Title : Complicated
Author : Nam Gina
Cast :
Xi Luhan (GS)
Oh Sehun
And other cast will be find by continue reading
Genre : romance, friendship, a little hurt.
Rated : T
Desclaimer : Luhan dan Jin milik saya. Ingat! Milik saya! Huahahaha *evil laugh* . tapi aslinya mereka semua yang ada di ff saya ini milik tuhan, orang tua dan mereka sendiri.
Warning Note : Out Of Caracter, Gender Switch, Age switch ^.^
Chapter 1
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
Luhan POV
Dengan enggan kulangkahkan kakiku keluar dari mobil ayahku. Wajahku masih tetap tertekuk semenjak berangkat tadi.
"ah come on chagi, tersenyumlah" ayahku yang tidak enak melihat mukaku yang tertekuk akhirnya angkat bicara. "mianhae, appa harus berangkat awal hari ini" lanjutnya lagi.
"ne appa, arraseo. Gwaenchana." Ucapku seraya memaksakan untuk tersenyum, sebenarnya aku tidak enak juga dengan appa, karna ini memang bukan salahnya. Salahku yang tidak mau berangkat menggunakan bis. Ah come on, aku tidak ingin ketika tiba disekolah ketiakku basah karena aku harus berjalan dari halte bis sampai sekolahku yang jaraknya 100 meter. Bukannya aku tidak mandiri, hanya saja aku memang senang bermanja dengan ayahku. Lagi pula appa tidak membolehkanku membawa kendaraan sendiri. Menurutnya itu tidak safety. Begitulah ayahku, terlalu mengkhawatirkan anaknya yang cantik ini hingga merepotkan dirinya sendiri.
Setelah berpamitan, appa kembali melajukan mobilnya langsung menuju kantornya yang jaraknya lumayan jauh. Aku mulai melangkah memasuki gerbang sekolahku. Ternyata sudah ada beberapa yang datang. Ya hanya beberapa. Dan itu bisa dihitung dengan sebelah tangan saja. 'Ah jebal! Ini masih pagi buta, aku harus menunggu bel yang akan berbunyi pukul 7.30. yang berarti itu masih satu jam lagi!' Batinku kesal.
'Tunggu, mobil itu. Ah dia sudah datang. Sukurlah aku tidak sendiri' aku bisa merasa sedikit lega. Akupun langsung menuju ke kelasku di lantai 2. Kelas III A. sampai di depan pintu kelasku, enggan sekali rasanya masuk. Akhirnya aku memutuskan untuk di luar saja.
Aku coba memanjat tembok pembatas yang tidak terlalu tinggi di depan kelasku dan duduk disana. 'pantas saja anak itu selalu duduk disini saat tidak ada pelajaran. Ternyata pemandangan dari sini cukup indah. Dan ternyata sekolahku tidaklah buruk.' Batinku memuji sekolah ini untuk pertama kalinya setelah 2 tahun lebih aku bersekolah disini. Sibuk melamun, tiba-tiba aku mendengar suara yang cukup aneh dan membuatku sedikit ngeri. Tapi sepertinya aku mengenal suara itu.
End POV
Sehun POV
Terlalu asik melamun, aku tidak menyadari bahwa ternyata kini sudah ada seorang yeoja yang tengah duduk di tembok pembatas di depan kelas. Entah sejak kapan yeoja itu berada disana. 'bukankan itu Luhan? Tapi tumben sekali dia sudah datang sepagi ini.'
Aku heran, karena memang Luhan tidak pernah datang sepagi ini. Tiba-tiba muncul sifat jahilku. Kuputuskan untuk mengerjainya. Kubuat suara-suara aneh dan cukup menyeramkan. Tapi keliahatannya dia sudah mengetahui niatku. Sial! Kuputuskan untuk menghampirinya diluar dan pura-pura tidak terjadi apa-apa.
"hei kau sudah datang! Ada angin apa hingga kau datang sepagi ini eoh?" sapaku sambil mengacak rambut hitamnya. Entah kenapa aku memang suka sekali mengacak-acak rambutnya.
"yak! Rambutku! Hah. Sudah kuduga itu kau. Kenapa sifat usilmu tidak hilang-hilang eoh?!" sahutnya kesal sambil memperbaiki rambutnya yang ku acak-acak tadi.
"dan kenapa kau suka sekali membentakku eoh? Padahal aku lebih tua darimu. Xi Luhan!" balasku malah balik bertanya.
"ne, arra arra Oh Sehun sunbae. Mianhamnida…!" dia malah mengejekku.
