Everyday
Pairing: SasuSaku
Disclaimer: I do not own Naruto, nor the story.
Warning: Oneshot. SasuSaku. Typo(s). Setting Canon.
This is an Indonesian translation of angel puppeteer's story with the same title.
check on my profil for original story's link
.
.
"Menikahlah denganku."
Sakura berkedip.
Itu adalah sebuah perintah, bukan sebuah permintaan. Bukan juga sebuah pertanyaan, namun sebuah pernyataan. Perhatikan keabsenan 'maukah kau' di awal kalimatnya.
Sakura mencoba untuk tidak terkekeh geli namun sebuah senyum lebar yang cerah terlukis di wajah pucat nan ayu miliknya. "Sasuke-kun," katanya, senyum terus mengembang karena menemukan rona merah di pipi kekasih tampannya.
Sang Uchiha mendengus, manik matanya menatap wajah Sakura, wajah jelita kekasihnya sejak tiga tahun lalu. Raut ayu itu pucat, namun lengkungan pelangi di wajahnya mampu mencerahkan dunianya. Kedua tangan pemuda itu semakin erat menggenggam sepasang tangan yang lebih mungil, mata hitamnya memicing sebal.
"Sakura," panggil Sasuke setengah gusar, tidak sabar. Raut wajahnya membuat Sakura semakin merasa terhibur, kekehan merdu mulai meluncur dari bibirnya.
"Kau sangat manis." kata gadis itu saat melihat alis kekasihnya berkedut sebal.
"Sakura," Sasuke kembali mengulang, nadanya semakin menekan. Kedua tangan besarnya menangkap wajah Sakura agar mendongak menatapnya. Sepasang onik itu menggelap bagai mengancam gadis di hadapannya untuk segera mengatakan dua kata yang sudah lama ia nanti untuk didengarkan.
"Kenapa?" tanya Sakura, seketika, membuat mata Sasuke semakin menggelap.
"Kenapa tidak?" Sasuke hampir berteriak, menarik Sakura semakin dekat, gadisnya tersenyum.
"Um.." gadis itu melangkah mundur sampai tangan Sasuke tidak lagi bisa menggapai tubuh dan wajahnya. "Aku akan menikah denganmu…kalau-" Sasuke kembali menatap tajam Sakura dengan pandangan berbahaya. "…kau menerima tantanganku."
Sasuke menaikkan sebelah alisnya, "tantangan apa?"
Sakura menepukan kedua tangannya ke belakang seperti seorang anak kecil. "Hiduplah sehari tanpa aku."
Raut wajah Sasuke menggelap, "tidak mau-"
"Satu hari tanpa berkomunikasi satu sama lain, selama 24 jam."
"Omong kosong."
"Kau hanya boleh mengajak aku berbicara setelah 24 jam itu berlalu."
"…"
"Dan aku berjanji, aku akan menikah denganmu jika kau berhasil melewati tantangan itu."
Sasuke menyipitkan matanya curiga. "Kenapa kau melakukan hal ini?"
Sakura tertawa. "Ya ampun, Sasuke-kun… jangan jadi pengecut, deh."
Sasuke melemparkan pandangan tersinggung. "Setelah 24 jam, kau akan menikah denganku?"
Gadis itu menatap lantai di bawahnya. "…"
"Sakura..."
Butuh beberapa saat sebelum Sakura mengangkat wajahnya kemudian tersenyum.
"Iya."
Sasuke mendesah panjang. "Kau harus menepati kata- katamu, Haruno."
Sakura terkekeh dan memeluk kekasihnya. "Dasar Uchiha."
"Hn."
Awalnya sangat sulit. Sakura adalah bagian paling integral dari rutinitas Sasuke.
Bangun tidur.
Menggosok gigi.
Pergi menemui Sakura.
Menghabiskan waktu dengan Sakura.
Berlatih dengan Sakura.
Membiarkan Sakura memukulnya.
Membiarkan Sakura menyembuhkannya.
Memukulnya lagi.
Menyembuhkan.
Memukul.
Menyembuhkan.
Memukul.
