[Twoshot]

Title : Follow Him

Chapter : 1 / 2

By : Gatsuaki Yuuji

Main Pair : Uzumaki Naruto & Uchiha Sasuke

Disclaimer : All Chara punya Papi Kishi. FYI, Papi Kishi itu Papiku.

Genre : Sport

BGM : E Girls - Follow Me


Ff dengan embel2 sport pertama.

Ubek2 mbah google tentang olahraga air team, yg banyak referensi cuma polo air. Jadi pake polo air aja.

Pengennya renang indah, tapi itu khusus cewek.

Requestnya Lia Kim. Smoga suka (з´⌣`ε)


Uzumaki Naruto.

16 tahun.

Hari ini, hari pertamaku bersekolah di sebuah SMU putra bernama SMU Konoha.

"Uzumaki Naruto, siswa pindahan dari SMU Kiri. Mulai hari ini, Uzumaki-san adalah teman sekelas kalian", jelas seorang guru laki-laki sekaligus wali kelas XIC, bernama Umino Iruka.

"Mohon bimbingannya", ucapku membungkuk hormat.


"Uzumaki Naruto-san, apa kau punya pensil cadangan?", tanya seorang siswa berambut pantat ayam sambil menunjukkan pensil kayunya yang patah, batang pensil itu panjangnya hanya 5cm. Aku mengernyit melihat ukuran pensil yang begitu pendek. Bagaimana bisa teman sebangkuku ini menggunakan pensil sependek itu?

"Uzumaki Naruto-san, kau tidak punya pensil cadangan?", ulang siswa itu yang bernama Uchiha Sasuke. Meskipun dia belum memperkenalkan diri, aku mengetahui namanya dari sampul buku catatannya.

"Aku punya 1 pensil, tapi kau bisa memakainya dulu", kuserahkan pensil mekanikku untuknya.

"Terima kasih, Uzumaki Naruto-san!", Uchiha-san tersenyum menerima kebaikanku.

Deg!

Jantungku mendadak berpacu cepat, seperti menonton film dewasa.

"Kau kenapa Uzumaki Naruto-san?", tanya Uchiha-san melihatku mematung sambil menatapnya.

"Ti, tidak apa-apa. Aku merasa sedikit kepanasan...ehehehe...", cengirku mengipasi diri dengan buku catatan. Uchiha-san ikut mengipasiku agar tidak kepanasan.

Tanpa sengaja aku melihat ada 3 pasang mata yang menatap tidak suka padaku. Mungkin aku terlalu berisik, sehingga mereka terganggu.


Jam istirahat, Uchiha-san mengajakku untuk makan di kantin bersama keempat temannya. Uchiha-san juga memperkenalkan keempat temannya padaku. Ketiga temannya adalah teman sekelasku juga. Dan satu lagi, merupakan kakak kelas kami.

"Nah, Uzumaki Naruto-san! Kuperkenalkan teman-temanku. Ada Sabaku Gaara-san, Hyuuga Neji-senpai, Huzuki Suigetsu-san, dan Shimura Sai-san", jelas Uchiha-san dengan cepat, membuatku tidak bisa menghapal semua nama-nama mereka. Ditambah dengan raut wajah yang tidak bersahabat dari keempat teman Uchiha-san itu. Seharusnya aku menolak ajakan Uchiha-san tadi.

"O, hai! Aku Uzumaki Naruto", sapaku canggung.


Diawali dengan rasa canggung dan segan untuk memulai pembicaraan. Hingga lama-kelamaan menjadi terbiasa. Uchi- maksudku Sasuke mengizinkanku memanggil nama kecilnya. Begitu pula dengan yang lain.

"Apa di sini ada klub polo air?", tanyaku yang dijawab dengan kerutan dahi dari Gaara dan Sai. Suigetsu dan Neji-senpai sibuk memperhatikan -terpesona- Sasuke bermain game dari tabletnya.

