Disclaimer : Yamaha,Crypton
Genre: Romace,Comedy
Rated : T+ (?) T ajah XD
Len mengayuh sepedanya lebih kencang. Ia melirik ke arah jam ,pukul tujuh malam dan ia masih dalam perjalanan.
"Bisa dimarahin nih." gumamnya seraya mengayuh sepedanya makin bablas angine(?) tak melihat ada seseorang yang menyeberang.
"BRAKKK!"
"Trrrrrr..." ban sepeda Len berputar sendiri. Len memegang kepalanya yang sakit aduhai. Ia baru sadar ada orang yang ditabraknya.
"Sa-sadarlah! Kumohon! Aduh..mana cewek lagi.." Len menepuk pundaknya. Orang itu membuka matanya.
"Siapa kau?"
"Maafkan aku,aku sungguh tak sengaja." Len membungkuk begitu dalam sedalam cinta author pada Len-?-xD
Gadis itu berdiri."Tidak kok. Maaf mengganggu." gadis itu kemudian berlalu."Eh? Harusnya aku yang minta maaf,ah sudahlah." Len menaiki sepedanya lagi.
"Kagamine Len!"
"Gomeeeeennn!"
Len segera mengunci pintu kamarnya."Sudah berapa kali sih dibilang?! Jangan pulang larut!" "Emangnya aku cewek?!" bentak Len."Bisa saja orang salah kira! Kau itu terlalu imut!" "Berhenti menyebutku imut!" "Kau tak akan dapat makan malam!" "Tunggu! Jangan memutuskan seenaknya!" "Buka pintunya!" Len terpaksa membuka pintu."Aku tak tau apa yang ada di otakmu itu! Lebih baik kau kos saja! Kaasan muak mengurusmu!" "Baik!" sahut Len."Mulai besok pergilah dari sini dan belajar hidup sendiri,paham?!" "Lebih dari paham,kaasan!" Len segera membereskan barang-barangnya."Aku pergi sekarang." Len segera keluar."Len! Tunggu!" Len menghiraukan seruan ibu tirinya. Ibu Len sudah meninggal,dan kemudian ayahnya menikah, kini ayahnya juga sudah tiada,ia hanya tinggal dengan ibu tirinya yang selalu mengaturnya tiap hari. Ia merasa sedikit bersalah,ia tau ibu tirinya itu kerja mati-matian untuknya.
"Kita bertemu lagi,pemuda imut."
"Aku tidak imut!" seru Len."Kenapa kau disini? Siapa kau?" gadis itu menggeleng."Hanya itu jawabanmu?" Len sedikit kesal."Tunjukkan rumahmu,akan kuantar kau pulang." gadis itu menggeleng lagi."Jangan permainkan aku!" Len benar-benar kesal sekarang."Aku tidak tahu dimana rumahku." Len menghela nafas. Susah amat bicara sama gadis ini,batinnya."Kalau begitu,nama?"
"Aku tidak tahu (shiranai)"
"Yang benar saja masa namamu aku tidak tahu (shiranai)?!"
"Kau memang tidak tahu."
"Bukan itu maksudku!"
"Pemuda imut.."
"Aku bukan pemuda imut! Aku Kagamine Len!"
"Kagamine ... Len..?"
"Ya! Ingat itu!"
"Bolehkah aku pulang bersamamu?"
"Tadi kau bilang kau tak punya rumah."
"Aku memang tidak punya,aku hidup di istana."
"Hari gini masih ada istana?" cibir Len. Gadis itu mengangguk pelan."Di bulan." Len menatapnya,"Hei,jangan ngarang ya." "Aku tidak mengarang." gadis itu menggeleng lagi."Hei,ini sudah malam,jangan main-main dan biar kau kuantar pulang." "Tapi,aku tidak bisa pulang , ada beberapa hal yang menghambatku." "Hambatan apa?" gadis itu menoleh. Saat itulah Len melihat wajahnya, pucat sekali.
