UNEXPECTED
CAST:
KIM TAEHYUNG
JEON JUNGKOOK
AND OTHERS CAST
RATE T-M
WARNING!: BOYXBOY, YAOI, ETC.
Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Jungkook masuk ke flat nya dengan wajah lemas. Pekerjaan part time nya di cafe juga jadwal mata kuliah yang harus dia hadiri hari ini sangat banyak. Badannya terasa sakit di semua bagian.
Pemuda mungil berambut sepekat malam itu pun segera membuka sepatunya dan hendak menyalakan lampu ketika dia melihat cahaya lilin yang berasal dari dapur. Penasaran, akhirnya dia berjalan pelan menuju dapur dan langsung terkejut melihat diatas meja makan miliknya yang berukuran kecil itu, sudah tersaji banyak hidangan yang sudah dingin disana, lilin-lilin yang sudah hampir habis, juga sesosok pemuda lainnya yang berambut dark brown sedang duduk menatap dingin kearahnya.
"Jeon Jungkook." Ucap pemuda itu dengan suaranya yang berat. Jungkook menggigit bibir bawahnya sambil menunduk, menghindari tatapan setajam samurai dari pemuda dark brown "I-iya Hyung..?"
"Darimana?"
Jungkook meremas-remas tangannya karena gugup. Hei! Tidak mungkin dia mengatakan habis pulang bekerja karena sosok dihadapannya itu tidak tahu bahwa selama ini Jungkook bekerja part time agar tidak merepotkan pemuda didepannya.
Flashback on
Jungkook hidup sebatang kara setelah ayah dan ibunya meninggal karena kebakaran di rumah mereka diumurnya yang ke 17. Dia sangat terpukul dan menjadi depresi dan memutuskan untuk bunuh diri di dekat sungai Han yang sedang sepi pengunjung. Sampai dia bertemu Kim Taehyung, pemuda berambut dark brown dengan wajah datar dan senyum kotaknya yang terkadang dia tunjukkan, Taehyung sedang mencari udara segar di malam hari saat itu. Saat melihat seorang pemuda mungil melompat ke sungai, dia cepat-cepat menolong pemuda itu.
Setelah Taehyung berhasil menangkap tubuh pemuda itu dia bergegas membawa pemuda itu dan membaringkannya di rumput yang ada ditepian sungai. Jungkook pingsan karena terlalu banyak air yang masuk kedalam sistem pernafasannya, sedangkan Taehyung terdiam menatap wajah pemuda manis bak malaikat itu. Setelah sadar dari acara mari-mengagumi-pemuda-ini, akhirnya dia segera melakukan pertolongan pertama.
Dia menekan dada pemuda manis itu berulang kali tetapi nihil, pemuda itu masih belum sadar.
"Apa mungkin karena terlalu banyak air yang masuk ke paru-parunya? Apa aku harus memberi nafas buatan?" gumam Taehyung.
Lelaki itu berfikir sejenak "Arghh! Aku straight yeah.. aku straight. Tidak apa-apa Taehyung, kau hanya membantu, oke?"
Kemudian Taehyung mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Jungkook yang mulai memucat. Membuka sedikit bibir Jungkook dengan bantuan tangannya, dan menempelkan bibirnya sendiri pada bibir pemuda manis itu. Taehyung mulai meniupkan nafas ke dalam mulut Jungkook berulang kali hingga Jungkook terbatuk sambil mengeluarkan banyak air.
Perlahan Jungkook mulai sadar dan dia dapat melihat wajah seorang lelaki yang sangat dekat dengan wajahnya. Mereka saling bertatapan sebentar sebelum Jungkook berteriak kencang,
"KYAAAA! APA YANG KAU LAKUKAN MESUM?!" kata Jungkook sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
Taehyung melotot mendengarnya "Hei! Aku hanya membantu menyelamatkan mu tau. Lagipula kau iseng sekali sih, bunuh diri pada saat aku lewat didaerah sini."
Jungkook terdiam mendengarnya, lalu bergumam pelan kearah pemuda mesum-menurutnya- dihadapannya itu
"Maaf. Aku sudah sangat putus asa. Orangtuaku baru saja meninggal dan rumahku terbakar. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Lebih baik aku mati daripada nanti merepotkan orang lain."