Tapi Sasuke mencoba bertahan, tahu bahwa satu hari setelah hari ini, besok, Sakura akan menikah dengannya.
Satu hari kemudian.
Pukul 8 pagi. Masih sangat pagi namun Sasuke sangat ingin melihat Sakuranya lagi. 24 jam tanpa melihat Sakura, Sasuke tidak mau mengakuinya, tapi ia rindu. Sakura dan suaranya yang menyebalkan dan kekuatan monsternya.
Sasuke merengut, bingung. Ada banyak orang berkumpul di depan rumah Sakura, rumah warisan orangtua gadis itu. Ino, Shikamaru, Hinata, bahkan Neji.
"Apa yang terjadi di sini?" tanya Sasuke, bibirnya semakin menekuk melihat mata Ino yang berair.
Tidak satu orang pun menjawab pertanyaannya. Sasuke mencari seluruh wajah di sana lantas menemukan Naruto.
"Dobe..."
Naruto mendongak, wajahnya pucat, tubuhnya gemetar. "Sasuke…"
"Apa yang terjadi? Kenapa kalian semua ada di sini?"
"…"
"Sialan! Beri tahu aku ada apa!" Sasuke berteriak tidak sabar. Aneh, dia merasakan perutnya berputar tidak nyaman. Apa yang salah?
Akhirnya, Naruto berbicara.
"Ini…Sakura-chan." katanya pelan. "dia…" pemuda pirang itu berhenti dan mengusap air mata dengan lengan bajunya. "…dia tidak ada di sini."
"Apa? Di mana dia?"
Naruto memalingkan wajah.
"Naruto…" Sasuke menggeram, mengancam. Pemuda Uchiha itu hampir meraih kerah baju Naruto namun Neji menyentuh bahunya. "Tsunade-sama berkata kau harus menemuinya di jurang yang menghadap ke laut."
Sasuke berdecak. "Aku tidak ada waktu untuknya. Aku harus menemukan Sakura-"
"Sakura ada bersamanya."
Sudut bibir Sasuke turun, Neji mengangguk.
"Baiklah…" pemuda itu berbalik untuk melangkah pergi sebelum berhenti, "terimakasih."
Neji mengangguk kaku.
Saat Sasuke sampai di sana, Tsunade tidak sendirian.
"Kakashi."
Keduanya menoleh.
"Sasuke," respon Kakashi, kedua tangannya mencari kehangatan di dalam saku celana.
Sasuke melangkah mendekat, "di mana Sakura?"
Tsunade menolehkan kepalanya ke arah pohon. Pandangan Sasuke mengikuti arah yang ditunjuk Tsunade.
Pohon bunga sakura.
Sasuke berjalan mendekati pohon itu, lututnya bergetar.
Pandangannya turun.
Sebuah batu nisan.
Abu- abu dan tidak tertulis nama sama sekali, hanya diukir bunga sakura kecil.
...
Kakashi menyentuh pundak Sasuke. "Sasuke."
Sasuke mengabaikan pria itu, rahangnya mengatup erat.
"Dia memintaku untuk memberikan ini kepadamu." tangan berbalut sarungtangan itu menyerahkan secarik kertas putih yang terlipat rapi.
Sasuke mendongak menatap mentornya sebelum menerima kertas itu.
"…"
Kakashi melangkah mundur, memberikan Sasuke privasi.
Pemuda itu membuka surat itu dengan tangan gemetar.
Ada satu baris tulisan di sana.
"Kau berhasil, Sasuke-kun! Bisakah kau melakukannya setiap hari?"
AN: Ini adalah fanfic SasuSaku bahasa Inggris pertama yang Eve baca, dan ini adalah fanfic super jadul (dibuat sekitar 2006, November).
sebenarnya ini cuma oneshot, tapi ada versi lengkapnya (which is Eve udah translate) yang berdiri sendiri tapi akan Eve jadikan satu di sini. Versi lengkap akan aku tambahan dengan cepat ya~~
Anyway, Terimakasih sudah membaca.
Kritik, saran dan pendapat silahkan sampaikan lewat review.
-with cherry on top-
.the autumn evening.