"Wajahmu pucat,kau baik-baik saja?"
Gadis itu tak berjalan ke arah Len yang sedikit tersipu.
"Pemuda imut." panggilnya."Aku Len! Bukan pemuda imut!" "Len..ya?" gadis itu menatapnya,"Maukah kau menemaniku?" "Menemani?" Len menggaruk kepalanya."Aku membutuhkanmu." "A-aku?" Len menunjuk dirinya sendiri, gadis itu mengangguk.
"Menikahlah denganku."
"Eh?!"
"Kau tidak bisa?"
'Gadis ini,baru aja ketemu ngajakin nikah,waras gak sih!?' pikir Len.
"Kalau kau tak mau,aku tak bisa kembali ke istana."
"Loh? Bukannya istana itu milikmu?"
"Jika aku sudah menikah,aku boleh memilikinya."
"Maaf,bukan aku tak mau membantumu,tapi kalau masalah pernikahan aku jadi bingung."
"Kalau begitu aku mau cari pemuda lain."
"Setidaknya milikilah tempat tinggal! Mana ada yang percaya kalau kau cuma jalan kesana kemari."
"Dimana?"
Len menepuk jidatnya."Kau kenapa?" tanya gadis itu."Aku mau cari kos,kau ikut tidak?" "Boleh." gadis itu mengangguk,ia lalu naik ke punggung Len.
"Siapa yang mengijinkanmu naik ke punggungku?!"
"Di istana aku memberi ijin pada semua orang."
"Disini lain tahu!"
"Ngomong-ngomong kos itu apa?"
SIIIIIIINNNNNGGGGG
"Terima kasih." Len membungkuk pada ibu kos."Sama-sama." "Ayo." Len menarik tangan gadis itu."Kau tidur di sebelah sini,aku disini." Len membedakan kamar mereka dan gadis itu diam saja."Mengerti?" Len masuk ke kamarnya.
"Whooaa! Cewek!" seru dua orang yang di dalam.
"Aku bukan cewek!" geram Len."Ah masa?" Len menatap mereka tajam."Apa perlu aku membuka bajuku!?" Len langsung membuka seragamnya.
'Bukan cewek?' pikir dua orang tadi.
"Kenalkan,aku Kamui Gakupo."
"Aku Shion Kaito."
"Aku Kagamine Len."
"Aku tidak tahu (shiranai)"
"Yang benar saja!" Len merasa di belakang."Kau..kembali ke kuantar." Len menggandeng tangan gadis itu."Aku hanya mau tidur dengan Len." "Kok aku?" Len menatapnya."Karena aku percaya Len.."
'Maksudnya?! Pemuda imut itu sudah tidak perjaka?!'
"Jangan aneh-aneh! Kau harus cari kerja besok untuk membayar uang kosmu sendiri."
"Apa aku dengan Len?"
"Eh? Ya,baiklah."
"Siap." gadis itu berjalan kembali ke kamarnya."Ano..siapa dia?" tanya Kaito."Entahlah,dia kutemukan di jalan, bahaya kalau gadis sendirian,jadi kuajak dia kemari." "Lalu kau sendiri kenapa kos disini?" "Aku ada masalah dengan kaasan." "Sebaiknya cepat pulang, Kaasan-mu pasti cemas." "Biarkan saja." Len menghela nafas.
"Sebenarnya aku juga merasa bersalah,tapi kata-katanya keterlaluan,dia mengusirku dari rumah. Aku hanya menurutinya,kan?"
"Tapi...pasti ada alasannya kau dimarahi."
Len diam. Tadi itu dia hanya emosi."Tapi,semua sudah terlanjur,nikmatilah kos disini." "Aku tahu." Len keluar."Mau kemana?" "Aku mau pindah kamar." "Eh?! Kenapa?!" Kaito dan Gakupo sepertinya tak rela-?-
"Aku hanya menikmati waktuku sendiri,itu saja."
"Cepat amat dia pergi."
"Tidak bisa! Kita harus mendapatkannya!"