"Polo air itu semacam olahraga air yang dimainkan berkelompok", jelasku.

"Jangankan polo air, klub renang saja tidak ada", ucap Gaara.

"Ini sekolah khusus cowok, siapa yang mau melihat batangan berbikini?", tambah Sai.

"Kau tidak ingin melihat Sasuke berbikini?", tanya Gaara yang langsung membuat perhatianku, Sai, Suigetsu, Neji-senpai dan juga Sasuke tertuju padanya.

"Siapa yang ingin melihatku berbikini?", tanya Sasuke.

Keempat temannya tanpa ragu mengangkat tangan, bahkan akupun ikut mengangkat tangan.

Sasuke malah tersenyum.

"Baiklah, aku akan memakai bikini",

"Benarkah? Asyik!", teriakku dalam hati. Aku tidak tahu mengapa aku bisa segirang ini?

"...asalkan kalian juga ikut memakai bikini", sambung Sasuke yang membuat harapan kami kandas seketika.

Aku sih mau mau saja berbikini, demi melihat Sasuke berbikini. Ehehehe...

Aduh! Apa yang sedang aku pikirkan?!


Aku mengusulkan kepada kepala sekolah, agar dibentukkan klub polo air.

"Klub basket yang populer aja, sepi peminat. Apalagi klub polo air?", Tsunade-kouchou selaku kepala sekolah enggan menyetujui ideku yang merupakan cucu dari mantan pacar beliau dulu.

Aku terus membujuk hingga Tsunade-kouchou jengah dan menyetujuinya.

"Kau butuh team dan juga guru pembimbing. Jika kau tidak punya, maka aku akan menghapus klubmu",

Syarat yang memang tidak mudah, tapi aku yakin bisa melakukannya. Apapun akan kulakukan untuk mewujudkan hobbyku itu.


Aku meminta Umino-sensei untuk menjadi guru pembimbing. Mengapa harus Umino-sensei sang wali kelas? Karena aku tahu bahwa Umino-sensei adalah guru yang sangat baik dan tidak mampu menolak muridnya yang butuh pertolongan.

Aku juga telah memasang selebaran di mading sekolah. Selebaran itu berisi ajakan untuk bergabung ke klub polo air. Pada selebaran tertulis tempat berkumpul di sebuah cafe ice cream dekat sekolah. Karena ruang klub polo air, masih belum tersedia.


Aku dan Umino-sensei telah tiba di cafe ice cream. Kami menunggu murid-murid yang ingin mendaftar klub.

Tak lama kemudian. Datang 5 siswa yang kukenal. Mereka adalah Sasuke dan keempat followersnya. Tahu kan siapa-siapa saja followers Sasuke?

Mereka adalah Hyuuga Neji, Sabaku Gaara, Hozuki Suigetsu dan Shimura Sai. Aku sampai hafal nama lengkap mereka, karena Sasuke selalu memanggil mereka dengan nama lengkap.

Setelah menunggu setengah jam lebih dan tidak ada siswa lain yang datang, akhirnya pembukaan klub dimulai. Karena kami berenam sudah saling mengenal. Maka Umino-san meminta kami untuk menyebutkan alasan kami bergabung ke klub polo air.

Neji-senpai, Gaara, Sai, dan Suigetsu memiliki alasan yang sama yaitu, "Ikut Sasuke". Jika yang mendaftar klub ini banyak, mungkin mereka berempat tidak akan kuterima.

"Alasan aku mengikuti klub ini, karena aku tidak bisa berenang", alasan simple dan gaya bicara yang santai Sasuke nyaris membuatku membalikkan meja yang kami tempati ini.

"Alasan kalian mengikuti klub ini sungguh menarik, semoga kalian betah", Umino-sensei tetap tersenyum lembut mendengar alasan yang konyol itu, "Terakhir, Uzumaki-san", Umino-sensei mempersilakanku untuk berbicara.

