Vocaloid Songs Based Story
[Clover]
Rating: T
Genre: Comfort/School/Drama/Romance
Pairing: Sena K. & Suzuna T.
A/N:
Fanfic pertamaku! XDD
Fanfic ini dibuat berdasarkan lagu vocaloid yang kusuka, tapi dengan tokoh2 dari Eyeshield 21.
(Dasar author ini seenaknya aja ya… =='a)
Dan mohon dimaklumi apabila setting n ceritanya agak OOC… o(_!)o
Ok! Enjoy my story! R&R please!
Dun like dun read!
Disclaimer:
Eyeshield 21 milik Riichiro Inagaki & Yusuke Murata.
Cerita ini ideku sendiri XD
Song "Clover" sung by Rin Kagamine (Vocaloid)
Kalau saya yang punya E21, bisa-bisa ceritanya gak tamat2 ;)
'Harurashii kaze ga fuki'
'Kouha no wa ki toori nukeru'
'Airashii shikametsura'
'Sore mo mou saigo nanda ne'
'Takusan hanashita yo ne'
'Chotto mae no koto na no ni'
'Natsukashiku omoete'
'Itsumo no basho ni tte mita'
'Wasurenai kimi wo itsumademo'
'Todokanai yume wo dokomade mo'
'Oikakete yukou sorezore ni'
'Sabishiku nanka nai yo ne'
Tik tok tik tok… KRIIINNGGG!
Kumatikan alarm jamku yang sudah lama itu. Saat orang lain sudah pakai lagu Mbah Surip atau Vocaloid atau yang lain2, aku masih saja "KRIINNNNGG!". Ah sudahlah. Itu tak penting. Yang penting aku harus siap-siap ke sekolah. Hari ini, hari yang bersejarah bagiku.
Kuncup sakura sudah mulai terlihat di depan jendela kamarku. 'Ah, musim semi sebentar lagi ya' pikirku. Rasanya, setahun yang lalu, juga 2 tahun yang lalu, dan sebelum2nya lagi, aku melakukan hal yang sama. Memandang keluar dan berpikir 'Ah, musim semi akan datang'.
Tapi tahun ini berbeda. Sangat berbeda. Biasanya aku sangat senang menyambut musim semi, karena itu berarti ulang tahunku. Tapi tahun ini… aku akan kehilangan sesuatu.
Tahun ini aku akan lulus dari SMA Deimon. Tempat dimana aku bertemu teman-temanku, sahabatku, dan juga… orang yang kusukai / *ngeblush habis2an*
"My Sister! Kau masih tertidur, babe?"
Uh oh, si kakak bodoh itu… ==' (para pembaca e21 pasti tahu siapa dia…)
"Suzunaaa? Do you hear me?" teriak Natsuhiko. Kali ini sambil berputar2 seraya ngebor pintu kamar adiknya tersayang.
"Gue… Udah… Denger… Kakak!" jawab Suzuna seraya menjeblak pintu kamarnya. "Lho? Onii-chan?"
Suzuna celingukan mencari kakaknya, yang terlempar entah ke mana karena pintu yg dibuka secara mendadak.
'Ah, sudahlah' pikirku, tak ambil pusing dengan kakakku yang kini terjerembab di kebun luar.
Aku meng-skip sarapan dan langsung berangkat sekolah. Aku harus cepat. Di luar kulihat 2 sahabatku, Mamori dan Karin.
"Mamo-nee! Karin!" seruku.
2 gadis cantik itu menengok ke arahku. Ugh, silau rasanya melihat mereka berdua. Mamo-nee alias Mamori Anezaki adalah senpai-ku yang juga tetanggaku, blasteran Amrik-Jepang, hampir sempurna dalam segala hal kecuali menggambar. Karin Koizumi, teman sekelasku selama 9 tahun ini, cantik tapi ceroboh, hobinya menggambar manga. Sebaliknya dari Mamo-nee 'kan?
"Suzuna! Mau berangkat bareng?" tanya Karin. Buru-buru kuanggukkan kepalaku.
