Prolog : Hujan yang Ritmis.
Rin memejamkan matanya berkali-kali. Jalanan disini agak sedikit berkabut. Arak pandandangannya agak menyempit karena hujan yang sangat deras. Wiper mobilnya harus bekerja lebih keras untuk membantunya mempertajam indra pengheliatannya yang sangat vital dalam hal mengemudi.
Biasanya jam segini, ia sudah berada dirumah berdua dengan suami tercintanya. Saling bercerita, berbagi kehangatan di dinginnya malam, atau sekedar duduk bersisian sambil bercerita hal yang tidak jelas.
Biasanya.
Dan kali ini malam ini tak seperti biasanya.
Yang sama hanyalah hujan.
Hujan tetap ritmis. Berirama. Menguarkan wangi tanah yang ia sukai sedari dulu.
Wangi tanah yang menghangatkan jiwa.
Cobalah untuk menghirupnya. Rasanya akan menusukmu dengan kehangatan disebuah malam dingin yang melankolis.
Hujan itu indah bukan?
Sedari kecil, Rin menyukai hujan. Ia mampu berdiam diri didepan jendela untuk meratapi hujan. Melihat jarum-jarum tipis yang terbuat dari air menusuk bumi.
Hujan juga lah yang menyatukan dirinya dengan satu-satunya lelaki dalam hidupnya. Satu-satunya orang yng mampu membuatnya tenang dan merasa aman.
Satu-satunya pangeran dalam hidupnya, Len Kagamine.
Tbc
Hai IA mau bikin fic baru lagi ni. IA dapet inspirasi saat naca novel kesukaan IA www
Ini masih prolog. Jika ingin dilanjutkan review yaa...
-HachipIA
Next : chapter one : sudah berapa lama