"Aku sangat menyukai polo air. Aku ingin memiliki team yang hebat", ucapku dengan semangat dan penuh percaya diri. Aku sangat ingin berkompetisi pada kompetisi polo air tahun ini, "Kuharap, team kita bisa mewakili SMU Konoha di ajang kompetisi nanti"

Ya, semoga saja mereka bisa membantuku mewujudkannya.

"Hn! Tentu! Uzumaki Naruto-san pasti akan memiliki team yang hebat!", angguk Sasuke.

Ehehehe...

Sasuke, kau bahkan tidak bisa berenang. Tapi, aminkan saja! Semoga ucapan Sasuke terwujud! Amin!

Pertemuan pertama klub yang singkat karena Sasuke harus segera pulang, otomatis keempat lainnya ikut mengantar kepulangan Sasuke.

Walaupun singkat, setidaknya klub polo air telah mengumpulkan 6 anggota. Dengan begitu, klub polo air bisa terus berjalan.


Hari ini, latihan pertama kami. Karena sekolah tidak ada fasilitas kolam renang, maka kami menumpang kolam renang di sekolah lain. Berkat relasi baik dari kepala sekolah, kami diizinkan menumpang kolam renang di SMU Kurokin -SMU terelite di kota ini.

"Ayo ajari aku berenang, Uzumaki Naruto-san!", pinta Sasuke yang berpakaian lengkap. Baju selam, sepasang kaki katak, masker, regulator, tanki silinder dan pelampung donat.

Di belakang Sasuke tampak keempat temannya yang juga berpakaian lengkap seperti Sasuke.

"Kalian sedang apa?", tanyaku heran melihat kostum yang mereka kenakan.

"Berenang. Bukankah kau ingin mengajari Sasuke berenang?", tanya Suigetsu.

"Sensei rasa, kalian salah kostum", Umino-sensei terlihat seperti menahan tawa.

"Peralatan keamanan untuk berenang memang seperti ini. Tidak ada yang salah, Umino Iruka-sensei", jelas Sasuke diikuti oleh anggukan ragu-ragu keempat followersnya. Mereka tahu bahwa Sasuke salah kostum, tapi mereka malah mengikutinya.

Umino-sensei menjelaskan kostum yang mereka kenakan adalah kostum untuk menyelam. Umino-san juga menyuruh mereka untuk melepaskan yang mereka kenakan itu, menggantinya dengan celana renang berwarna biru, celana yang sama yang sedang kukenakan sekarang.


Setelah mereka berganti pakaian.

Sasuke terlihat seksi hanya dengan menggunakan celana renang berwarna biru. Aku dan keempat followersnya terpesona melihat kaki jenjang yang ramping, putih, mulus tanpa bulu milik Sasuke. Serta bagian perut dan dada yang lumayan berotot. Dia sungguh sexy!

"Uzumaki Naruto-san, apa kostum ini aman?", tanya Sasuke kurang yakin, "Celana ketat ini tidak akan membuatku tenggelam kan?",

"Kau tidak perlu takut tenggelam, karena aku akan menjagamu dengan baik", ucapku.

"Yosh! Sensei ingin bertanya. Siapa saja yang bisa berenang?", tanya Umino-sensei selaku pembimbing kami.

Aku, Neji-senpai dan Gaara mengangkat tangan.

"3 bisa berenang dan 3 lagi tidak. Yang bisa berenang, tolong ajari yang tidak bisa berenang, sehingga yang tidak bisa berenang menjadi bisa berenang", amanah Umino-sensei.

"Baik, sensei!", seru kami.

Aku baru saja melirik Sasuke, tapi Neji dan Gaara dengan cepat menarik lengan Sasuke. Mereka berebut untuk mengajari Sasuke berenang.

