu, Mark pasti juga terpukul setelah mendengar berita ini. Terlalu mengejutkan. Padahal baru kemarin mereka berkumpul bersama—meskipun tanpa Mark, pemuda itu menolak berkumpul dengan alasan tugas kuliahnya yang menumpuk—untuk membahas perihal persiapan pernikahan Justin dengan Haechan.

Harusnya hari inilah pesta pernikahan mereka digelar dengan mewah, dengan limpahan kasih sayang, dengan penuh tebaran senyum. Bukan malah banjir isak tangis seperti ini!

Haechan kini juga langsung mengurung diri. Gadis itu lebih histeris lagi, bahkan saat mendengar beritanya untuk yang pertama kali, gadis itu sampai jatuh pingsan.

Jaehyun tahu, ia sudah melakukan kesalahan dengan menikahkan Mark dengan Haechan karena seharusnya Haechan menikah dengan Justin, tapi takdir berkata lain. Mana bisa Jaehyun membatalkan pernikahan yang sudah digelar dengan begitu mewah, mengundang banyak kolega-kolega penting perusahaannya, membanggakan, menebar senyum termanisnya ke tamu undangan jika akhirnya pernikahan itu harus dibatalkan. Lagipula bukan itu permasalahannya. Pernikahan ini memang dilangsungkan dengan sedikit tergesa-gesa karena Haechan sudah mengandung anak Justin.

"JUSTINNN! DASAR BEDEBAH! BAWA SAJA KEKASIHMU INI KE ALAMMU SANA! DIA SUDAH MENGHANCURKAN MASA DEPANKU ARGGHH!"


Mark membenci Haechan. Sudah sejak dulu malah, tapi semenjak adanya insiden pernikahan paksaan itu membuat Mark semakin membenci Haechan. Bagaimana cara gadis yang terlihat lugu itu menghancurkan begitu saja apa yang hampir dicapainya. Kesempatan emas untuk menggapai masa depan yang lebih baik langsung hancur berkeping-keping.

Dari dulu Mark memang begitu mendamba ingin melanjutkan S2-nya keluar negeri, dengan tanda kutip, Mark ingin dapat melanjutkan kuliahnya setelah berhasil dengan jerih payahnya sendiri. Begitulah Mark. Meskipun Jaehyun adalah Direktur Utama perusahaan ayah mereka. Meskipun Mark sudah pasti akan mendapat separuh harta dari perusahaan ayahnya, tetap saja pemuda itu tak tinggal diam. Ia masih terus bergerak agar bisa mendapat sesuatu yang lebih. Pencapaian yang lebih. Sejak kecil Mark suka dengan tantangan. Hobi fotografinya memacu banyak adrenalin untuk bereksperimen melakukan banyak percobaan.

BRRAAKK.

Entah ini sudah yang keberapa kalinya dalam sehari Mark melakukan banyak kekerasan. Ia membanting, melempar, memecahkan barang-barang yang berada di sampingnya. Membiarkan Haechan yang meringkuk di sudut kamar karena takut akan sikap Mark.

Mark memang kasar pada Haechan. Kelakuan yang jelas-jelas Mark sadari, tapi Mark juga sadar seberapa besar kesalahan yang dilakukan gadis itu hingga menghancurkan masa depannya. Mark benci Haechan. Dan mungkin sampai seumur hidupnya Mark tak akan bisa memaafkan Haechan. Baginya, Haechan hanyalah sebuah kesalahan yang mendesak masuk ke kehidupannya. Mark bahkan pernah bersumpah jika ia akan menyiksa Haechan lahir batin.

Mark melakukan sumpahnya. Hampir setiap hari selama hampir dua minggu ini ia memperlakukan Haechan tak selayaknya manusia. Mark dan Haechan memang sudah memiliki rumah sendiri—hadiah pemberian Jaehyun sebagai ungkapan rasa terimakasihnya karena sudah mendengar permintaan pemuda itu dulu. Mark tak menolaknya. Lagipula ada manfaatnya juga untuk Mark, dengan rumah mereka yang terpisah dari Jaehyun dan Taeyong, Mark jadi lebih leluasa mempermainkan Haechan. Mendorong, berteriak ke arah Haechan jika gadis itu mendekat. Menjambak rambut Haechan jika gadis itu mulai melontarkan kata-kata perlawanan. Menendang Haechan saat gadis itu mencoba untuk tidur di ranjangnya.