Taehyung sedikit iba mendengarnya "Tapi bukan begitu caranya. Kau bunuh diri seperti itu pun yang akan repot juga orang lain." Jungkook hanya diam.
Taehyung menghela nafas "Baiklah. Kau ikut saja kerumahku dulu. Kalau kau mau kau bisa tinggal dirumahku sebelum kau mendapat tempat tinggal."
Jungkook menatap Taehyung "Apa boleh? Orang tuamu?"
Mendengar itu, raut wajah Taehyung berubah dingin "Orang tua ku tidak dirumah. Ayo cepat ikut aku! Baju kita basah dan udara semakin dingin."
Jungkook hanya mengangguk-angguk sambil mengikuti Taehyung.
"Emm.. Aku Jeon Jungkook, umurku 17, siapa namamu?" kata Jungkook sambil memeluk tubuhnya sendiri karena kedinginan. Pemuda dark brown itu menoleh sesaat "Kim Taehyung, dan panggil aku Hyung karena aku 19. Simpan itu di dalam otak mungilmu."
"Rumah Taehyung Hyung sangat besar, ah! Pasti dia orang kaya." Guman Jungkook ketika mereka sudah sampai. Ternyata rumah Taehyung hanya perlu waktu sekitar 20 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki dari sungai Han.
Taehyung tinggal diperumahan elite dan itu membuat Jungkook berdecak kagum karena dia berasal dari keluarga yang biasa saja. Taehyung menyuruhnya masuk, tapi Jungkook hanya diam di depan pintu masuk utama dan membuat Taehyung heran,
"Apa yang kau lakukan? Ayo masuk." Jungkook menggeleng "Aku...emm.. nanti lantainya basah."
Taehyung hanya menatap Jungkook tidak percaya, dia memijit keningnya sendiri
"Tak apa, masuklah cepat! Aku pusing."
Jungkook hanya menurut saja saat Taehyung membawanya ke kamar pemuda itu, memberinya baju ganti, lalu menyuruh seorang pelayan mengantar Jungkook ke kamar tamu agar pemuda yang mirip kelinci itu bisa beristirahat.
Semakin lama Taehyung dan Jungkook semakin dekat. Bahkan sekarang Jungkook tidak tidur dikamar tamu lagi, melainkan dikamar Taehyung. Kehadiran Jungkook membuat seisi rumah megah itu menjadi hangat. Sifat Jungkook yang easy going dan selalu mudah tersenyum membuat semua pelayan dirumah Taehyung menyukainya.
Tapi Jungkook tidak pernah melihat ayah Taehyung, dia hanya melihatnya dari foto keluarga Taehyung yang ada di dinding dekat ruang tamu. Sebelumnya Taehyung pernah bercerita bahwa ibunya sudah meninggal dan ayahnya adalah seorang workaholic yang bekerja di bidang software dan mempunyai perusahaan software terbesar ke-dua di Asia. Tak jarang sang ayah bisa meninggalkan Taehyung untuk perjalanan bisnis dan pulang setahun sekali karena mengurus cabang-cabang perusahaannya yang sudah menyebar di beberapa negara.
Selama tinggal dirumah Taehyung, Jungkook diberi fasilitas ini dan itu oleh Taehyung. bahkan dia sekolah di SHS yang sama dengan Taehyung dulu.
Jungkook heran, dia pernah bertanya pada Taehyung, "Dapat darimana semua uang itu? Kau kan hanya kuliah dan tidak bekerja." tapi Taehyung hanya tersenyum "Itu uangku. Kenapa? Mau menggantinya? Tidak akan! Kau hanya perlu terus berada disisiku."
Dan Jungkook dibuat merona oleh kata-kata itu. Apa dia menyukai Taehyung? Apa dia seorang gay sekarang, pikirnya.
Dan Taehyung pun begitu. Entah sejak kapan dia ingin agar Jungkook terus bahagia bersamanya dan melupakan fakta bahwa dia straight. Karena sebenarnya keduanya sudah jatuh pada pandangan pertama, hanya merekanya saja yang tidak menyadarinya.
Sampai akhirnya Jungkook pun lulus dan mereka akhirnya berpacaran. Jungkook memutuskan untuk mencari pekerjaan, tetapi Taehyung melarangnya karena tidak ingin kekasihnya kelelahan nanti.