"Aku tidak tahu bahwa Hyuuga Neji-senpai dan Sabaku Gaara-san bisa berenang. Jika aku tahu, aku akan meminta kalian untuk mengajariku",

"Aku bisa mengajarimu sekarang", tawar Neji-senpai.

"Aku juga bisa", Gaara juga tidak mau kalah.

Neji-senpai dan Gaara saling melontarkan tatapan listrik.

"Tapi saat mendaftar klub ini, aku sudah memilih untuk diajarkan oleh Uzumaki Naruto-san", ucapan Sasuke membuatku ingin melompat kegirangan. Aku berhasil merebut Sasuke dari mereka. Ahahaha...


Kecipak cipuk kecipak cipuk...

Bunyi percikan air yang dihasilkan oleh kedua kaki Sasuke. Sasuke sedang berpegangan pada pinggiran kolam dengan posisi telungkup. Aku memegangi perut Sasuke agar tetap mengambang ketika Sasuke menggerak-gerakkan kakinya.

Sasuke menghentikan gerakan kakinya, sambil masih berpegangan pada pinggiran kolam. Dia terlihat bosan melakukan gerakan yang sama dan berlama-lama.

"Pegang tanganku, aku akan menarikmu ke tengah kolam. Cobalah untuk mengambangkan tubuhmu", ucapku.

Sasuke ragu menyambut tanganku.

"Kau tidak akan melepaskan tanganku atau membiarkanku tenggelam kan?",

"Aku tidak sejahat itu, Sasuke",

Akhirnya Sasuke mau menyambut tanganku. Kubawa dia ke tengah kolam. Semakin ke tengah, kedalamannya semakin bertambah. Sasuke mulai panik tinggi air setinggi dagunya. Karena tidak ingin membuat Sasuke panik, aku berhenti mengajaknya ke tempat yang lebih dalam. Ketinggian air hanya sebatas leher Sasuke saja.

"Mengambanglah! Gerakkan kakimu, Sasuke!",

Sasuke mulai menggerak-gerakkan kakinya asal. Menyepak-nyepak air.

"Angkat pantatmu, Sasuke!", perintahku, karena Sasuke tidak kunjung-kunjung mengambang.

Sasuke sekuat tenaga mendorong pantatnya agar mengambang. Tekanan di kedua tanganku semakin memberat, karena menahan berat badannya.

"Ayo, Sasuke! Angkat pantatmu lebih tinggi lagi!", seruku melihat kegigihan Sasuke.

Pegangan Sasuke tiba-tiba terlepas, secepatnya aku menarik tubuh Sasuke dan memeluknya erat agar wajahnya tidak terbenam air. Kubawa dia menuju pinggir kolam yang dangkal.

Sasuke tidak bisa mendengarkanku karena telinganya kemasukan air. Kutiup telinganya agar pendengarannya kembali normal.

"Kau melepaskan peganganmu, Sasuke",

"Tanganku licin",

"Sasuke, lihat!", panggil Neji-senpai sambil menunjuk Sai dan Suigetsu yang sudah bisa mengapung telungkup di air, gaya mereka seperti mayat terapung di sungai. Sedari tadi Neji-senpai dan Gaara mengajari Sai dan Suigetsu mengapung tanpa pelambung.

Aku tidak bisa meniru mereka, karena Sasuke takut membenamkan wajahnya ke dalam air.

Sasuke hanya tersenyum menanggapi. Beruntung dia tidak meminta Neji-senpai atau Gaara untuk mengajarinya. Sasuke masih setia padaku. Ehehehee...


Kerena latihan hanya seminggu 2x. Maka Sasuke diam-diam memintaku untuk mengajarinya secara private. Dia tidak ingin ketinggalan jauh dari Sai dan Suigetsu yang sudah bisa mengapung ala mayat.

Kami latihan di kolam renang sebuah apartmen. Karena paman Sasuke tinggal di sana, kami diberi kartu akses untuk menggunakan kolam renang.