"yak! Dasar kau ini. Hei kau belum menjawab pertanyaanku tadi Lulu-ya!" sahutku sedikit kesal.
"ah itu. Hari ini appa harus berangkat ke kantor lebih awal jadi aku terpaksa berangkat lebih awal juga karena aku tidak mau naik bis." Jawabnya singkat.
"ah geunyang, mulai besok aku akan menjemputmu. Kita berangkat bersama. arraseo?" tegasku "dan aku tidak menerima penolakan dan alasan apapun darimu. Karna aku tidak suka itu. Dan satu lagi. Jangan panggil aku sunbae! Panggil aku opaa! Arraseo Xi Luhan?" lanjutku lagi sebelum anak itu membuat banyak alasan untuk menolak tawaranku. Kulihat dia kesal karna aku tidak memberikan kesempatan dia untuk memutuskan. Wajahnya sangat lucu ketika dia sedang kesal.
Drrtt…Drrtt
Drrtt…Drrtt
Handphone Luhan bergetar menandakan ada telefon masuk.
"ah mengganggu saja" gumamku kesal.
"waeyo oppa?" tanyanya.
"ah a-aniya, angkat dulu saja telfonmu, sepertinya itu penting." Sahutku gugup. 'Sehun babo!' batinku mengutuk mulutku sendiri.
"yeoboseo?" sahut Luhan setelah dia mengangkat telfonnya.
End POV
Terlihat seorang namja yang berjalan ceria memasuki lingkungan sekolah, langkahnya terhenti saat dia berada di depan ruang kelasnya. Bukan karena dia sudah sampai. Tapi karena matanya menangkap sesuatu yang sangat tidak dia suka. Namja itu melihat seorang yeoja dan seorang namja lain yang sedang mengobrol di lantai dua. Dan dia sudah tau jelas siapa kedua orang itu. Dia ambil ponselnya dan memilih beberapa option dan segera meletakan ponselnya di telinganya.
"yeoboseo?" terdengar sebuah suara dari seberang sana. Suara lembut yang bisa membuat emosinya luluh seketika.
"annyeong chagi-ya. Kau sedang apa?" sapanya dengan manis.
"ah, aku hanya sedang duduk saja di depan kelasku sambil mengobrol bersama Sehun. Waeyo?" jawabnya santai.
"ah aniya chagi, baiklah kalau begitu, have a nice day.. aku harus ke ruang osis, ada sesuatu yang harus kubereskan. Paipai" sahutnya akhirnya, karena Luhan tidak berbohong padanya dan dia bertekad harus mempercayai yeoja itu walaupun dirinya sendiri sangat cemburu jika Luhan sedang bersama Sehun Sunbae.
"ah ne chagi, hwaiting! Paipai" balas Luhan seraya menutup sambungan telfon mereka.
Nama namja itu Kim Jongin, ketua osis di seoul high school. Sedangkan yeoja yang bernama Xi Luhan, murid teladan dengan banyak prestasi akademik. Dia yeojachingu Jongin. Mereka sudah menjalin hubungan selama kurang lebih 7 bulan.
Dan namja yang bersama Luhan tadi adalah Sehun. Ketua club dance dan mantan ketua osis disana. Dia sahabat Luhan sejak mereka masuk ke sekolah ini. Itulah yang membuat mereka tampak begitu dekat satu sama lain. Jongin tidak begitu suka pada Sehun karena dia selalu merasa kalau Sehun akan merebut Luhan darinya. Dan dia tau kalau Luhan pernah memiliki perasaan pada Sehun.
SKIP TIME
Ini adalah pelajaran terakhir dihari ini. Pelajaran yang menurut Luhan paling membosankan. "sejarah". Sebenarnya bukan pelajarannya yang membuat dia bosan bahkan mengantuk, tetapi cara kim seonsaengnim menerangkan. Dia terus menerus bercerita seperti sedang mendongeng. Luhan menatap Baekhyun -teman sebangkunya- dengan tatapan heran. Bisa-bisanya Baekhyun terus menatap kim seonsaengnim sepanjang pelajaran tanpa berkedip sedetikpun. Ya aku tau itu karena Baekhyun memang terpesona pada ketampanan kim kibum seonsaengnim yang tak bisa diraggukan lagi kebenarannya, dia memang tampan. Seperti malaikat. Tapi bagi Luhan setampan apapun itu tetap saja caranya mengajar membosankan. Luhan yang tidak tahan menahan kebosanannya memutuskan untuk tidur.
*Kriiinnnngggg*
Akhirnya bel pun berbunyi, para murid membereskan buku-buku mereka dan langsung bertebaran (?) kemana-mana.