Hampir setengah bulan mereka menikah, tapi jangankan tidur seranjang. Mark akan langsung berjengit kasar ketika mengetahui Haechan mendekati tempat tidurnya. Mark tidak pernah sudi tidur seranjang dengan Haechan, bahkan dengan teganya membiarkan Haechan tertidur di lantai beralaskan selimut tipis, tanpa bantal dan selimut. Mark gelap mata, tak menghiraukan meski Haechan sedang hamil sekalipun.

Bahkan hari ini, di pagi hari yang cerah ini, Mark kembali membuat keributan. Kali ini membanting sepiring Yangyeom pedas buatan Haechan. Tak peduli meski itu makanan kesukaannya sekalipun.

"Mark, kenapa kau membanting makanannya? Aku membuatkannya untukmu…" Haechan menatap Yangyeom buatannya yang sudah bercampur dengan serpihan piring pecah.

Mark hanya berdecih. "Haish, pagi-pagi begini sudah membuat drama. Sudah berapa kali kubilang kalau aku tidak akan mempan dengan wajah sok lugumu itu." Kata-kata yang keluar dari bibir Mark selalu saja pedas. Haechan sampai sudah kebal dengan cercaan yang hampir setiap saat Mark lontarkan untuknya.

Haechan tak peduli pada Mark yang mencibirnya. Ia sibuk membersihkan serpihan-serpihan kaca itu. "Mark…"

"Apa lagi?"

Haechan menundukkan matanya. "Tu—tunggu sebentar." Gadis berambut hitam terurai itu menahan langkah Mark yang beranjak dari tempat ia berdiri.

Mark mendesis. Hampir saja ia menarik dasi di lehernya sekuat mungkin sampai bisa saja ia kehabisan napas.

Namja bersurai pirang itu mendengus. Ia tak suka dengan setelan jas yang tengah dipakainya saat ini. Gerah. Mark biasana hanya mau memakai pakaian kasual, tapi berhubung ini perintah Jaehyun kakaknya yang selalu memiliki titah absolut itu membuat Mark tak bisa membantah. Hari ini Mark diizinkan untuk mulai bergabung di perusahaan milik Jaehyun—milik orang tua mereka yang sekarang sudah sepenuhnya diambil alih oleh Jaehyun.

Mark sebenarnya tak menyukai hal-hal yang berkaitan dengan bisnis seperti ini. Meskipun ia terlahir dari darah seorang eksekutor muda sekalipun, dari kecil Mark tak pernah mau berkutat pada dunia itu. Jangankan untuk terjun di dunia itu, untuk mencobanya saja Mark tak mau.

Menurut Mark, untuk apa berkecimpung di dunia penuh dosa macam itu. Bisnis adalah dunia gelap. Mark tahu bagaimana orang-orang serakah itu berlomba-lomba untuk mengejar keuntungan. Jika orang yang mengejar keuntungan besar akan melakukan segala cara agar berhasil meraih tujuannya dan Mark bukan tipe orang dengan tujuan ambisius seperti itu. Mark hanyalah seorang pecinta seni, musisi yang menyalurkan bakatnya lewat musik dan kadang juga fotografi.

Mungkin itu juga yang membuat pagi cerah Mark kali ini menjadi begitu berkabut, suram setelah mendengar titah absolut kakaknya. Atau hidup Mark memang tak pernah secerah dulu lagi?

"Ini, Mark." Mark tersadar dari lamunannya saat ia melihat Haechan sudah kembali sembari membawa segelas jus jeruk dan roti bakar untuknya.

"Kau tidak makan Yangyeom karena itu makanan berat kan pasti. Aku tahu makanan itu memang pedas dan sedikit berlemak jadi kupikir itu bukan makanan yang cocok untuk sarapan seperti ini. Kau juga sudah terlalu lama tinggal di Amerika sampai kebiasaanmu di sana belum hilang juga tap—i"

"Stopp, Haechan."

Haechan langsung bungkam saat Mark menyela ucapannya. Beginilah Haechan yang sebenarnya, gadis itu akan berbicara banyak jika dibolehkan, tapi sayang Mark yang kaku membuat Haechan takut, juga pembawaannya yang kini berubah menjadi menyeramkan.