"Sudahlah. Aku yang akan memenuhi segala kebutuhanmu. Kalau kau ingin sesuatu katakan saja padaku." Kata Taehyung. Tetapi Jungkook tidak mau, dia tidak mau terus-terusan merepotkan Taehyung "Ayolah Hyung, aku janji hanya sampai aku dapat tempat tinggal."
Taehyung pun akhirnya mengalah dan membiarkan Jungkook bekerja. Sampai akhirnya Jungkook bisa membeli sebuah flat kecil yang cukup nyaman. Dan akhirnya Jungkook harus berhenti bekerja karena perjanjiannya dengan Taehyung.
Sejak saat itu, Jungkook sama sekali tidak mengeluarkan sepeser uangpun untuk kehidupan sehari-hari bahkan untuk melanjutkan pendidikan di universitas yang sama dengan Taehyung.
Flashback off
Taehyung menatap heran kekasihnya itu "Darimana saja Kook? Kuliahmu berakhir jam 4. Kemana kau selama 6 jam terakhir?"
Jungkook semakin resah, dia tidak tau harus menjawab apa. Dia tidak ingin membohongi Taehyung karena cepat atau lambat Taehyung akan tau jika di bekerja part time di sebuah cafe.
Setelah berpikir keras Jungkook akhirnya lebih memilih memberitahu Taehyung yang sebenarnya "Aku.. Aku bekerja Hyung. Kumohon! Aku tidak mungkin hidup hanya bergantung padamu terus. Aku tidak ingin dibilang hanya ingin merepotkan dan memanfaatkan mu saja."
Taehyung menatap lembut Jungkook yang menunduk, Taehyung mendekat pada Jungkook lalu memeluk pemuda mungil itu erat "Bukankah sudah kubilang, aku hanya tidak ingin kau kelelahan dan jatuh sakit. Jangan dengarkan apa kata orang, karena sebenarnya mereka tidak tau apa-apa. Jadi Jungkook, hyung mohon, berhentilah bekerja, oke? Kau sama sekali bukan benalu dihidupku, karena aku sendirilah yang menginginkan diriku untuk menjadi inang mu."
Jungkook mengangguk samar kemudian berbisik "Terimakasih Hyungie. Aku mencintaimu." Taehyung pun terkekeh pelan mendengarnya.
Jungkook melepaskan pelukan mereka lalu memandang Taehyung dan meja makan bergantian "Kenapa kau pesan banyak sekali makanan? Dan kenapa Hyung ada disini? Bukannya Hyung kemarin bilang ada urusan?"
Taehyung tersenyum "Seharusnya ini kejutan, tapi kau pulang terlambat. Selamat ulang tahun yang ke-19, Kookie baby." Jungkook hanya terdiam dengan mulut terbuka. Bahkan dia tidak ingat hari ulang tahunnya. Ck ck.
Melihat itu, Taehyung tak kuasa menahan keinginan untuk memasukkan lidahnya ke dalam mulut mungil itu, tapi dia harus menahan diri. Taehyung mengusap pipi Jungkook
"Maaf ya, Hyung lupa membeli kue nya."
Jungkook tertawa kecil "Tak apa, tahun-tahun sebelumnya juga Hyung lupa membelinya, jadi aku maafkan." Taehyung tertawa sebelum akhirnya memandang Jungkook dengan serius.
"Kookie? Kau tau? Aku diterima menjadi trainee di Toho Entertaiment." Kata Taehyung masih dengan tatapan seriusnya. Mendengar itu Jungkook terkejut "Woahh! Benarkah? Kau hebat Hyungie! Ku yakin kau akan menjadi bintang besar, dan aku akan menjadi fans pertamamu."
Taehyung memandang wajah kekasihnya yang terlihat senang "Tetapi aku agak menyesal, karena aku harus meninggalkanmu untuk masa training nanti, dan aku tidak tau itu sampai kapan." Jungkook menggenggam kedua tangan Taehyung "Hyung tenang saja, aku akan menunggumu. Yang perlu kau lakukan adalah terus berlatih dan jangan menyerah. Aku tak akan kemana-mana Hyung, jadi Hyung fokus saja pada trainingnya."
Taehyung akhirnya mengangguk "Aku harap aku bisa debut lebih cepat agar bisa cepat bertemu denganmu." Jungkook terkekeh "Tapi.. emm.. Hyung? Apa ayahmu mengizinkan? Bukankah Hyung harus melanjutkan bisnis ayahmu?"