Chanyeol POV
'akhirnya bel itu berbunyi juga' batinku lega karena telingaku lelah mendengarkan dongeng dari kim seonsaengnim. Akupun membereskan buku dan alat tulisku. Aku menengok kebelakang bermaksud untuk berbicara pada Baekhyun, yeojachinguku. Tetapi tatapanku berhenti pada Luhan yang sedang terlelap (atau masih terlelap). Dasar anak ini. Kutahan tangan Baekhyun yang akan membangunkan Luhan. Ku gelengkan kepalaku tanda jangan. Untung Baekhyun tidak selemot Luhan sehingga dia langsung mengerti. Ku balikkan badanku menghadap Sehun di sampingku.
"Sehun-ah! Apa kau sibuk setelah ini?" tanyaku. Terlihat dia baru selesai membereskan bukunya.
"aniya, wae?" sahutnya seraya bertanya. Ku monyongkan bibirku ke arah Luhan yang tengah tertidur
"kau uruslah anak itu, aku harus buru-buru ada urusan penting yang harus kuselesaikan bersama Baekki." ucapku seraya menarik tangan baekhyun untuk meninggalkan kelas.
"ne arra... bilang saja kau ingin kencan dengan baekki! Hahh dasar tiang listrik" jawabnya sembari mencibir. Aku hanya cengengesan dan Akupun berlalu bersama Baekhyun untuk pergi kencan XD hihihi
Oh ya, perkenalkan namaku Chanyeol, Park Chanyeol. aku sepupu Oh Sehun. Namja tampan, pintar dan si dancing prince yang tadi duduk disebelahku. Luhan, Sehun, dan Baekhyun sendiri sudah berteman sejak kelas 1. Sedangakan aku baru bergabung (?) ketika naik kelas 2. Aku dan Baekhyun akhirnya berpacaran berkat bantuan Luhan dan Sehun.
Kalau berbicara tentang Luhan dan Sehun, sebenarnya ada yang mengganjal di fikiranku. Entahlah, tapi aku merasa kalau diantara mereka ada sesuatu yang bahkan mungkin mereka pun tidak menyadarinya. Buktinya? Bukti pertama, Luhan terlihat lebih mementingkan Sehun dibandingkan Kai yang notabene adalah namjachingunya. Kejadiannya waktu itu tanggal 14 januari lalu, saat Kai ulang tahun. Dia tidak menghadiri pesta ulang tahun yang di buat spesial oleh Kai. karena di tidak mau meninggalkan Sehun yang pada saat itu sedang sakit dirumahnya. Dia lebih memilih tetap berada disamping sehun dibandingkan Kai yang sedang menunggunya dipestanya. Dia tidak memikirkan bagaimana reaksi Kai, yang dia fikirkan hanya kesehatan Sehun. Yang pada akhirnya menimbulkan perdebatan hebat antara Kai dengan Luhan. Bukti kedua, Sehun memutuskan hubungannya dengan Yoona begitu saja karena yoona berbicara yang tidak-tidak tentang Luhan dan sempat menghapus fotonya bersama Luhan di ponselnya. Padahal sebelumnya Sehun sudah bersusah payah untuk mendapatkan hati Yoona dan menjadikan yoona yeojachingunya oh come on siapa yang tidak tahu yoona? Anak pemilik sekolah, cantik (walaupun baekkiku tetap lebih cantik XD), dan pintar. Oke lupakan masalah itu.
Seringkali aku bicara pada Luhan dan Sehun 'kenapa kalian tidak pacaran aja sih?' Sehun tidak pernah menjawab, seenaknya dia malah menjitak kepalaku. Sedangkan Luhan hanya tertawa atau bahkan hanya tersenyum. Entah apa yang ada difikiran mereka aku tidak tahu. Tapi pada setiap kesempatan aku selalu berusaha untuk mendekatkan mereka berdua. Seperti sekarang ini. Untuk masalah Kai, entahlah aku kurang begitu suka dengannya, di terlihat berbeda semenjak dia menjadi ketua osis, 3 bulan lalu. Dia menjadi sedikit menyombongkan dirinya, dan agak angkuh. Yahh itu menurutku, entah hanya perasaanku saja atau bagaimana. Aku tidak terlalu memikirkan hal yang tidak penting. Karena memang aku tidak terlalu dekat dengannya walaupun aku adalah sunbaenya di osis.