"Tapi, Mark. Tidak sarapan di pagi hari juga tidak baik untuk kesehatan. Eomma-ku dulu sampai memiliki Maag kronis karena tidak pernah sarapan." Haechan kembali melanjutkan ucapannya.

"Berisikk. Aku sudah pusing dengan Jaehyun hyung yang memaksaku agar bekerja di kantornya dan di sini kau juga ingin memaksaku memakan ini semua?"

Haechan menundukkan kepalanya. "Tapi, Mark. Aku Cuma tidak mau kau kenapa-kenapa…"

Mendadak tubuh Mark menegang. "Peduli apa kau denganku heh!" Haechan takut saat mendadak Mark kembali berteriak ke arahnya. Bahkan mendorongnya sampai mundur beberapa langkah ke belakang.

Mark yang kasar sudah kembali.

"Sana pergi urusi saja rumah dan bayimu itu!" Mark menyambar setelan jas kelabunya setelah selesai berteriak kasar pada Haechan. Ia beranjak, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Haechan yang menangis sendirian.


"Aduh, aku pusing Mark. Kau sama sekali tidak memiliki ijazah sekolah bisnis. Bagaimana bisa kau berkecimpung di dunia ini nanti." Mark menatap Jaehyun yang frustrasi di kursi tahtanya sembari menatap berkas-berkas pribadi Mark.

'Siapa yang mau berkecimpung di dunia gelap ini? Kau yang memaksanya!' diam-diam Mark memutar bola matanya kesal.

"Ck, yasudah kau bekerja dari nol saja ya? Dari bagian staf… hm tidak-tidak kau akan bekerja menjadi Kepala Staff Divisi utama. Bagaimana?" Jaehyun mengangguk-anggukan kepalanya saat merasa ide yang mendadak muncul di kepalanya itu bukanlah hal yang buruk.

"Ya, ya, ya. Terserah hyung sajalah. Toh aku juga sudah tidak bisa melanjutkan sekolahku ke luar negeri. Masa depanku juga sudah hancur hyung…" ujar Mark lirih.

Tapi siapa sangka jika Jaehyun mendengar ucapan Mark dan membalasnya dengan tatapan tajam.

"Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu seolah aku adalah orang yang jahat di sini, Mark. Aku tahu, kesalahan memang sudah menikahkanmu dengan Haechan padahal kalian berdua tidak saling mencintai, tapi aku akan sangat merasa bersalah pada Appa. Dia sudah mempercayakan Haechan padaku seakan ia sedang menitipkan anak gadis semata wayangnya sebelum ia pergi. Gila memang, karena kakakmu Justin justru malah menodainya. Halah sudahlah buat apa membicarakan orang yang sudah meninggal…"

Jaehyun memutar kursi tahtanya untuk mengambil berkas yang lain. Menyibukkan diri. Sebenarnya ia enggan membicarakan topik tentang ini, tapi kesal juga jika ia dinilai sebagai tokoh yang jahat. Ayolah, ia bukan sosok yang seperti itu.

Diam-diam Jaehyun mengamati Mark yang termenung sembari menatap ke lantai ruangannya. Lamunan Mark buyar saat mendengar Jaehyun yang sengaja berdeham.

"Ekhemm… Mark. Kau bisa ke ruang barumu sekarang. Sepertinya ada banyak tugas yang akan menantimu," ujar Jaehyun yang disambut dengan anggukan kepala oleh namja bersurai pirang itu.

Jaehyun menatap pemuda itu sekilas lagi sebelum akhirnya Mark keluar dari ruangannya.

TBC or DELETE?


Hai, guys!

Salam kenal ya, aku adorabletaeyong. Biasnya Jaeyong sih, tapi agak ngeshipper markhyuck juga. Abis mereka gemesin sih /slap/

Aku newbie di ffn. Ini juga Fanfic pertamaku tentang Markhyuck.

Sebenernya aku buat cerita ini sih pengennya nggak berat-berat banget. Kalau bisa malah nggak usah ada adegan enaena-nya, tapi emang bisa marriage life tanpa 'itu'?

Nggak taulah ya, namanya juga baru chapter pertama. Ceritanya aku buat alur cepet pengennya dan akan pakai alur bolak-balik (mungkin). Yah, semoga nggak ada yang bingung aja ntar.

Review buat newbie ini yaa, kalau responnya bagus aku ada rencana bikin cerita couple lain. Jaeyong mungkin? hehe.

Review juseyoo~~~