Taehyung menghela nafas "Dia tidak akan perduli Kookie. Lagipula kalau pada saatnya dia sudah tidak sanggup lagi bekerja mungkin dia akan memberikan semua itu padaku."
Jungkook hanya ber-oh ria "Lalu? kapan Hyung akan memulai masa traningnya?"
Taehyung tersenyum "Besok. Besok aku sudah harus memulai masa training-ku. Jadi selain aku merayakan ulang tahunmu hari ini, aku ingin menghabiskan banyak waktu denganmu sebelum kita jarang bertemu nantinya."
Jungkook memeluk Taehyung erat "Ah! Aku pasti akan merindukan Hyung nanti, kkk."
"Memang seharusnya kau merindukanku karena akupun pasti begitu. Baiklah, sekarang kita tidur oke? Kau pasti sudah lelah bukan?" kata Taehyung sambil mengiring Jungkook memasuki kamar pemuda kelinci itu.
"Ta-tapi Hyung.. makanan nya?"
Taehyung melirik sekilas makanan yang sudah mendingin itu "Lupakan saja. Besok pagi akan kubereskan. Sekarang ayo kita tidur sayang." Dan Jungkook hanya bisa pasrah bukan?
"Taehyung Hyung ayo cepat! Kau akan terlambat di hari pertamamu sebagai trainee!" Jungkook sibuk memakai sepatunya dan Taehyung berjalan malas menghampiri Jungkook
"Sayang... mulai hari ini aku akan sangat susah bertemu denganmu, dan aku tidak mau itu terjadi. Jadi aku memutuskan bahwa aku tidak akan pergi saja ya?" Kata Taehyung setengah merengek.
Jungkook membulatkan matanya "Yak! Hyung ini! Banyak orang yang menginginkan jadi trainee disana, tetapi Hyung malah tidak mau. Ayo cepat kita pergi Hyung!"
Taehyung hanya menurut ketika tubuhnya diseret paksa oleh Jungkook. Entahlah, Taehyung hanya merasa perasaannya menjadi tidak enak.
Mereka sudah sampai di depan gedung entertaiment yang mewah itu. Taehyung memeluk Jungkook erat dan menghirup dalam aroma kekasihnya. Semua orang yang sedang melintas memperhatikan mereka sambil tersenyum. Mereka pikir dua namja itu adalah sepasang adik-kakak yang akan berpisah.
Tapi Taehyung tidak perduli akan tatapan setiap orang yang melewati mereka karena dia merasa bahwa perasaannya semakin tidak enak, entah apa yang akan terjadi nanti.
Jungkook menepuk-nepuk punggung Taehyung "Sudahlah Hyung, cepatlah masuk kesana dan jadilah bintang yang hebat." Taehyung melepas pelukannya dan menatap Jungkook yang sedang tersenyum manis kearahnya.
Jungkook menyodorkan koper yang berisi semua perlengkapan Taehyung saat training nanti. Taehyung menerimanya.
Sebelum masuk, Taehyung mencium bibir Jungkook dengan lembut, memeluknya lagi, kemudian memantapkan diri untuk masuk ke gedung itu dan menjadi trainee di Toho Entertaiment.
Jungkook tersenyum saat Taehyung sudah masuk. Tapi entah mengapa hatinya tiba-tiba sakit mengingat mulai sekarang dia akan sangat susah bertemu Taehyung. Tapi Jungkook memperingati dirinya sendiri agar tidak egois.
Hingga delapan bulan berlalu, Jungkook tidak pernah berhubungan maupun bertemu dengan Taehyung. Ia hanya berpikir bahwa Taehyung sangat sibuk dan kelelahan hingga tidak bisa menemui ataupun meneleponnya.
Jungkook hanya sendiri di flat. Tetapi terkadang sahabat kuliahnya yang cerewet, Luhan, menemaninya di flat bahkan pemuda china itu sering kali menginap disana.
Seperti malam ini, Luhan menginap dan beralasan bahwa dia sedang bertengkar dengan kedua orangtuanya. Sebagai teman yang baik tentu Jungkook tidak menolak.
Mereka sudah memakai piyama tidur dan sedang mengerjakan tugas sambil menonton televisi.