End POV
Sehun POV
Chanyeol memang selalu seperti itu, berusaha untuk mendekatkan aku dengan Luhan bagaimanapun caranya. Sebenarnya aku berterima kasih padanya, tapi aku takut Luhan akan curiga. Karena sebenarnya aku tidak mau mengganggu hubunganya dengan Kim Jongin walaupun aku tidak begitu suka dengan namja itu. Feelingku mengatakan bahwa ada yang disembunyikan olehnya dari Luhan. Ah lupakan itu.
Kuletakakkan kepalaku di atas meja dengan wajahku menghadap Luhan. Begitu dekat. Aku suka memandangnya dari jarak sedekat ini, karena wajah lembutnya akan terlihat jelas. Terasa olehku hembusan nafasnya. Kucium pipinya. Dia sedikit bergerak. Langsung kujauhkan wajahku. Aku tidak berani berbuat lebih jika dia tidak sadar, dan lagi pula ini sekolah. Untung dia tidak terbangun. Tapi kulihat dia tersenyum. Entah apa mimpinya aku tidak tahu. Tiba-tiba terdengar suara getaran ponsel. Itu bukan ponselku, tapi ponsel Luhan. Ku ambil ponselnya dan kubaca pesan yang masuk. Ternyata itu dari Jongin.
From : Kai
Chagi-ya, mian ne aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku ada urusan mendadak dan juga kurasa rencana kita hari ini terpaksa dibatalkan, karena aku harus mengantarkan eommaku kerumah sakit. Tapi lain kali aku akan menraktirmu nonton dan akan kubelikan ice cream. Mianhae chagi-ya. Saranghae3
Entah kenapa tapi lagi-lagi feelingku mengatakan ada yang tidak beres. Tapi kutepiskan prasangka burukku itu. Aku tidak mau membuat Luhan terluka karena kegegabahanku. Aku berniat untuk membangunkan Luhan, tapi ternyata entah sejak kapan dia sudah menatapku dengan tatapan 'apa-yang-kau-lakukan-dengan-ponselku?'. aku hanya bisa tersenyum kecut karena tertangkap basah telah mengutak-atik ponselnya.
"hehe" hanya kata itu yang bisa aku keluarkan dari mulutku.
"apa yang kau lakukan? Kau sedang mengintai ku dengan mengutak-atik ponsel eoh?" ucapnya ketus.
"yak! Kau pede sekali. Tadi aku dengar ponselmu bergetar. Ku ambil saja ponselmu di tas, ternyata ada pesan dari Jongin." Kataku seraya memberikan ponselnya. Yang keluar dari mulutnya hanya kata 'oh'. Sejenak dia membaca pesannya lalu membalasnya. Tapi sepertinya tidak ada raut kekecewaan sama sekali pada wajahnya.
"hei kenapa kau belum pulang? Dan kenapa kelas sudah sepi? Apakah sudah bel? Kenapa kau tidak membangunkanku dan malah mengacak-acak ponselku eoh? " ah anak ini mulai lagi.
"yak! Tidak bisakah kau bertanya satu per satu! Harusnya kau bersyukur aku menemanimu disini. Bukan malah menuduhku yang tidak-tidak. Aku hanya memeriksa pesan yang masuk di ponselmu tadi karena takut kalau itu penting. Aku tidak enak kalau aku harus membangunkanmu." Aku menarik nafas panjang. Lelah juga berbicara panjang lebar seperti itu.
"kalau kau tidak suka aku disini, aku akan pulang. Besok kau akan kujemput pukul 7 tepat." Ucapku segera dan berniat pulang. Karena aku kesal padanya. Tapi sebenarnya aku tidak tega meninggalkan dia sendiri. Biasanya dia pulang diantar Jongin, tapi dari pesan tadi sepertinya Jongin tidak bisa mengantarnya pulang. 'aku tunggu dia di parkiran sajalah' batinku. Ketika aku ingin beranjak dari kursiku, dia menarik tanganku untuk tidak pergi.
"wae?" tanyaku ketus.
"mianhae aku hanya bercanda" katanya menyesal "jangan tinggalkan aku lagi"
.
.
.
.
.
~^^ T...B...C ^^~
Akhirnya Chapter satu ke publish juga Maaf kalau ngebosenin, tapi makasih yang udah nyempetin buat baca. Gomawo gomawooo :3 walaupun ga ada review gpp. yang penting yang baca banyak hohoho~ aku gak terlalu mikirin soal review kok. soalnya aku tau ceritanya jelek kkk ;) ngepost disini juga iseng ^^ smpai ketemu di next chapter ^^~ *kalau masih ada yang mau baca itu juga* XD
Oke pai pai ;)