Kolam renangnya cukup luas dan sepi, hanya ada kami berdua. Aku memasuki kolam terlebih dahulu untuk memastikan kedalaman. Kedalaman kolam merata, kira-kira 150cm. Sasuke masih bisa menapaki dasar kolam, karena tingginya 165cm. Aku lebih tinggi 8cm darinya. Ahahaha...

Latihanpun dimulai. Karena Sasuke takut membenamkan wajahnya ke dalam air, maka aku mengajarinya mengapung telentang.

Kedua tanganku menopang punggung dan pantat Sasuke agar tidak tenggelam.

"Rileks, Sasuke. Jangan panik, aku memegangmu", ucapku.

"Hn", guman Sasuke sambil memejamkan mata, merentangkan kedua tangannya, seperti gaya Titanic.


Melihat tubuh Sasuke sudah bisa mengapung, perlahan aku mulai menjauhkan tanganku dari punggung dan pantatnya. Melangkah mundur mengamati keindahan tubuh dan wajahnya.

"Kau sungguh indah", gumanku terpesona.

Sasuke tidak menyadari bahwa aku sedang mengamatinya, dia begitu rileks memejamkan matanya.

"Apa kau tidur, Sasuke?", tanyaku pelan.

Mendengar suaraku, Sasuke tiba-tiba membuka matanya. Tubuhnya tenggelam cepat, dia mulai menggapa-gapai panik. Secepat kilat, aku berenang menghampirinya.

"Jangan panik, Sasuke!", teriakku yang sudah memeganginya pinggangnya, kakinya sudah menapaki dasar kolam. Tapi tangannya masih sibuk menggapai-gapai. Hingga tidak sengaja kuku tajamnya menggores pelipisku.

"Uhuk uhuk!", Sasuke terbatuk air. Hidungnya memerah, dia pasti terlalu banyak menghirup air.


Selesai latihan dan berpamitan pada paman Sasuke, kami nongkrong dulu di cafe. Menikmati cemilan sore.

"Pipimu...", ucap Sasuke menunjuk luka gores di pelipis kiriku.

"Ahahaha... Tidak apa-apa", cengirku.

"Maaf, aku terlalu panik",

"Tidak apa. Kau masih belum terbiasa",

"Kau berpesan padaku untuk tidak panik, tapi aku tidak mematuhinya. Kalau seperti ini, apa aku bisa berenang?", Sasuke tampak pesimis.

"Pasti bisa kok! Tadi kau bahkan bisa mengapung tanpa kupegang",

"Hn. Itu karena kau memegangku",

"Akan akan mengajarimu sampai kau mahir!", tegasku, "Ayo, semangat!",

"Hn! Cemungut!", seru Sasuke menyemangati diri.

Melihat Sasuke optimis, aku menjadi tenang kembali.

"Ne, Sasuke",

"Ya?",

"Mengapa kau ingin bisa berenang?",

"Karena aku pernah bermimpi tenggelam dan tidak bisa bernafas",

"Mim, mimpi?",

"Hn! Tsunami datang, aku terseret dan tenggelam karena tidak bisa berenang. Setiap kali aku bermimpi diterjang air, aku sangat ketakutan",

Aku ingin tertawa mendengar alasannya itu, tapi melihat wajahnya begitu serius, jadi tidak tega.

"Apakah kau tahu? Mimpi tenggelam itu adalah pertanda baik",

"Benarkah?",

"Air adalah berkah bagi semua makhluk hidup. Saat kau bermimpi tenggelam di lautan, itu menandakan bahwa berkah akan terus-menerus menghampirimu",

Sasuke mengangguk memahami penafsiran mimpi dariku.

"Jika tahu artinya seperti ini, aku akan selalu berharap bermimpi tenggelam",


Sasuke memamerkan kepada followersnya bahwa dia sudah bisa mengapung telentang. Keempat followersnya bertepuk tangan melihat kehebatan Sasuke.