"Apa dia masih sekolah? Dia masih memakai seragam."
"Itu seragam sekolah kita! Jangan-jangan dia satu sekolah,tapi kita tak tahu."
"Benar akan kucari."
Gadis itu berjalan kesana-kemari , ia tampak gelisah. Entah apa yang membuat matanya tak mau terpejam,ia akhirnya keluar dari ingin mencari pemuda tadi.
"Len?"
Gadis itu membuka pintu kamar."Ah,Len sudah pindah kamar." ujar Gakupo."Maaf mengganggu." gadis itu menutup pintu."Len kemana?" gadis itu mencari-cari Len. Akhirnya ia menemukan Len di atap.
"Jangan mengikutiku."
"Aku merasa gelisah jika tak ada Len."
"Kita baru bertemu. Siapa kau sebenarnya?"
"Aku tidak tahu."
"Berhentilah bicara begitu!"
Gadis itu tak menyangka Len akan berbicara seperti itu , ia mundur perlahan.
"Aku tidak tahu."
"Cobalah kau ingat dan pikirkan baik-baik."
"Aku tidak tahu."
"Hentikan! Katakan selain kata 'Aku tidak tahu' !"
"Aku...tidak tahu."
"Diamlah gadis bodoh!"
"Maaf,aku tidak tahu."
Air mata mengalir di pipi gadis itu."Apa ini?" gadis itu sendiri heran."Ada air yang keluar dari mataku." Len segera menghampiri gadis itu."Kau tak apa-apa?" "Perasaan apa ini? Rasanya aneh." air mata terus mengalir,namun gadis itu tak mengeluarkan suara tangisan.
"Maaf." Len membungkuk."Aku hanya marah pada diriku sendiri." "Apa yang kau katakan?" gadis itu menatapnya kosong."Kau harus kembali ke kamar." Len tersenyum."Len pindah kamar?"
"Lebih baik begitu."
Len berangkat sekolah dengan jalan kaki, namun ia masih merasa enggan jika gadis itu selalu mengikutinya.
"Apa maumu?"
"Mengikuti Len."
"Diam saja di kamarmu."
"Aku tidak bisa."
"Kenapa?"
"Aku harus melakukannya demi masa depanku."
"Tapi, tetap saja aku tak bisa membawamu ke sekolah."
"Kenapa?"
"Kau bukan murid disana kan?"
"Maksudmu ini?"
Gadis itu menunjukkan kartu pelajar."Aku mendaftar setelah bertemu denganmu." "Apa?" Len terkejut."Darimana kau tahu itu sekolahku?!" "Kata pelayanku." Len menghela nafas."Jangan lakukan hal aneh,kau harus ijin padaku jika mau melakukan sesuatu."
"Ohayou,Len!"
Seorang gadis menyapanya."Ohayou,Gumi." "Siapa cewek ini? Duh,manisnyaaa~" Gumi berbinar.
Orihara Gumi,kelas dua SMA,dijuluki master beladiri,tapi ia lemah terhadap gadis atau cowok imut,termasuk Len.
"Dia murid baru,kenalkan dirimu,gadis aneh."
"Aku tidak tahu."
Gumi semakin berbinar."Ayo kuantar berkeliling!" Gumi menggandengnya."Len,aku mau keliling." pamit gadis itu."Aku dengar!" balas Len. Mereka begitu cepat pergi.
"Kagamine-san!"
"Kalian kan..?!" Len terkejut."Ternyata perkiraanku benar,kita satu sekolah." ujar Kaito."Ya,kami sih jarang masuk .." Gakupo tertawa."Pantas saja aku gak pernah liat. Kalian kelas berapa?" "Kami kelas tiga!" seru mereka seraya mendekat ke arah Len."Kau mau makan malam bersamaku?" tanya Kaito. "Makan malam?" Len tampak berfikir.
'Lumayan,gue lagi bokek,terima aja dah!'
"Aku ma-"
"Denganku saja!" seru Gakupo.