Sepanjang jalan kami membicarakan banyak hal. Hingga Karin mengatakan hal yang mengusik pikiranku.
"Mamori-san, kudengar Sena-kun akan ke Amerika ya?" tanyanya halus. Deg. Aku benar-benar tersentak. Aku memang sudah tahu, tapi…
"Ya. Aku juga tadinya tak percaya waktu dia bilang mau sekolah di sana. Sena 'kan ceroboh, aku khawatir terjadi apa-apa," jawab Mamo-nee. Glek. Kuputuskan menimpali Mamo-nee, "Yaa, Sena 'kan bukan anak kecil lagi! Kak Mamo terlalu khawatir ah," jawabku. Sebenarnya sih, ini cuma untuk menghibur diri.
"Iya, ya. Benar kata Suzuna-chan," kata Mamo-nee sambil tersenyum. Aku dan Karin ikut tersenyum, tapi bagiku, masih belum lega.
Sesampainya di sekolah, aku menarik lengan Karin dan menyeretnya ke papan pengumuman kelulusan.
"Nomor ujianmu berapa, Karin?" tanyaku. Karin melirik ke secarik kertas dalam genggaman tangannya.
"Emm, 226…" jawabnya gugup. "226… 226…" Aku malah tak menghiraukan nomorku sendiri. 'Toh sudah pasti lulus' batinku takabur.
Mataku membelalak senang ketika menangkap apa yang kucari.
"226! Karin lulus!" teriakku sampai-sampai Karin menutup telinganya.
"…Aku diterima di SMA Teikoku…" ucapnya nyaris tak terdengar, saking bahagianya, mungkin.
"Syukurlah ya, Karin!" kataku dan Mamo-nee sambil menepuk punggungnya. Karin tertawa senang.
"Suzuna sendiri gimana?" tanyanya. Ups! Nyaris aku lupa.
"Hmm, 121… LULUS!" teriakku tak karuan.
Karin dan Mamo-nee langsung menyelamatiku. Yah, aku memang senang karena lulus. Tapi…
Kuberanikan diri bertanya, "Kak Mamo datang melihat pengumuman kelulusan Sena?"
"Oh… Nggak. Dia bilang dia mau lihat sendiri," jawab Kak Mamo tenang. "Ada apa, Suzuna-chan?" tanyanya penuh selidik.
"Uhm… Suzuna… mmph," Karin berusaha menjawab, tapi keburu kubekap sehingga ia tak jadi meneruskan.
"Ada barang dia ketinggalan. Ini sekarang kubawa," jawabku. Nggak bohong juga, toh memang benar barang itu dari dia.
"Kalau gitu, tunggu aja, dia mungkin agak siangan datangnya," jawab Kak Mamo lagi sambil tersenyum simpul. "Daah! Aku mau ke sana ya!" Mamo-nee menunjuk ke arah panggung.
"Kalau begitu, aku juga… ke sana," kata Karin malu-malu. Kulihat Yamato dan Taka di sana. Kudengar hanya mereka bertiga dari sekolah ini yang diterima di SMA Teikoku. Dasar anak-anak pintar…
Tiba-tiba kurasakan seseorang menepuk bahuku. "Monmon?" tebakku asal. "Mukyaa! Kok tahu?" Lah, kok bener…
"Tumben manggil. Ada apa?"
"Kau dipanggil Sena," jawab Monta sambil menunjuk ke satu arah.
"Thanks Monmon!" jawabku riang.
"Udah gue bilang milyaran kali… NAMA GUE BUKAN MONMON!" protesnya keras.
Aku sudah tak menghiraukan bocah titisan monyet yang ngefans sama ayahnya Taka itu, yang kupikirkan sekarang adalah menemui Sena.
TO BE CONTINUED…
[Author: ciee Suzuna~~ /]
[Suzuna: Kan lo yg bikin skenarionya kayak gini!]
[Author: Yo wis… lanjutannya di chapter berikutnya ya nduk...]
RnR minna!
Please help me 2 improve my writing skill ^^