Tiba bagian tersulit yaitu meminta Sasuke untuk menyelam, membenamkan wajahnya ke air. Kuberi dia kacamata renang agar saat menyelam nanti, dia bisa melihat sekitar. Aku juga menemaninya menyelam sambil memegang tangannya.

Aku menghitung mundur, memberi aba-aba pada Sasuke untuk mengambil nafas sedalam-dalamnya.

"3, 2, 1!", aku dan Sasuke membenamkan diri ke dasar kolam.

Kami saling bertatapan sambil berpegangan tangan dengan erat. Pipi Sasuke menggembung, membuatku menahan diri untuk tidak tertawa. Sasuke membuka mulut, ingin mengatakan sesuatu. Gelembung-gelembung udara keluar dari mulut Sasuke. Secepatnya aku menutup mulut Sasuke dengan mulutku. Kuberi dia sedikit nafas agar dia bisa menyelam lebih lama.

Tiba-tiba kurasakan sesuatu menjambak rambutku dan menarikku ke permukaan air. Rupanya keempat followers Sasuke ikut menyelam dan melihatku memberi nafas pada Sasuke.

"Dasar buaya kolam!", ejek mereka kompak sambil membentengi Sasuke dariku.

"Hey!", teriakku tidak suka, ejekan macam apa itu?

"Kau mencium Sasuke kami!",

"Aku memberinya nafas agar Sasuke bisa menyelam lebih lama", bantahku.

Jujur, aku baru menyadari bahwa aku baru saja mencium Sasuke. Tapi aku tidak berniat mesum pada Sasuke.

"Ada masalah?", tanya Umino-sensei yang baru datang entah darimana. Umino-sensei suka menghilang saat kami latihan. Mungkin Umino-sensei bosan melihat kami latihan, sehinga beliau keluar mencari udara segar. Jika saja Umino-sensei bisa berenang, mungkin beliau bisa membimbing kami.

"Tidak ada, sensei!", jawab kami kompak.


Sepulang dari latihan.

Keempat followers Sasuke masih setia membentengi Sasuke. Sasuke merasa ada yang aneh melihat keempat followersnya melirikku.

"Kalian ada masalah apa?", tanya Sasuke.

"Kau tidak marah saat dia menciummu tadi?", tanya Suigetsu kesal karena Sasuke tidak mempermasalahkannya.

"Itu hanya kegiatan memberi nafas di dalam air", jawab Sasuke enteng.

"Hn! Betul! Aku tidak ada niat mesum pada Sasuke!", anggukku membenarkan ucapan Sasuke.

"Itu hanya alasan saja!", bantah Gaara.

"Buaya kolam tetap saja buaya", timpa Neji-senpai.

"Melihat anak ayam berenang, langsung diterkam", sambung Sai sarkatis.

"Hey! Siapa yang buaya!", teriakku tidak suka.

Mereka berempat memasang pose menantang. Jadi ceritanya 4 lawan 1?

"Apa sih yang kalian ributkan?", dengus Sasuke tidak suka melihat pertengkaran kami.

"Karena buaya kolam ini menciummu", jawab keempat followers Sasuke kompak sambil menunjukku.

"Kalian mau cium juga?", tanya Sasuke.

"Mau!",

Lihat! Siapa yang buaya kolam! Aku atau mereka? Huh!

"Ya sudah!", Sasuke menepuk pundakku, "Uzumaki Naruto-san tolong cium mereka satu persatu",

"Heh?!", teriak kami berlima kompak.

Sasuke menghiraukan kami, dia pulang lebih dahulu. Mungkin dia pusing mendengar pertengkaran kami.


Beberapa hari kemudian.

Sepulang sekolah, di foodcourt tempat berkumpulnya anak muda.

"Hozuki Suigetsu-san dan Shimura Sai-san sudah bisa berenang. Aku kapan ya?", Sasuke kembali pesimis. Jus tomat kesukaannya masih belum diminumnya.