"Oh Jungkook! Lihatlah! Itu Kim Taehyung. Aktor baru yang dikeluarkan Toho Entertaiment beberapa minggu lalu, tapi walaupun tergolong aktor yang baru debut, dia memiliki fans yang banyak." Kata Luhan sambil menunjuk televisi.
"Apa?! Beberapa minggu lalu? kenapa aku baru tahu?" Jawab Jungkook dengan wajah kaget karena Taehyung bisa debut kurang dari setahun. Padahal banyak aktor maupun artis yang harus menjalani masa training selama lebih dari 3 tahun sebelum mereka debut.
"Mungkin kau terlalu sibuk memikirkan tugas hingga tidak sempat menonton televisi." Ucap Luhan yang masih memandang televisi dengan binar diwajahnya "Lihat dia! Ah! Begitu tampan. Jika aku belum memiliki Sehun, kupastikan aku akan mendekatinya hingga aku di notice." Yap benar, Luhan adalah seorang Gay dan kekasihnya bernama Oh Sehun. Tapi mereka sering mengumbar kemesraan mereka dimanapun karena pasangan sesama jenis bukan hal yang tabu lagi di abad-21 ini.
Jungkook hanya diam, walaupun dia tau bahwa Luhan sudah memiliki kekasih, tetapi dia tidak suka jika ada yang memuji Taehyung di depannya. Walaupun nanti akan semakin banyak kata-kata pujian yang akan di dengarnya untuk Kim Taehyung. Dia ingin memarahi Luhan karena memuji Taehyung, tapi itu akan sangat aneh dan mencurigakan, karena Luhan , sahabatnya, bahkan tidak tahu hubungan Jungkook dan Taehyung.
"Kau tau Jungkook? Besok dia akan mengadakan fanmeeting pertamanya jam 4 di daerah Gangnam karena dia akan bermain film perdananya yang akan segera ditayangkan tahun depan. Kalau saja aku tidak punya acara dengan Sehunnie-ku, pasti aku akan datang kesana untuk meminta tanda tangannya."
Dan saat itu pula Jungkook memutuskan untuk pergi ke Gangnam besok.
Esoknya, dari pagi hingga sore, jadwal mata kuliah Jungkook sangat padat. Hingga akhirnya kelasnya selesai dan ia langsung berlari menuju halte bus untuk menuju ke Gangnam. Dia mengecheck ponselnya. Jam 4 lewat 46 menit! Shit aku terlambat, batinnya.
Perjalanan terasa lama bagi Jungkook, dan ketika sampai di daerah Gangnam, waktu menunjukkan pukul 16.57 KST. Dia segera berlari menuju tempat fanmeeting itu. Tapi sialnya acara itu sudah selesai walaupun masih banyak orang yang bergerombol.
Jungkook meyusup diantara kerumunan itu hingga dia yang paling depan sekarang. Disana masih ada beberapa artis dan aktor yang masih memberi tanda tangan.
Pada saat itu Jungkook melihat Taehyung yang sedang berjalan dan hendak melewatinya menuju ke mobil van yang sudah disediakan.
Saat Taehyung sedang melewatinya Jungkook berteriak sambil tersenyum cerah melihat kekasihnya yang sudah terkenal "Taehyung Hyung!"
Taehyung terdiam ditempat. Ia seakan bermimpi mendengar suara orang yang dirindukannya. Akhirnya Taehyung memutar badannya, dan bisa dia lihat, Jungkook ada di jajaran depan diantara kerumunan fans nya. Dia terpaku melihat wajah Jungkook yang dia rindukan sedang tersenyum lebar kepadanya. Dia sangat ingin memeluk pemuda itu, tetapi dia takut Jungkook akan kehilangan privasinya, karena pasti jika dia memeluk Jungkook, para netizen maupun fans nya akan terus mengganggu Jungkook nanti.
"Tae-Hyungie." Kata Jungkook masih dengan senyumnya.
Tiba-tiba Taehyung merasa lengan kirinya dirangkul mesra, Taehyung menoleh, dan dia melihat Irene, salah satu artis yang turut ikut serta membintangi film perdananya, sedang tersenyum kearahnya dan berbisik di telinga Taehyung "Cepat ke van. Managermu sudah menunggu. Ayo." Kemudian Irene memboyong Taehyung menuju van mereka.