"Eh?" Len jadi bingung.
"Kau mengganggu!" Kaito membentak Gakupo."Kau yang mengganggu!" diantara mereka terjadi kilatan listrik.
"Bagaimana kalau kita makan bertiga saja?" usul Len.
"Tidak bisa! Sekarang pilih,denganku atau dia."
"Eeeeeeehhh?!"
"Pilih salah satu diantara kami."
'Apa-apaan mereka ?! Aku gak ngerti deh..'
"Leeeeeennn!"
Seorang gadis jadi tertimpa."Ruko...pelan sedikit.." "Tidak bisa! Kau menghilang sejak semalam,aku dan ibumu jadi kepikiran tahu!" "Dia baru saja mengusirku,jadi...aku pergi.."
"Serius?"
"Kau pikir?"
"Ah! Len-kun!" Ruko memeluknya. Len jadi merah.
"Minggirlah gadis aneh!" seru Gakupo dan Kaito."Apa?!" Ruko menatap tajam."Kami ada urusan dengan Len!" seru mereka."Urusan apa?"
"Len harus memilih salah satu diantara kami!"
"Len..." Ruko menutup mulutnya."Gak kusangka...ternyata kau.." "Kau salah paham! Oi! Kalian! Bisa gak bicaranya bener dikit!" seru Len.
"Aku tidak tahu."
"Gadis aneh! Lama amat baliknya! Jangan bikin cemas dong!"
"Maaf."
Gadis itu bersujud di hadapan Len."Hentikan." kata Len. Gadis itu lalu berdiri."Tadi Gumi mengajakku berkeliling." "Aku tahu."
"Aku tidak tahu."
"Kau ingat perkataanku semalam?"
"Aku tidak tahu."
"Terserah kau saja. Ayo masuk." Len menggandeng tangannya ,Kaito dan Gakupo sepertinya menangis dalam hati.
'Gadis itu! Ukhhh!'
"Sekolahmu luas."
"Jelas lah."
"Mereka sedang apa?" gadis itu menunjuk beberapa orang merokok."Mereka merokok,tapi kau jangan coba tiru ya." gadis itu mengangguk."Kalau itu?" dia menunjuk arah lain."Mereka sedang pacaran." "Pacaran itu apa?" "Pacaran itu cuma berduaan antara orang yang saling mencintai." gadis itu mengangguk.
"Aku ingin pacaran dengan Len."
"Apa katamu?"
"Aku ingin pacaran dengan Len."
'Terang-terangan?!'
Len sangat menganga."Len,aku ingin pacaran,kalau itu artinya cuma berduaan."
Len masih tampak shock."Kalau Len tidak mau aku cari pemuda yang lain saja."
"Eh? Apa ?!" Len makin shock."Len tidak menyukaiku?" gadis itu menatapnya."Bukan begitu...tapi.." "Tapi apa?" "Ah,bukan apa-apa."
"Gadis aneh, sampai kapan kau mau mengikutiku?"
"Sampai Len mau menikah denganku."
"Bukan itu! Maksudku kenapa kau mengikutiku sampai ke kamar?!"
"Aku tidak tahu."
"Hentikan! Cepat kembali ke kamarmu!"
Gadis itu mengangguk, kemudian menggeleng. Len sweatdropp. Ia segera mendorong gadis itu keluar dan menutup pintu. "Dasar gadis aneh!" gerutunya. Len segera membuka pakaiannya dan menuju kamar mandi. Tubuhnya terasa lebih cepat lelah semenjak ada gadis itu. Ia mulai berendam di bathub, menatap langit-langit kamar mandinya. Ia memejamkan kedua matanya.
*duar duar duar pletok pletok pletok (?)
oke sekian xD/plak/ berlanjut atau tidak? Itu tergantung anda XD tapi tergantung author juga sih '_')b *digiles* beneran loh tergantung response di traffic graph entar xD bisa tebak siapa gadis itu?
-ending gaje-