"Kau pasti bisa kok!", hiburku.

"Kau mau kuajari?", tawar Neji-senpai.

"Aku juga bisa mengajarimu", tawar Gaara juga.

"Aku juga bisa", Sai tidak mau kalah.

"Aku juga bisa!", begitu pula dengan Suigetsu.

Sasuke hanya tersenyum kecil menanggapi tawaran keempat followersnya.

"Wah! Wah! Ada siapa di sana?", sebuah suara yang kekunal mendekati meja kami.

Saat aku menoleh ke belakang, kulihat 6 siswa berseragam SMU Kiri -sekolahku dulu. Aku mengenal keenam siswa itu. Mereka adalah team Akatsuki yang terkenal dari SMU Kiri.

"Setelah didepak dari Kiri, kau malah masuk ke Konoha?", ejek Pein, selaku pemimpin team.

"Yang tidak berguna lebih baik dibuang dan disatukan dengan yang tidak berguna lainnya", tambah Deidara.

Ucapan mereka berdua selain menyindirku, keempat followers Sasukepun ikut tersindir, kecuali Sasuke yang fokus mengamati jus tomatnya. Dia masih terpuruk dalam kepesimisannya.

"Beruntung leader mendepakmu, sehingga kau bisa berkumpul bersama sekutumu dan membuat sebuah team", Hidan melirik ke teman-temanku, "Perkumpulan orang-orang yang tidak berguna",

"Jaga ucapan kalian!", tegasku. Aku tidak terima jika ada yang menghina teman-temanku.

Keempat followers Sasuke sudah siap menggulung seragam, berniat untuk menghajar mulut usil team Akatsuki.

"Kau marah? Ingin memukul lagi?", tantang Pein.

Ck! Aku harus menahan diri, jangan sampai kejadian itu terulang lagi.

"Dasar tidak berguna!", dengus Pein.

BRaaaaK

Aku menggebrak meja sambil bangkit dari kursi. Aku tidak suka mereka mengejekku tidak berguna!

Keempat followers Sasuke juga ikut bangkit. Semua mata tertuju pada kami.

"Jangan menguji kesabaran kami!", tegas Neji-senpai selaku yang paling tua di antara kami berenam.

"Betul! Karena kesabaran kami tidak suka diuji!", sambung Suigetsu dengan gaya menantang.

"Ck! Dasar sampah!", dengus Hidan.

Saking tidak sukanya, aku langsung menarik kerah seragam Hidan, bersiap untuk memberinya bogem mentah.

"Uzumaki Naruto-san, duduk!", perintah Sasuke. Kulihat pandangan Sasuke masih terfokus pada jus tomatnya, "Hyuuga Neji-senpai, Sabaku Gaara-san, Hozuki Suigetsu-san, Shimura Sai-san juga duduk",

"Pesanan kita sudah datang", sambung Sasuke tersenyum. Senyumannya menandakan bahwa perintahnya harus dituruti.

Dengan sangat terpaksa aku melepaskan Hidan dan kembali duduk di kursi, begitu juga dengan yang lain.

"Ck! Dasar gundukan sampah!", umpat Hidan.

Tahan, Naruto! Tahan! Sasuke tidak suka keributan.

"Anjing menggonggong, kapila berlalu", ucap Sasuke.

"Biarkan mereka menggonggong, mari kita makan. Itadakimasu~", sambung keempat followers Sasuke dengan kompak sambil menyumpit ramen pesanan mereka.

Aku sungguh takjub dengan kekompakan mereka berlima. Orang yang mendengarpun ikut tersenyum-senyum.

Merasa terhina, Hidan menarik kerah seragam Sasuke lalu melayangkan tinjunya ke wajah Sasuke.


Terputus


Mumpung tanggal cantik, skaligus memeriahkan event #racuNS

Karena gak selesai, jadi dibuat twoshot.