Melihat itu senyuman Jungkook memudar, berubah menjadi tatapan sendu. Kenapa Taehyung hanya diam? Apakah Taehyung tidak mengenalinya?, pikirnya dalam hati.
Hati Jungkook sakit. Air mata menggenang di sudut matanya.
Jungkook merasa bahunya ditepuk. Gadis yang memakai seragam sekolah menengah atas disebelahnya itu menyodorkan selembar tissue kepadanya "Aku tau perasaanmu, Oppa. Aku juga sangat menyukai Tae Oppa, jangan bersedih lagi, ada kabar beredar dia dan Irene itu berpacaran. Tapi apa boleh buat kalau dia lebih memilih Bae Irene itu. Kita sebagai fans nya hanya bisa mendukungnya saja bukan?"
Mendukung ya..?
"Kita hanya fans, hanya pelengkap di kehidupannya sebagai aktor. Kita bukan siapa-siapa untuk Tae Oppa."
Jadi, apakah aku juga bukan apa-apa bagimu...?
"Walaupun kita tidak menyukainya, tetapi kita harus mendukung pilihan Tae Oppa agar Tae Oppa juga bisa bahagia."
Agar kau bahagia..?
Lalu? bagaimana denganku disini?
"Jika kabar itu benar kita harus melepaskan Tae Oppa untuk Irene."
Melepasmu untuknya? Apa itu adil bagiku?
"Jadi Oppa, kita harus menghargai keputusannya. Ah! Tak terasa hari semakin sore. Aku duluan ya. Senang bisa bicara denganmu." Lanjut gadis itu kemudian berjalan pergi dari sana.
Meninggalkan Jungkook dengan tatapan terlukanya, sambil menatap mobil van yang dinaiki Taehyung dan wanita tadi yang mulai berjalan pelan menjauhi tempat fanmeeting itu.
Jungkook menangis. Hatinya benar-benar sakit sekarang. Dia bersumpah akan melepaskan dan mulai melupakan Taehyung mulai sekarang. Bukan! Bukan karena dia terhasut oleh perkataan gadis tadi. Tetapi karena rasa sakit dan benci yang mulai timbul perlahan membuat Jungkook benjanji dia tidak akan pernah mau bertemu dan berbicara dengan Taehyung.
Jungkook mengusap kasar air matanya dan berbalik pulang untuk menenangkan hatinya yang sudah pecah dan hancur berkeping-keping.
Disisi lain, Taehyung melihat Jungkook yang menangis ketika mobil van yang dia naiki berjalan perlahan. Taehyung menggigit bibir bawahnya kuat-kuat karena hatinya sungguh terasa sakit melihat kekasih manisnya itu menitihkan air mata. Bertahun-tahun dia berjanji berusaha agar Jungkook tidak menangis sedikitpun, tetapi dia mengingkari janjinya. Dan lagi, Jungkook menangis karenanya. Bodoh!, batinnya.
Dia menyentakkan tangannya ketika merasa Irene bersandar pada bahu kanannya.
Irene langsung menatap Taehyung tidak percaya "Kau! Kau pikir kau siapa?"
Taehyung menatap malas Irene "Kau tidak akan pernah mau tau siapa diriku. Aku memang aktor baru nona. Tapi maaf, jangan pernah mengambil kesempatan dalam kesempitan padaku seperti tadi."
Melihat itu, manager Taehyung, Kim Seokjin, pun menasehatinya "Taehyung, kau tau kan jika Hwan Sajangnim menginginkanmu dekat dengan Irene agar popularitas kalian naik? Jika itu terjadi, rating film perdanamu juga akan tinggi dan Sajangnim akan bangga padamu. Jadi aku mohon bersikap baik lah padanya. Setidaknya sampai film itu dirilis."
"Ne, Jin Hyung." Ucap Taehyung sambil melirik Irene yang menatapnya sambil menyeringai. Taehyung berdecih pelan sebelum menatap ke arah jendela lagi.
TBC
YOSHH! Aku bwa ff baruu kkk~ semoga kalian suka ^^
kalo gasuka jg gpp kok heheh~~~
aku menghargai para reader kok^^ jadi terserah jika kalian memang tdk suka boyxboy tinggalkan saja halaman ini karena udh ada warning diatas^^ Semoga para reader suka dengan karya kedua ku ini:D
Sampai jumpa di chap berikutnya...
Mind to review? Kkk~
